Terima Kasih sudah mampir membaca. Jangan lupa like, koment, and follow ya. Thank You and Happy Reading.
Kim Ryu sedang dalam perjalanan pulang saat malam mulai turun. Namun, langkahnya terhenti ketika suara keras memecah keheningan.“Berhenti!” seru seseorang dari belakang. Ternyata, itu adalah ketua Guild Wonders bersama sepuluh Hunter lainnya yang mengejar Ryu. Di antara mereka ada dua Hunter Rank (S) dan delapan Hunter Rank (A), serta beberapa pengawas dari Asosiasi Hunter."Siapa yang berteriak tadi?" pikir Ryu sambil memutar badannya. Melihat kelompok itu mendekat, ia merasa kesal. "Sial, bisakah aku tidak dikejar setelah menyelesaikan tugas?""Berhenti!" teriak ketua guild sekali lagi. Hunter Ae Cha, salah satu Hunter Rank (S), dengan cepat mengaktifkan skill [Celestial Sword], melancarkan serangan berbentuk X yang memancarkan energi besar. Ryu melompat dan mendarat di atap gedung terdekat.“Cepat serahkan semua bahan dan barang yang kamu dapat dari gate itu!” perintah ketua guild."Serahkan semuanya!" desak para pengawas yang ikut bersamanya.“Memangnya siapa kalian? Yang membersi
Setelah kejadian yang menimpa para pengawas dan Guild Wonders, minggu berikutnya, semua guild diperintahkan untuk berkumpul di Gedung Asosiasi Hunter. Pembahasan kali ini sangat penting: Hunter Misterius.Selain Baek Hyeon, Ketua Asosiasi Hunter, hadir pula para ketua guild dari Hunter Rank (S), yaitu:Guild LionKetua: Tae JoongGuild WondersKetua: Eun JungGuild WolfKetua: Chung HoGuild TriggersKetua: Dong SunGuild Dark StarKetua: Park WoonDi ruang pertemuan Gedung Asosiasi Hunter, semua pemimpin guild telah berkumpul. Masalah Kim Ryu kini menjadi isu serius yang memerlukan kehadiran semua pemimpin guild.Ketua Asosiasi memulai pertemuan dengan tegas. "Seperti yang kalian ketahui, kita akan membahas mengenai Hunter Misterius itu. Untuk informasi lebih detail, saya persilahkan Ketua Guild Wonders, Eun Jung, untuk menjelaskan."Eun Jung berdiri dan menghadap para pemimpin guild. "Terima kasih, Ketua. Saya hanya akan memberikan informasi mengenai kemampuan Hunter yang belum kita
Persiapan selama seminggu telah diatur dengan baik, dan sekarang waktunya untuk menjalankan misi penyamaran mereka yang pertama. Tujuan utama adalah untuk mengetahui lokasi Hunter misterius yang mereka cari.Kim Ryu menjadi target mereka karena dianggap sebagai musuh. Dia diketahui telah membersihkan Gerbang Monster secara diam-diam dan melawan para pengawas Asosiasi Hunter.Sebagai Ketua Asosiasi Hunter, Baek Hyeon merasa bertanggung jawab atas kekacauan yang terjadi sebelumnya. Dengan lawan yang memiliki kemampuan dan pengalaman berburu di atas rata-rata, Baek Hyeon merasa harus terlibat langsung dalam misi ini.Sebelum misi ini dimulai, semua peserta harus berkumpul di tempat yang tidak mencurigakan, yaitu sebuah kafe.Kafe“Baiklah, semua yang akan ikut dalam misi ini telah berkumpul. Sekarang, saya sebagai Ketua hanya akan memberikan beberapa arahan,” ujar Baek Hyeon.“Kali ini kita akan mencari tahu lokasi Hunter misterius itu. Jika kalian menemukannya atau melihatnya, jangan geg
