Share

4. Want More?

last update Last Updated: 2020-12-11 19:09:27

Chapter 4

Want More?

Cinta dikenal di setiap sudut kota, di setiap jalanan, di setiap rumah, dan di setiap ranjang yang ditiduri oleh sepasang kekasih. Tapi, cinta kadang menjadi hal yang paling menakutkan karena banyak orang menjadi hancur karena cinta.

"Nona, Tuan Muda memintamu untuk bersiap-siap," kata seorang maid yang baru saja masuk ke dalam kamar Crystal. Ia adalah kepala maid di rumah itu dan ia tidak datang sendiri, ia bersama seorang pelayan lain yang tampak lebih muda.

Chiaki, sejak ia kembali dari rumah sakit pria itu tidak menampakkan batang hidungnya lagi di tempat tinggal mereka. Tepatnya sudah satu Minggu.

"Baiklah." Crystal yang sedang membaca tabloid meletakkan benda di tangannya ke atas meja.

"Perkenalkan, dia, Donna. Donna akan mengurus semua keperluanmu." 

Crystal mengangguk.

"Mulai saat ini aku yang akan mengurus semua kebutuhanmu, Nona." Wanita itu berbicara dengan cara yang sangat sopan.

Crystal kembali mengangguk.

"Apa kau tahu ke mana Tuan akan membawaku?" tanya Crystal ketika hanya tinggal dirinya dan Donna yang berada di dalam kamarnya.

"Maaf, Nona. Aku tidak tahu," jawab Donna. "Aku akan membantumu untuk bersiap." 

"Aku bisa melakukannya sendiri." Ia bukan bayi yang harus dilayani, selama dua tahun ia telah terbiasa melakukan segalanya sendiri. Kebiasaan dilayani ketika orang tuanya masih hidup telah ia buang jauh-jauh.

"Tidak, Nona. Tuan akan memecatku jika tidak mematuhi perintahnya," kata Donna, dari ekspresi wajahnya terlihat sungguh-sungguh.

Crystal mengedikkan bahunya, ia melangkah menuju walk in closet yang di desain dengan apik, nyaris memenuhi standar seleranya. Tidak hanya desain ruangan itu, bahkan isinya nyaris sempurna seperti yang ia inginkan karena sebagian besar barang-barang yang ada di sana adalah barang-barang yang sama dengan miliknya di rumahnya yang dulu. Entah bagaimana Chiaki menyiapkan semua itu, tetapi menurut Crystal itu hanya kebetulan saja. 

Crystal memilih pakaian dengan gaya setengah formal. Sebuah bluse lengan panjang dengan potongan dada rendah dipadukan dengan celana kain berpotongan lurus. Ia memilih sepatu hak tinggi yang nyaman di kakinya dan tentu saja warnanya senada dengan pakaiannya. 

Donna mengambilkan sebuah tas dari merek Louis Vuitton edisi Felicie Pochette berwarna merah muda. "Kurasa ini sangat cocok," katanya.

"Ah, kau benar." Crystal mengangguk.

"Gaya rambut seperti apa yang kau inginkan? Aku akan menatanya." 

Crystal tampak berpikir sebentar. "Sederhana saja." 

Donna menarik kursi di depan meja rias. "Kalau begitu aku akan mengikatnya."

Tangan Donna sangat terlatih, ia dengan cekatan menyisir rambut Crystal lalu mengikatnya dengan sangat rapi. "Aku akan mengaplikasikan make-up di wajahmu, kau harus menggunakan sedikit lipstik agar bibirmu tidak pucat," katanya.

"Kurasa tidak perlu, aku akan menggunakan masker," protes Crystal. Meski ia telah memutuskan untuk kembali ke dunia musik yang membesarkan namanya, bukan berarti ia telah siap berkeliaran di luar tanpa menutupi identitasnya.

Donna tersenyum mengerti keresahan Crystal. "Nona, kau bisa menggunakan masker nanti saat keluar dari mobil, saat bersama Tuan, kau tidak perlu menggunakan itu." 

Ada benarnya perkataan Donna. Crystal akhirnya mengangguk setuju.

"Kau dan Tuan sangat cocok. Kurasa kalian berdua, pasangan paling serasi di Perancis." Donna menatap Crystal dari pantulan bayangan di cermin. Dari pendar di matanya tampaknya ia puas dengan hasil mendandani Crystal.

