Ada kebahagiaan tersendiri bagi Viktor melihat wajah seluruh karyawan bahagia. Dia puas membuat orang lain merasakan kebahagiaan yang sangat jarang didapatkannya selama hidup di dunia. "Karyawan beruntung tersebut adalah Grigory Kozlov yang meraih gelar karyawan terbaik dari tahun ke tahun." Suara bariton Viktor terdengar jelas di telinga semua orang. Tidak lama kemudian, suara gemuruh tepuk tangan kembali menggema di lantai 7. "Congratulations, Grigory!" "Kami bangga padamu, Grigory!" "Ya tebya lyublyu, Grigory!" Memiliki arti, "Aku cinta kamu, Grigory!" "Selamat atas keberhasilan mu, Kawan!" Viktor tidak pernah menyangka bahwa semua karyawan yang berada di bawah kendalinya sangat mendukung Grigory. Mereka berteriak mengucapkan selamat atas keberhasilan Grigory Kozlov yang culun. Dia pun melihat Grigory berjabat tangan dengan sesama karyawan. 'Saya sangat yakin bahwa di balik penampilan Grigory yang culun, terdapat bakat terpendam yang tidak dimiliki oleh sembarang orang.'Vik
"Musim gugur seperti ini pemandangan di taman begitu cantik, Andriy."'Hmm? Bagaimana? Aーapa maksud kalimat Tuan Viktor barusan?'Andriy sama sekali tidak mengerti makna ucapan Viktor. Dia kerap memikirkannya berulang kali."Andriy, saya akan membawa Zoya berjalan-jalan di taman selagi masih ada waktu jam makan yang tersisa.""Tidak bisa, Tuan Viktor. Anda bahkan belum memakan apapun siang hari ini."Andriy membantah keinginan sang tuan dengan cepat."Namun jika Anda mau, saya akan membelikan beberapa menu makan siang untuk Anda nikmati bersama Nona Zoya. Bagaimana menurut Anda?"Viktor menghela napasnya. Dia memang jarang memperhatikan jam makannya."Hmm, boleh saja."Setelah berpikir cukup lama, akhirnya Viktor menyetujui saran Andriy."Saya akan memberitahu Caleb, Tuan."Andriy mengetuk kaca kecil pembatas ruang kemudi dengan tempat duduk penumpang. Kemudian, dia membuka kaca tersebut guna memberitahukan keinginannya kepada sang sopir."Caleb, jika kau melewati restoran yang menjual
Dengan satu kali pukulan keras di bagian leher belakang berhasil membuat Viktor tumbang dan tersungkur di jalanan beraspal. Sebelum menutup matanya, Viktor sempat melihat beberapa pasang mata sedang menatapnya tajam."Ayo, cepat! Ingatlah untuk membawa dia hidup-hidup!"Sebuah mobil sport buatan dalam negeri datang menghampiri mereka. Tidak butuh waktu lama, mereka menyeret Viktor ke dalam mobil sport tersebut.Sementara itu, Caleb hanya bisa memandangi tuannya dibawa pergi oleh sekelompok orang tidak dikenalnya. Dia tersungkur di tanah dengan posisi tengkurap juga dengan kesadaran yang tersisa.'Oh, aku akan menghapal nomor plat mobil tersebut dan mencarinya.Usia mengatakan hal demikian, Caleb menutup kedua matanya. *** 'Gelap. Hitam pekat. Aku tidak dapat melihat apapun, bahkan aku tidak tahu, apakah aku sudah mati dan berada di surga?'Viktor mulai sadarkan diri. Oh, saat ini, Viktor sedang duduk di sebuah kursi besi dengan mata tertutup. Dia merasakan kedua tangannya terikat ke b
Feliks segera menjauhkan wajahnya dari Maksim yang terlihat enggan mengikuti sarannya. "Hah?! Mengapa kau percaya diri sekali mengatakan hal demikian, Feliks?!" Viktor mencoba membaca bahasa tubuh kedua orang yang sedang berselisih pendapat di hadapannya. "Anda memiliki banyak anak buah. Maka, jangan kotori tangan Anda, Tuan Muda! Serahkan saja tugas itu kepada Valdo!" Maksim membuang puntung rokok ke lantai, lalu menginjaknya hingga padam. "Tugas Anda sekarang adalah menghibur Nona Zoya. Karena sudah pasti Nona Zoya sangat bersedih atas hilangnya Viktor, Tuan Muda." Maksim menatap Viktor dengan geram, lalu membalikkan badannya. Dia berjalan sambil mengepalkan kedua tangan. "Valdo, urus pria miskin yang menjadi benalu di keluarga Konstantin ini! Ingatlah untuk tidak lengah!" Viktor melihat Maksim dan Feliks pergi menjauh dari dirinya. Namun tiba-tiba saja, Viktor teringat sesuatu. 'Oh, aku akan mencoba mengirimkan lokasi ku saat ini kepada Caleb melalui jam tangan digital di p
