Home / Romansa / The Other side (Indonesia) / 25. Ganesa (Jebakan)

Share

25. Ganesa (Jebakan)

Author: Nul
last update Last Updated: 2021-02-23 23:00:22

PoV. Author

malam ini di casino milik Ganesa, Cath sudah bersiap dengan gaun hitam panjang yang memiliki belahan sebatas paha dan punggung yang terbuka yang memperlihatkan kulit mulusnya.

"lipstik ini sangat merah, aku seperti seorang pelacur saja," ujarnya saat melihat bayangannya di cermin.

pintu kamar itu berada di lantai dua cassino milik Ganesa, kamar yang biasa di sewa para pengunjung untuk menghabisakan malam dengan para pelacur. pintu kamar terbuka membuat Cath berdiri dengan cepat karena terkejut. Brian Dan Mario masuk dengan membawa sennjata, "kita sudah kepung mereka. tapi jimlah mereka sangat banyak dibawah." jelas Mario.

<
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Nur Cahyani
double up donk
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • The Other side (Indonesia)   26. Ganesa (rumahku)

    PoV. AuthorSaat ini Cath sedang menatap Ganesa yang sedang makan dengan tenang di meja makan yang berada di tengah-tengah ruangan yang sangat besar."Untuk apa terus melihatku seperti itu? Makan lah!" Ujar Ganesa pada akhirnya.'Bagai mana aku bisa makan, jelas aku sedang di culik' gumamnya"Aku tidak menculikmu, hanya menyelamatkan manusia tidak berdaya saja." Ujar Ganesa dengan acuh.Baru saja Cat

    Last Updated : 2021-03-08
  • The Other side (Indonesia)   27. Ganesa (Surat Perjanjian)

    Pov. AuthorCath sedang memarkir mobil mewah milik Ganesa di halaman depan kantor kepolisian. Sebagain aparat dan staff kepolisian memandang mobil itu dengan penasaran, berbada dengan Cath yang justru merasa canggung ditatap seperti itu walaupun saat ini dirinya belum turun dari dalam mobil itu."Astaga apa yang mereka lakukan sebenarnya? Apa mereka baru melihat mobil seperti ini?" Gerutu Cath sambil memandang sekelilingnya dari dalam mobil. "Kalau begini caranya bagaimana aku bisa keluar? Sial!"Sementara Ganesa yang serang berolahraga di tempat fitnes nya tertawa saat mendengar Cath yang terus menggerutu di telinganya. Tawanya yang sukup ker

    Last Updated : 2021-03-11
  • The Other side (Indonesia)   28. Ganesa (licik)

    Hari ini Ganesa menemui Leo untuk menghadiri rapat pemegang saham milik mereka di perusahaan milik Fano. Ganesa memang tidak memiliki perusahaan seperti mereka yang bergerak dibidang jasa atau pemerintahan, namun ia memiliki saham besar di perusahaan mereka dengan jumlah yang sangat besar. Dengan langkah santai ia memasuki lobby utama perusahaan Leo, pagi ini tidak seperti biasanya hari ini Ganesa terlihat sering menyapa beberapa karyawan yang ia temui. Bahkan ia juga terlibat obrolan saat di dalam lift, membuat sebagian pegawai wanita di sana mulai membicarakan nya. Setibanya di ruangan Leo keadaan sepi, ruangan itu masih kosong membuat Ganesa mendengus pelan, sedikit bingung bagaimana perusahaan ini bisa semaju sekarang saat Leo masih saja bersikap masa bodoh seperti sekarang. “Di mana kau? Kantor mu masih

    Last Updated : 2022-01-05
  • The Other side (Indonesia)   29. Ganesa (Rumah baru)

    Ganesa memaksa Cath untuk ikut dengan nya. Pria itu bahkan berani menggenggam tangan Cath tanpa meminta izin terlebih dahulu. Cath yang merasa percuma untuk memberontak memilih diam, melihat berapa banyak bodyguard yang mengikuti mereka secara diam-diam."Mau kemana kau membawaku? Ini bisa menjadi kasus penculikan," ucap Cath sambil berusaha melepas genggaman tangan Ganesa.“Cath tenanglah, aku tidak mungkin menyakitimu apa kau lupa kita akan segera menikah” ucap Ganesa dengan senyum yang menghiasi bibirnya.“Kau lucu sekali, lepaskan aku sekarang dan ingat satu hal tuan Ganesa, aku tidak akan menyetujui kontrak itu tanda tangan itu ada karena penipuan, kau menipuku!” omel Cath dengan menggebu-gebu. Sopir yang membawa mob

    Last Updated : 2022-02-11
  • The Other side (Indonesia)   30. Ganesa (Hal-hal tak terduga)

