Share

Arrived Well

Author: Chynthia
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Ayunda membulatkan matanya, ia sangat terkejut. Ayunda bergegas hendak bangun dari pangkuan Nathan, namun Nathan dengan kuat mencekalnya. Nathan mengeratkan kedua tangannya memeluk pinggang Ayunda.

“Biarkan seperti ini, sebentar saja.” ucap Nathan.

Ayunda melemah, ia tak memberontak lagi. Ayunda membiarkan Nathan memeluk dirinya hangat.

“Apa kau memiliki masalah?” tanya Ayunda dengan lembutnya.

Nathan mendongakkan kepalanya menatap Ayunda. Nathan tersenyum dan mengangguk.

Melihat wajah Nathan yang menatap dirinya serius membuat Ayunda penasaran. Masalah apa yang di miliki Nathan sehingga Ayunda harus menjadi tameng penghangat Nathan.

“Apa masalahmu, ceritakan padaku. Aku yakin, aku bisa membantumu.” ucap Ayunda dengan antusias.

“Masalahku itu kamu.” sahut Nathan seraya menatap manik mata hitam lelat milik Ayunda.

Ayunda memincingkan matanya,

“Apa kau masih memikirkan kepergianku sebagai Sekertaris? Apa kau seham

Chynthia

Haiii!!! Lama tidak jumpa. Akan ku pastikan kali ini Ayuna dan Nathan rajin update. Jangan lupa jenguk Nicho dan Indira juga ya. Mohon dukungannya untuk novelku ini. Terimakasih:)

| 1
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • The Power Of Love    Gina yang licik

    30 Menit Perjalanan. Mobil mewah milik Kevin dan Gina telah sampai di sebuah Mansion besar dan mewah milik Kevin dan Gina. Selama perjalanan, Zoe dan Zia tak henti-hentinya berebut untuk berpangku di pangkuan Ayunda. Nathan yang menyaksikan itu semua hanya menyembunyikan rasa senangnya. Nathan sangat bahagia, Ayunda tak hanya mampu menaklukan hati Alson saja, namun ia juga mampu menaklukan hati keponakannya, Zia dan Zoe. “Yun, kamarmu seperti biasa bersebelahan dengan kamar Nathan. Aku sudah meminta staff disini untuk membersihkannya kemarin. Bersihkanlah dirimu dulu, jika kau merasa lelah beristirahatlah tapi akan lebih baik kita bisa makan malam bersama. Aku sudah siapkan masakan kesukaanmu.” ucap Gina kepada Ayunda yang tengah berdiri di ambang pintu kamar tamu. Ayunda tersenyum senang, rasa hangat keluarga selalu ia rasakan didalam keluarga Abraham. Tak hanya Haris dan Sisilia, Gina dan Kevin juga ikut memp

  • The Power Of Love    Taman

    The Power Of Love (28) Sinar surya terbit menghangatkan seluruh makhluk hidup di bumi. Ayunda dan Nathan telah terbangun pukul 07.00 pagi waktu jam Australia. Ayunda terbangun lebih dahulu karena ia ingin membantu para pelayan di Mansion untuk menyiapkan makanan dan beberapa cemilan yang akan ia bawa untuk piknik bersama si Kembar. Kini mereka telah bersiap dikamar mereka masing-masing, meski matahari begitu terik, namun udara masih terasa dingin. Ayunda mengenakan pakaian casual dipadukan dengan jacket tebal agar ia tak kedinginan. Begitu pula Nathan, ia mengenakan sweater tebal dan celana panjang. Ayunda masih harus memoleskan bibirnya dengan pewarna agar ia terlihat cerah dan cantik seperti biasanya. “Sempurna!” seru Ayunda, melihat bagaimana dirinya dari pantulan cermin membuat dirinya senang. Ayunda segera bergegas untuk keluar dari kamarnya dan menemui Nathan untuk segera bersiap ke Sydney Park.

