Home / Romansa / The Power Of Love / Sekertaris Ayunda!

Share

Sekertaris Ayunda!

Author: Chynthia
last update Last Updated: 2021-09-15 10:49:00

Ayunda membantu pelayan untuk menyajikan sarapan di meja makan sebelum Nathan dan Alson turun, biasanya ada Tuan Besar Haris dan Nyonya Besar Sisilia yang bergabung untuk sarapan namun karena mereka tengah mengunjungi cucunya di Australia, (Anak-anak dari Gina putri pertamanya) hal membuat meja makan telihat sepi.

“Good Morning, Mama Gita!“ sapa Alson berjalan menghampiri Ayunda yang tengah menyiapkan sarapan.

Mama Gita, adalah panggilan khusus Alson pada Ayunda sedari dulu, Alson selalu menganggap dan berharap Ayunda bisa menjadi ibunya kelak.

“Hay, good morning, Son!“ sapa Ayunda kepada Alson yang berjalan mendekati dirinya.

Ayunda menghampiri Alson dan merapikan sedikit baju Alson yang terlihat sedikit belum rapi,

“Sudahh,“ ucap Ayunda tersenyum lalu menarikkan satu kursi untuk Alson duduk.

“Terimakasih, Mama.” ucap Alson yang masih sangat lugu.

Ayunda menganggukkan kepalanya dan tersenyum, Ayunda berdalih menuangkan susu untuk Alson.

“Bagaimana pagi ini? kamu dalam keadaan yang sehat kan?“ tanya Ayunda sembari menungakan susu di gelas

Alson mengangguk,

“Alson sehat, Ma.”  ucap Alson tersenyum.

“Syukurlah, Mama akan selalu sediakan kamu vitamin disalam tas ya, Sayang.” ucap Ayunda tersenyum, Ayunda juga telah terbiasa menyebut dirinya Mama  kepada Alson, semua begitu saja seiring berjalannya waktu.

“Sepertinya kamu yang kurang sehat hari ini!“ suara bariton pria terdengar nyaring ditelinga Ayunda, siapa lagi jika bukan Nathan.

Nathan yang hendak menyusul Alson untuk sarapan pun tak sengaja mendengar percakapan Ayunda, dan Alson. Nathan mulai berjalan mendekati meja makan, Ayunda segera membungkukan badannya memberi hormat kepada bosnya.

“Selamat pagi, Pak.“ sapa Ayunda dengan sopan.

Nathan mengangguk, menerima salam Ayunda dan ia segera duduk dikursi miliknya untuk menikmati sarapannya.

Mata Alson menelisik wajah Ayunda,

“Apa benar, Mama Gita sedang kurang sehat?“ tanya Alson yang begitu penasaran saat sang Ayah mengatakan jika Ayunda lah yang terlihat kurang sehat pagi ini.

Ayunda tersenyum kepada Alson,

“Tidak, Sayang, Mama baik-baik saja.” ucap Ayunda lembut membuat Alson mengangguk paham.

“Mata pandamu merusak penampilanmu hari ini!“ ucap Nathan yang mata dan tangannya tengah fokus memotong roti dipiring.

Ayunda tersenyum ramah dan manis,

“Terimakasih pujianmu, Pak, saya hanya menyelesaikan deadline akhir bulan agar tepat waktu.“ ucap Ayunda sopan.

Nathan menganggukkan kepalanya sembari mengunyah roti dan menatap wajah Ayunda, tangan Nathan pun sesekali memainkan pisau yang digunakan untuk memotong rotinya.

Sedangkan Ayunda menatap bosnya dengan senyum manisnya, meski dalam hatinya memanas.

“Haishh bisa-bisanya manusia ini mengomentari mata pandaku, jika mata panda ini tak ada hari ini artinya kerjaanmu tak selesai Bodoh!“ batin Ayunda mendengus kesal.

“Aku tau kamu tengah memaki diriku dalam batinmu Yun, aku sangat hafal denganmu, Ayunda hahaha!“ batin Nathan tertawa girang.

Melihat senyum Ayunda setiap hari selama 6 tahun membuat Nathan sangat hafal mana senyum yang nyata dan senyum terpaksa. Namun hal itu membuat Nathan terhibur setiap hari sampai ia tak sadar jika ia memang telah bergantung pada Ayunda.

Nathan dan Alson telah menyelesaikan sarapannya, para pelayan keluarga Abraham mulai membersihkan meja makan.

