Share

5. Back on Stage

Penulis: Cherry Blossom
last update Terakhir Diperbarui: 2020-12-11 19:11:17

Chapter 5

Back on Stage

Ada kalanya kita harus mengalah meski kita tidak melakukan kesalahan. Bukan berarti kita kalah, tetapi lebih kepada bijak menyikapi sesuatu yang tidak bisa kita paksakan.

Crystal dan Chiaki memasuki sebuah toko yang ternyata menjual biola. Semula Crystal mengira itu hanya sebuah toko yang menjual biola tetapi ternyata tebakannya salah saat Chiaki merengkuh pinggangnya dan membawanya melangkah menuju ke bagian belakang tempat itu. Ternyata mereka membuat sendiri biola-biola itu. 

"Kau boleh memiliki semua jika kau mau," ujar Chiaki.

Crystal menatap mata Chiaki seakan tidak percaya mendengar ucapan Chiaki. "Satu saja cukup." 

"Kalau begitu beberapa." 

"Cukup satu," ucap Crystal keras kepala, lagi pula tangannya hanya dua, ia hanya bisa memainkan satu buah biola. Jadi, untuk apa ia memiliki terlalu banyak? 

Meskipun di masa lalu ia memiliki banyak biola sebagai koleksi, itu hanya pajangan karena faktanya ia hanya memainkan satu dari mereka. Dan berkaca dari cara hidupnya yang boros di masa lalu, ia tidak ingin membeli barang-barang yang tidak terlalu dibutuhkan lagi sekarang.

"Aku ingin membeli beberapa." 

"Terserah," gumam Crystal jengkel. 

Mereka serempak menoleh saat suara wanita memanggil Chiaki dibarengi dengan munculnya seorang wanita berpenampilan anggun meski usianya jelas tidak muda lagi. Sebagian rambutnya mulai memutih tetapi faktanya itu tidak menjadi penghalang kecantikannya.

"Akhirnya kalian datang," ucap wanita itu, nadanya terdengar riang. Pendar di matanya tampak berkilat-kilat seolah memantulkan kebahagiaan dari dalam benaknya. 

"Sayangku...." Chiaki menjauhkan lengan yang melingkar di pinggang Crystal.

Ia bergegas melangkah mendekati wanita itu dan melingkarkan lengannya di pinggang ramping wanita itu, Chiaki juga tanpa segan-segan mengecup pipi wanita itu, kecupan mesra yang membuat Crystal mengernyit menyaksikannya lalu diam-diam di dalam benaknya ia merasa jijik karena membayangkan Chiaki juga tidur dengan wanita tua.

"Kau bisa membuatnya salah paham," ujar wanita itu sambil terkekeh. "Crystal, Chiaki adalah keponakanku, ia selalu bertingkah manja padaku." 

Kelegaan membanjiri jiwa Crystal. Tetapi, hanya sesaat karena wanita itu juga senyata mengenalinya meski ia menggunakan masker yang menutupi sebagian wajahnya.

Ia mengangguk hormat ke arah wanita itu tetapi tatapan matanya yang tampak resah sekilas menatap Chiaki sambil diam-diam ia menggigit bibir bawahnya.

"Tanteku adalah pembuat biola," ucap Chiaki, ia memasukkan telapak tangannya di saku celana kainnya. 

"Kau bisa memanggilku Regan," ucap wanita yang bernama Regan, senyum ramah tidak lepas sedikit pun dari bibirnya.

"Dan kau tidak perlu sungkan padanya," timpal Chiaki yang telah kembali melingkarkan lengannya di pinggang Crystal. "Jangan khawatir, tanteku bisa akan menggigitmu." 

Chiaki seolah mengerti kekhawatiran Crystal karena Regan mengenalinya. 

"Chiaki, bawa Crystal ke ruanganku," kata Regan. "Aku akan meminta pelayan menyiapkan teh, ini adalah momen terbaik. Kita tidak boleh melewatkannya, bukan?" 