    "apa? Kau bilang apa barusan?" Tanya Fano dengan menarik kerah baju Ganesa.Fano menatap Ganesa dengan wajah datar, pria arogan itu masih tidak mempercayai apa yang baru saja diucapkan Ganesa. Ia merasa ini hanya sebuah permainan yang mungkin akan membuat Kissela marah dengannya."Aku serius, mana mungkin sebuah pernikahan menjadi bercandaan?" Balas Ganesa dengan santai seperti biasanya."Kau memanfaatkannya untuk kepentinganmu, jujurlah dan batalkan niat busukmu itu" tekan Fano dengan nada mengancam."Tidak bisa, aku harus memilikinya""Bajinagan kau Ganesa! Apa mau mu hah? Kau tahu Kissela bisa saja menghabisiku karena ulahmu ini" seru Fano yang terlihat semakin emosi pada sahabatnya itu."Semua akan baik-baik saja karena aku bukan kau"Dengan menghentak lengan Fano terlepas dari kerahnya Ganesa berjalan mengambil segelas kopi yang sudah di siapkan. Fano yang melihat itu merasa geram dan frustasi. Tak lama Leo dan Al datang de

    Last Updated : 2022-02-15
  • The Other side (Indonesia)   31. Ganesa (serangan salah sasaran)

    Ganesa kembali kerumahnya dengan diiringi dering ponsel yang sejak tadi tak dia angkat. Fano dan Al beekali-kali menghubunginya, Ganesa malas untuk membahas kejadian di kantor kepolisian. Ia memilih diam dan pulang u tuk menemui ibunya."Ganesa, Apa yang terjadi? Apa kau diserang lagi?" Tanya ibunya saat melihatnya masuk."Bukan bu, aku hanya berkelahi dengan seseorang untuk mendapatkan calon istriku" balas Ganesa dengan nada candaan."Kau mulai melantur, cepat pergi obati lukamu" suruh ibunya yang merasa Ganesa setengah mabuk."Lamarkan Cath untuk ku, lusa kami akan menikah" mendengar keseriusan Ganesa ibunya hanya mampu menahan haru."Kau serius, Nak?" Tanya ibunya memastikan putranya sedang tidak mabuk."Iya oleh karena itu lamar dia untukku, karena aku tidak bisa melakukannya sendiri" jelas Ganesa tanpa menyebutkan alasan sebenarnya.***Di dalam sebuah kamar Leo masih terduduk di ujung tempat tidurnya. Jas dan

    Last Updated : 2022-02-25
  • The Other side (Indonesia)   32. Al (kepulangan pangeran)

    Part 1Pintu ruangan yang terbuat dari kayu pilihan itu terbanting cukup keras. Semua penjaga di rumah mewah berlapis perak itu langsung mengelilingi tamu yang datang tanpa hormat tersebut. Mereka mengarahkan pistol ke arah Al. Lalu Reidan—pemilik rumah itu juga keluar dengan gagahnya. Ia menatap putranya yang menampakkan wajah tidak bersahabat. Al yang sudah lama tidak mengunjungi ayahnya, kini datang dengan napas tersengal-sengal. Reidan menganggukkan kepalanya dengan wajah tegas. Ia mengisyaratkan agar para penjaganya itu menjauh dari Al. Sementara itu Al langsung menghampiri ayahnya."Aku tidak mau dijodohkan!"Reidan mengernyit, lalu sebelah tangannya merangkul bahu putranya tersebut. "Mari bicarakan di ruangan Ayah."Al langsung menepis tangan ayahnya. "Tidak ada yang perlu dibicarakan. Cukup batalkan perjodohanku dengan wanita itu.""Tapi dia wanita yang baik. Ayah yakin kau bisa bahagia dengannya," kata Reidan."Jika dia wanita

    Last Updated : 2022-03-29
  • The Other side (Indonesia)   33. Al (Perjodohan)

    Tepat 2 hari setelah Al mengunjungi rumah ayahnya. Kini ia kembali diperintahkan untuk ke sana lagi dengan tujuan bertemu wanita bernama Camelia tersebut. Awalnya Al sedikit keberatan karena ia memiliki kesibukan lain. Namun berkat tekanan yang untuk kesekian kalinya diberikan oleh ayahnya, mau tidak mau ia sudah harus berada di Arab sejak pagi hari.Kondisi rumahnya masih sama seperti biasa, selalu dikelilingi penjagaan yang ketat. Bahkan sepertinya semut yang lewat pun selalu diawasi perjalanannya. Jika berani memasuki ruangan Reidan, semut itu pasti langsung ditembak mati."Kau sudah sampai, Al?"Al langsung menoleh, nampak sosok Reidan dan Zebedia—ibunya. Mereka menghampiri Al dengan wajah bahagianya. Al hanya bisa tersenyum tipis. Ia yakin ibunya itu tidak tahu kalau perjodohan ini di dasarkan oleh tekanan ayahnya."Aku baru sampai beberapa menit yang lalu," jawab Al."Mari ke ruang utama. Camelia sudah menunggu di sana," kata Zebedia.