  • The Power Of Love    Kenangan Mimpi Buruk

    PLAK Tamparan telak mengenai pipi mulus Ayunda, gadis cantik ini baru saja bercecok lagi dengan sang papa. papa yang seharusnya menjadi pelindung untuk keluarganya, namun tidak untuk papa Ayunda.Ayunda meringis dan memegang pipi kanannya, rasa pedih atas tamparan yang diberi oleh sang papa tak ada artinya dibandingkan rasa sakit di hatinya. Ayunda melirik sang mama yang tengah menangis memohon bersujud dibawah kaki sang papa, Ayunda menarik nafas panjangnya dan segera membantu mamanya untuk berdiri.“Bangun, Ma jangan kau habiskan banyak tenaga untuk meladeni manusia gila didepanmu.” ucap Ayunda dengan tegas.Subagia sang papa yang mendengar ucapan Ayunda hendak melayangkan tamparan lagi dipipi Ayunda, Ayunda dengan cepat menatap sang papa dengan tajamnya.“Tampar aku lagi, Pa. Jika itu yang membuatmu senang!” seru Ayunda.Tangan Subagia mengepal, terdiam dan tak mela

  • The Power Of Love    Rutinitas Ayunda

    Ayunda mengendarai mobil miliknya, ia berkendara dengan sangat baik dengan kecepatan yang sedang. Meski ia tengah berkendara dengan baik namun, pikirannya masih terpaku pada mimpinya pagi tadi. Mimpi yang selalu menghantui dirinya dan mengingatkan dirinya kembali pada kilas menyakitkan 7 tahun silam.20 Menit berlalu.Ayunda telah sampai disebuah Mansion besar. Keadaan pagi ini cukup baik jadi ia tidak memakan waktu yang lama untuk sampai dirumah atasannya.“Selamat pagi neng, Ayu!” sapa Satpam penjaga dengan senyum sumringah seperti biasanya.“Selamat pagi, Pak Jono, terimakasih sudah dibukakan gerbangnya. Jangan lupa sarapan pak!” seru Ayunda dengan ramah menyapa Satpam keluarga Abraham.Ya ABRAHAMSiapa yang tak kenal?Abraham adalah keluarga terpandang yang menduduki kerajaan Bisnis, apalagi semenjak dipimpin oleh sang pewaris.

  • The Power Of Love    Sekertaris Ayunda!

    Ayunda membantu pelayan untuk menyajikan sarapan di meja makan sebelum Nathan dan Alson turun, biasanya ada Tuan Besar Haris dan Nyonya Besar Sisilia yang bergabung untuk sarapan namun karena mereka tengah mengunjungi cucunya di Australia, (Anak-anak dari Gina putri pertamanya) hal membuat meja makan telihat sepi.“Good Morning, Mama Gita!“ sapa Alson berjalan menghampiri Ayunda yang tengah menyiapkan sarapan.Mama Gita, adalah panggilan khusus Alson pada Ayunda sedari dulu, Alson selalu menganggap dan berharap Ayunda bisa menjadi ibunya kelak.“Hay, good morning, Son!“ sapa Ayunda kepada Alson yang berjalan mendekati dirinya.Ayunda menghampiri Alson dan merapikan sedikit baju Alson yang terlihat sedikit belum rapi,“Sudahh,“ ucap Ayunda tersenyum lalu menarikkan satu kursi untuk Alson duduk.“Terimakasih, Mama.” ucap Alson yang masih sangat lugu.Ayunda menganggukkan kepalanya dan ters

  • The Power Of Love    Sekertaris Idola!

    Nathan telah masuk lebih dulu kedalam ruangannya, terlihat disana sudah ada Mr.Paul yang tengah menunggunya. Ayunda memilih pergi ke Pantry terlebih dahulu, untuk menyiapkan beberapa cemilan ringan dan kopi untuk Nathan dan Mr Paul.Tok tok tokAyunda mengetuk pintu rungan Nathan dan membukanya perlahan,“Excusme,“ sapa Ayunda dengan sopan, tangan kirinya memapah nampan yang berisikan Kopi dan Cemilan.Mr Paul dan Nathan menoleh dan mengangguk, mempersilahkan Ayunda untuk masuk.“Good morning, Mr Paul, Good morning, Mr Nathan.” sapa Ayunda kembali sembari berjalan mendekati Nathan dan Mr Paul yang tengah berbincang mengenai kerja sama bisnis mereka kedepannya.“Good morning, Ms Ayunda. How are you today?“ sapa Mr Paul dengan nada gembiranya.Ayunda meletakkan kopi dan cemilan di meja dekat sofa tempat Nathan dan Mr Paul duduk.“I’m exce

  • The Power Of Love    Makan Siang Bersama.