Alson telah pergi berangkat kesekolah dengan sopir pribadinya, sedangkan Nathan dan Ayunda tengah berjalan untuk memasuki mobil yang Ayunda kendarai tadi.

“Agenda hari ini bisa kamu bacakan saat kita sudah dikantor.“ ucap Nathan sebelum ia masuk kedalam kursi belakang mobil.

Ayunda segera masuk kedalam mobil, ia duduk di kursi kemudi. IYA, Ayunda yang mengendarai mobil itu, hanya terkadang Nathan akan meminta sopir pribadi keluarganya untuk berkendara ketika mereka mengecek proyek diluar daerah.

“Baik, pak, Agenda hari ini akan saya bacakan di kantor nanti. Apa ada hal lain yang, Bapak inginkan sebelum kita sampai dikantor nanti?“ tanya Ayunda memastikan .

“Tidak, berkendaralah dengan baik.“

“Baiklah, Pak.“

Ayunda mulai menghidupkan mobil dan mulai berkendara menuju Abraham’company office.

Ayunda berkendara dengan fokus dan baik, sedangkan dibelakang sana Nathan tengah asiknya memejamkan mata melanjutkan tidurnya kembali.

Namun tiba-tiba….

Dering ponsel Ayunda membangunkan Nathan, Nathan sedikit tersentak dan terkejut.

Ayunda yang sempat melihat dari spion tengah pun sedikit terkekeh.

“Maaf, Pak, ini panggilan dari, Mr.Paul." ucap Ayunda sembari memasang earphone ditelinganya lalu mengangkat panggilan telepon tersebut.

Dibelakang sana Nathan mendengus kesal melihat kekehan Ayunda yang mengejek dirinya.

“Good morning, Mr.Paul with, Ayunda’s speaking here, how may i assist you?“ salam Ayunda dengan ramah.

“Hello, Ms Yunda there’s some trouble with my company. Could we meet in 15 minutes? I have to discuss something with you and, Mr Nathan before going back to UK today.“ ucap pria diseberang sana.

“Well, we still on the way but we will arrive on 15 minutes. Please wait a moment!“ ucap Ayunda dengan tegas.

“Alright, thank you, Ms Ayunda. Take care “

“Thanks, Mr Paul “ ucap Ayunda.

Ayunda segera mematikan panggilan tersebut, satu tangannya melepas earphone pada telinganya.

“Ada apa?“ tanya Nathan yang penasaran.

“Mohon kencangkan seatbelt pak, kita harus sampai 15 menit dari sekarang. Mr Paul sudah menunggu kita dikantor dan ia akan segera balik ke Uk hari ini.” ucap Ayunda.

“WHATT!!” Nathan terkejut.

“15 Menit? mengapa kau menyanggupinya, perjalanan kita masih panjang, Ayunda!” sambung Nathan sedikit geram.

“Ketika saya merasa mampu akan saya sanggupi, saya mohon untuk, Bapak mengencangkan sabuk pengamannya." ucap Ayunda lalu menekan pedal gas lebih dalam.

Nathan tak bisa berkata apapun lagi, ia sudah mengenal bagaimana Ayunda.

Ayunda berkendara dengan kecepatan penuh, matanya fokus melihat kedepan dan sesekali melirik kebelakang lewat spion kaca diluar mobil. Ayunda juga sangat lihai dalam urusan salip menyalip.

Dibelakang Ayunda, Nathan enggan mengucapkan kata-kata lagi toh Ayunda takkan mendengarkan. Tangan Nathan memegang seatbelt dengan eratnya, sedangkan matanya terpejam.

14 menit berlalu.

 Setelah seperti berada diujung maut, mobil yang dikendarai Ayunda pun sampai didepan diloby perusahaan Abraham. Para pengawal yang berjaga didepan lobby mulai membukakan pintu untuk Nathan. Ayunda pun ikut keluar dari dalam mobil dan berjalan dibelakang Nathan sembari memegang tab yang ia gunakan untuk bekerja. Mereka berjalan menuju lift dan hendak naik ke lantai atas ruangan Nathan, para staff menunduk hormat kepada Nathan dan Ayunda yang lewat didepan mereka.

