Caleb akhirnya bersuara setelah Viktor mengatupkan mulutnya. "Karena jika Anda tidak bisa tenang, maka akan sulit sekali untuk berpikir dan mengambil keputusan, Tuan Muda." 'Setidaknya itulah yang aku rasakan di kehidupan sehari-hari.' Caleb melanjutkan kalimatnya di dalam hati sambil menatap punggung Viktor. 'Kota St Petersburg memang benar-benar sangat indah! Namun, aku pun takjub dengan keindahan kota Moskow! Benarkah kota Moskow adalah kota kelahiranku?!' Viktor berdiri di dekat jendela besar. Dia membuka gorden agar dapat melihat pemandangan kota St Petersburg yang cantik. Dia mengagumi keindahan kota St Petersburg, tetapi dia melupakan kota kelahirannyaーMoskow. "Tuan Muda? Apakah Anda baik-baik saja?" Viktor membalikkan badan. Dia menatap Caleb dengan tajam. "Saya sedang tidak baik-baik saja, Caleb." Viktor berjalan mendekati ranjang. Dia memungut jaket yang dilemparnya tadi. Kemudian, memakainya. "Anda ingin pergi ke mana, Tuan Viktor?" Caleb tidak ingin Viktor pergi
Viktor mencoba menekan emosi yang sedang menyerang dirinya. Dia tidak ingin rencana yang telah disusun bersama Gennadius berakhir sia-sia. "Tolong berikan saya sedikit waktu lagi! Saya akan segera menyelesaikan urusan dan setelah itu, saya akan menjemput Zoya untuk tinggal di sisi saya. Saya berjanji." Caleb terharu dan bangga mendengar kata-kata Viktor barusan, tetapi tidak dengan Gennadius. "Seorang pria sejati tahu apa arti harga diri sesungguhnya, Viktor." Viktor mengangguk ketika mendengarkan Gennadius berbicara. Dia menganggukkan kepala berulang kali. "Saya tahu, Kakek. Dan Anda pun tahu, alasan saya tidak bisa menjemput Zoya sekarang." Viktor mengingat malam itu. Malam di mana dirinya menyelinap masuk ke mansion keluarga Konstantin dan membuat janji dengan Gennadius. "Ya, Viktor. Kakek selalu memercayai mu." Viktor melihat Xandrova pergi bersama Fang. Mobil yang ditumpangi Xandrova pun melesat di depan mobil yang dikendarai oleh Viktor. Dia segera memakai sabuk pengaman.
"Suasana mansion keluarga Romanov aman-aman saja, Tuan Muda. Namun, Tuan Besar berkata akan mengadakan rapat tertutup antara Beliau, Anda, saya dan Tuan Demyan dan Tuan Caleb." *** Viktor memutar balik kendaraan roda empat yang dikemudikannya dengan berhati-hati. Pikiran yang kacau serta emosi yang melekat di dirinya membuat Viktor beberapa kali kehilangan konsentrasi. "Tuan Viktor, mengapa Anda tidak mendengarkan perkataan saya sekali saja?!" Tangan kanan Caleb berpegangan pada bagian atas, sedangkan tangan kirinya berpegang pada dashboard mobil. 'Aku benar-benar tidak nyaman dengan cara Tuan Viktor mengendarai mobil! Aku tidak ingin mengakhiri hidup dengan sia-sia!' Caleb menggerutu di dalam hati. Dia menatap jalanan yang membentang di hadapannya. "Ada apa, Caleb?! Apakah berprofesi sebagai seorang bodyguard, kau takut kematian?!" Viktor menyeringai. Di pikirannya hanya ada satu. Yaitu, tiba di mansion keluarga Romanov lebih cepat. "Lebih tepatnya, saya tidak ingin mati deng
'Untung saja, aku menyuruh Viktor untuk cepat pulang! Karena aku sudah sangat penasaran.' Vladimir bermain dengan pikirannya. Dia akhirnya menyetujui keinginan Egory. "Oke. Demi Putra dan Menantu saya, lakukanlah, Egory!" Vladimir menepuk tangan berulang kali sebagai tanda bahwa dia memanggil anak buahnya. Brak! Vasili pun membuka pintu ruang perpustakaan. "Tuan Besar, ada apa?" Vasili menundukkan kepala. "Apakah Viktor sudah datang?" "Ya, Tuan Demyan sedang menyambut Tuan Muda di pintu utama." Vasili menjawab sambil mengangguk. Tidak lama kemudian, terdengar suara seseorang mengetuk pintu ruang perpustakaan. Tok! Tok! Tok! Viktor mengetuk pintu ruang perpustakaan. Dia tidak bisa mendengar suara apapun dari dalam sana. "Silakan masuk, Tuan Viktor!" Vasili membukakan pintu untuk Viktor. Dia membuka pintu lebar-lebar membiarkan semua orang masuk ke ruang perpustakaan. 'Apakah Nenek tidak berada di sini bersama Kakek Vladimir?' Viktor mencari-cari keberadaan Morzevich. Ked
Morzevich menggenggam tangan Viktor erat-erat. "Seseorang yang terlahir di keluarga Romanov akan mewarisi darah pemimpin di dalam dirinya." Usai mengatakan hal demikian, Egory mendekatkan kursi rodanya kepada Vasili. "Vasili, kau harus mendengarkan apa yang akan Ayah katakan baik-baik!" Vasili terdiam. Sedangkan Vladimir menyilangkan kedua kakinya menunggu Egory berbicara. "Jadi, siapa dalang pembunuhan anak kami, Egory?!" Morzevich mulai tidak bisa bersabar lagi. Dia bertanya sambil menggenggam tangan Viktor. 'Aku harus bersiap! Aku harus menekan emosi ku agar tidak meledak di depan semua orang!' Viktor mengingatkan dirinya sendiri. Dia menunggu penjelasan dari Egory dengan hati yang gundah. Semua orang menatap Egory yang sedang menundukkan pandangannya. Untuk beberapa detik lamanya, Egory terdiam. "Tuan Lenin." Akhirnya, Egory mengucapkan satu nama yang berhasil mengejutkan semua orang, termasuk Vladimir yang terbatuk saat sedang meneguk wine di tangannya. "Aーapa, Paman?!