    Jam menunjukan pukul 12.00 siang artinya, aktivitas kerja dipending sementara dan dipergunakan untuk mengisi perut ataupun beristirahat.Nathan membuka pintu ruangannya dan berjalan menuju meja kerja Ayunda,“Ayo makan Siang!“ ajak Nathan.Ayunda mengangguk lalu mengambil tasnya yang berisikan ponsel, dompet, dan semua alat-alat makeup wanita. Mereka berdua berjalan beriringan, karyawan yang berlalu lalang hendak ke kantin ataupun makan diluar kantin menyapa Nathan dan Ayunda. Memberi mereka berdua hormat dengan membungkukkan setengah badannya.Ayunda menganggukan kepalanya dan tersenyum kepada karyawan yang menyapanya, sedangkan Nathan memilih acuh dan berjalan mantap tanpa memperdulikan sekitarnya.Nathan dan Ayunda sudah berada di depan dilobby, mobil mereka masih terparkir dengan baik didepan lobby. Ayunda hendak masuk kedalam kursi kemudi tiba-tiba dicekat oleh Nathan .“Aku yang akan mengemudi, kamu duduklah dikursi p

  • The Power Of Love    Serangan Mendadak

    Dentingan ponsel Ayunda berbunyi, membuat fokusnya didepan komputer teralihkan. Ayunda sudah melanjutkan pekerjaannya setelah makan siang bersama Nathan tadi. Saat karyawan lain sudah pulang dan beristirahat, Ayunda masih sibuk berkutat dengan komputer didepannya dan menunggu bosnya untuk menyelesaikan pekerjaannya. Ayunda mengecek ponselnya, ternyata ia mendapat pesan dari Mama Dewi.Mama Dewi mengirim beberapa foto rumah yang telah rampung, rumah yang Ayunda bangun dari hasil jerih payahnya sendiri. Rumah besar dengan 3 lantai itu sangat indah, lengkap dengan garase dan terdapat 3 mobil didalamnya. Mobil-mobil itu juga merupakan jeri payah Ayunda selama merantau di Jakarta. 6 tahun bekerja sebagai Sekertaris di perusahaan besar dengan gajih yang cukup fantastic, bahkan bonus-bonus yang diberikan Nathan untuk Ayunda juga sangatlah besar. Tak heran jika gajih Ayunda perbulan bisa mencapai 8 digit.Ayunda menitihkan air matanya, perjuangannya membuahkan hasil.&l

Latest chapter

  • The Power Of Love    Taman

    The Power Of Love (28) Sinar surya terbit menghangatkan seluruh makhluk hidup di bumi. Ayunda dan Nathan telah terbangun pukul 07.00 pagi waktu jam Australia. Ayunda terbangun lebih dahulu karena ia ingin membantu para pelayan di Mansion untuk menyiapkan makanan dan beberapa cemilan yang akan ia bawa untuk piknik bersama si Kembar. Kini mereka telah bersiap dikamar mereka masing-masing, meski matahari begitu terik, namun udara masih terasa dingin. Ayunda mengenakan pakaian casual dipadukan dengan jacket tebal agar ia tak kedinginan. Begitu pula Nathan, ia mengenakan sweater tebal dan celana panjang. Ayunda masih harus memoleskan bibirnya dengan pewarna agar ia terlihat cerah dan cantik seperti biasanya. “Sempurna!” seru Ayunda, melihat bagaimana dirinya dari pantulan cermin membuat dirinya senang. Ayunda segera bergegas untuk keluar dari kamarnya dan menemui Nathan untuk segera bersiap ke Sydney Park.

  • The Power Of Love    Gina yang licik

    30 Menit Perjalanan. Mobil mewah milik Kevin dan Gina telah sampai di sebuah Mansion besar dan mewah milik Kevin dan Gina. Selama perjalanan, Zoe dan Zia tak henti-hentinya berebut untuk berpangku di pangkuan Ayunda. Nathan yang menyaksikan itu semua hanya menyembunyikan rasa senangnya. Nathan sangat bahagia, Ayunda tak hanya mampu menaklukan hati Alson saja, namun ia juga mampu menaklukan hati keponakannya, Zia dan Zoe. “Yun, kamarmu seperti biasa bersebelahan dengan kamar Nathan. Aku sudah meminta staff disini untuk membersihkannya kemarin. Bersihkanlah dirimu dulu, jika kau merasa lelah beristirahatlah tapi akan lebih baik kita bisa makan malam bersama. Aku sudah siapkan masakan kesukaanmu.” ucap Gina kepada Ayunda yang tengah berdiri di ambang pintu kamar tamu. Ayunda tersenyum senang, rasa hangat keluarga selalu ia rasakan didalam keluarga Abraham. Tak hanya Haris dan Sisilia, Gina dan Kevin juga ikut memp