Pasangan apa? Aku hanya wanita yang menjual tubuhku demi ambisi. Balas dendam. Seorang wanita yang menukar jiwanya kepada seorang iblis. Mungkin seperti itu.

"Tuan sangat beruntung memilikimu, kau sangat cantik." 

Milik Chiaki, simpanannya. 

Crystal tersenyum masam di benaknya. Cantik, apa gunanya cantik jika ia seolah hanya seonggok daging yang tidak berguna. Bahkan untuk mengambil haknya saja ia harus menggunakan tangan pria asing, ia tidak memiliki kekuatan apa-apa.

"Terima kasih," ucap Crystal datar. Ia bangkit dari duduknya dan meraih tas yang telah di siapkan oleh Donna, memasukkan sebuah masker ke dalam tasnya. 

"Di mana kau meletakkan ponselmu?" tanya Donna tiba-tiba.

Crystal mengerutkan alisnya, ia melupakan benda itu. "Aku tidak memerlukan itu." 

Lagi pula tidak seorang pun menghubunginya, untuk apa memiliki ponsel sekarang.

"Tuan tidak akan suka jika ia tahu kau mengabaikan barang-barang pemberian darinya," kata Donna seolah ia tahu segalanya.

"Pria seperti apa dia?" tanya Crystal sedikit bersungut-sungut.

Donna tersenyum. "Dia pria yang baik, hanya saja sedikit penyendiri dan... di mana ponselmu?" 

"Aku meletakkannya di atas nakas, sepertinya. Mungkin tiga atau empat hari yang lalu terakhir aku menyentuh benda itu." 

"Aku akan mencarinya." Dalam sekejap Donna telah menjauh dari tempat Crystal berdiri.

Crystal juga bergerak, ia mengikuti langkah kaki Donna keluar dari walk in closet. 

"Aku mendapatkannya, tapi baterainya sepertinya telah habis." Donna memberikan ponsel di tangannya kepada Crystal.

"Terima kasih, aku akan mengisi baterainya nanti," desah Crystal sambil memasukkan ponselnya ke dalam tas, ia melangkah menuju ke luar dan mendapati Chiaki berdiri di depan pintu kamarnya. 

Pri itu menatap Crystal dari ujung kepala hingga ujung kaki dengan tatapan dingin seolah sedang menilai penampilannya.

"Lain kali jangan biarkan aku menunggumu terlalu lama," ucapnya. Nadanya dingin, kaku, juga angkuh. Seperti terakhir kali mereka bertemu.

Chiaki memberikan kode agar Crystal menggandeng lengannya. Sayangnya, Crystal tidak memahami kode yang diberikan oleh Chiaki. Pria itu menyipitkan matanya. 

"Gandeng lenganku," titahnya.

"Hah?" desah Crystal heran. 

"Gandeng lenganku," perintahnya sekali lagi.

"Kau mengatakan jika kita harus...." 

"Itu di luar, kita sekarang masih di rumah." Ucapannya kaku, sekaku besi. 

Crystal diam-diam menggertakkan giginya, jengkel. Belum pernah di dalam hidupnya menemui pria kaku seperti itu. Tetapi, meski ia jengkel kepada Chiaki ia harus mengejawantahkan perintah pria itu. Ia menggandeng lengan Chiaki, mengikuti langkah pria itu dengan hati-hati menuruni tangga hingga mereka tiba di dalam sebuah Maybach hitam yang mengilat.

Suasana terasa sangat canggung, di antara keduanya tidak satu pun yang berinisiatif untuk berbicara. Chiaki tampak sibuk dengan layar ponselnya sementara Crystal, ia menatap jalanan kota Paris yang mereka lalui dari jendela mobilnya.

"Duduk di pangkuanku," ucap Chiaki tiba-tiba.

Crystal menoleh, ia mengerjapkan matanya menata pria yang baru saja menyuarakan perintahnya yang tidak masuk akal.

"Apa kau tidak mendengarkan aku?" 

Diam-diam Crystal ingin mencekik Chiaki. Tetapi, tidak ada pilihan lain, ia beringsut ke atas pangkuan pria itu. 

"Lain kali, jika pergi bersamaku kau harus mengenakan rok, aku tidak suka kau mengenakan celana panjang," geram pria yang tangannya tanpa permisi telah menyusup ke dalam blouse-nya. 

Bagi Crystal, itu adalah ucapan paling mesum di muka bumi yang pernah singgah di telinganya. 