Belum sempat Crystal membuka bibirnya untuk meminta jawaban dari Chiaki apa maksud perkataan Regan, pria itu telah menggiringnya menuju ruang pribadi Regan.

Dibandingkan duduk di dalam ruangan bersama Chiaki, ia lebih baik melihat biola-biola yang terpajang dan ia juga ingin menyaksikan pembuatannya langsung. Ia enggan duduk berlama-lama bersama pria paling aneh di muka bumi yang sekarang mau tidak mau, tidak bisa ia hindari.

"Pegawai Regan akan membawa semua yang kau perlukan ke sini," ucap Chiaki acuh. 

Pria itu duduk di sofa dengan gaya seperti seorang raja, satu sikunya berada di sandaran lengan sofa. Ia menyilangkan pahanya lalu dengan gerakan santai mengambil ponsel dari dalam sakunya, mulai menggeser layar ponselnya, dengan acuh memfokuskan konsentrasinya ke layar ponsel membuat keadaan ruangan itu menjadi canggung dan senyap.

Crystal mendengus diam-diam, bagaimana bisa ia menjadi wanita simpanan seorang pria yang berubah-ubah sikapnya dalam sekejap. Baru saja sikapnya sangat manis di depan Regan, tetapi begitu Regan menghilang, Chiaki menjadi sangat acuh terhadapnya dan itu membuatnya menjadi jengkel. Ia tidak menyukai sikap acuh Chiaki, ia tidak pernah diacuhkan seperti itu seumur hidupnya.

Crystal membuka masker yang menutupi sebagian wajahnya, meletakkannya ke dalam tas. Ia mengamati ruangan itu, di desain dengan gaya minimalis tetapi elegan. Hanya ada satu buah sofa panjang bernuansa santai dan dua buah sofa kecil dengan warna merah seperti mawar. Yang paling menarik perhatian Crystal adalah lukisan yang tertempel di dinding, lukisan itu abstrak, tetapi memiliki ciri khas yang menonjol dan sangat kuat. Crystal yakin, pembuatnya adalah seorang yang memiliki kemampuan tinggi dalam bidang seni lukis, pelukisnya pasti bukan seorang amatir.

Semula ia berniat bertanya kepada Chiaki, tetapi ia tidak yakin karena bisa saja pria itu justru bersikap sinis kepadanya. Dari pada membuat perasaannya semakin jengkel, lebih baik Crystal menelan pertanyaan di dalam benaknya.

Perhatian Crystal teralih ke arah pintu yang terbuka, Regan tampak memasuki ruangan diikuti oleh seorang pelayan yang di tangannya memegang nampan berisi teko dan tiga buah cangkir dan beberapa stoples biskuit.

Wanita itu duduk di samping Crystal. "Aku harap setelah ini kau lebih sering berkunjung ke sini."

"Tidak tanpa seizinku," sahut Chiaki tanpa mengalihkan perhatiannya dari layar ponsel di tangannya.

Dasar pria sok kaku, aneh, dan arogan! 

Regan terkekeh pelan. "Lihat, dia sangat posesif. Aku yakin, kau akan muak padanya kurang dari sebulan." 

Crystal hanya melirik Chiaki sekilas. "Biarkan dia berbuat semaunya," ucapnya ramah.

"Ayo, Crystal, nikmati tehmu. Sebentar lagi pegawaiku akan membawakan beberapa biola ke sini." 

"Terima kasih." Crystal mengambil cangkir tehnya. Perlahan ia menyesap teh yang masih mengepul. Rasanya seperti teh buatan ibunya.

Jantung Crystal terasa tertusuk. Ia merindukan ibunya, merindukan momen seperti ini. Minum teh bersama keluarganya, ia hanya mampu tersenyum masam di dalam benaknya. 

"Sepertinya aku akan merindukannya buatanmu," ucap Crystal sungguh-sungguh. "Rasanya luar biasa." 

