"Katakan saja di sini! Tidak apa-apa."Usai mendapatkan lampu hijau dari majikannya, Vasili pun menyampaikan laporan tanpa ragu-ragu."Baiklah, Tuan Muda."Vasili melirik Xandrova sejenak. Dia berkata di dalam hati, 'paras Nona Zoya yang cantik, sesuai dengan hatinya yang juga sama-sama cantik. Setiap kali mendengar Nona Zoya bertutur kata, aku seolah terhipnotis.'Oh, apakah Vasili mulai memperhatikan Xandrova? Bukankah Vasili tidak suka berada di dekat wanita? Sebenarnya ada apa dengan pria ini?"Saat ini, Nona Viona tengah berada di kantor polisi bersama dengan pengacara keluarga Romanov yang akan menuntut Tuan Lenin dan keluarganya.""Lalu, bagaimana dengan perusahaan keluarga Konstantin yang berada di tangan Maksim?!"Mendengar pertanyaan dari suaminya, tentu saja Xandrova ingin perusahaan yang sudah dibangun oleh keluarganya selama bertahun-tahun dapat kembali ke pangkuan sang kakek. Bukan hanya Xandrova yang menginginkan semua itu, tetapi juga semua orang."Anda tidak perlu kha
Xandrova memasuki ruangan besar di mana suaminya duduk bekerja di sana sepanjang hari. Dia melihat Viktor sedang menutup laptopnya. Di sisi Viktor berdiri Leonid yang sedang memandangi Xandrova."Oh astaga! Zoya, kau cantik sekali!"Xandrova tersipu malu mendengarkan pujian dari Leonid."Apakah kau ingin saya menutup mulutmu dengan dasi, Leon?!"Viktor menggertak Leonid sambil menatapnya. Dia memakai jasnya sambil berjalan menuju Xandrova."Mengapa kau memintaku untuk datang ke sini, Viktor?""Karena aku memiliki surprise untukmu, Zoya."Leonid segera menyusul Viktor yang sudah keluar terlebih dahulu menuju meja Veronika. Diam-diam, kedua mata Leonid memperhatikan gerak-gerik sang sekretaris."Halo, Nona Zoya. Selamat datang di perusahaan RHC."Veronika berdiri, lalu membungkukkan badan seraya mengucapkan kalimat sambutan kepada Xandrova. Istri dari Viktor tersebut pun membalasnya dengan senyum."Zoya, sebelum kau salah paham denganku, maka aku akan menjelaskan terlebih dahulu. Perken
"Tuan Davidoff, apakah hari ini Anda tidak akan pergi untuk memberikan kesaksian di kantor polisi?"Damien menatap wajah Davidoff tanpa ekspresi."Tidak. Hari ini saya tidak memiliki jadwal apapun.""Bagus jika begitu. Sepertinya Anda perlu jalan-jalan keliling mansion ini agar tahu di titik mana saja kami memasang kamera CCTV!"Damien pergi meninggalkan Davidoff yang masih tercengang akibat perkataannya.'Saya harus melaporkan hal ini kepada Tuan Vasili. Namun, bukankah saat ini Tuan dan Nona Muda masih berada di dalam pesawat?'Rencana tetaplah menjadi bagian dari rencana. Damien senantiasa menjaga sikapnya dalam bekerja. Dia tidak segan-segan membeberkan apapun yang dilakukan oleh Davidoff jika itu adalah hal yang ganjil.***"Canada, I'm here now!"Xandrova berseru gembira ketika menginjakkan kakinya di Kanada. Dia terlampau senang tiba di Kanada bersama Viktor."Tuan Muda, apakah Nonaー"Suara Vasili tertahan saat Viktor mengangkat satu tangannya meminta agar sang bodyguard diam.