Setelah beberapa saat kebingungan, para Hunter ingin memperjelas situasi. Meskipun Ketua Asosiasi telah bertanya kepada mereka apakah Kim Ryu benar-benar seorang Hunter, mereka tetap bersikeras bahwa dia memang benar-benar seorang Hunter. Hunter Eun Jung dan Ae Cha juga sangat yakin akan hal itu.Kim Ryu, yang masih memejamkan matanya, merasakan kehadiran beberapa orang lainnya di sekitar mereka. Aura mereka cukup kuat, terutama satu orang yang terasa jauh lebih kuat dari yang lain — Ketua Asosiasi Hunter.Para Hunter, tidak mau membuang waktu, langsung mendekati Kim Ryu. Mereka memanggilnya dengan sopan, dan Kim Ryu, yang tidak ingin menimbulkan masalah, menunjukkan rasa sopannya dengan tanggapan yang tenang. Dia merasa malas untuk meladeni mereka lebih jauh, meskipun tidak merasa takut.Kim Ryu mengangkat tangannya, mengatur posisinya, dan berdiri dengan sikap yang anggun, layaknya seorang aktor film yang tampan dan menawan. Para Hunter langsung terdiam, terkesima, dan mulai ragu apa
Dalam situasi yang menegangkan ini, Kim Ryu tetap mempertahankan sikap tenang dan santai meskipun dikelilingi oleh para Hunter Rank (S). Ketika dia menyadari syarat yang dikenakan padanya—yaitu harus menyerahkan diri tanpa melawan—kemarahan mulai menggelora dalam dirinya. Kim Ryu adalah tipe orang yang tidak suka diancam oleh orang lain.“Jadi kali ini aku benar-benar diancam agar menyerahkan diri tanpa harus melawan, ya?” Kim Ryu bertanya dengan nada dingin, matanya menatap tajam, meskipun dia masih belum sepenuhnya menampilkan kemarahan yang membakar di dalam dirinya.Eun Jung, salah satu dari para Hunter, tidak segan-segan mengeluarkan perkataan provokatif. “Jika kamu melawan, terpaksa kami harus menghabisimu,” katanya dengan nada penuh ancaman.“Apakah yang dikatakan mereka itu benar?” Kim Ryu bertanya, suaranya terdengar skeptis. “Sebaiknya kamu tidak melawan!”Dee...nggg... Suasana menjadi semakin tegang saat Ketua Asosiasi dan para Hunter Rank (S) mulai mengeluarkan aura mereka,
Suasana di arena pertempuran semakin memanas. Tujuh Hunter Rank S yang selama ini berada di bawah tekanan aura Kim Ryu kini akhirnya berhasil terbebas. Tekanan itu, yang sebelumnya menekan jiwa dan raga mereka, kini menghilang, memberi mereka sedikit ruang untuk bernapas. Namun, kebebasan ini hanya sementara. Mereka tahu, ini adalah momen krusial. Setiap detik yang terlewat bisa menjadi akhir bagi mereka.Begitu terbebas, mereka segera menyusun strategi, memanfaatkan celah waktu yang ada. Tidak ada waktu untuk berdiskusi panjang lebar. Dengan pandangan yang penuh dengan tekad, mereka segera melancarkan serangan serentak. Dong Sun, salah satu yang pertama bergerak, mengaktifkan [Puncture], sebuah skill yang telah terbukti menjadi andalannya dalam berbagai pertempuran. Kenangan saat ia memenangkan latihan tanding melawan Hunter dari China melintas di benaknya, memberi dorongan kepercayaan diri. "Sini kau, sialan!" teriaknya penuh amarah, suaranya menggema di seluruh arena, menandakan keb
Kabut perlahan mulai menghilang, mengungkapkan sosok Kim Ryu yang masih berdiri tegap di tengahnya. Para Hunter terkejut, tak percaya bahwa dia masih bisa bertahan setelah serangan hebat.Park Woon menatap dengan heran, “Apa! Dia masih bisa berdiri?”“Sabarlah, kita belum melihat semuanya,” jawab Ae Cha, meskipun ketegangan terasa jelas di suaranya.Dong Sun, yang terluka dan kesal terhadap Kim Ryu, berkomentar sinis, “Siapa tahu dia mati sambil berdiri! Bukankah itu sesuatu yang baik?”Ketegangan semakin memuncak saat kabut sepenuhnya menghilang, dan ternyata Kim Ryu masih berdiri tanpa luka atau kerusakan.Kim Ryu berhasil selamat berkat Skill Passive-nya, sebuah keuntungan yang sangat berharga baginya.Ketua Asosiasi terkejut melihat Kim Ryu tetap berdiri tanpa kerusakan. “Ini sangat aneh. Dia adalah Pemburu tipe Assassin. Tapi kenapa tidak terjadi apa-apa sama sekali?” tanyanya dengan wajah penuh kekaguman.Harapan mereka bahwa Kim Ryu akan kalah seketika pudar. Ae Cha bergumam, “T