Tanpa segan Chiaki memilin puncak dada Crystal dengan cara yang nakal dan menggoda dengan kurang ajar, tetapi menyenangkan.

Seberapa tinggi tingkat mesum pria ini?

"Di mana ponselmu?"

Crystal sedikit mengerutkan alisnya kerena heran untuk apa Chiaki menanyakan keberadaan benda itu. "Ada di dalam tasku."

"Apa menurutmu kurang canggih?" 

"Aku menyukainya," ucap Crystal datar, ia bahkan belum membuka ponsel itu sejak benda itu diberikan kepadanya.

"Hmmm...," geram Chiaki, tangannya tidak sabar menyingkap blouse yang dikenakan oleh Crystal lalu dalam sekejap lidahnya yang hangat telah menggoda puncak dada Crystal, menghisapnya dengan cara yang luar biasa sensual.

Crystal mengerang pelan, andai tidak di dalam mobil bisa dipastikan ia ingin mengerang lebih nyaring lagi. Perlahan jemarinya mulai menyelisik di antara rambut Chiaki, dadanya yang kenyal menegang, punggungnya membusung secara alami.

Sialan! 

"Chiaki...," erangan itu terdengar serak ketika Chiaki menggigit pelan puncak dadanya lalu menariknya. 

Chiaki menjauhkan bibirnya dari benda yang telah menegang. "Kenapa? Menginginkan lebih?" tanyanya dengan nada mengejek.

Crystal mengerjap, gugup, kedua belah pipinya terasa panas. Ia terlalu menikmati sentuhan Chiaki. Ia memalingkan wajahnya menghindari tatapan mata perunggu pria mesum di depannya. 

Pria itu meraih dagu Crystal, ia mendekatkan bibirnya hingga nyaris menyentuh bibir Crystal. "Kau harus diberi pelajaran setelah ini." 

Crystal membeliak. "A-apa salah...." 

Bibir Crystal telah terperangkap di antara bibir Chiaki, pria itu menggoda bibirnya, menjilatinya dengan cara yang luar biasa ahli, mendesakkan lidahnya masuk ke dalam rongga mulut Crystal. Lidah mereka saling membelai, saling memerangkap dalam irama cumbuan yang sepertinya manis. 

"Gunakan maskermu, kita telah tiba," ucap Chiaki ketika bibir mereka terlepas dan sopir pribadinya menginjak rem mobil.

Bersambung....

Salam manis dari istri Acheron yang manis.

🍒

Related chapters

  • The Tycoon's Scandal (Indonesia)   5. Back on Stage

    Chapter 5Back on StageAda kalanya kita harus mengalah meski kita tidak melakukan kesalahan. Bukan berarti kita kalah, tetapi lebih kepada bijak menyikapi sesuatu yang tidak bisa kita paksakan.Crystal dan Chiaki memasuki sebuah toko yang ternyata menjual biola. Semula Crystal mengira itu hanya sebuah toko yang menjual biola tetapi ternyata tebakannya salah saat Chiaki merengkuh pinggangnya dan membawanya melangkah menuju ke bagian belakang tempat itu. Ternyata mereka membuat sendiri biola-biola itu."Kau boleh memiliki semua jika kau mau," ujar Chiaki.Crystal menatap mata Chiaki seakan tidak percaya mendengar ucapan Chiaki. "Satu saja cukup.""Kalau begitu beberapa.""Cukup satu," ucap Crystal keras kepala, lagi pula tangannya hanya dua, ia hanya bisa memainkan satu buah biola. Jadi, untuk apa ia memiliki terlalu banyak?Meskipun di

    Last Updated : 2020-12-11
  • The Tycoon's Scandal (Indonesia)   6. Another Man

    Another ManSegalanya berubah dalam sekejap mata, seperti angin sepoi-sepoi yang tiba-tiba berubah menjadi badai topan yang menghancurkan segalanya. Maka, jangan mudah terperdaya dengan apa yang tampak di depan matamu."Kau berjalan sangat lambat," gerutu Chiaki, mereka memasuki sebuah hotel berbintang lima.Crystal mendengus, ia telah berjalan dengan langkah lebar untuk menyeimbangkan langkahnya dengan Chiaki, tetapi faktanya ia tetap tertinggal di belakang pria itu.Chiaki menekan tombol lift. "Dasar, Siput." Ia itu mengejek Crystal dengan memanggilnya Siput saat Crystal telah berdiri di sampingnya.Crystal membeliak, menatap Chiaki dengan sorot mata jengkel.Sama sekali tidak lucu!"Kenapa? Ingin memakiku?" Chiaki menaikkan sebelah alisnya.Crystal hanya memutar bola matanya enggan men