"Rupanya Papa masih menginginkan Viona! Namun jika aku lihat lebih teliti lagi, Viona berusaha menolak kehadiran Papa dan dia mencoba berontak dari sikap Papa yang semena-mena."Viktor mengulang video tersebut sebanyak tiga kali. Dia juga membaca keterangan yang berada di bawahnya."Oh, rupanya begini kronologinya ....""Viktor? Viktor?"Viktor segera menyudahi kegiatannya. Dia meletakkan ponsel di atas meja. Kemudian, berjalan menghampiri Xandrova yang celingukan mencari-cari dirinya."Aku di sini, Sweetie."Viktor naik ke ranjang dan memberikan kecupan selamat pagi singkat di dahi Xandrova."Halo, Sweetie. Selamat pagi. Bagaimana tidurmu?"Xandrova melingkarkan kedua tangannya di leher Viktor."Aku pikir, kau pergi lagi."Dengan gayanya yang manja, Xandrova berhasil membuat jantung Viktor berdegup lebih cepat."Bukankah aku sudah berjanji untuk tetap di sini bersama denganmu, Zoya? Mengapa kau meragukan kata-kata Suamimu yang tampan ini?"Keduanya pun terkekeh dan saling menggoda sa
Setelah berada selama 7 jam di atas langit, kini Viktor dan Xandrova telah sampai di London, Inggris. Seperti biasa, Viktor dan Vasili menunggu Xandrova selesai membuat vlog untuk keperluan konten di media sosial. Sesekali Viktor tertawa melihat tingkah usil Xandrova yang menggemaskan. Dan tanpa disadari, Vasili mengukirkan senyum tipis di bibirnya.'Nona Zoya memang memiliki kepribadian luar biasa. Aku membayangkan, bagaimana anak Tuan Muda Viktor dan Nona Zoya saat lahir nanti. Perpaduan gen sempurna yang pernah ku ketahui di dunia ini. Mereka berdua akan melahirkan anak-anak jenius.'Vasili menyudahi angan-angannya ketika mendengar suara Xandrova memanggil namanya."Vasili, mengapa kau melamun? Apa yang sedang kau pikirkan?"Xandrova melambaikan tangan ke arah Vasili. Pria itu bergegas berlari mendekati Viktor dan Xandrova yang sedang berdiri agak jauh di depannya."Maaf atas keteledoran saya, Nona Zoya."Vasili menundukkan kepala berulang kali sambil meminta maaf kepada Xandrova.
Viktor melirik istrinya sebelum mereka naik ke ranjang masing-masing untuk dipijat."Kita akan hidup abadi di surga Tuhan, Zoya."***Vasili masih duduk dengan setia menunggu kedua majikannya. Dia sendiri mengabaikan perintah Xandrova untuk menikmati layanan spa yang terdapat di hotel ini secara cuma-cuma. Vasili memilih untuk duduk menikmati kopi juga keindahan kota London dari tempatnya."Aku memang tidak terbiasa disentuh oleh wanita. Bahkan di usiaku sekarang, aku tidak pernah memiliki seorang kekasih. Entahlah! Aku hanya trauma dengan wanita sejak kematian Nyonya Yekaterina yang tragis."Vasili tidak tahu bahwa di belakangnya Viktor dan Xandrova berdiri mendengarkan setiap kata yang terucap dari mulutnya. Xandrova menutup mulutnya karena terkejut. Xandrova juga menatap Viktor sambil mengangkat kedua bahunya."Vasili, apapun yang kau pikirkan tentang kedua mertua saya tidaklah benar."Xandrova maju beberapa langkah menuju Vasili yang terkaget-kaget dengan kedatangan kedua majikann
