Viktor terkejut luar biasa saat membaca pesan singkat dari Fang yang memberitahu bahwa kini dirinya dan Xandrova berada di Istana Peterhof."Benar, Tuan." Caleb mengangguk membenarkan dugaan Viktor."Bukankah di sana sangat luas? Bagaimana kita mencari mereka, Caleb? Namun, bagaimana pun juga saya harus tetap ke sana dan menemukan Zoya sebelum terjadi hal-hal buruk padanya."Keduanya berjalan menuju lobby Grand Peterhof Hotel. Namun di tengah perjalanan, mereka bertemu dengan Gennadius dan Yuri yang hendak ke restoran untuk sekadar menikmati santai sore."Viktor!"Suara Gennadius yang khas terdengar akrab di telinga Viktor."Kau mau ke mana? Mengapa kau terlihat terburu-buru? Mengapa kau tidak membalas panggilan telepon saya?"Viktor mengerjap ketika Gennadius bertanya kepadanya."Maーmaafkan saya, Kek. Saya tidak tahu sama sekali jika Anda menghubungi saya."Viktor melihat panggilan telepon tak terjawab juga dua pesan singkat yang masuk dari Gennadius dan nomor tidak dikenal."Ha! Ha!
Wajah Gennadius berubah serius. Viktor melihat tangan Galana gemetar ketika meraih smartphone miliknya yang berada di atas meja. "Iーiya, Pa." Galana seperti sedang mengetik sesuatu. Viktor pun penasaran dibuatnya. "Kakek, apakah tidak sebaiknya Mama menelepon Maksim saja agar lebih cepat? Dan lagi, kita tidak tahu apa isi pesan Mama tersebut, 'kan?" Galana semakin geram mendengar Viktor berbicara seperti tadi. "Galana, kau semakin berani mempermainkan saya." Gennadius duduk berseberangan dengan Galana. Dia mengulurkan tangan kepada Galana. "Berikan smartphone-mu kepada saya sekarang!" "Pa, apa-apaan Papa ini?! Mengapa Papa mendengarkan perkataan Viktor?! Saya tidak mungkin mencelakai Zoya, Pa! Zoya adalah anak kandung saya." Galana bersikeras mengatakan kebohongan kepada Gennadius. Dia mulai memainkan drama sebagai seorang ibu kandung yang baik. Padahal di dasar hatinya, dia berniat mengulur waktu. "Berikan smartphone-mu!" Dengan suara tegasnya, Gennadius mengulangi seruan y
Presidential Suite Room yang disewa oleh keluarga Konstantin sangatlah mewah. Satu hal yang pasti adalah kamar hotel ini memiliki akses privasi, seperti pintu masuk yang tersembunyi dan akses lift khusus pribadi. "Otkroy dver!" Memiliki arti, "Buka pintunya!" Viktor memberikan perintah kepada Caleb untuk membuka pintu kamar hotelnya. "Ya, Tuan Viktor." Caleb dengan cepat berlari menempelkan cardlock di sensor yang tersedia, lalu membuka lebar pintu kamar hotel tuannya. "Silakan, Tuan Viktor!" Di belakang Viktor, Fang berjalan mengekorinya. "Fang, apa yang terjadi?! Mengapa Zoya bisa pergi berduaan dengan Tuan Maksim?" Caleb menarik tangan sang bodyguard Xandrova. "Lepaskan! Anda tidak berhak menanyakan hal itu kepada saya, Tuan Caleb!" Fang berontak. Dia mencoba melepaskan diri dari cengkeraman Caleb. "Bisakah kalian tidak berisik?!" Viktor menegur kedua anak buahnya. Dia berjalan masuk menggendong Xandrova yang tertidur. Dia membaringkan tubuh istrinya dengan lembut sambil
Xandrova duduk di atas ranjang sambil merapikan rambut. Dia juga meletakkan smartphone di atas nakas. "Oh, jadi dugaan ku benar bahwa kau memang berpura-pura tertidur agar tidak ketahuan olehku! Kau telah mencuri dengar percakapan antara aku dan kedua anak buah ku, 'kan? Kau sangat cerdas, Nona Zoya!" Xandrova menoleh ke sumber suara pria yang berasal dari ambang pintu kamar mandi. "Astaga!" Betapa tercengangnya Xandrova saat melihat sang suami sedang menyeringai ke arahnya. "Aーaku ... aーaku ...." Xandrova gugup. Dia menolak melakukan kontak mata dengan Viktor. "Zoya, kau benar-benar sangat nakal!" Viktor melangkah mendekati istri kecilnya. Sedangkan Xandrova kembali berbaring dan bersembunyi di balik selimut. "Xandrova Zoya Konstantin! Bukalah selimutnya! Aku ingin melihat wajah Istri kecilku yang nakal!" *** Musim panas yang indah di kota St Petersburg telah berakhir di bulan Agustus. Bahkan kini, Rusia sudah memasuki musim gugur sejak 1 bulan yang lalu. "Kek, mengapa seka