    Last Updated : 2020-12-11
  • The Tycoon's Scandal (Indonesia)   7. Let's Play the Game

    Let's Play the GameIt's easy to look at people and make quick judgments about them, their present and their pasts, but you'd be amazed at the pain and tears a single smile hides.Chiaki mengeringkan rambut Crystal menggunakan handuk di tangannya, menurut Crystal itu adalah pemandangan yang tidak lazim hingga membuatnya terheran-heran. Tetapi, Crystal diam tidak berkomentar, ia memilih untuk menikmati kebaikan Chiaki."Aku tidak menyukai warna rambutmu, Donna akan mengembalikannya ke warna semula setelah kau kembali ke rumah," ujar Chiaki datar.Terserah saja, apa pun warna rambutnya, Crytsal merasa jika ia bukan pemilik raganya lagi. Ia telah menjual jiwa dan raganya kepada iblis kaku yang sifatnya berubah-ubah membuatnya hanya bisa mengangguk pasrah."Buka handukmu," ujar Chiaki setelah ia rasa cukup mengeringkan rambut Crystal.Crystal yang duduk di kursi

    Last Updated : 2020-12-11
  • The Tycoon's Scandal (Indonesia)   8. Dinner

    DinnerSetiap orang memiliki bekas luka yang ingin mereka sembunyikan. Bersyukurlah jika luka itu hanya di luar, bukan di hati yang meski bisa disembunyikan tetapi sulit untuk disembuhkan."Kau lelah?" Chiaki mengusap punggung telanjang Crystal yang masih lembap akibat keringat yang membasahi tubuhnya saat mereka bercinta beberapa menit yang lalu.Crystal menggeleng pelan, tetapi menyadari Chiaki mungkin tidak melihatnya, ia menyahut, "Tidak juga.""Apa itu berarti itu kau menginginkan kita bercinta lagi?"Crystal mendongakkan kepalanya, matanya menatap Chiaki dengan ragu-ragu."Katakan saja, jangan ragu ataupun merasa malu," ucap Chiaki dengan nada sangat lembut.Darah Crystal terasa memanas dan jantungnya seolah mencelus. "Jika kau menginginkan, aku tidak akan menolak karena kau pemenangnya."

    Last Updated : 2020-12-11
  • The Tycoon's Scandal (Indonesia)   9. A Present

    PresentTerkadang kita tidak bisa berbuat apa-apa selain menerimanya, betapa pun besarnya keinginanmu untuk menghentikan waktu, waktu terus berjalan dan menjadi sesuatu yang berbeda.Chiaki datang saat Crystal sedang duduk di depan cermin dan Donna sedang mengaplikasikan make-up untuknya. Pria itu hanya melirik sekilas kepada Crystal tanpa menyapa kemudian memasuki kamar mandi.Lima belas menit kemudian, Chiaki keluar dari kamar mandi dengan handuk melingkar rendah di pinggangnya sambil memegangi handuk kecil untuk mengeringkan rambutnya.Perlahan pria itu mendekati tempat di mana Crystal dan Donna berada, menyandarkan pinggulnya di sandaran sofa, matanya sedikit pun tidak melepaskan pandangannya dari Crystal."Donna, bisa kau tinggalkan kami?" tanya Chiaki dengan nada

    Last Updated : 2020-12-11
  • The Tycoon's Scandal (Indonesia)   10. Forget it

    Forget itApa salahnya menerima kebaikan seseorang? Karena tidak semua orang memiliki motif terentu di balik kebaikannya.Mereka belum melangkah memasuki tempat di mana pesta berlangsung tetapi Crystal telah merasa sangat gugup. Ia berulang kali menghela napasnya untuk mengatasi kegugupan yang ia alami meski hal itu sepertinya tidak banyak membantunya. Dilihat dari banyaknya mobil yang ada di halaman mansion itu, bisa dipastikan jika acara makan malam itu adalah sebuah pesta yang cukup besar.Perut Crystal seperti terjungkir balik dan membuatnya merasa sedikit mual hingga ia mendekati Maddie dan melingkarkan lengannya di lengan Maddie seolah ia meminta tolong pada pria itu."Crystal, aku bisa terkena masalah," bisik Maddie yang nadanya terdengar panik meski raut wajahnya menggambarkan ketenangan."Aku sangat gugup." Crystal tidak peduli dengan masalah yang akan Maddie dan dirinya h

