Share

12 | Akhir Dari Kesombongan

Siang hari ini aku bisa mulai mengais kurnia Tuhan dari dalam kandi-kandi terpencar dari rumah ke rumah. Hingga di penghujung penjajakanku aku dapati. Aku berlega hati, pendapatan siang ini lebih baik dari hari kemarin. Uang logam dan kertas penuh di tas pinggangku. Kakiku melangkah dengan ringan. Aku akan memasukkan uang ini ke rekeningku besok. Ya, aku menabung tentu saja aku menabung, meski jumlahnya tak seberapa tapi setidaknya aku bisa mensuplay diriku sendiri tanpa bantuan Papa. Sudahlah hatiku hambar setiap memanggilnya dengan sebutan 'Papa'. Bagaimana pria yang tega mengusirku itu tetap bisa aku panggil 'Papa'?

Saat aku melewati Pasar Besar, dua orang teman sebaya menghentikanku, mereka berdua adalah penjaga stan parkir motor di sisi selatan pasar. Dengan wajah iba mereka mendekati aku.

"Aku dengar Narko belum ketemu ya, Ndy? Dia masih sembunyi dari polisi?" tanya pria bernama Bagus, salah satu dari mereka.

"Belum kayaknya, Gus! Anak buahnya jelas saja menutupi keberadanny
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status