Ayunda yang memang sudah terkenal sebagai sekertaris handalan Nathan dan juga tangan kanan Nathan, hal itu membuat seluruh staff menghormati Ayunda layaknya mereka menghormati Nathan. Meski ada beberapa orang yang ingin menggantikan posisi Ayunda sebagai sekertaris Nathan, bahakan beberapa dari mereka tak segan membicarakan Ayunda dibelakang mereka. Ayunda tahu itu semua, namun ia tak mau ambil pusing untuk meladeni manusia-manusia iri dibelakangnya.

Ayunda memencet tombol lift agar terbuka, mereka menggunakan lift khusus petinggi yang memang boleh diakses oleh Nathan,  Ayunda dan petinggi Abraham’group lainnya tentu juga para Investor/ Rekan bisnis.

Didalam lift , Ayunda dan Nathan berdiri sejajar

“Bahasa Inggrismu dan caramu berkendara sudah sangat baik,” ucap Nathan ditengah keheningan mereka didalam Lift.

“Terimakasih atas pujianmu pak, ini semua berkat dukungan dan semangat yang bapak berikan kepada saya.“ ucap Ayunda tersenyum manis seperti biasa.

Nathan pun hanya tersenyum dan mengangguk. Mengingat bagaimana tahun-tahun pertama Ayunda harus belajar berkendara dan memperdalam englishnya yang dipenuhi dengan cacian Nathan, namun Ayunda sangat bersyukur berkat Nathan ia bisa seperti sekarang ini.

Comments (2)
goodnovel comment avatar
Kang Mas Warjo
Whats wrong With secretary Kim? Hampir mirip,,
goodnovel comment avatar
Cindya
Nekat bener yunn...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • The Power Of Love    Sekertaris Idola!

    Nathan telah masuk lebih dulu kedalam ruangannya, terlihat disana sudah ada Mr.Paul yang tengah menunggunya. Ayunda memilih pergi ke Pantry terlebih dahulu, untuk menyiapkan beberapa cemilan ringan dan kopi untuk Nathan dan Mr Paul.Tok tok tokAyunda mengetuk pintu rungan Nathan dan membukanya perlahan,“Excusme,“ sapa Ayunda dengan sopan, tangan kirinya memapah nampan yang berisikan Kopi dan Cemilan.Mr Paul dan Nathan menoleh dan mengangguk, mempersilahkan Ayunda untuk masuk.“Good morning, Mr Paul, Good morning, Mr Nathan.” sapa Ayunda kembali sembari berjalan mendekati Nathan dan Mr Paul yang tengah berbincang mengenai kerja sama bisnis mereka kedepannya.“Good morning, Ms Ayunda. How are you today?“ sapa Mr Paul dengan nada gembiranya.Ayunda meletakkan kopi dan cemilan di meja dekat sofa tempat Nathan dan Mr Paul duduk.“I’m exce

    Last Updated : 2021-09-15
  • The Power Of Love    Makan Siang Bersama.

    Jam menunjukan pukul 12.00 siang artinya, aktivitas kerja dipending sementara dan dipergunakan untuk mengisi perut ataupun beristirahat.Nathan membuka pintu ruangannya dan berjalan menuju meja kerja Ayunda,“Ayo makan Siang!“ ajak Nathan.Ayunda mengangguk lalu mengambil tasnya yang berisikan ponsel, dompet, dan semua alat-alat makeup wanita. Mereka berdua berjalan beriringan, karyawan yang berlalu lalang hendak ke kantin ataupun makan diluar kantin menyapa Nathan dan Ayunda. Memberi mereka berdua hormat dengan membungkukkan setengah badannya.Ayunda menganggukan kepalanya dan tersenyum kepada karyawan yang menyapanya, sedangkan Nathan memilih acuh dan berjalan mantap tanpa memperdulikan sekitarnya.Nathan dan Ayunda sudah berada di depan dilobby, mobil mereka masih terparkir dengan baik didepan lobby. Ayunda hendak masuk kedalam kursi kemudi tiba-tiba dicekat oleh Nathan .“Aku yang akan mengemudi, kamu duduklah dikursi p