Dua minggu berlalu sejak insiden besar yang melibatkan seluruh Hunter Rank (S) Korea Selatan. Berita mengenai keterlibatan para Hunter elit yang terluka parah terus menyebar, tidak hanya di negara mereka sendiri, tetapi juga sampai ke telinga para petinggi Dunia Bawah.Dunia Bawah, yang dikenal karena kekejamannya yang melampaui batas, adalah tempat di mana misi berbahaya seperti memasuki Gate monster atau membunuh individu penting sering dilakukan. Aktivitas di sini lebih kejam dan tanpa ampun dibandingkan dengan yang terjadi di permukaan, dan para anggotanya seringkali bergerak secara sembunyi-sembunyi, baik sendirian atau dalam kelompok kecil, untuk menyelesaikan misi mereka. Berita tentang kekalahan Hunter Rank (S) Korea Selatan ini memberikan kesempatan emas bagi mereka untuk merencanakan sebuah serangan besar.Dengan absennya para Hunter Rank (S) yang biasanya menjaga keamanan, para Hunter Dunia Bawah melihat ini sebagai peluang untuk mengincar Gedung Asosiasi Hunter. Perencanaan
Namun, Kim-Ryu telah mempersiapkan serangan balasan. Dengan kombinasi [Sprint], [Vitality], dan [Teleportation], dia bergerak dengan kecepatan yang sulit diikuti oleh mata biasa. Orc besar itu bahkan belum sempat menyadari dari mana serangan itu datang ketika pedang Kim-Ryu menembus punggungnya dengan presisi mematikan."Brengsek! Apa yang kau lakukan, manusia lemah!" raung Orc itu dengan darah menyembur dari mulutnya.Kim-Ryu menarik pedangnya dengan satu gerakan cepat, memotong urat vital Orc itu dan menjatuhkannya ke tanah dengan suara berdebum berat. Tanah di sekitarnya bergetar, dan Kim-Ryu melangkah mundur, menarik napas dalam-dalam untuk mengatur kembali energinya.[System: "Anda telah mengalahkan Orc Berserk."][System: "Poin tambahan diberikan: 300 poin."]Kim-Ryu menyeka keringat di dahinya, merasa kelelahan mulai merayapi tubuhnya. “Ini bahkan belum bos terakhir. Masih ada lagi," gumamnya, mengingat bahwa di dalam Gate Rank (S) tidak hanya ada satu bos. "Ayo kita akhiri ini
Setelah misi selesai, anggota kelompok Kim-Ryu kembali ke asrama untuk beristirahat. Mereka semua tampak kelelahan, kecuali Kim-Ryu yang langsung menuju kamarnya. Dia hanya kembali untuk satu alasan—mengganti pakaiannya menjadi serba hitam. Pikirannya sudah terfokus pada satu hal: Gate Rank (S).Begitu Kim-Ryu mengenakan pakaiannya yang baru, dia langsung keluar dari kamarnya. Namun, baru beberapa langkah, dia mendengar suara benturan keras tidak jauh dari pintunya. Telinganya tajam, menangkap suara pukulan dan jeritan yang datang dari kamar lain."Bugg… bugg… eghtt… ahhh… Tolong hentikan!" Pria yang dipukuli itu berteriak meminta belas kasihan. Suaranya terdengar lemah dan putus asa, bercampur dengan suara lain yang lebih kasar."Sudah kukatakan sebelumnya, kamu seharusnya memancing para monster di dalam Gate itu!" Suara itu penuh amarah, terdengar jelas seseorang dihajar habis-habisan.Kim-Ryu berhenti sejenak, mendengarkan. Nalurinya sebagai pejuang memintanya untuk membantu, tetapi