    Last Updated : 2020-12-11
  • The Tycoon's Scandal (Indonesia)   11. Tian, He is

    Tian, He is"Crystal," sapa Regan yang tiba-tiba telah berdiri tidak jauh dari Crystal. Wanita itu berjalan mendekati Crystal. "Kau datang rupanya?"Crystal mengangguk ramah. "Apa kabar, Regan?""Sangat baik. Bagaimana denganmu?""Seperti yang kau lihat," sahut Crystal dengan ramah.Regan tersenyum lebar lalu meraih pergelangan tangan Crystal. "Ayo, temui ayahku untuk memberikan ucapan selamat ulang tahun padanya."Crystal mengangguk, ia mengikuti langkah Regan yang membawanya mendekati Edgar Storm, kakek Chiaki, ayah Regan."Dad, lihat siapa yang bersamaku?" ucap Regan, telapak tangannya berada di kedua bahu Crystal.Crystal berusaha bersikap seramah mungkin, ia tersenyum, dan berucap, "Selama ulang tahun, Mr. Storm."Pria berusia tujuh puluh tahun itu mengerutkan kedua alisnya, menatap Cry

    Last Updated : 2020-12-11
  • The Tycoon's Scandal (Indonesia)   12. Punishment

    PunishmentMaddie menyerahkan biola di tangannya kepada Crystal, bibir pria itu membentuk sebuah lengkungan senyum sementara tatapannya menyorot seolah sedang meyakinkan Crystal. Crystal menerima biola dari tangan Maddie disertai ucapan terima kasih yang ia ucapkan dengan pelan.Setelah Maddie dan Edgar turun dari panggung, Crystal berdiri dengan serelaks mungkin, menatap seluruh orang yang ada di depannya lalu tersenyum. Senyum seperti dulu setiap ia akan memainkan biola di atas panggung, setidaknya ia berusaha demikian.Crystal meletakkan biola di antara dagu dan tulang bahunya, menempel pada lehernya. Jemarinya berada di nada senar G, ia mulai menggeseknya tetapi jauh di dalam benaknya penuh keraguan. Namun, ia berusaha melakukannya sebaik-baiknya agar tidak mengecewakan Edgar, ia ingin memberikan yang terbaik untuk pria yang sangat ramah itu malam ini.Bagi orang awam yang tidak men

    Last Updated : 2020-12-11

Latest chapter

  • The Tycoon's Scandal (Indonesia)   Epilogue

    EpilogueEpilogueTian baru saja keluar dari sebuah sekolah anak-anak, ia baru saja selesai mengajar anak-anak bermain piano di sana. Secara tidak sengaja ia melihat Crystal menuntun anak kecil, ia segera mengejar Crystal."Crys," sapanya sambil mengendurkan dasinya."Hei, Tian. Kau di sini? Apa kau mengajar?""Ya," jawab tian sembari melirik anak kecil yang dituntun oleh Crystal. "Siapa dia?Crystal menatap Nicky. "Sayang, dia teman Mommy."Nicky mengangguk, sedangkan Tian ternganga. "Mommy? Maksudmu?"Crystal tersenyum lebar, pipinya tampak merona. "Aku telah menikah dan dia... kau mengerti... maksudku...." Ia tidak ingin mengatakan di depan Nicky jika ia bukanlah ibu kandung Nicky yang sejak pertemuan pertama mereka Nicky yang malang mengira Crystal asalah ibunya."Oh, aku mengerti, selam

  • The Tycoon's Scandal (Indonesia)   50. End

    EndCrystal mencumbui bibir Chiaki, setelah mendengarkan pengakuan suaminya, ia merasakan dorongan kuat, menggebu-gebu, ia merasa jika cintanya kepada Chiaki tidak terbendung lagi. Ia tergila-gila pada suaminya.Crystal masih duduk di atas pangkuan suaminya dengan posisi mengangkanginya. Entah sudah berapa lama bibir mereka bertaut seolah hanya ciuman yang bisa menggambarkan besarnya perasaan di dada masing-masing, mereka seolah enggan untuk menyudahinya hingga bibir mereka nyaris bengkak, hanya sesekali bibir mereka terlepas, sejenak meraup oksigen dengan terburu-buru."Suamiku, aku menginginkanmu," erang Crystal terdengar mendamba di sela ciuman mereka.Chiaki menangkup pipi Crystal, menatap wajah cantik istrinya yang memerah, pasrah oleh gairah. "Aku juga menginginkanmu, sayangku."Crystal kembali mengecup bibir Chiaki, lembut menggoda meski hanya sekilas.