"Aku akan menantikannya," kata Regan. "Aku telah lama mengagumi bakatmu, Sayang. Hari ini kau datang ke sini bersama Chiaki, aku merasa sedang bermimpi." 

Crystal meletakkan cangkir di tangannya. "Aku... aku hanya tahu bermain biola, biola adalah hidupku." 

"Kau sangat mencintainya, ya?" 

"Melebihi apa pun." 

Crystal berubah murung. Mencintai biola melebihi apa pun yang mengantarkan dirinya pada jurang kehancuran. Ia tidak pernah peduli kepada sekitarnya karena ia hanya fokus kepada biolanya. Tetapi, meski begitu ia tetap mencintai biola. Ia ingin berdiri di panggung, menggesek biolanya, memainkan nada-nada yang indah. 

Regan meraih telapak tangan Crystal. "Aku bahagia karena kau ada di sini dan mendengar kau telah memutuskan untuk kembali ke panggung." 

Mendengar ucapan Regan, Crystal melayangkan tatapannya ke arah Chiaki, tatapan mereka bertemu karena tanpa diduga pria itu sedang menatap ke arahnya. Hanya satundetik tatapan mereka beradu karena keduanya sama-sama mengalihkan tatapan mata mereka.

"Aku akan berusaha... semampuku," desah Crystal seolah tidak yakin pada ucapannya sendiri.

"Kami akan mendukungmu," kata Regan. "Nah, mereka datang." 

Mata Rega tertuju kepada tiga orang pegawai yang memasuki ruangan itu dan masing-masing membawa dua buah biola di tangan mereka.

"Ini...," desah Crystal ketika sebuah kotak biola dibuka.

Biola itu buatan Antoni Stardivari yang di kenal dengan biola Stardivari. Biola itu di produksi tahun 1700 hingga tahun 1720, Biola yang diproduksi di tentang tahun itu dianggap memiliki harga paling tinggi. Harganya mencapai 1,6 juta Dollar. Hanya segelintir orang yang memilikinya karena jelas barang itu tidak di produksi lagi. 

Selama ini Crystal hanya mampu bermimpi bisa menyentuhnya, bahkan terasa mustahil jika ia bisa memainkannya. Pendar di mata biru safir Crystal tampak berkilat-kilat, ia tidak mampu menyembunyikan kebahagiaannya hingga tanpa terasa bibirnya mengulas senyum bahagia. Senyum yang telah lama ia lupakan.

Perlahan tangan Crystal terulur, jemarinya bergetar menyentuh biola itu. 

"Jika kau mau, kau bisa memainkannya," kata Regan. Wanita itu tersenyum, ia menatap Chiaki dan keduanya sama-sama tersenyum penuh arti.

"Aku...," desah Crystal. 

Sejak ia mencoba bunuh diri, ia belum pernah menyentuh biola lagi. Ada rasa gentar menyelusup ke dalam batinnya. 

Mampukah aku memainkan biola lagi?

Mampukah?

Sementara perasaannya porak-poranda, hidupnya hancur manakala Jack menendangnya dari kehidupan miliknya, lalu hatinya tidak bersisa saat menyaksikan sendiri Tian berselingkuh. 

Mampukah aku memainkan nada yang indah sementara di dunia ini nyaris tidak ada keindahan lagi mataku?

"Kau bisa memainkannya kapan-kapan," kata Regan memecah keheningan. Menyingkirkan semua kekacauan di dalam benak Crystal.

Regan langsung mengalihkan pembicaraan dengan cara membuka kotak biola buatannya, berusaha membawa suasana agar hangat kembali dan usahanya membuahkan hasil, perlahan sikap Crystal melunak, aura muram yang sempat menyelimuti wajah gadis itu memudar.

Bersambung....

Jangan lupa tinggalkan jejak komentar.

Salam manis dari Cherry yang manis.