Di hadapan Kim-Ryu, tubuh-tubuh anggota kelompok yang berusaha mencegatnya terkapar tak berdaya. Wajah mereka penuh luka, mata terbelalak dalam ketakutan yang tak terkatakan. Para murid yang menyaksikan pemandangan itu berdiri terdiam, mulut-mulut mereka setengah terbuka dalam keterkejutan. Beberapa petugas medis yang berjaga di sekolah segera melesat menuju lokasi, menyusuri kerumunan dengan langkah cepat."Siapa yang melakukan ini?" salah satu petugas medis bertanya dengan nada cemas, sambil memeriksa denyut nadi salah satu korban.Murid-murid yang menyaksikan kejadian itu serentak menunjuk ke arah Kim-Ryu. Mata mereka terfokus pada sosok yang berdiri tenang di tengah-tengah lapangan."Permisi, apakah Anda yang menyebabkan ini?" tanya petugas medis dengan hati-hati, matanya memandang langsung ke arah Kim-Ryu."Bukan aku," jawab Kim-Ryu, suaranya datar tanpa emosi.Petugas medis terlihat ragu. "Jangan bohong, semua murid di sini menunjuk ke arahmu!"Kim-Ryu mengalihkan pandangannya ke
Kim-Ryu tidak menghiraukan ejekan dari teman-temannya. Baginya,menanggapi mereka hanya akan menambah beban dan melelahkan pikirannya. Tanpaberkata sepatah kata pun, dia berdiri dan berjalan menuju perpustakaan sekolah,meninggalkan sorakan dan tawa sinis yang semakin keras di belakangnya.Sesampainya di perpustakaan, Kim-Ryu segera mencari buku kamusbahasa Jerman dan Inggris. Baginya, belajar bahasa baru bukanlah tantanganbesar, namun lebih seperti latihan mental yang mengasyikkan. Dengan ketekunanyang tak kenal lelah, dia menghabiskan seluruh hari untuk mendalami kedua bahasatersebut.[System: “Selamat, Anda mempelajari Bahasa Baru”] Prosespembelajaran 50% untuk Bahasa Jerman. [System:“Selamat, Anda mempelajari Bahasa Baru”] Proses pembelajaran 60% Bahasa Inggris.Perpustakaan Sekolah Hunter berbeda dari perpustakaan biasa. Tidakada jam operasional yang ketat, dan tempat ini terbuka sepanjang waktu,menawarkan ruang bagi para murid yang haus akan pengetahuan. Kim-Ryumemanfaa
Setelah pengumuman selesai, semua peserta segera menuju kamar mereka masing-masing. Untuk mencegah perebutan kamar asrama, pihak sekolah telah memasang nama-nama peserta di balik pintu saat mereka berkumpul di lapangan.Langkah ini cukup efektif, meski tetap ada beberapa peserta yang mengetuk pintu peserta lain untuk menukar kamar. Alasan mereka mungkin sederhana, seperti mencari kamar yang dianggap lebih baik, meskipun semua kamar di asrama sebenarnya identik, tanpa perbedaan yang berarti.Namun, ketika diperhatikan lebih dekat, ternyata mereka menukar kamar agar bisa berdekatan dengan teman-teman yang sudah mereka kenal. Sementara itu, Kim-Ryu, yang pendiam dan tidak mudah bergaul, hanya fokus pada apa yang perlu dia lakukan. Selama tidak ada yang mengganggunya, semua akan baik-baik saja.Baru saja Kim-Ryu berpikir demikian, suara ketukan terdengar di pintu kamarnya. Tok... tok... tok... Suara ketukan itu pelan dan sopan, tapi Kim-Ryu yang kelelahan memutuskan untuk tidak segera memb
Perjalanan dari Korea Selatan ke Jerman memakan waktu sekitar 9 hingga 12 jam. Waktu yang panjang ini terasa berbeda bagi Kim-Ryu. Selama berjam-jam, dia merasakan kedamaian yang jarang dirasakannya. Tidak ada gangguan, hanya keheningan yang menyelimuti kabin pesawat. Sesekali, ia memandang keluar jendela, mengagumi hamparan awan putih yang terlihat begitu damai. Pandangan itu mengingatkannya betapa jarangnya ia melihat keindahan seperti ini, karena selama ini, hidupnya selalu diwarnai darah, monster, dan pertempuran.Namun, Kim-Ryu tahu kedamaian ini tak akan bertahan lama. Sesampainya di Jerman, semuanya akan berubah. Tempat tinggal baru, budaya baru, dan lingkungan yang sama sekali berbeda. Ia harus menyesuaikan diri dengan banyak hal. Lamunannya terhenti ketika suara pilot terdengar, memberitahukan bahwa pesawat akan segera mendarat."Para penumpang, harap bersiap untuk segera turun."Kim-Ryu segera merapikan diri. Tak lama kemudian, pesawat mendarat di Bandar Udara Berlin Tegel, t