Morzevich pun tidak menyadari kehadiran Viktor juga Xandrova hingga akhirnya suara sang cucu menyadarkannya."Apa kabar, Nyonya Mozza?"Viktor mengembangkan senyum di bibirnya yang kemerahan. Begitu juga dengan Xandrova. Keraguan wanita itu pun hilang."Viktor!"Morzevich pun melangkah menyambut sang cucu."Mengapa kau tidak memanggilku, Vlad?"Morzevich sempat-sempatnya memarahi sang suami yang tidak memberitahu kedatangan Viktor."Oh, apakah kau adalah Zoya? Kau lebih cantik daripada di media sosial!"Morzevich mengusap lembut kedua pipi Xandrova dengan kedua tangan sambil tersenyum.Sapaan ramah Morzevich membuat Xandrova semakin yakin untuk tetap tenang dan percaya diri. Dia akhirnya tahu kebenaran ucapan Viktor yang berkata bahwa kakek dan neneknya adalah orang baik."Ayo masuk!"Morzevich menggenggam erat tangan Xandrova dan berjalan masuk ke kamar hotelnya."Kau pasti lelah diajak Viktor ke sana kemari. Viktor memang benar-benar Cucu kurang ajar!"Semua orang duduk di ruang tam
Usai mengambil beberapa potret keluarga Romanov, kini Viktor menjawab beberapa pertanyaan yang dilontarkan untuk dirinya dan Xandrova."Tuan Viktor, bagaimana perasaan Anda juga Nona Zoya berada di sini, di Berlin Fashion Show?""Nyonya Morzevich, apakah Anda akan menetap di Berlin?"Morzevich tersenyum ke arah kerumunan wartawan. Dia terlihat sangat menikmati situasi ini."Berlin adalah salah satu kota yang indah di dunia. Saya dan Vladimir memiliki rencana untuk berkeliling dunia menghabiskan masa tua kami bersama. Dan Berlin merupakan salah satu kota yang masuk ke list kami. Tentu saja, saya berdiri di sini untuk memenuhi undangan langsung dari panitia penyelenggara."Gestur tubuh Morzevich meyakinkan Xandrova untuk mempelajari public speaking agar dirinya tidak demam panggung seperti sekarang ini. Xandrova menghela napas panjang.'Nenek benar-benar hebat! Beliau tidak mengalami demam panggung seperti aku. Bagaimana pun juga, aku adalah Istri sah Viktor dan aku tidak ingin membuatn
Beberapa bulan telah berlalu sejak kematian Viktor, tetapi suasana di pagi hari mansion keluarga Romanov tetap sama. Xandrova selalu berteriak di pagi buta saat membuka kedua matanya. "Aaarrgghh!" Fang beranjak dari sofa. Dia selalu setia di sisi majikannya meskipun kini Xandrova dan Galana tinggal di mansion keluarga Romanov yang berada di distrik Dmitrovka, Moskow. "Nona, bangunlah!" seru Fang membangunkan Xandrova. "Aaaarrgghhh!" Xandrova kembali berteriak. Fang mengusap lembut punggung tangan Xandrova berharap dia akan terbangun. Brak! Pintu ruang tidur Xandrova terbuka. Galana masuk dengan wajah cemas dan tegang. Di belakangnya, Morzevich dan Vladimir berjalan dengan langkah panjang. Keduanya sama cemasnya seperti Galana. "Fang, sepertinya Nona bermimpi buruk lagi sehingga berteriak seperti ini." Vasili mendekati Fang. Setelah mendapatkan maaf, dia kembali dipercaya oleh Vladimir dan Morzevich untuk menjaga Xandrova juga cicit keluarga Romanov. "Benar, Tuan Vasili.
Morzevich mengingat janji yang telah diucapkan di depan pusara Viktor. Morzevich menghela napas panjang. Kedua matanya kmebali menatap Vasili. Dia berkata, "Pergi dari hadapan saya sekarang!"Vasili menengadahkan wajahnya yang lebam. Dia menatap Morzevich yang begitu disayanginya sejak kecil. Dia terlihat sedang menahan air mata yang mungkin saja sebentar lagi akan terjatuh. 'Ternyata Nyonya Mozza benar-benar membenciku!' Batin Vasili menjerit. Namun, dia tidak bisa berbuat apapun lagi. Dia akhirnya berdiri."Saya permisi, Tuan dan Nyonya Besar," ucapnya sambil membungkukkan badan. Semua orang menatap kepergian Vasili. Pria itu berjalan dengan kaki yang terluka. Ya, Vladimir dan Leonid menendangnya berulang kali. Apakah seorang pengawal pribadi yang gagal menjaga tuannya pantas diperlakukan seperti itu?"Shura, apakah kau sudah membuang semua karangan bunga?!"Morzevich bertanya dengan nada tinggi. Dia tidak bisa mengontrol emosinya sebagaimana Vladimir. "Tentu saja, Nyonya. Saya