🍒

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Era Tm71
Cerita pertama judulnya apa mbak
goodnovel comment avatar
Eti Damayanti
pindah sini ternyata...😁
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • The Tycoon's Scandal (Indonesia)   6. Another Man

    Another ManSegalanya berubah dalam sekejap mata, seperti angin sepoi-sepoi yang tiba-tiba berubah menjadi badai topan yang menghancurkan segalanya. Maka, jangan mudah terperdaya dengan apa yang tampak di depan matamu."Kau berjalan sangat lambat," gerutu Chiaki, mereka memasuki sebuah hotel berbintang lima.Crystal mendengus, ia telah berjalan dengan langkah lebar untuk menyeimbangkan langkahnya dengan Chiaki, tetapi faktanya ia tetap tertinggal di belakang pria itu.Chiaki menekan tombol lift. "Dasar, Siput." Ia itu mengejek Crystal dengan memanggilnya Siput saat Crystal telah berdiri di sampingnya.Crystal membeliak, menatap Chiaki dengan sorot mata jengkel.Sama sekali tidak lucu!"Kenapa? Ingin memakiku?" Chiaki menaikkan sebelah alisnya.Crystal hanya memutar bola matanya enggan men

    Terakhir Diperbarui : 2020-12-11
  • The Tycoon's Scandal (Indonesia)   7. Let's Play the Game

    Let's Play the GameIt's easy to look at people and make quick judgments about them, their present and their pasts, but you'd be amazed at the pain and tears a single smile hides.Chiaki mengeringkan rambut Crystal menggunakan handuk di tangannya, menurut Crystal itu adalah pemandangan yang tidak lazim hingga membuatnya terheran-heran. Tetapi, Crystal diam tidak berkomentar, ia memilih untuk menikmati kebaikan Chiaki."Aku tidak menyukai warna rambutmu, Donna akan mengembalikannya ke warna semula setelah kau kembali ke rumah," ujar Chiaki datar.Terserah saja, apa pun warna rambutnya, Crytsal merasa jika ia bukan pemilik raganya lagi. Ia telah menjual jiwa dan raganya kepada iblis kaku yang sifatnya berubah-ubah membuatnya hanya bisa mengangguk pasrah."Buka handukmu," ujar Chiaki setelah ia rasa cukup mengeringkan rambut Crystal.Crystal yang duduk di kursi

    Terakhir Diperbarui : 2020-12-11
  • The Tycoon's Scandal (Indonesia)   8. Dinner

    DinnerSetiap orang memiliki bekas luka yang ingin mereka sembunyikan. Bersyukurlah jika luka itu hanya di luar, bukan di hati yang meski bisa disembunyikan tetapi sulit untuk disembuhkan."Kau lelah?" Chiaki mengusap punggung telanjang Crystal yang masih lembap akibat keringat yang membasahi tubuhnya saat mereka bercinta beberapa menit yang lalu.Crystal menggeleng pelan, tetapi menyadari Chiaki mungkin tidak melihatnya, ia menyahut, "Tidak juga.""Apa itu berarti itu kau menginginkan kita bercinta lagi?"Crystal mendongakkan kepalanya, matanya menatap Chiaki dengan ragu-ragu."Katakan saja, jangan ragu ataupun merasa malu," ucap Chiaki dengan nada sangat lembut.Darah Crystal terasa memanas dan jantungnya seolah mencelus. "Jika kau menginginkan, aku tidak akan menolak karena kau pemenangnya."

