Saat mereka sedang berbaring Jessica berkata kepada Henry sambil melihat kearah langit “Tidak terasa sudah tengah hari, jadi begini ternyata latihan untuk memperoleh kekuatan, perutku juga sudah lapar karena terlalu banyak mengeluarkan tenaga”, “Iya kak, aku juga sudah kehabisan tenaga”, balas Henry. “Oh kalian sudah lapar ya, tunggu sebentar lagi dia akan sampai”, ujar William sambil membentang sebuah kain diatas tanah yang tidak jauh dari tempat mereka terbaring, setelah mendengar perkataan William, Jessica langsung bangun dan bertanya “Siapa itu ayah, dan untuk apa kain itu”, saat William hendak menjelaskannya kepada Jessica, tiba-tiba terdengar panggilan dari atas langit, “Halo, apa kalian sudah lapar?”, Jessica kemudian menoleh kearah suara tersebut berasal dan dia melihat bibinya Jeni yang menunggangi ruphels membawa beberapa keranjang makanan, tidak lama setelah itu saat Jeni tiba dibawah Jessica langsung memeluknya
Tidak lama setelah itu Frans sampai di tempat William, kemudian dia berkata “Mungkin disebelah sana agak sedikit berisik nanti, aku ingin kamu mengajarkan itu, agar Jessica tidak terganggu fokusnya”, “Tenang saja Frans aku mengerti”, balas William, “Baiklah, kami pergi dulu”, ujar Frans, setelah itu dia kembali ketempat Henry berada lalu mereka berdua pergi menuju kearah dalam hutan. Saat Jessica melihat Frans dan Henry yang terbang dia kemudian berkata kepada William “Papa, enak sekali paman Frans dan Henry bisa terbang tanpa menggunakan tunggangan, apakah kita bisa menyusul mereka jika dalam keadaan tertentu”, lalu William membalas sambil tertawa “Tenang saja sayang, kita berasal dari keluarga Hawk dan ciri khas keluarga kita adalah kecepatan, menurutmu sudah berapa lama papa bekerja sama dengan paman Frans, tidak mungkin dia ingin memiliki patner yang tidak bisa menyusulnya dalam hal kecepatan”. Setelah mendengar penjela
Setelah mendengar penjelasan Frans, Henry kemudian bertanya “Menurut dari penejelasan ayah, sepertinya kerusakan yang dibuat oleh energi sihir sangat besar”, “Tentu saja Henry, sihir yang dikeluarkan oleh energi celestial sangat kuat sehingga memiliki kekuatan untuk menghancurkan objek yang dipilih contohnya seperti ini, Kekuatan Cahaya:Pedang Cahaya”, balas Frans sambil mengeluarkan sebuah pedang cahaya yang langsung menuju kearah sebuah batang pohon yang sudah mati, seketika setelah menancap dipohon pedang itu langsung meledak dan menimbulkan suara ledakan yang sangat besar sehingga hewan-hewan yang ada disekitar sana berlarian kesana-sini. Jessica yang sedang melatih indra pendengarannya sangat kaget, kemudian dia bertanya kepada William, “Papa, suara ledakannya besar sekali, apa yang dilakukan oleh paman Frans dan Henry”, “Mereka sedang latihan juga sama seperti kita, ayo terus fokuskan latihanmu”, balas William kepada Jessica. Hen
Frans yang melihat Henry yang sedang kaget, dia kemudian berkata “Kamu harus menyalurkan sedikit lebih banyak energi untuk belati cahayamu agar belati tersebut lebih kuat dari aslinya”, “Baik ayah, aku mengerti”, balas Henry yang kemudian dia menyalurkan lebih banyak energi celestial kepada belati cahayanya, saat belati tersebut mengenai pohon yang dituju Henry, pohon tersebut tergores cukup besar dan hal itu membuat Henry sedikit bersemangat, lalu Frans kembali berkata “Bagus Henry, teruskan seperti itu, kamu harus terus menambah energi celestialmu kepada belati cahayanya”, “Baik ayah”, balas Henry dengan semangat, lalu dia terus melanjutkan latihannya. Sementara itu Jessica yang sudah selesai latihan teknik ketenangan bertanya kepada William “Papa sekarang apa yang akan dipelajari”, “Oh langsung mau lanjut latihannya, tidak mau istirahat dulu?”, balas William sambil tersenyum. “Tidak papa, latihan sepert