    Last Updated : 2021-09-15
  • The Power Of Love    Serangan Mendadak

    Dentingan ponsel Ayunda berbunyi, membuat fokusnya didepan komputer teralihkan. Ayunda sudah melanjutkan pekerjaannya setelah makan siang bersama Nathan tadi. Saat karyawan lain sudah pulang dan beristirahat, Ayunda masih sibuk berkutat dengan komputer didepannya dan menunggu bosnya untuk menyelesaikan pekerjaannya. Ayunda mengecek ponselnya, ternyata ia mendapat pesan dari Mama Dewi.Mama Dewi mengirim beberapa foto rumah yang telah rampung, rumah yang Ayunda bangun dari hasil jerih payahnya sendiri. Rumah besar dengan 3 lantai itu sangat indah, lengkap dengan garase dan terdapat 3 mobil didalamnya. Mobil-mobil itu juga merupakan jeri payah Ayunda selama merantau di Jakarta. 6 tahun bekerja sebagai Sekertaris di perusahaan besar dengan gajih yang cukup fantastic, bahkan bonus-bonus yang diberikan Nathan untuk Ayunda juga sangatlah besar. Tak heran jika gajih Ayunda perbulan bisa mencapai 8 digit.Ayunda menitihkan air matanya, perjuangannya membuahkan hasil.&l

    Last Updated : 2021-09-18
  • The Power Of Love    Takut Kehilangan

    06.00 PagiDering alarm pada ponsel Ayunda berbunyi dengan sangat nyaring membuat Ayunda seketika bangun dari tidurnya. Setelah kejadian malam kemarin, Ayunda langsung membersihkan dirinya dan tertidur. Tak ada acara makan malam yang di rencanakan Nathan sebelumnya, karena Nathan sendiri juga tak turun dari kamarnya.Ayunda mengerjapkan pandangannya, lalu berdalih mengambil ponselnya dan mematikan alarm pada ponselnya. Ayunda meregangkan badannya, dan seketika ia tersadar jika tengah berada di kamar tamu keluarga Abraham. Ayunda kembali mengingat kejadian kemarin malam, saat dirinya dan Nathan didalam mobil kejadian yang hampir saja membuat dirinya dan Nathan berdosa. Wajah Ayunda memerah , ia sangat malu dengan dirinya sendiri.Ayunda menggelengkan kepalanya seraya menepuk pipinya dengan sangat keras,“Ahh tidak-tidak. Bagaimana bisa aku memikirkan kejadian kemarin malam?” gumam Ayunda pada dirinya

    Last Updated : 2021-09-19
  • The Power Of Love    Permintaan Alson

    "Selamat pagi, Nyonya dan Tuan Abraham.“ sapa Ayunda yang sudah berdiri di meja makan keluarga Abraham.Ayunda menarikkan satu kursi untuk Alson,“Terimakasih, Ma!“ ucap Alson tersenyum.Ayunda mengangguk tersenyum dan membelai lembut rambut putranya.“Selamat pagi, Ayunda, bergabunglah sarapan bersama kami.“ ajak ibu Sisilia.Ayunda terdiam.“Duduklah, Nak. Bergabunglah bersama kami untuk sarapan.“ sambung papa Haris.Ayunda tersenyum canggung, ia tak berani mengiyakan permintaan Tuan, dan Nyonya Abraham ini.“Duduklah, kita sarapan bersama.” suara bariton Nathan terdengar, ia baru saja turun dari lantai 2.Ayunda yang awalnya ragu untuk sarapan bersama keluarga Abraham pun setuju untuk sarapan bersama, ia memang tak berani mengiyakan sebelum Nathan memberi izin. Ayunda duduk disamping Sisilia, dan Alson. Alson sangat senang melihat Ayunda yang ikut bergabung untuk s

    Last Updated : 2021-09-20
  • The Power Of Love    Makan Siang Bersama

    Jam sudah menunjukan pukul 1 siang, didalam ruangan Nathan masih fokus dengan beberapa dokumen yang harus ia kerjakan. Diluar ruangan pun sama Ayunda tengah sibuk dengan komputer didepannya. Ponsel Ayunda berdering nyaring, hingga mau tak mau Ayunda harus mengangkatnya. Ayunda langsung mengangkat begitu saja tanpa melihat siapa yang tengah menghubunginya.“Hallo, selamat siang. “ ucap Ayunda sopan, ponselnya ia loadspeaker agar ia bisa menelpon sembari bekerja.“Hallo, Yun, ini saya. Saya sudah dikantor, saya tunggu kamu dibasemant ya. Saya malas naik keatas.” ucap Sisilia.Ayunda membulatkan matanya, ia langsung melihat kontak nama panggilan yang tengah menelponnya.“Oh, Tuhan. Hampir saja lupa!” batin Ayunda terkejut.“Iya, Nyonya, saya akan segera turun kebawah. Maaf lama menunggu, Nyonya.“ ucap Ayunda sopan, ia merasa tak enak hati kepada Sisilia.“Tak apa,