    Terakhir Diperbarui : 2020-12-11
  • The Tycoon's Scandal (Indonesia)   9. A Present

    PresentTerkadang kita tidak bisa berbuat apa-apa selain menerimanya, betapa pun besarnya keinginanmu untuk menghentikan waktu, waktu terus berjalan dan menjadi sesuatu yang berbeda.Chiaki datang saat Crystal sedang duduk di depan cermin dan Donna sedang mengaplikasikan make-up untuknya. Pria itu hanya melirik sekilas kepada Crystal tanpa menyapa kemudian memasuki kamar mandi.Lima belas menit kemudian, Chiaki keluar dari kamar mandi dengan handuk melingkar rendah di pinggangnya sambil memegangi handuk kecil untuk mengeringkan rambutnya.Perlahan pria itu mendekati tempat di mana Crystal dan Donna berada, menyandarkan pinggulnya di sandaran sofa, matanya sedikit pun tidak melepaskan pandangannya dari Crystal."Donna, bisa kau tinggalkan kami?" tanya Chiaki dengan nada

    Terakhir Diperbarui : 2020-12-11
  • The Tycoon's Scandal (Indonesia)   10. Forget it

    Forget itApa salahnya menerima kebaikan seseorang? Karena tidak semua orang memiliki motif terentu di balik kebaikannya.Mereka belum melangkah memasuki tempat di mana pesta berlangsung tetapi Crystal telah merasa sangat gugup. Ia berulang kali menghela napasnya untuk mengatasi kegugupan yang ia alami meski hal itu sepertinya tidak banyak membantunya. Dilihat dari banyaknya mobil yang ada di halaman mansion itu, bisa dipastikan jika acara makan malam itu adalah sebuah pesta yang cukup besar.Perut Crystal seperti terjungkir balik dan membuatnya merasa sedikit mual hingga ia mendekati Maddie dan melingkarkan lengannya di lengan Maddie seolah ia meminta tolong pada pria itu."Crystal, aku bisa terkena masalah," bisik Maddie yang nadanya terdengar panik meski raut wajahnya menggambarkan ketenangan."Aku sangat gugup." Crystal tidak peduli dengan masalah yang akan Maddie dan dirinya h

    Terakhir Diperbarui : 2020-12-11
  • The Tycoon's Scandal (Indonesia)   11. Tian, He is

    Tian, He is"Crystal," sapa Regan yang tiba-tiba telah berdiri tidak jauh dari Crystal. Wanita itu berjalan mendekati Crystal. "Kau datang rupanya?"Crystal mengangguk ramah. "Apa kabar, Regan?""Sangat baik. Bagaimana denganmu?""Seperti yang kau lihat," sahut Crystal dengan ramah.Regan tersenyum lebar lalu meraih pergelangan tangan Crystal. "Ayo, temui ayahku untuk memberikan ucapan selamat ulang tahun padanya."Crystal mengangguk, ia mengikuti langkah Regan yang membawanya mendekati Edgar Storm, kakek Chiaki, ayah Regan."Dad, lihat siapa yang bersamaku?" ucap Regan, telapak tangannya berada di kedua bahu Crystal.Crystal berusaha bersikap seramah mungkin, ia tersenyum, dan berucap, "Selama ulang tahun, Mr. Storm."Pria berusia tujuh puluh tahun itu mengerutkan kedua alisnya, menatap Cry

    Terakhir Diperbarui : 2020-12-11
  • The Tycoon's Scandal (Indonesia)   12. Punishment

    PunishmentMaddie menyerahkan biola di tangannya kepada Crystal, bibir pria itu membentuk sebuah lengkungan senyum sementara tatapannya menyorot seolah sedang meyakinkan Crystal. Crystal menerima biola dari tangan Maddie disertai ucapan terima kasih yang ia ucapkan dengan pelan.Setelah Maddie dan Edgar turun dari panggung, Crystal berdiri dengan serelaks mungkin, menatap seluruh orang yang ada di depannya lalu tersenyum. Senyum seperti dulu setiap ia akan memainkan biola di atas panggung, setidaknya ia berusaha demikian.Crystal meletakkan biola di antara dagu dan tulang bahunya, menempel pada lehernya. Jemarinya berada di nada senar G, ia mulai menggeseknya tetapi jauh di dalam benaknya penuh keraguan. Namun, ia berusaha melakukannya sebaik-baiknya agar tidak mengecewakan Edgar, ia ingin memberikan yang terbaik untuk pria yang sangat ramah itu malam ini.Bagi orang awam yang tidak men

