"Ha! Ha! Ha!" Suara gelak tawa Gennadius memenuhi seluruh ruangan keluarga di mana dia, Yuri dan Andriy berada. Viktor dan Xandrova pun menoleh ke sumber suara tersebut. 'Oh, tidak! Mereka pasti melihat aku sedang menggoda Zoya!' Viktor berkata di dalam hati. Dia tidak tahu dan tidak menyangka bahwa semua orang melihat tingkah konyolnya bersama Xandrova. "KaーKakek ...." Xandrova tersenyum canggung saat melihat Gennadius sedang menertawakan dirinya dan Viktor. "Kami akan segera berangkat, Kek." Viktor tidak kalah canggung seperti Xandrova. Dia meraih tangan istrinya, lalu mengajak Xandrova pergi dari sana. "Saya senang sekali melihat keakraban kalian. Teruskan seperti itu! Saya percaya bahwa suatu saat jika masalah datang, kalian pasti siap membicarakannya dari hati ke hati." 'Ya, benar. Itulah mengapa saya berusaha merebut hati Zoya dan membuatnya nyaman saat bersama saya, Kek.' Viktor menyadari bahwa dia dan Gennadius memiliki jalan pikiran yang sama. Viktor tersenyum. "Sem
Viktor akhirnya sampai di perusahaan keluarga Konstantin. Dia berjalan melewati koridor menuju ke ruangannya. Namun, ada sesuatu yang mengganggu pandangannya. Viktor menghentikan langkah. Dia menatap satu persatu wajah karyawannya. "Selamat pagi, Tuan Viktor." Seorang karyawan yang duduk tepat di depan Viktor menyapa. Namun, Viktor tidak memedulikannya. "Kau!" Viktor menunjuk seorang pria berkacamata yang duduk di kursi sudut ruangan. Pria itu sedang bersembunyi di balik kubikel. "Saーsaya?" Akhirnya, pria itu berdiri menatap Viktor. "Ya, kau. Kemarilah!" Semua orang yang berada di sana memandangi si pria. Pria berkacamata tersebut segera berjalan dengan ragu ke arah Viktor sambil membenarkan letak kacamatanya. "Aーada apa, Tuan Viktor?" Si pria salah tingkah. Dia membenarkan kerah pakaian yang sebenarnya masih rapi. "Saya akan memberikanmu tugas." Andriy mengernyitkan dahi mendengar perkataan sang tuan. "Tuーtugas? Tugas apa, Tuan Viktor?" Viktor tersenyum sembari melihat
"Andriy, suruh wanita ini keluar sekarang juga! Jangan biarkan dia masuk ke ruangan saya lagi. Jika dia perlu sesuatu, kau saja yang melayaninya!"Viktor berseru tanpa menoleh ke arah Andriy maupun Evelina."Jika kau tanya, mengapa? Maka, saya akan menjawab bahwa saya muak melihat wajah dan jijik dengan tingkahnya! Saya adalah seorang pria beristri. Saya akan selalu menjaga nama baik saya juga nama baik Istri saya!"Andriy menghela napas panjang, kemudian segera merespon ucapan Viktor. "Saya mengerti, Tuan Viktor."Andriy memejamkan matanya sesaat. Lalu, berpaling menatap Evelina."Nona Evelina, Tuan saya selalu menjaga sikap terhadap wanita manapun. Selain itu, Tuan saya mencintai kebersihan. Tuan saya tidak suka bersentuhan dengan apapun atau siapapun, selain Istri Beliau."Evelina membulatkan mata. Evelina tersinggung karena dia merasa satu-satunya wanita tercantik di perusahaan Konstantinーsetidaknya itulah kabar burung yang tersiar seantero perusahaan Konstantin Co."Hmm, oke. Say
'Mengapa Kakek bisa mencurigai Papa David? Walaupun Papa adalah darah dagingnya sendiri.'Viktor berpikir keras. Dia tidak pernah menyangka jika dirinya dan Gennadius memiliki pemikiran yang sama mengenai Davidoff."Karena saya selalu curiga bahwa dia memiliki kerja sama terselubung dengan Maksim."Gennadius mendongakkan wajah saat mengutarakan isi kepalanya barusan."Mengapa Kakek bisa menduga seperti itu? Apakah Kakek memiliki beberapa bukti?"Gennadius menggelengkan kepala."Karena saya pernah memergoki mereka berdua sedang membahas saham perusahaan keluarga Konstantin.""Saham?!"Viktor teringat ketika Zoya pernah berkata bahwa dirinya memiliki 10% saham di keluarga Konstantin."Ya, Viktor. Maka dari itu, kau harus mengendalikan perusahaan keluarga ini dan membiarkan David melakukan perjalanan bisnis ke kota lain!"'Aku tahu pasti akan hal itu. Karena Kakek telah memberikan tugas untuk mengendalikan perusahaan Konstantin Co sejak awal.'Viktor bermonolog seorang diri."Tentunya ka