    Last Updated : 2021-09-21
  • The Power Of Love    Nathan Sakit

    Setelah mendapatkan obat maag milik Nathan didalam tasnya, Ayunda segera berlari menuju ruangan Nathan dan segera membuka ruang rahasia yang berada dibalik tembok meja kerja Nathan. Tembok besar itu bisa berputar jika didorong dan akan terlihat kamar pribadi Nathan, yang sering Nathan tiduri jika ia lelah dan lembur.“Pak Nathan!” pekik Ayunda dengan wajah khawatirnya ketika melihat Nathan yang terbaring seraya meringis memegangi perutnya.Ayunda segera mendekati Nathan,“Dimana sakit, Pak?“ tanya Ayunda dengan kecemasan dihatinya.“Perut saya sangat perih, Yun. “ ringis Nathan seraya memegang perutnya.Ayunda segera duduk di tempat tidur king size itu dan membawa kepala Nathan untuk berbaring dipaha Ayunda,“Apa kau tidak makan siang, Pak?” tanya Ayunda khawatir sembari mengelus perut Nathan dengan lembut.“Kau yang meninggalkan saya.” ucap Nathan meringis namun dibalik itu

    Last Updated : 2021-09-22
  • The Power Of Love    Nasi Goreng

    Dentingan piano yang indah terdengar nyaring, meski sesekali masih ada kesalahan dimainkan oleh Alson Ksatria Abraham. Ayunda dan Alson tengah belajar bermain piano, Alson mencoba kunci lagu yang diberikan Ayunda. Ditonton oleh Tuan Haris, Nyonya Sisilia dan tentunya Nathan yang menyaksikan kedekatan Ayunda dan Alson yang selalu membuat mereka bahagia.“Aku masih belum bisa, Mah, maaf membuatmu kecewa.“ ucap Alson bersedih. Alson menghentikan gerakan tangannya diatas piano. Menyadari dirinya terus-terusan salah menekan kunci piano membuat Alson kecewa pada dirinya sendiri.Ayunda tersenyum dan membelai lembut rambut Alson,“Kau sudah sangat hebat, Son. Alson kan baru saja belajar 3 kali tapi ini sudah luar biasa sekali. Kamu harus berusaha lebih giat lagi, Mama, benar-benar ingin berduet denganmu.“Alson tersenyum dan mengangguk senang mendengar ucapan Ayunda yang selalu memberinya semangat,“Tentu,

    Last Updated : 2021-09-22

Latest chapter

  • The Power Of Love    Taman

    The Power Of Love (28) Sinar surya terbit menghangatkan seluruh makhluk hidup di bumi. Ayunda dan Nathan telah terbangun pukul 07.00 pagi waktu jam Australia. Ayunda terbangun lebih dahulu karena ia ingin membantu para pelayan di Mansion untuk menyiapkan makanan dan beberapa cemilan yang akan ia bawa untuk piknik bersama si Kembar. Kini mereka telah bersiap dikamar mereka masing-masing, meski matahari begitu terik, namun udara masih terasa dingin. Ayunda mengenakan pakaian casual dipadukan dengan jacket tebal agar ia tak kedinginan. Begitu pula Nathan, ia mengenakan sweater tebal dan celana panjang. Ayunda masih harus memoleskan bibirnya dengan pewarna agar ia terlihat cerah dan cantik seperti biasanya. “Sempurna!” seru Ayunda, melihat bagaimana dirinya dari pantulan cermin membuat dirinya senang. Ayunda segera bergegas untuk keluar dari kamarnya dan menemui Nathan untuk segera bersiap ke Sydney Park.

  • The Power Of Love    Gina yang licik

    30 Menit Perjalanan. Mobil mewah milik Kevin dan Gina telah sampai di sebuah Mansion besar dan mewah milik Kevin dan Gina. Selama perjalanan, Zoe dan Zia tak henti-hentinya berebut untuk berpangku di pangkuan Ayunda. Nathan yang menyaksikan itu semua hanya menyembunyikan rasa senangnya. Nathan sangat bahagia, Ayunda tak hanya mampu menaklukan hati Alson saja, namun ia juga mampu menaklukan hati keponakannya, Zia dan Zoe. “Yun, kamarmu seperti biasa bersebelahan dengan kamar Nathan. Aku sudah meminta staff disini untuk membersihkannya kemarin. Bersihkanlah dirimu dulu, jika kau merasa lelah beristirahatlah tapi akan lebih baik kita bisa makan malam bersama. Aku sudah siapkan masakan kesukaanmu.” ucap Gina kepada Ayunda yang tengah berdiri di ambang pintu kamar tamu. Ayunda tersenyum senang, rasa hangat keluarga selalu ia rasakan didalam keluarga Abraham. Tak hanya Haris dan Sisilia, Gina dan Kevin juga ikut memp