Si pria yang tidak diketahui namanya tersebut mulai menyerang Viktor dengan beberapa gerakan bela diri yang cukup familiar. Viktor yang gesit dan terlatih mampu menghindari kontak fisik yang diarahkan kepadanya. "Kurang ajar!" Lawan Viktor yang tidak seberapa itu mulai kewalahan menyerang Viktor. Dia celingukan mencari-cari bala bantuan, tetapi Viktor tidak akan membiarkannya. Buk! Dengan satu kali tinju pada bagian jantung, si pria lantas terjatuh sambil memegangi bagian tubuh yang sakit. "Saya tidak akan membiarkan Anda mencari bantuan." Viktor berkata dengan tegas dan penuh ambisi ketika melihat kedua mata penuh kebencian terpancar dari lawannya. Tidak sampai di situ, Viktor pun segera meraih kerah pakaian si pria, lalu memukulinya berulang kali hingga tidak sadarkan diri. "Astaga! Aku harus bergegas pergi." Viktor tidak ingin membuang waktunya lagi. Dia berjalan menuju dinding berkawat dengan harapan dapat melarikan diri dari tempat kumuh ini. "Sial! Benar-benar sial! Tida
Si sopir yang menabrak Viktor berteriak dan terlihat sangat panik. Dia memanggil tuannya untuk memastikan apa yang harus dilakukannya. Sedangkan anak buah Maksim melihat dengan jelas kejadian kecelakaan tersebut dari seberang jalan dan mengira Viktor sudah meregang nyawa di tempat kejadian perkara. "Tuan! Tuan, keluarlah! Seseorang telah tertabrak." Seorang pria berbadan tegap dengan perkiraan usia sekitar awal 30 tahun keluar dari mobil mewah yang telah menabrak Viktor. Pria tersebut tampak tenang dan berjalan menghampiri si sopir berwajah pucat. "Ada apa, Kendrik?" "Saya telah menabrak seseorang hingga tidak sadarkan diri. Lalu, apa yang harus saya lakukan, Tuan Vasili?" Pria bernama Vasili segera berjongkok untuk memeriksa denyut nadi si korban yang tidak lain adalah Viktor. "Hmm, biarkan saya memeriksanya sebentar!" Vasili meraih pergelangan tangan Viktor dan memeriksanya. Dia juga mendekatkan tangan ke hidung Viktor untuk memeriksa napasnya. "Mengapa tubuh pria ini penuh d
Dokter lega mendengar penuturan Vladimir. "Baiklah, Tuan. Apakah Anda ingin melihat kondisinya sekarang?" Dokter bertanya kepada Vladimir dengan sopan. "Apakah dia sudah bisa dijenguk, Dok?" Vasili bertanya kepada sang dokter dengan antusias. "Ya. Pasien akan dipindahkan ke ruang rawat dengan segera. Dan setelah itu, kalian bisa menjenguk serta menjaganya." Vladimir tersenyum lega. Dia menatap Kendrik dan Vasili bergantian, lalu berkata, "Syukurlah. Saya sangat lega mendengarnya." Vladimir masuk ke ruang rawat inap bersama Vasili dan Kendrik. Mereka bertiga terkejut melihat keadaan Viktor yang memprihatinkan. "Astaga!" Vladimir berseru ketika dirinya berdiri di tepi ranjang rumah sakit. Di sisi kanannya, Vasili tengah memperhatikan kondisi Viktor yang dibungkus dengan perban di sekujur tubuhnya. "Tuan Vladimir, seperti dugaan saya sebelumnya bahwa tubuh pria ini sungguh sangat kuat." Tidak ada yang luput dari pandangan Vasili. Kedua mata pria itu memang benar-benar jeli. "T
Vladimir mengangguk. Pria itu beranjak dari kursinya, lalu berdiri di sisi kiri ranjang rumah sakit. "Lihat apa yang saya temukan di tubuh pria lemah ini, Vasili! Ya, luka jaringan parut yang berada di bahu kiri pria ini sama seperti luka yang dimiliki oleh Viktor Cucu saya." Vladimir menunjukkan luka jaringan parut yang dimaksudkannya. Kedua mata Vladimir berkaca-kaca seolah berharap bahwa pria di hadapannya adalah sosok sang cucu yang dicarinya dari tahun ke tahun. "Hah?! Iーini ... ini kebetulan sekali, Tuan Besar!" Vasili berseru terkejut setengah mati ketika melihat luka tersebut terpampang jelas di bahu kiri Viktor. "Di dunia ini, tidak ada yang kebetulan, Vasili." Vladimir menolak keras tanggapan Vasili. Dia membuka lebar-lebar kedua.mata tuannya dan menatap Viktor dengan sungguh-sungguh. "Karena Tuhan telah menciptakan takdir manusia jauh sebelum manusia itu dilahirkan." Vasili mengerjap. Dia mengerti dengan cepat apa yang dimaksudkan oleh tuannya. "Pria rendahan ini me