Demyan bertanya dengan gusar di dalam hatinya. Dia memicingkan mata sambil menarik napas dalam-dalam. "Jika Anda memerlukan sebuah laptop, maka Anda bisa menggunakan laptop yang berada di atas meja tersebut!" Demyan menunjuk sebuah laptop buatan dalam negeri yang berada di atas meja tepat di belakangnya. Vasili dan Viktor lantas mengikuti arah pandang sang kepala pelayan. Begitu juga dengan yang lainnya. "Oke. Terima kasih, Tuan Demyan." Usai mengucapkan terima kasih tanpa senyum, Caleb segera pergi menuju meja yang ditunjuk oleh Demyan tadi. Viktor memijat pelipisnya yang terasa berdenyut. "Viktor, apakah kau baik-baik saja?" Morzevich menyentuh wajah Viktor dengan kedua tangan. Wajahnya yang berkerut terlihat cemas dan panik. 'Baru kali pertama dalam hidupku melihat Nyonya Besar Morzevich tampak sangat cemas seperti ini! Sebenarnya, aku tahu! Ya, aku tahu bahwa Beliau sangat mencemaskan keadaan Tuan Muda Viktor.' Vasili memperhatikan Viktor dalam diam. Dia ingin sekali berad
"Tentu tidak, Tuan Muda." Penolakan tegas yang diucapkan oleh Egory membuat Viktor menautkan kedua alisnya. Dia menatap Egory dengan sedikit rasa kepercayaan yang ada. Dan bukan hanya Viktor saja yang terkejut, melainkan juga Vasili. Namun, mantan pengawal pribadi Vladimir tersebut berusaha untuk tetap tenang. "Lalu?!" Masih dengan raut wajah yang sama, Viktor kembali bertanya kepada Egory. "Saya tetap setia kepada dua orang di keluarga ini. Yaitu Tuan Besar Vladimir dan Nyonya Besar Morzevich." Egory memberikan penghormatan kepada Vladimir dengan membungkukkan sedikit tubuhnya. Meskipun berada di kursi roda, Egory tidak lupa bagaimana caranya memberikan hormat kepada tuannya. "Karena saya adalah pengikut setia Tuan dan Nyonya Besar." Egory menambahkan satu kalimat terakhir bermaksud agar Viktor kembali percaya kepadanya. "Begitu, 'kah?! Namun, apa yang saya lihat dan rasakan sangat berbeda. Mungkin mulut Anda pandai berbicara, tetapi tidak dengan kedua mata Anda, Paman Egory."
"Saya akan pergi memeriksanya, Tuan Besar." Vasili berjalan tanpa bersuara. Dia melangkah dengan sangat hati-hati menuju pintu ruang perpustakaan yang tertutup. Semua orang yang berada di sana menatapnya dengan waswas. Vasili membuka pintu ruang perpustakaan yang sengaja dikuncinya dari dalam. Dan ya, dia berjalan beberapa langkah sambil menutup kembali pintu tersebut. "Tidak ada siapapun di sini! Namun, pendengaranku tidak mungkin salah, bukan?" Vasili menoleh ke kanan dan kirinya sambil memasang ependengarannya dengan baik. Baru saja dia akan membuka pintu dan berniat akan masuk kembali ke ruang perpustakaan, tiba-tiba terdengar suara langkah kaki dari arah kanannya. "Vasili!" Suara seorang pria terdengar akrab memanggil nama anak kandung dari Egory Rodamir. Pria dengan potongan rambut ala tentara tersebut pun menoleh. "Tuan Leonid Guneev." Rupanya Vasili mengenali pria muda yang memanggilnya. Dia pun berbalik dan menatap pria tersebut. "Ada apa Anda ke sini? Apakah Anda ing