  • The Power Of Love    Arrived Well

    Ayunda membulatkan matanya, ia sangat terkejut. Ayunda bergegas hendak bangun dari pangkuan Nathan, namun Nathan dengan kuat mencekalnya. Nathan mengeratkan kedua tangannya memeluk pinggang Ayunda. “Biarkan seperti ini, sebentar saja.” ucap Nathan. Ayunda melemah, ia tak memberontak lagi. Ayunda membiarkan Nathan memeluk dirinya hangat. “Apa kau memiliki masalah?” tanya Ayunda dengan lembutnya. Nathan mendongakkan kepalanya menatap Ayunda. Nathan tersenyum dan mengangguk. Melihat wajah Nathan yang menatap dirinya serius membuat Ayunda penasaran. Masalah apa yang di miliki Nathan sehingga Ayunda harus menjadi tameng penghangat Nathan. “Apa masalahmu, ceritakan padaku. Aku yakin, aku bisa membantumu.” ucap Ayunda dengan antusias. “Masalahku itu kamu.” sahut Nathan seraya menatap manik mata hitam lelat milik Ayunda. Ayunda memincingkan matanya, “Apa kau masih memikirkan kepergianku sebagai Sekertaris? Apa kau seham

  • The Power Of Love    Perjalanan

    Hari berganti dengan begitu cepatnya. Tak terasa ini adalah hari yang ditunggy oleh Nathan. Membawa Ayunda ke Australia untuk berlibur selama 10 hari kedepan. Ayunda sebelumnya telah mengajukan permohonan pengunduran diri kepada HRD Abraham’company. Dan itu mengejutkan seluruh karyawan Abraham’Company. Haris dan Sisilia juga sangat terkejut atas berita ini, namun dengan tenang Nathan mengatakan jika semua akan baik-baik saja. Meski hati Haris dan Sisilia tidak menerima jika Ayunda harus pergi, namun ia tak bisa memaksa kehendak Ayunda. Haris dan Sisilia menyerahkan semua kepada Nathan.Bandara Udara International Soekarno Hatta. Haris dan Sisilia ikut adil mengantarkan Nathan dan Ayunda untuk bertolak ke Australia. Alson tak ikut, ia terpaksa tidak diikut sertakan untuk mengantar Ayunda dan Nathan. Karena jika tidak, Alson pasti akan merengek dan ingin ikut.“Kalian jangan lupa kaba

  • The Power Of Love    Rencana 10 Hari

    Sebulan berlalu telah berlalu dengan cepat. Project jam tangan Abraham’company juga telah berhasil launching tanpa hambatan. Bahkan, jam tangan tersebut berhasil menjadi trending topic dan laku keras dalam kurun waktu seminggu.Kini mereka ada disini, di ruang meeting. Dengan wajah gembira dan suka cita. Selama sebulan bekerja penuh dengan tekanan, hasilnya berbuah dengan sangat manis.“Saya sampaikan kepada seluruh team. Saya ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya. Terutama untuk Sekertaris Ayunda. Karena telah sigap menangani kasus pada project ini dengan sigap. Karena itu, project ini menjadi berhasil dan menguntungkan banyak pihak. Kita lihat disini, penjualan semakin meningkat setiap detiknya. Akan saya minta pada Bagian Devisi Sales dan Marketing untuk menguatkan promosinya.” ucap Nathan yang memimpin rapat sembari menunjukkan presentasi penjualan di depan layar Lcd.Seluruh team yang mengikuti meeting pagi ini terlihat sangat senang d

  • The Power Of Love    Kerja bagus, Alson!