Waktu terus berjalan. Beberapa hari setelah kematian Viktor, suasana duka masih sangat terasa di mansion keluarga Romanov. Mansion mewah keluarga Romanov yang biasanya hangat, kini kelam. Semua pelayan masih memakai pakaian serba hitam, begitu juga dengan keluarga inti. Vladimir tak henti-hentinya menyalahkan semua orang yang berada di ruang kerjanya. "Saya bersumpah atas nama Tuhan dan Rusia, saya akan menemukan dalang di balik kematian Viktor!" Vladimir berteriak. Pria tua itu belum bisa memaafkan dirinya sendiri atas insiden kematian sang cucu. Dia dan istrinya belum bisa berdamai dengan kejadian tersebut. "Saya pun bersumpah akan menebus kesalahan saya dengan mempertaruhkan nyawa saya sendiri, Tuan Besar! Mohon ampuni pengawal tidak berguna ini!" Vasili bersimpuh di hadapan Vladmir. Rasa penyesalan tak kunjung pergi darinya. "Vasili Rodamir! Bagaimana bisa kau membiarkan sniper berkeliaran di sekitar Viktor?! Hah?!" Buk! Buk! Buk! Entah sudah berapa kali Vasili mendapatka
Geram. Viktor geram bukan main. Dia mengeluarkan ponsel, lalu menekan nomor Leonid berharap sang sahabat akan menjawab panggilannya. "Halo, Viktor! Apakah kau akhirnya akan memberikanku ucapan selamat menikah?" Nada bicara Leonid di saluran telepon terdengar sangat bahagia. Viktor menyeringai tanpa diketahui oleh Leonid. "Jangan bergurau, Leon! Kau tidak benar-benar menikah tanpa memberitahu kami, kan?" Masih dengan sikap tidak percaya, Viktor mencoba meyakinkan diri sendiri bahwa semua ini tidak nyata. "Apakah kau tidak rela jika sahabat mu ini menikah dan memiliki dunianya sendiri, Viktor? Ha! Ha! Ha!" "Leon, jangan bergurau! Sudah saya katakan untuk tidak bergurau." Viktor teringat wajah Vladimir dan Morzevich yang sedang tersenyum ke arahnya. "Leon, bagaimana dengan Kakek dan Nenek? Apakah kau tidak menganggap mereka ada? Apakah kau tidak menghormati mereka?" "Viktor, Apakah kau lupa jika aku telah memberitahumu satu minggu yang lalu? Aku tahu dan aku pun mengerti bahwa ke
Viktor melihat Galana dan Xandrova terdiam. Tidak satu pun dari mereka menjawab pertanyaannya. "Tuhan mengajarkan untuk memberikan maaf kepada seseorang yang telah mengakui juga meminta maaf kepada kita. Ampunilah Papa David sebagaimana Tuhan akan mengampuninya! Semoga Tuhan Yesus memberkati kita semua!" Xandrova memeluk Viktor dengan erat sambil menangis sejadi-jadinya. Dia hendak mengatakan sesuatu, tetapi terhalang dengan isak tangisnya. Viktor mengambil tindakan. Dia meraih wajah istrinya dengan kedua tangan. "It's fine, Zoya. Everything has changed. Blood, tears and death to become one in our heart. Let's move on and give your best for the future!" Xandrova mengangguk berulang kali sambil berusaha melepaskan amarahnya kepada sang papa. Dia harus bangkitーsetidaknya demi sang buah hati yang mendiami rahimnya. "Aーaku telah memaafkan Papa, Viktor." "Mama juga memaafkannya. Dia adalah seorang Suami dan Papa yang terbaik di dunia ini." Baik Xandrova maupun Galana telah berkata