  • The Power Of Love    Arrived Well

    Ayunda membulatkan matanya, ia sangat terkejut. Ayunda bergegas hendak bangun dari pangkuan Nathan, namun Nathan dengan kuat mencekalnya. Nathan mengeratkan kedua tangannya memeluk pinggang Ayunda. “Biarkan seperti ini, sebentar saja.” ucap Nathan. Ayunda melemah, ia tak memberontak lagi. Ayunda membiarkan Nathan memeluk dirinya hangat. “Apa kau memiliki masalah?” tanya Ayunda dengan lembutnya. Nathan mendongakkan kepalanya menatap Ayunda. Nathan tersenyum dan mengangguk. Melihat wajah Nathan yang menatap dirinya serius membuat Ayunda penasaran. Masalah apa yang di miliki Nathan sehingga Ayunda harus menjadi tameng penghangat Nathan. “Apa masalahmu, ceritakan padaku. Aku yakin, aku bisa membantumu.” ucap Ayunda dengan antusias. “Masalahku itu kamu.” sahut Nathan seraya menatap manik mata hitam lelat milik Ayunda. Ayunda memincingkan matanya, “Apa kau masih memikirkan kepergianku sebagai Sekertaris? Apa kau seham

  • The Power Of Love    Perjalanan

    Hari berganti dengan begitu cepatnya. Tak terasa ini adalah hari yang ditunggy oleh Nathan. Membawa Ayunda ke Australia untuk berlibur selama 10 hari kedepan. Ayunda sebelumnya telah mengajukan permohonan pengunduran diri kepada HRD Abraham’company. Dan itu mengejutkan seluruh karyawan Abraham’Company. Haris dan Sisilia juga sangat terkejut atas berita ini, namun dengan tenang Nathan mengatakan jika semua akan baik-baik saja. Meski hati Haris dan Sisilia tidak menerima jika Ayunda harus pergi, namun ia tak bisa memaksa kehendak Ayunda. Haris dan Sisilia menyerahkan semua kepada Nathan.Bandara Udara International Soekarno Hatta. Haris dan Sisilia ikut adil mengantarkan Nathan dan Ayunda untuk bertolak ke Australia. Alson tak ikut, ia terpaksa tidak diikut sertakan untuk mengantar Ayunda dan Nathan. Karena jika tidak, Alson pasti akan merengek dan ingin ikut.“Kalian jangan lupa kaba

  • The Power Of Love    Rencana 10 Hari

    Sebulan berlalu telah berlalu dengan cepat. Project jam tangan Abraham’company juga telah berhasil launching tanpa hambatan. Bahkan, jam tangan tersebut berhasil menjadi trending topic dan laku keras dalam kurun waktu seminggu.Kini mereka ada disini, di ruang meeting. Dengan wajah gembira dan suka cita. Selama sebulan bekerja penuh dengan tekanan, hasilnya berbuah dengan sangat manis.“Saya sampaikan kepada seluruh team. Saya ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya. Terutama untuk Sekertaris Ayunda. Karena telah sigap menangani kasus pada project ini dengan sigap. Karena itu, project ini menjadi berhasil dan menguntungkan banyak pihak. Kita lihat disini, penjualan semakin meningkat setiap detiknya. Akan saya minta pada Bagian Devisi Sales dan Marketing untuk menguatkan promosinya.” ucap Nathan yang memimpin rapat sembari menunjukkan presentasi penjualan di depan layar Lcd.Seluruh team yang mengikuti meeting pagi ini terlihat sangat senang d

  • The Power Of Love    Kerja bagus, Alson!