  • The Tycoon's Scandal (Indonesia)   49. The Only One

    The Only OneKarina, lima tahun yang lalu gadis itu duduk di bangku sekolah menengah atas. Gadis itu belum diadopsi hingga usianya enam belas tahun, anak itu sangat pendiam, juga pemalu. Karina lebih memilih menghabiskan waktunya dengan membaca buku dibandingkan dengan bergaul dengan teman-teman seusianya.Karina mengikuti perlombaan ilmu sains antar sekolah. Crystal berjanji akan membawakan guru les privat untuk Karina, tetapi hingga perlombaan itu tinggal beberapa Minggu lagi ia belum menemukan guru ilmu sains yang cocok sesuai kriteria yang ia inginkan, ia beberapa kali datang ke agen penyedia guru les, tetapi ia selaku menemukan kendala yang membuatnya tidak bisa mendapatkan guru les.Hingga saat ia keluar dari sebuah gedung, karena pikirannya kacau ia menabrak seorang pria menyebabkan buku-buku yang dipegang oleh pria itu berjatuhan ke lantai. Di sanalah ia berpikir jika takdir menuntunnya, buku-buku yang dipegang o

  • The Tycoon's Scandal (Indonesia)   48. Mrs. Storm

    Mrs. StormTiga buah mobil beriringan melaju dengan kecepatan sedang menyusuri jalanan berkelok-kelok, menanjak, dan menurun. Di dalam Land Rover Discovery, Crystal meringkuk di dalam pelukan suaminya sambil menonton acara televisi yang terpasang di dalam mobil tersebut. Sesekali mereka tertawa karena acara yang mereka tonton adalah acara drama komedi yang sangat menghibur.Sesekali bibir keduanya bertaut, bercumbu, dan saling menggoda. Tetapi, ketika gairah mereka mulai menuntut lebih, keduanya memilih berhenti. Chiaki tahu jika istrinya juga menginginkannya, tetapi ia tidak akan memulainya kecuali Crystal yang memulai karena ia tahu bagaimana rasanya memiliki trauma yang masih segar di dalam ingatan. Seperti dirinya yang membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk kembali memperbaiki kondisi mentalnya yang nyaris tumbang.“Kita akan segera tiba,” ucap Crystal saat mobil melintasi petunjuk arah yang berada di tepi jalan.

  • The Tycoon's Scandal (Indonesia)   47. Shine After the Dark

    Shine After the DarkCrystal dan Chiaki baru saja menikah di sebuah kapel, hanya pernikahan sederhana yang dihadiri oleh kedua orang tua Chiaki dan Edgar, juga Maddie. Tetapi, acara berjalan khidmat juga penuh kebahagiaan yang menaungi mereka.Crystal berdiri di depan cermin, menatap bayangan dirinya yang masih berbalut gaun pengantin. Dulu ia sangat mendambakan bisa menjadi salah satu musisi di Storm Studios, sekarang Tuhan justru berkehendak lain, ia resmi menjadi istri pemilik Storm Studios.Perasaannya nyaris sulit digambarkan, sangat bahagia, seperti pengantin wanita yang lain. Tetapi, ada kabut di benaknya yang masih belum sepenuhnya memudar meski ia menepisnya."Apa yang kau pikirkan, sayangku?" Chiaki mengalungkan kedua lengannya di pinggang Crystal.Crystal tersenyum, telapak tangannya mengelus kulit tangan suaminya, dan matanya menatap bayangan wajah suaminya yang terlihat bers