    Terakhir Diperbarui : 2020-12-11
  • The Tycoon's Scandal (Indonesia)   13. I Want You, Chiaki

    I Want You, ChiakiCrystal melangkah keluar dari kamar mandi mengenakan jubah mandi di tubuhnya, ia mendapati Chiaki sedang berdiri memunggunginya. Pria itu menatap kelamnya malam melalui jendela kaca di kamar Crystal dengan kedua telapak tangan yang ia masukkan ke dalam saku celananya.Menyadari kehadiran Crystal, Chiaki membalikkan badannya. Matanya menatap Crystal dengan tatapan dingin. "Berita kembalinya kau ke dunia musik telah tersebar luas."Crystal mengangguk, ia tahu konsekuensinya dari penampilannya beberapa jam yang lalu."Dua Minggu lagi penampilan pertamamu di sebuah konser orkestra, kau pemain biola utama sekaligus bintang tamunya."Crystal nyaris tidak bernapas, bibirnya sedikit terbuka karena terkejut. Tetapi, ia tidak mengucapkan apa-apa.Chiaki mengeluarkan satu telapak tangannya dari saku lalu menyentuh salah satu alisnya. "Persiapkan diri

    Terakhir Diperbarui : 2020-12-11

Bab terbaru

  • The Tycoon's Scandal (Indonesia)   Epilogue

    EpilogueEpilogueTian baru saja keluar dari sebuah sekolah anak-anak, ia baru saja selesai mengajar anak-anak bermain piano di sana. Secara tidak sengaja ia melihat Crystal menuntun anak kecil, ia segera mengejar Crystal."Crys," sapanya sambil mengendurkan dasinya."Hei, Tian. Kau di sini? Apa kau mengajar?""Ya," jawab tian sembari melirik anak kecil yang dituntun oleh Crystal. "Siapa dia?Crystal menatap Nicky. "Sayang, dia teman Mommy."Nicky mengangguk, sedangkan Tian ternganga. "Mommy? Maksudmu?"Crystal tersenyum lebar, pipinya tampak merona. "Aku telah menikah dan dia... kau mengerti... maksudku...." Ia tidak ingin mengatakan di depan Nicky jika ia bukanlah ibu kandung Nicky yang sejak pertemuan pertama mereka Nicky yang malang mengira Crystal asalah ibunya."Oh, aku mengerti, selam

  • The Tycoon's Scandal (Indonesia)   50. End

    EndCrystal mencumbui bibir Chiaki, setelah mendengarkan pengakuan suaminya, ia merasakan dorongan kuat, menggebu-gebu, ia merasa jika cintanya kepada Chiaki tidak terbendung lagi. Ia tergila-gila pada suaminya.Crystal masih duduk di atas pangkuan suaminya dengan posisi mengangkanginya. Entah sudah berapa lama bibir mereka bertaut seolah hanya ciuman yang bisa menggambarkan besarnya perasaan di dada masing-masing, mereka seolah enggan untuk menyudahinya hingga bibir mereka nyaris bengkak, hanya sesekali bibir mereka terlepas, sejenak meraup oksigen dengan terburu-buru."Suamiku, aku menginginkanmu," erang Crystal terdengar mendamba di sela ciuman mereka.Chiaki menangkup pipi Crystal, menatap wajah cantik istrinya yang memerah, pasrah oleh gairah. "Aku juga menginginkanmu, sayangku."Crystal kembali mengecup bibir Chiaki, lembut menggoda meski hanya sekilas.