    CklekPintu ruang rawat Ayunda terbuka, terlihat Haris, Sisilia, dan si kecil Alson yang berlari menuju brankar tempat Ayunda berbaring.Ayunda sedikit terkejut, karena kehadiran Tuan dan Nyonya Abraham untuk mengunjungi dirinya.“Mama!” isak Alson berlari menuju Ayunda dan memeluk Ayunda erat.“Hey, Son!” sapa Ayunda seraya mengelus rambut Alson.“Mama, dimana yang sakit? Mengapa, Mama, bisa sakit? Apa Alson nakal sehingga mama kelelahan?” tanya Alson beruntun, pria kecil itu sangat mengkhawatirkan Ayunda. Mendengar Ayunda masuk Rumah Sakit, si kecil Alson langsung mendesak Sisilia untuk mengantarkan dirinya bertemu dengan Mamanya.“Hey, Mama, baik-baik saja, Sayang. Bahkan, sebentar lagi, Mama, sudah boleh pulang.” jelas Ayunda menenangkan Alson.Alson mengangguk seraya melepas pelukannya kepada Ayunda. Bocah kecil itu mengelap ingusnya, membuat Ayunda s

  • The Power Of Love    Kebodohan Nathan

    Nathan melumat lembut bibir Ayunda, Ayunda hanya terdiam dan meremas kasar baju Nathan.PLAKAyunda memukul kasar dada Nathan dan membuat Nathan tersadar.Nathan membuka matanya, ia melepas ciuman di bibir Ayunda. Ayunda segera menjauh dari Nathan. Ayunda mencoba duduk perlahan di dalam lift tersebut agar tak menimbulkan guncangan.Sementara itu, Nathan terdiam dan merutuki kebodohannya.“Harusnya kita tidak begini.” ucap Ayunda membuka suaranya. Ada rasa tak enak di hatinya. Ini adalah kedua kalinya mereka berciuman tanpa status yang pasti.“Maafkan saya, Ayunda.” sahut Nathan.“Saya tak bermaksud, tapi itu semua murni atas kesadaran diri saya.” sambung Nathan seraya menghela nafas panjangnya.“Menikahlah denganku, Yun.” ucap Nathan lagi lalu memandang Ayunda yang tengah terduduk.Ayunda mendongakkan kepalanya, matanya menatap m

  • The Power Of Love    Di dalam Lift

    Pukul 8 petang, Nathan dan Ayunda masih berkutat sibuk dengan pekerjaan mereka. Keadaan kantor juga sudah semakin sepi hanya ada beberapa orang yang sedang lembur bekerja. Nathan merenggangkan badannya, ia melirik Ayunda yang tengah serius pada layar komputernya. Ucapan Devandra siang tadi begitu membekas di otaknya. “Benar yang di ucapkan, Devan. Aku akan merubah sikapku ini, aku akan membuat, Ayunda, terpesona padaku hingga ia benar-benar tak ingin pergi.” batin Nathan. Nathan bertekad menjerat Ayunda dengan pesona yang ia miliki hingga Ayunda tak mampu pergi untuk meninggalkan dirinya. Nathan segera mematikan laptopnya, merapikan meja kerjanya yang penuh dengan berkas. Terkahir, Nathan menutup curtain jendela kantornya menggunakan remote. Ayunda yang melihat keadaan kantor Nathan yang mulai gelap pun segera berberes juga untuk pulang. Cklek Pintu ruangan Nathan terbuka, Nat

  • The Power Of Love    Undangan Pernikahan

    “Selamat siang, Tuan muda Mahes.” sapa Nathan saat ia baru saja membuka pintu ruang kerjanya. Devandra yang sebelumnya terduduk langsung berdiri dan tersenyum kepada Nathan. “Selamat siang, Tuan muda Abraham.” ucap Devan seraya menjabat tangan Nathan yang sudah berdiri di depannya. “Maaf membuat anda menunggu terlalu lama. Silahkan kembali duduk.” pinta Nathan kepada Devandra. “Terimakasih, Pak Nathan. Maaf mengganggu waktu anda, Pak Nathan. Saya tidak membuat janji sebelumnya untuk menemui anda.” ucap Devan yang merasa tak enak hati. Nathan duduk di sofa dan berhadapan dengan Devan. “Tak masalah, suatu kehormatan untuk saya mendapatkan tamu dari CEO Muda dari keluarga Mahes.” ucap Nathan seraya bercanda ringan. Devan terkekeh pelan. “Anda terlalu berlebihan menilai saya, Pak Nathan.” ucap Devan tersenyum. Nathan terkekeh. “Ada apa, Devan? Apa ada masalah dengan kerja sama kita? Sehingga k

DMCA.com Protection Status