  • The Tycoon's Scandal (Indonesia)   46. Treat Each Other

    Treat Each OtherCrystal memasuki rumah dan langsung menuju ke dapur, ia merasa sangat lapar hingga mungkin akan segera pingsan. Sebenarnya mereka bisa saja berhenti di restoran yang mereka lewati, tetapi berhubung keduanya tidak membawa dompet maupun ponsel, Crystal harus bersabar menahan lapar hingga mereka tiba di rumah."Nona, sarapan telah disiapkan," ucap salah satu pelayan saat mendapati Crystal memasuki dapur."Aku tidak ingin memakan Muesli." Crystal menarik hendel pintu lemari pendingin makanan untuk mendapatkan bahan-bahan yang ia inginkan."Nona, biar saya yang melakukannya," ujar pelayan yang tampaknya ketakutan karena mendapati Chiaki memasuki dapur. "Apa yang ingin Anda makan?""Ma Chére, apa yang kau lakukan?" Suara Chiaki tidak kasar, tidak juga lembut, tetapi terdengar tidak menyukai tindakan Crystal.Crystal mengacuhkan Chiaki, ia mengeluar

  • The Tycoon's Scandal (Indonesia)   45. Our Son

    Our SonChiaki menuntun Crystal ke garasi mobil, mengambil sebuah kunci Ferrari SUV lalu memberikannya pada Crystal. "Aku ingin menikmati duduk di samping pengemudi tercantik di dunia."Crystal menyeringai. "Kau akan terkesima, aku sangat ahli dalam hal balapan liar di jalanan.""Kalau begitu tunjukkan padaku." Chiaki menarik pintu mobil dan segera duduk di bangku samping pengemudi.Crystal menyeringai senang, ia mengemudikan mobil dengan kecepatan tinggi seolah-olah jalanan benar-benar hanya miliknya, apa lagi jalanan itu tidak asing baginya ditambah lagi saat itu masih pukul empat dini hari. Dipastikan hanya ada beberapa mobil yang melintas di jalanan terlebih lagi mereka menuju area pedesaan.Setelah mengendarai mobil hampir satu jam, mereka tiba di pegunungan. Di sana terdapat danau yang airnya tampak masih hitam karena matahari belum muncul, hanya permukaannya yang terli

  • The Tycoon's Scandal (Indonesia)   44. Speak Through the Tone

    Speak Through the ToneDua hari telah berlalu, seperti dugaan Chiaki, Crystal memang berpura-pura kuat. Tengah malam ia mendengar sayup-sayup Crystal terisak. Ia membuka matanya dan mendapati Crystal meringkuk di tepi tempat tidur dengan posisi membelakanginya. Ia yakin jika Crystal sering menangis diam-diam di rumah sakit saat ia tertidur pulas di bawah pengaruh obat.Chiaki merasa jika dadanya terasa sangat sakit, lebih sakit dari pada saat ia memangku jasad Chika yang berlumuran darah. Ia tahu rasanya memendam kesakitan sendiri tanpa bisa mengungkapkan kepada orang lain, bahkan kepada orang terdekat.Chiaki beringsut, ia mengalungkan lengannya di pinggang Crystal tanpa mengatakan apa-apa dan memeluk tubuh Crystal erat-erat. Berulang kali ia mendaratkan bibirnya di puncak kepala Crystal berharap bisa menenangkan calon istrinya.Setelah beberapa puluh menit berlalu dan Crystal tidak lagi terisak, Chiaki perl

  • The Tycoon's Scandal (Indonesia)   43. Mà Chére

    “Sepertinya aku harus merapikan ini.” Crystal menyentuh jambang Chiaki yang mulai tumbuh. “Kenapa bagian ini cepat sekali tumbuh?” Ia mengalihkan tatapannya ke kepala Chiaki yang kini berubah penampilan, kepala Chiaki bersih tanpa rambut.“Karena mereka suka kau merawatnya, jadi mereka tumbuh dengan cepat,” ujar Chiaki.Ia tersenyum bahagia karena setiap pagi Crystal mencukur bulu yang tumbuh di wajahnya. Tetapi, bukan berarti ia senang dengan penampilan barunya, rambut di kepalanya benar-benar tidak ada karena tim medis memotong dengan asal-asalan saat menjahit luka di kepalanya mengakibatkan ia terpaksa mencukur habis rambutnya dibandingkan harus membiarkan tatanan rambutnya tidak beraturan.“Kurasa setelah rambutmu tumbuh nanti, kau tidak perlu memanjangkannya lagi.”“Kau tidak menyukai rambut panjangku?”Crystal mengecup pipi Chiaki. “Aku menyukai rambutmu yang lembut, tapi aku lebi

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status