"Korban masih hidup! Korban masih hidup!" Salah seorang pria berteriak memecahkan ketegangan. "Sepertinya dia mengalami pendarahan hebat," sambung pria tadi saat melihat cairan merah segar tidak berhenti mengalir di bagian kepala Davidoff. Davidoff mencoba bertahan dari rasa sakit di sekujur tubuhnya. Davidoff teringat Galana yang menunggu di rumah juga Xandrova anak semata wayang yang kini tinggal di kota Moskow. Kesadaran Davidoff mulai menurun. Dia membuka dan menutup kedua matanya dengan kepayahan. "Toーtolong ...." Untuk berbicara saja sepertinya sangat sulit. Dia membutuhkan tenaga yang tidak sedikit. Davidoff merasa tangannya sulit digerakkan. Namun meskipun begitu, dia tetap berusaha melambaikan tangan kepada siapa saja yang mungkin melihatnya. "Aーapakah aku akan mati?" Davidoff mulai kehilangan kesadaran. Dengan kepala bersandar di kemudi mobil, Davidoff pun mengembuskan napas terakhir membawa penyesalan bersamanya. *** Viktor membawa Xandrova yang sedang hamil muda
Viktor mengangguk, lalu menatap Vasili. "Biarkan aku saja yang mengambilnya." Leonid menawarkan diri. Dia langsung pergi memanggil pelayan untuk membawakan air sesuai dengan permintaan Morzevich. "Oh, ya ampun! Viktor, aku ingin minum." Xandrova berkata dengan lembut. "Aku akan menuangkan air mineral untukmu, Zoya." Xandrova menggeleng. "Tidak. Aku ingin jus kiwi dicampur dengan stroberi, Viktor." Viktor terbelalak mendengar keinginan sang istri. "Sepagi ini?! Tidak!" Viktor menolak mentah-mentah permintaan Xandrova dengan sedikit berteriak. Dia tidak bisa memenuhi permintaan Xandrova untuk kali ini. "Viktor, turuti saja apa yang minta Istrimu." Morzevich angkat bicara. Dia duduk tepat di samping Xandrova. "Apa yang dikatakan Mozza benar. Ikuti kemauan Zoya!" Vladimir duduk di sudut ruangan sambil berbicara. "Tidak sepagi ini, Kek." Viktor bersikeras menolak. Dia melihat Xandrova menangis di pelukan Morzevich. "Nek, ini air hangatnya." Morzevich segera mengompres dahi
Xandrova duduk di pangkuan Viktor. Dia juga melingkarkan kedua tangan di leher sang suami."Tidak ada apa-apa, Zoya. Aku akan pergi ke ruang tengah terlebih dahulu untuk mengerjakan beberapa pekerjaan yang belum selesai bersama Vasili. Kau beristirahatlah, Zoya!"Xandrova mengerti. Dia segera berdiri dan mengangguk."Ya, Viktor. Nek, saya akan ke kamar sekarang."Selepas kepergian Xandrova, sang nyonya Besar keluarga Romanov pun menatap cucunya."Viktor, ada apa? Jangan katakan bahwa kau baik-baik saja! Saya tahu raut wajahmu itu sedang menyimpan sesuatu.""Ini bukan hal besar, Nek. Saya akan menyelesaikannya."Viktor bangkit, lalu menatap Vasili."Ayo, Vasili!""Saya permisi, Nyonya."Morzevich pun membiarkan Viktor pergi bersama Vasili menuju ruang tengah."Vasili, sambungkan saya ke Papa David melalui panggilan video sekarang!"Viktor berdiri di jendela menatap pemandangan di luar hotel tempatnya menginap."Ya, Tuan Muda."Viktor menunggu Vasili sambil membakar cerutu. Tidak lama k
Usai mengambil beberapa potret keluarga Romanov, kini Viktor menjawab beberapa pertanyaan yang dilontarkan untuk dirinya dan Xandrova."Tuan Viktor, bagaimana perasaan Anda juga Nona Zoya berada di sini, di Berlin Fashion Show?""Nyonya Morzevich, apakah Anda akan menetap di Berlin?"Morzevich tersenyum ke arah kerumunan wartawan. Dia terlihat sangat menikmati situasi ini."Berlin adalah salah satu kota yang indah di dunia. Saya dan Vladimir memiliki rencana untuk berkeliling dunia menghabiskan masa tua kami bersama. Dan Berlin merupakan salah satu kota yang masuk ke list kami. Tentu saja, saya berdiri di sini untuk memenuhi undangan langsung dari panitia penyelenggara."Gestur tubuh Morzevich meyakinkan Xandrova untuk mempelajari public speaking agar dirinya tidak demam panggung seperti sekarang ini. Xandrova menghela napas panjang.'Nenek benar-benar hebat! Beliau tidak mengalami demam panggung seperti aku. Bagaimana pun juga, aku adalah Istri sah Viktor dan aku tidak ingin membuatn