Saat William melihat kejadian itu, dia yang sangat kaget kemudian berkata dalam hati “Kenapa bisa seperti itu, racun nya menyebar keseluruh permukaan pohon, apakah ini kekuatan dari bulu kasih sayang yang diwariskan untuk Jessica dari hewan penjaga keluarga Hawk”, kemudian William memanggil Jessica dan berkata “Bagus sayang, ayo kita istirahat dulu sambil menunggu paman Frans dan Henry”, “Oke papa, tadi itu teknik yang sangat bagus sekali, pohon yang barusan aku tebas langsung menjadi layu dan mati, ini cocok sekali menyerang monster”, balas Jessica sambil melihat pohon yang sudah layu dan mati di depannya, “Iya tentu saja, makanya papa mengajarimu teknik ini, karena sangat mematikan bagi monster”, saat Jessica akan menuju kearah William, tiba-tiba dia terjatuh ketanah, William yang kaget melihat Jessica langsung menghampirinya, Jessica kemudian berkata kepada William “Papa tangan kiriku rasanya aneh sekali, aku merasakan seperti
Frans yang melihat kejadian itu kemudian berkata Henry “Sudah Henry, kamu tidak boleh terus menggoda Jessica”, lalu Henry membalas sambil tertawa kecil “Maaf ayah, aku hanya tertarik melihat wajah kak Jess seperti ini”, Sambil menghelas nafas Frans berkata kepada Jessica “Baiklah Jessica tetapi kamu harus terus mengikuti kami dari bawah dan tidak boleh ketinggalan”, “Baik paman, aku akan mengikuti kalian dari bawah”, balas Jessica dengan wajahnya yang masih sedikit memerah. Lalu mereka semua langsung pergi menuju desa Vyrl, saat Jessica sedang mengikuti dari bawah dia kemudian berkata dalam hatinya “Ada-ada saja mereka itu, meskipun Henry sudah kuanggap adik dan masih kecil tapi tetap saja dia seorang laki-laki, bagaimana mungkin aku tidak malu jika dia menggendong diriku”, tidak lama setelah itu mereka sampai di desa Vyrl. Saat mereka melihat keadaan disana, terdapat setidaknya 10 ekor menidos, 10 ekor horus dan 2 Orc yang
Saat itu juga mereka segera menuju kearah masing-masing Orc tersebut, tidak lama setelah itu muncul seorang kakek tua dengan semua rambut yang sudah putih dan memakai sebuah tongkat berkata kepada Frans dan William “Maaf Tuan-tuan, apakah kalian bantuan untuk desa kami, jika boleh tau kalian dari keluarga mana”, “Kami bukan bala bantuan, hanya saja kami kebetulan lewat kesini, namaku Frans dan pria yang berwajah sedih disana adalah William, lalu yang sedang menghadapi Orc disana adalah anak kami, yang laki-laki adalah anakku dan yang perempuan adalah anak William”, ujar Frans sambil menunjuk kearah Henry dan Jessica, setelah mendengar penjelasan Frans tiba-tiba kakek itu langsung bersujud dan berkata “Maafkan saya Tuan, saya tidak tau anda adalah “Pembantai Monster” yang sering dibicarakan itu”, “Tidak apa-apa kek, anda tidak perlu bersujud dihadapan kami”, balas Frans sambil melambaikan tangan, “Saya tidak berani Tua
Setelah itu Henry membalas “Baik bibi Jeni, aku berjanji”, setelah itu Henry berlari menyusul para pelayan, tiba-tiba Henry berhenti sebentar lalu bertanya kepada Jessica “Kak Jess ingin ikut tidak”, “Kamu duluan saja Henry, aku lelah sekali”, balas Jessica sambil melambaikan tanganya, “Oke baiklah”, balas Henry kemudian dia melanjutkan mengikuti pelayan, Setelah melihat Henry yang menyusul pelayan, Jessica kemudian mengoceh sambil berkata “Dasar Henry, apa kekuatannya itu tidak ada batas, bahkan dia tidak kelelahan setelah memakai banyak sihir seperti tadi”, saat mendengar ocehan Jessica, Frans membalas sambil tersenyum “Kekuatanya bukan tidak ada batas, tetapi karena terlalu banyak, mungkin dari 1000 di hanya memakai 100 kekuatannya tadi, jadi kekuatan masih tersisa banyak”, William kemudian berkata kepada Frans “Frans apa tidak apa-apa membiarkan Henry pergi kesana, aku yakin setidaknya dia pasti akan b
Setelah Lulu pergi anak itu berkata kepada adiknya “Ayo kita kedalam untuk makan bersama ibu”, “Kakak kamu nekat sekali memegang tangan Tuan Muda tadi”, ujar adiknya, “Aku tidak punya pilihan lain, dia terlihat seperti orang yang sangat baik, karena itu aku memohon kepadanya, dan lihat kita bisa mendapat makanan dan obat, sebaiknya kamu ingat untuk tidak pernah memberitahukan kepada siapapun hal ini, jika tidak kita tidak akan bisa tinggal disini lagi”, ujar kakaknya, lalu adikknya berkata “Baik kak, aku berjanji, lagipula karena Tuan Muda kita bisa mendapat makanan dan obat ini, jadi untuk apa kita memperburuk namanya”, setelah itu mereka berdua langsung masuk menuju kedalam. Saat Henry melihat keadaan desa yang memprihatinkan tersebut dia bertanya kepada Lira, “Lira kenapa orang-orang didesa ini keadaan terlihat seperti ini”, “Saya tidak begitu tau Tuan Muda, akan tetapi saya dengar dari Nona Jeni kalau orang