Kim-Ryu merasa terjebak. Berita yang disebarkan oleh Asosiasi Hunter telah membuatnya sulit bergerak di Korea Selatan. Setiap kali dia menunjukkan wajahnya, masyarakat akan segera mengenalinya dan kemungkinan besar akan mengejarnya. Meskipun dia bisa terus melarikan diri, hidup seperti itu membuatnya merasa gerah dan terkekang. Tak ada pilihan lain, Kim-Ryu harus meninggalkan Korea Selatan dan mengganti status kewarganegaraannya.Namun, masalah besar muncul. Di mana dia akan menetap? Mengganti kewarganegaraan bukanlah hal yang mudah, terutama bagi seseorang yang memiliki latar belakang sebagai buronan. Pemerintah negara lain pasti akan memeriksa latar belakangnya dengan ketat. Jika Kim-Ryu tertangkap, bukan tidak mungkin dia akan diserahkan kembali ke Korea Selatan untuk diadili.Ada satu cara untuk mendapatkan kewarganegaraan baru—menyuap pejabat pemerintah. Tapi jumlah uang yang diperlukan sangat besar, dan Kim-Ryu tidak memiliki banyak uang. Keputusan ini semakin membebani pikiranny
Setelah menyaksikan kematian Ketua Asosiasi Hunter, suasana di ruangan itu berubah menjadi sangat muram. Para Hunter Rank (S) dan para Wakil Guild yang hadir tak mampu menahan kesedihan mereka. Tubuh Ketua Asosiasi yang terpotong, dengan tiga organ vital yang hilang, membuat mereka merasa hancur. Luka-luka itu bukan hanya menghancurkan fisik, tetapi juga mental mereka.Kehadiran pihak kepolisian yang segera datang ke tempat kejadian tak membawa ketenangan. Kepala Kepolisian, yang pernah terlibat dalam penangkapan Kim-Ryu, tak bisa menyembunyikan rasa takutnya. Pikiran bahwa dirinya mungkin menjadi target selanjutnya menghantui benaknya. Namun, tidak ada waktu untuk membiarkan ketakutan itu merasuki pikirannya lebih dalam.Wakil-wakil Guild yang melihat para Ketua Guild terdiam dan tak berbicara segera mengambil inisiatif. Mereka mengerti bahwa penderitaan para Ketua Guild jauh lebih besar dibandingkan dengan para Wakil Guild yang hanya melihat tubuh Ketua Asosiasi Hunter yang tak utuh
"Syaratku sangat sederhana," Kim-Ryu mulai, dengan tatapan penuh kebencian yang tidak sedikit pun surut. "Aku ingin kalian menderita... seperti adikku yang sekarang terbaring tak sadarkan diri." Suaranya dingin, seperti es yang menempel di kulit, menusuk jauh ke dalam hati siapa pun yang mendengarnya.Ketua Asosiasi gemetar hebat, tak bisa berkata-kata. Tubuhnya yang ringkih mulai terasa semakin lemah. Sementara Jenderal, yang berusaha mempertahankan wajah tenangnya, semakin panik. Dia tahu betul bahwa tidak ada negosiasi yang mungkin dilakukan dengan seseorang yang telah memutuskan untuk membalas dendam."Tidak... Tidak...," gumam Ketua Asosiasi, suaranya mulai pecah oleh ketakutan. "Kami bisa memperbaikinya, Kim-Ryu. Kami bisa...""Diam!" Kim-Ryu memotongnya tajam. "Tidak ada yang bisa kalian lakukan untuk memperbaiki ini. Setiap tindakan kalian telah membawa adikku ke ambang kematian, dan sekarang kalian akan merasakan apa yang dia rasakan."Sebelum Ketua Asosiasi atau Jenderal bisa