    CklekPintu ruang rawat Ayunda terbuka, terlihat Haris, Sisilia, dan si kecil Alson yang berlari menuju brankar tempat Ayunda berbaring.Ayunda sedikit terkejut, karena kehadiran Tuan dan Nyonya Abraham untuk mengunjungi dirinya.“Mama!” isak Alson berlari menuju Ayunda dan memeluk Ayunda erat.“Hey, Son!” sapa Ayunda seraya mengelus rambut Alson.“Mama, dimana yang sakit? Mengapa, Mama, bisa sakit? Apa Alson nakal sehingga mama kelelahan?” tanya Alson beruntun, pria kecil itu sangat mengkhawatirkan Ayunda. Mendengar Ayunda masuk Rumah Sakit, si kecil Alson langsung mendesak Sisilia untuk mengantarkan dirinya bertemu dengan Mamanya.“Hey, Mama, baik-baik saja, Sayang. Bahkan, sebentar lagi, Mama, sudah boleh pulang.” jelas Ayunda menenangkan Alson.Alson mengangguk seraya melepas pelukannya kepada Ayunda. Bocah kecil itu mengelap ingusnya, membuat Ayunda s

  • The Power Of Love    Kebodohan Nathan

    Nathan melumat lembut bibir Ayunda, Ayunda hanya terdiam dan meremas kasar baju Nathan.PLAKAyunda memukul kasar dada Nathan dan membuat Nathan tersadar.Nathan membuka matanya, ia melepas ciuman di bibir Ayunda. Ayunda segera menjauh dari Nathan. Ayunda mencoba duduk perlahan di dalam lift tersebut agar tak menimbulkan guncangan.Sementara itu, Nathan terdiam dan merutuki kebodohannya.“Harusnya kita tidak begini.” ucap Ayunda membuka suaranya. Ada rasa tak enak di hatinya. Ini adalah kedua kalinya mereka berciuman tanpa status yang pasti.“Maafkan saya, Ayunda.” sahut Nathan.“Saya tak bermaksud, tapi itu semua murni atas kesadaran diri saya.” sambung Nathan seraya menghela nafas panjangnya.“Menikahlah denganku, Yun.” ucap Nathan lagi lalu memandang Ayunda yang tengah terduduk.Ayunda mendongakkan kepalanya, matanya menatap m

  • The Power Of Love    Di dalam Lift

    Pukul 8 petang, Nathan dan Ayunda masih berkutat sibuk dengan pekerjaan mereka. Keadaan kantor juga sudah semakin sepi hanya ada beberapa orang yang sedang lembur bekerja. Nathan merenggangkan badannya, ia melirik Ayunda yang tengah serius pada layar komputernya. Ucapan Devandra siang tadi begitu membekas di otaknya. “Benar yang di ucapkan, Devan. Aku akan merubah sikapku ini, aku akan membuat, Ayunda, terpesona padaku hingga ia benar-benar tak ingin pergi.” batin Nathan. Nathan bertekad menjerat Ayunda dengan pesona yang ia miliki hingga Ayunda tak mampu pergi untuk meninggalkan dirinya. Nathan segera mematikan laptopnya, merapikan meja kerjanya yang penuh dengan berkas. Terkahir, Nathan menutup curtain jendela kantornya menggunakan remote. Ayunda yang melihat keadaan kantor Nathan yang mulai gelap pun segera berberes juga untuk pulang. Cklek Pintu ruangan Nathan terbuka, Nat

  • The Power Of Love    Undangan Pernikahan

    “Selamat siang, Tuan muda Mahes.” sapa Nathan saat ia baru saja membuka pintu ruang kerjanya. Devandra yang sebelumnya terduduk langsung berdiri dan tersenyum kepada Nathan. “Selamat siang, Tuan muda Abraham.” ucap Devan seraya menjabat tangan Nathan yang sudah berdiri di depannya. “Maaf membuat anda menunggu terlalu lama. Silahkan kembali duduk.” pinta Nathan kepada Devandra. “Terimakasih, Pak Nathan. Maaf mengganggu waktu anda, Pak Nathan. Saya tidak membuat janji sebelumnya untuk menemui anda.” ucap Devan yang merasa tak enak hati. Nathan duduk di sofa dan berhadapan dengan Devan. “Tak masalah, suatu kehormatan untuk saya mendapatkan tamu dari CEO Muda dari keluarga Mahes.” ucap Nathan seraya bercanda ringan. Devan terkekeh pelan. “Anda terlalu berlebihan menilai saya, Pak Nathan.” ucap Devan tersenyum. Nathan terkekeh. “Ada apa, Devan? Apa ada masalah dengan kerja sama kita? Sehingga k

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status