Jantung Xandrova berdebar kencang. Sepertinya akan ada sesuatu yang buruk dari Thalisa sebentar lagi."Bicaralah!""Pengasuh Anda telah tiada."Kali ini, Xandrova tak bisa lagi tenang. Dia menoleh dan matanya mulai basah ketika membekap mulutnya sendiri dengan wajah syok.***St. Petersburg di bulan Januari ini sungguh kejam dinginnya. Matahari pun tak bersedia memberikan kehangatan. Kondisi kota yang seperti ini sama persis dengan kondisi perasaan Xandrova.Kini Xandrova sudah mengetahui berbagai hal dari Thalisa. Selama seminggu lebih dia hanya menangis dan menangis. Terlebih ketika dia mendengar dari pelayan bahwa beberapa hari lalu Thalisa diperintahkan untuk keluar dari mansion, dipecat sebagai perawat Xandrova.Bukankah ini namanya ingin mengucilkan Xandrova? Bagaimana bisa gadis muda sepertinya sanggup menerima situasi semacam ini? Semua orang dekatnya dijauhkan darinya.Tak heran jika Xandrova mulai mengalami depresi.Ketika Anne mendatangi kamarnya karena ibu Maksim itu menge
Viktor memicingkan mata berusaha mengenali dua orang berlawanan jenis yang sedang duduk di pinggir jalan."Papa David dan Mama Galana?! Sedang apa mereka di sana?! Di mana mobil dan para pelayan?!"Viktor langsung saja membuka pintu mobil. Dia tidak ingin menunggu berlama-lama."Tuan Muda! Tuan Muda, tunggu! Udara di luar sangat dingin. Pakai syal Anda!""Saya tidak akan mati kedinginan, Vasili."Viktor menutup pintu mobil, lalu bergegas menghampiri kedua mertuanya. Dia sempat mendengar percakapan keduanya samar-samar."Habislah Zoya, David. Kau terlalu mempercayai Maksim. Dan, lihatlah sekarang! Kita tidak tahu apa yang sudah dilakukan Maksim kepada Zoyaーanak kita!"Suara Galana terdengar serak. Mungkin saja karena terlalu banyak menangis.Viktor melihat Galana memukuli Davidoff berulang kali sambil memarahinya. Namun, pria itu hanya terdiam dan tidak membela diri. Viktor berhenti melangkah. Vasili di belakangnya pun ikut menghentikan langkahnya."Tuan Muda?"Viktor mengangkat tangan
Betapa terkejutnya 2 orang tua yang sudah merendahkan Viktor di masa lalu. Seolah tidak percaya pada kenyataan di depan matanya, Galana meberanikan diri mendekati Viktor."Tiーtidak ... mungkin ...."Kedua tangan Galana hendak menyentuh wajah Viktor. Namun, Vasili buru-buru menghalanginya."Maaf, Nyonya. Tolong jaga jarak Anda dan jangan menyentuh Tuan Muda Viktor sembarangan!"Suara tegas Vasili tentu saja membuat Galana terkejut juga kecewa. Bagaimana pun juga, dia hanya ingin memastikan bahwa pria tampan di depannya ini benar-benar Viktor yang diingatnya.Galana lekas menarik tangannya kembali."Tidak apa, Vasili!"Viktor menegur sang bodyguard. Davidoff tidak tinggal diam. Pria itu membela sang istri."Siapa kau?! Berani-beraninya membentak Istri saya!"Tidak ingin urusan menjadi panjang, Viktor segera mencairkan suasana."Ya, saya adalah Viktor, menantu sampah keluarga Konstantin yang sangat tidak kalian inginkan."Terdengar sangat memilukan, bukan? Itulah salah satu kenyataan pah
Davidoff sengaja menahan Viktor. Dia terlihat sangat terobsesi dengan menantunya."Ke mana kau akan pergi? Apakah kau akan menemui kami lagi?"Semua orang terdiam menunggu Viktor berbicara. Namun, Viktor terlihat tidak berminat berbicara banyak dengan kedua mertuanya."Dan, apakah kau tidak membenci kami berdua?"Ada kesedihan mendalam yang Viktor tangkap dari suara yang baru saja keluar dari mulut Davidoff."Saya akan pergi menemui Zoya dan Kakek."Viktor mengakhiri perkataannya dengan senyum sarkas. Dia pergi tanpa berpaling menatap wajah Davidoff ataupun Galana."Viktor, kau harus berhati-hati! Karena Maksim dan keluarganya terlalu berbahaya."Viktor tidak memedulikan teriakan Galana. Dia terus melangkah bersama Vasili yang masih setia di sisinya. Ya, keduanya memasuki mobil.Sementara itu, Davidoff dan Galana menatap kepergian Viktor dengan cemas."Mari, Tuan dan Nyonya! Silakan ikuti saya!"Seorang anak buah Viktor segera mengambil alih situasi agar sepasang suami istri tersebut
Nada bicara yang tinggi membuat semua orang tahu bahwa Lenin sedang meluapkan kekecewaannya kepada sang anak."Apakah maksud Anda adalah mereka, Tuan Lenin?!"Viona menunjuk sekelompok orang yang berdiri tidak jauh di belakang mereka. Ya, mereka adalah anak buah Maksim yang selama ini sangat setia. Namun, di mana Feliks?! Ya, di mana dia?! Karena sejak tadi, asisten Maksim tersebut tidak menampakkan batang hidungnya."Sial! Mengapa mereka bisa tertangkap?!"Maksim sangat kecewa karena nyatanya tak ada yang bisa membebaskan dirinya juga kedua orang tuanya dari para polisi. Ia menghela napas panjang.'Bukankah Feliks masih berada di perusahaan keluarga Konstantin untuk mengurus surat-surat pengalihan kekuasaan keluarga ini? Apakah aku harus menghubunginya sekarang?'Ada keraguan yang muncul di hati Maksim. Namun, Maksim sendiri tidak berani membayangkan apa yang akan terjadi kepadanya jika ia keluar dari mansion dan mendekam di penjara."Bukankah saya bisa menghubungi seorang Pengacara?