Viktor berbisik di telinga sang asisten. "Anda tenang saja, Tuan! Jangan hiraukan mereka!" Kini, Viktor dan Andriy berada di lift khusus petinggi perusahaan Konstantin Co. Keduanya saling terdiam sambil membalas tatapan mata masing-masing. Tring! Pintu lift terbuka. Sang penjaga lift pun membiarkan kedua orang tersebut ke luar. "Silakan, Tuan Viktor dan Tuan Andriy!" Si pria menahan pintu lift agar tidak tertutup sambil membungkukkan badan. "Terima kasih." Andriy menjawab sebagai perwakilan tuannya. kemudian, dia melangkah mengikuti Viktor. "Selamat pagi, Tuan Viktor!" "Selamat pagi, Tuan Viktor!" Betapa terkejutnya Viktor ketika melihat kekompakan seluruh karyawan yang berada di bawah perintahnya sedang berdiri dan memberikan salam sapa. Tidak hanya itu, seluruh karyawan pun membungkukkan badan mereka. "Wow! Good morning, Everyone. Saya sangat surprise di pagi pertama pada bulan Oktober." Viktor tersenyum lebar menatap semua karyawanViktor menatap satu persatu wajah ceria
Ada kebahagiaan tersendiri bagi Viktor melihat wajah seluruh karyawan bahagia. Dia puas membuat orang lain merasakan kebahagiaan yang sangat jarang didapatkannya selama hidup di dunia. "Karyawan beruntung tersebut adalah Grigory Kozlov yang meraih gelar karyawan terbaik dari tahun ke tahun." Suara bariton Viktor terdengar jelas di telinga semua orang. Tidak lama kemudian, suara gemuruh tepuk tangan kembali menggema di lantai 7. "Congratulations, Grigory!" "Kami bangga padamu, Grigory!" "Ya tebya lyublyu, Grigory!" Memiliki arti, "Aku cinta kamu, Grigory!" "Selamat atas keberhasilan mu, Kawan!" Viktor tidak pernah menyangka bahwa semua karyawan yang berada di bawah kendalinya sangat mendukung Grigory. Mereka berteriak mengucapkan selamat atas keberhasilan Grigory Kozlov yang culun. Dia pun melihat Grigory berjabat tangan dengan sesama karyawan. 'Saya sangat yakin bahwa di balik penampilan Grigory yang culun, terdapat bakat terpendam yang tidak dimiliki oleh sembarang orang.'Vik
"Musim gugur seperti ini pemandangan di taman begitu cantik, Andriy."'Hmm? Bagaimana? Aーapa maksud kalimat Tuan Viktor barusan?'Andriy sama sekali tidak mengerti makna ucapan Viktor. Dia kerap memikirkannya berulang kali."Andriy, saya akan membawa Zoya berjalan-jalan di taman selagi masih ada waktu jam makan yang tersisa.""Tidak bisa, Tuan Viktor. Anda bahkan belum memakan apapun siang hari ini."Andriy membantah keinginan sang tuan dengan cepat."Namun jika Anda mau, saya akan membelikan beberapa menu makan siang untuk Anda nikmati bersama Nona Zoya. Bagaimana menurut Anda?"Viktor menghela napasnya. Dia memang jarang memperhatikan jam makannya."Hmm, boleh saja."Setelah berpikir cukup lama, akhirnya Viktor menyetujui saran Andriy."Saya akan memberitahu Caleb, Tuan."Andriy mengetuk kaca kecil pembatas ruang kemudi dengan tempat duduk penumpang. Kemudian, dia membuka kaca tersebut guna memberitahukan keinginannya kepada sang sopir."Caleb, jika kau melewati restoran yang menjual
Dengan satu kali pukulan keras di bagian leher belakang berhasil membuat Viktor tumbang dan tersungkur di jalanan beraspal. Sebelum menutup matanya, Viktor sempat melihat beberapa pasang mata sedang menatapnya tajam."Ayo, cepat! Ingatlah untuk membawa dia hidup-hidup!"Sebuah mobil sport buatan dalam negeri datang menghampiri mereka. Tidak butuh waktu lama, mereka menyeret Viktor ke dalam mobil sport tersebut.Sementara itu, Caleb hanya bisa memandangi tuannya dibawa pergi oleh sekelompok orang tidak dikenalnya. Dia tersungkur di tanah dengan posisi tengkurap juga dengan kesadaran yang tersisa.'Oh, aku akan menghapal nomor plat mobil tersebut dan mencarinya.Usia mengatakan hal demikian, Caleb menutup kedua matanya. *** 'Gelap. Hitam pekat. Aku tidak dapat melihat apapun, bahkan aku tidak tahu, apakah aku sudah mati dan berada di surga?'Viktor mulai sadarkan diri. Oh, saat ini, Viktor sedang duduk di sebuah kursi besi dengan mata tertutup. Dia merasakan kedua tangannya terikat ke b