Hari-hari berikutnya, Xandrova berangkat ke kampus bersama Fang karena Viktor sangat sibuk di kantornya. Xandrova mengerti akan hal itu, tetapi tidak dengan hatinya. Viktor merasa bersalah, tetapi dia tidak bisa meninggalkan pekerjaannya. "Zoya, aku mengerti perasaanmu. Aku akan menjemputmu. Jam berapa kau akan pulang?"Kini, Viktor sedang berada di ruangannya bersama Andriy. Dia menghubungi sang istri yang sedang merajuk beberapa hari ini. Jarak usia yang cukup signifikan selalu melatih kesabaran Viktor dalam menghadapi istrinya."Tidak perlu. Aku akan pulang bersama Fang, seperti biasanya."Dengan nada sedikit jengkel, Xandrova menjawab pertanyaan Viktor."Zoya, aku tahu kau marah padaku karena aku telah beberapa kali tidak bisa menepati janji. Namun, Jumat malam nanti aku akan membawamu untuk mengunjungi sebuah kafe di mana aku akan meminta pendapat mu tentang kafe tersebut."Viktor selalu bersikap lembut kepada Xandrova. Ya, dia tidak ingin image yang dibangunnya runtuh begitu sa
Tok! Tok! Tok!Seorang wanita mengetuk pintu ruang meeting di lantai 3. Dia tidak datang sendirian, melainkan bersama beberapa orang."Silakan masuk, Tuan dan Nona!" Andriy membukakan pintu ruang meeting dan mempersilakan semua tamu masuk."Terima kasih."Si wanita membalas dengan ucapan terima kasih dan senyum. Mereka masuk dan melihat Viktor sudah duduk di kursi yang terdapat di ujung meja."Selamat datang di Konstantin Co."Grigory menyambut klien pertama yang datang sambil berjabat tangan. Sedangkan Viktor masih sibuk dengan smartphone-nya."Oh, siapa Tuan ini?" Si wanita terlihat begitu tertarik pada sosok Viktor. Dia bertanya tanpa basa-basi."Oh, Tuan Viktor. Klien pertama sudah datang." Andriy berbisik di telinga sang tuan."Halo, Tuan ...."Si wanita mengulurkan tangan seraya mengajak Viktor berjabat tangan dengannya."Viktor. Panggil saja Viktor."Viktor berdiri, lalu segera menyambut baik uluran tangan wanita tersebut. Dengan pesona yang dimilikinya, wanita mana yang tidak
Setelah mendapatkan dukungan dari Agniya dan Oleg, Viktor memantapkan hatinya untuk memberikan klarifikasi di depan para klien perusahaan Konstantin Co. "Baik. Saya akan memberikan klarifikasi secara eksklusif di meeting ini." Andriy berjalan menghampiri tuannya. Dia berbisik, "Tuan, jangan lakukan hal itu! Karena itu adalah privasi Anda. Tidak mengapa jika kita kehilangan 1 klien. Kita masih bisa mencarinya, Tuan Viktor." Viktor terenyuh dengan beberapa kalimat yang dibisikan oleh Andriy barusan. Namun, dia sudah terlanjur muak dengan semua tudingan itu. Dia pun menolak dengan berkata, "Tidak, Andriy. Saya tidak akan berhenti sampai di sin. Karena saya ingin menutup mulut kedua orang itu." Andriy tidak mengerti jalan pikiran Viktor. Dia terus mencoba untuk menghentikan niat tuannya. "Tapi, Tuanー" Viktor menggeleng dan memberikan isyarat agar Andriy diam. Dia menyela ucapan asistennya sambil menganggukan kepala. "Pernahkah kau berpikir, bagaimana nasib perusahaan ini jika mereka b
Baik atau buruknya masa lalu seseorang, kau tidak berhak menghakiminya. Zoya DmitrovkaーThe Romanov Diadem. *** Caleb terpaksa membangunkan sang tuan masih terlelap. "Tuan Viktor, Anda terlihat sangat kelelahan. Bahkan sedang tertidur pun, Anda masih sempat-sempatnya berpikir. Sebenarnya apa yang Anda pikirkan? Mungkin saya dan Andriy dapat membantu Anda." Caleb sengaja berbicara dengan nada tegas. Caleb berharap Viktor akan mendengarnya, lalu meminta bantuan kepada dirinya juga Andriy. 'Jika aku memintamu untuk menyelidiki masa laluku, apakah kau sanggup, Caleb? Aku bahkan tidak ingat apapun, selain mimpi-mimpi buruk yang selalu datang setiap aku memejamkan mata.' Viktor mengutarakan apa yang selama ini dirasakannya. Dia masih saja sungkan kepada Andriy dan Caleb. "Tuan? Kita sudah sampai di kampus Nona Zoya." Caleb kembali membangunkan Viktor sebenarnya sudah sadar. Viktor membuka kedua mata perlahan dan mengamati pemandangan di sekitarnya. 'Dulu sekali, aku pernah datang ke