Caleb bertanya tanpa merasa bersalah. Dia juga menatap Viktor yang sedang tertawa kecil."Ada apa?! Bagaimana Anda bisa membiarkan pria asing masuk ke kamar saya?! Bagaimana Anda bertanggung jawab akan hal ini, Tuan Caleb?!"Xandrova terlihat benar-benar marah hingga wajahnya merah padam. Dia juga bertolak pinggang ketika meluapkan amarahnya kepada Caleb."Apakah maksud Anda adalah Tuan Muda Viktor?"Di tengah kebingungannya, Xandrova melirik pria tampan yang tadi memeluknya dari belakang.'Mengapa Caleb memanggil pria ini dengan sebutan Tuan Muda Viktor? Apakah dia adalah Viktor ku? Ah, rasanya tidak mungkin!'Xandrova menolak kenyataan di depan kedua matanya. Namun, bukankah Caleb tidak akan berbohong?"Zoya, mengapa kau tidak mengenali aku? Tidak tahukah kau bahwa aku merindukanmu setiap saat?"Viktor mendekati Xandrova yang masih terbengong-bengong dengan penampilan barunya."Aku mengenali suaramu, tetapi ...."Dan sekali lagi, Viktor mendekap tubuh langsing Xandrova. Kali ini, wa
"Ego."Satu kata yang berhasil keluar dari mulut Gennadius berhasil mengagetkan semua orang di sana. Tak ada yang berani berkomentar atau membantah jawaban Gennadius, termasuk Viktor."David dan Galana belum siap memiliki seorang anak karena masih memiliki keegoisan yang tinggi. Namun, saya memakluminya."'Apa aku tidak salah dengar? Mengapa Kakek memaklumi Papa dan Mama yang sudah menelantarkan Zoya?'Viktor tak henti-hentinya penasaran. Sebab, pria itu tahu bagaimana rasanya hidup tanpa kasih sayang orang tua."Maaf, Kakek. Mengapa Anda memaklumi tindakan Papa David dan Mama Galana? Karena menurut saya, Papa dan Mama sudah seharusnya merawat darah daging mereka sendiri."Pendapat Viktor memang benar. Sebagai orang tua, sudah sepatutnya Davidoff dan Galana bertanggung jawab membesarkan buah hati mereka, Xandrova Zoya Konstantin. Bukan hanya Viktor yang memiliki pemikiran seperti itu, tetapi juga semua orang."Yeva, kau dan Lada tahu betul, mengapa saya melakukan hal tersebut?!"Tidak
Vasili merasa tidak sampai hati menganggu kedua majikannya. Namun apa daya, dia harus menyela pembicaraan Viktor dan Xandrova."Maaf, Tuan dan Nona Muda. Kita sudah sampai di mansion keluarga Romanov."Vasili memberitahu majikannya. Keduanya pun menoleh."Oh, inikah mansion keluarga Romanov yang kau katakan itu, Viktor? Besar dan mewah sekali.""Silakan, Nona!"Seorang penjaga membukakan pintu untuk Xandrova. Wanita tersebut pun tersenyum. Tak ada kebahagiaan bagi Viktor, selain melihat sang istri tersenyum."Terima kasih."Xandrova memang senantiasa tersenyum dan menyapa siapa saja, tanpa memedulikan status mereka."Mari, Zoya!"Keduanya menaiki beberapa anak tangga diikuti oleh Vasili."Tolong parkirkan mobil Tuan Muda!"Vasili memberikan kunci kepada satu penjaga, lalu menyusul tuannya."Selamat malam, Tuan Muda dan Nona Muda."Seorang pria menyambut kedatangan Viktor dan Xandrova dengan senyum dan salam sapa yang sangat sopan."Zoya, perkenalkan! Dia adalah Damien, kepala pelayan