  • The Tycoon's Scandal (Indonesia)   49. The Only One

    The Only OneKarina, lima tahun yang lalu gadis itu duduk di bangku sekolah menengah atas. Gadis itu belum diadopsi hingga usianya enam belas tahun, anak itu sangat pendiam, juga pemalu. Karina lebih memilih menghabiskan waktunya dengan membaca buku dibandingkan dengan bergaul dengan teman-teman seusianya.Karina mengikuti perlombaan ilmu sains antar sekolah. Crystal berjanji akan membawakan guru les privat untuk Karina, tetapi hingga perlombaan itu tinggal beberapa Minggu lagi ia belum menemukan guru ilmu sains yang cocok sesuai kriteria yang ia inginkan, ia beberapa kali datang ke agen penyedia guru les, tetapi ia selaku menemukan kendala yang membuatnya tidak bisa mendapatkan guru les.Hingga saat ia keluar dari sebuah gedung, karena pikirannya kacau ia menabrak seorang pria menyebabkan buku-buku yang dipegang oleh pria itu berjatuhan ke lantai. Di sanalah ia berpikir jika takdir menuntunnya, buku-buku yang dipegang o

  • The Tycoon's Scandal (Indonesia)   48. Mrs. Storm

    Mrs. StormTiga buah mobil beriringan melaju dengan kecepatan sedang menyusuri jalanan berkelok-kelok, menanjak, dan menurun. Di dalam Land Rover Discovery, Crystal meringkuk di dalam pelukan suaminya sambil menonton acara televisi yang terpasang di dalam mobil tersebut. Sesekali mereka tertawa karena acara yang mereka tonton adalah acara drama komedi yang sangat menghibur.Sesekali bibir keduanya bertaut, bercumbu, dan saling menggoda. Tetapi, ketika gairah mereka mulai menuntut lebih, keduanya memilih berhenti. Chiaki tahu jika istrinya juga menginginkannya, tetapi ia tidak akan memulainya kecuali Crystal yang memulai karena ia tahu bagaimana rasanya memiliki trauma yang masih segar di dalam ingatan. Seperti dirinya yang membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk kembali memperbaiki kondisi mentalnya yang nyaris tumbang.“Kita akan segera tiba,” ucap Crystal saat mobil melintasi petunjuk arah yang berada di tepi jalan.

  • The Tycoon's Scandal (Indonesia)   47. Shine After the Dark

    Shine After the DarkCrystal dan Chiaki baru saja menikah di sebuah kapel, hanya pernikahan sederhana yang dihadiri oleh kedua orang tua Chiaki dan Edgar, juga Maddie. Tetapi, acara berjalan khidmat juga penuh kebahagiaan yang menaungi mereka.Crystal berdiri di depan cermin, menatap bayangan dirinya yang masih berbalut gaun pengantin. Dulu ia sangat mendambakan bisa menjadi salah satu musisi di Storm Studios, sekarang Tuhan justru berkehendak lain, ia resmi menjadi istri pemilik Storm Studios.Perasaannya nyaris sulit digambarkan, sangat bahagia, seperti pengantin wanita yang lain. Tetapi, ada kabut di benaknya yang masih belum sepenuhnya memudar meski ia menepisnya."Apa yang kau pikirkan, sayangku?" Chiaki mengalungkan kedua lengannya di pinggang Crystal.Crystal tersenyum, telapak tangannya mengelus kulit tangan suaminya, dan matanya menatap bayangan wajah suaminya yang terlihat bers

  • The Tycoon's Scandal (Indonesia)   46. Treat Each Other

    Treat Each OtherCrystal memasuki rumah dan langsung menuju ke dapur, ia merasa sangat lapar hingga mungkin akan segera pingsan. Sebenarnya mereka bisa saja berhenti di restoran yang mereka lewati, tetapi berhubung keduanya tidak membawa dompet maupun ponsel, Crystal harus bersabar menahan lapar hingga mereka tiba di rumah."Nona, sarapan telah disiapkan," ucap salah satu pelayan saat mendapati Crystal memasuki dapur."Aku tidak ingin memakan Muesli." Crystal menarik hendel pintu lemari pendingin makanan untuk mendapatkan bahan-bahan yang ia inginkan."Nona, biar saya yang melakukannya," ujar pelayan yang tampaknya ketakutan karena mendapati Chiaki memasuki dapur. "Apa yang ingin Anda makan?""Ma Chére, apa yang kau lakukan?" Suara Chiaki tidak kasar, tidak juga lembut, tetapi terdengar tidak menyukai tindakan Crystal.Crystal mengacuhkan Chiaki, ia mengeluar

  • The Tycoon's Scandal (Indonesia)   45. Our Son

    Our SonChiaki menuntun Crystal ke garasi mobil, mengambil sebuah kunci Ferrari SUV lalu memberikannya pada Crystal. "Aku ingin menikmati duduk di samping pengemudi tercantik di dunia."Crystal menyeringai. "Kau akan terkesima, aku sangat ahli dalam hal balapan liar di jalanan.""Kalau begitu tunjukkan padaku." Chiaki menarik pintu mobil dan segera duduk di bangku samping pengemudi.Crystal menyeringai senang, ia mengemudikan mobil dengan kecepatan tinggi seolah-olah jalanan benar-benar hanya miliknya, apa lagi jalanan itu tidak asing baginya ditambah lagi saat itu masih pukul empat dini hari. Dipastikan hanya ada beberapa mobil yang melintas di jalanan terlebih lagi mereka menuju area pedesaan.Setelah mengendarai mobil hampir satu jam, mereka tiba di pegunungan. Di sana terdapat danau yang airnya tampak masih hitam karena matahari belum muncul, hanya permukaannya yang terli

  • The Tycoon's Scandal (Indonesia)   44. Speak Through the Tone

    Speak Through the ToneDua hari telah berlalu, seperti dugaan Chiaki, Crystal memang berpura-pura kuat. Tengah malam ia mendengar sayup-sayup Crystal terisak. Ia membuka matanya dan mendapati Crystal meringkuk di tepi tempat tidur dengan posisi membelakanginya. Ia yakin jika Crystal sering menangis diam-diam di rumah sakit saat ia tertidur pulas di bawah pengaruh obat.Chiaki merasa jika dadanya terasa sangat sakit, lebih sakit dari pada saat ia memangku jasad Chika yang berlumuran darah. Ia tahu rasanya memendam kesakitan sendiri tanpa bisa mengungkapkan kepada orang lain, bahkan kepada orang terdekat.Chiaki beringsut, ia mengalungkan lengannya di pinggang Crystal tanpa mengatakan apa-apa dan memeluk tubuh Crystal erat-erat. Berulang kali ia mendaratkan bibirnya di puncak kepala Crystal berharap bisa menenangkan calon istrinya.Setelah beberapa puluh menit berlalu dan Crystal tidak lagi terisak, Chiaki perl

  • The Tycoon's Scandal (Indonesia)   43. MĂ  ChĂ©re

    “Sepertinya aku harus merapikan ini.” Crystal menyentuh jambang Chiaki yang mulai tumbuh. “Kenapa bagian ini cepat sekali tumbuh?” Ia mengalihkan tatapannya ke kepala Chiaki yang kini berubah penampilan, kepala Chiaki bersih tanpa rambut.“Karena mereka suka kau merawatnya, jadi mereka tumbuh dengan cepat,” ujar Chiaki.Ia tersenyum bahagia karena setiap pagi Crystal mencukur bulu yang tumbuh di wajahnya. Tetapi, bukan berarti ia senang dengan penampilan barunya, rambut di kepalanya benar-benar tidak ada karena tim medis memotong dengan asal-asalan saat menjahit luka di kepalanya mengakibatkan ia terpaksa mencukur habis rambutnya dibandingkan harus membiarkan tatanan rambutnya tidak beraturan.“Kurasa setelah rambutmu tumbuh nanti, kau tidak perlu memanjangkannya lagi.”“Kau tidak menyukai rambut panjangku?”Crystal mengecup pipi Chiaki. “Aku menyukai rambutmu yang lembut, tapi aku lebi

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status