    Last Updated : 2022-03-29

Latest chapter

  • The Other side (Indonesia)   59. Leo (aku mendapatkan mu)

    Suasana di mansion sudah berubah menjadi lebih mewah dan gemerlap lampu memenuhi seisi mansion. Beberapa tamu penting sudah datang dengan menggunakan topeng, ya hari ini tema pesta nya adalah topeng. Leo mengambil topeng hitam miliknya dan mengenakannya sebelum keluar dari kamar."Apa acara sudah di mulai?" Tanya Leo pada Sebastian."Sebentar lagi tuan, apa yang harus saya lakukan?" Ujar Sebastian dengan tenang."Kau harus menjauh dari ku, agar semua orang tak mengenaliku sampai saat perkenalan" balas Leo yang di benarkan Sebastian hanya saja Sebastian merasa ada niat lain di balik acara ini.Leo keluar lebih dulu, dari dalam kamar. Ia melangkah menuju tempat acara tanpa di sadari semua orang. Matanya menelisik seluruh tempat acara, mencari satu orang tanpa di minta.Di tempat pembagian topeng sudah berdiri Lisa dengan gaun berwarna hitam yang sangat simpel, dengan topeng putih yang menutupi wajahnya yang masih bisa Leo kenali."Shit dia terli

  • The Other side (Indonesia)   58. Leo (lamaran)

    "kau tidak akan di pindah, jadi jangan menangis" ujar Leo yang mengejutka Lisa.Dengan terburu-buru Lisa berdiri dari duduknya dan beranjak mendekati Leo, ia menunduk di depan pria itu."Tuan maaf malam itu, aku yang salah aku juga sudah mulai melupakan nya" ucap Lisa dengan pasti.Leo yang mendengar itu merasa terenyuh, ia merasa jika ia tak rela Lisa melupakan semua kejadian itu. Namun disisi lain ia juga malu jika harus mengakui bahwa dialah yang memulai semuanya.***Semua berjalan lancar sejak perbincangan di perpustakaa, Leo mulai sibuk dengan pekerjaannya dan Lisa juga sibuk dengan pekerjaan dan kuliahnya. Beberapa kali Leo menunggu kedatangan Lisa di meja makan namun selalu bukan gadis itu yang datang.Beberapa kali juga ia melihat Lisa dari kejauhan saat gadis itu membersihkan taman. Namun untuk berinteraksi Leo tak bisa memulai nya lebih dulu."Aku butuh seseorang untuk memata-matai orang, di dalam rumahku" ujar Leo

  • The Other side (Indonesia)   57. Leo (kejadian itu)

    Lisa masuk jedalam kamar Leo dengan ragu. Ia melihat keadaan kamar yang berantakan dan Leo yang hanya megenakan sebuah handuk."Ada apa kau datang ke sini?" Tanya Leo tanpa melihat kearah Lisa."Begini tuan ada yang ingin aku tanyakan, tapi sepertinya sangat tidak mungkin saat ini karena ini""Samantha keluarlah dulu, lima belas menit lagi kembalilah" ujar Leo membuat Samantha terdiam.Hatinya lenuh tanda tanya apa yang akan dibicarakan mereka berdua, ia melirik Lisa sinis ia berjanji akan membuat pelajaran pada Lisa setelah ini.Lisa yang paham dengan arti tatapan Samantha hanya bisa menghembuskan napasnya dalam. Ia harus bersiap dengan kejadian buruk yang akan menimpanya setelah ini.Setelah Samantha pergi tinggalah mereka berdua. Lisa semangin ragu untuk menanyakan masalahnya. Namun Leo terlihat sangat penasaran dengan apa yang akan ia ucapkan."Katakan" perintah Leo terdengar mutlak.Pria berbadan atletis itu masih mena

  • The Other side (Indonesia)   56. Leo (apa yang kau fikrkan)

    Leo menatap Lisa dengan ragu, ia melihat Lisa yang mulai bernafas dengan lebih baik. Jarak mereka yang dekat memudahakan Leo melihat perubahan ekspresi dari wajah Lisa."Bagaimana tuan apa sudah aman untuk saya keluar?" Tanya Lisa saat sadar jika Leo masih belum juga menjauh darinya.Leo yang mendengar ucapan Lisa dengan perasaan sungkan menjauh sambil mengusap lengannya dan menjauh."Aku akan melihat situasi terlebih dahulu baru kau boleh keluar." Balas Leo lalu keluar dari kamar mandi.Leo berjalan kearah pintu lalu melihat situasi di luar, dan seluruh pelayan sedang sibuk di taman dan dapur. Leo melihat Lisa yang sudah bersiap."Keluar sekarang" ucapnya."Baik tuan, maaf_""Cepat pergi" potong Leo acuh.Lisa yang melihat sikap acuh Leo hanya mampu menahan dengusan kesal. Ia keluar dengan mengendap-endap lalu berlari menuju kamarnya. Ia bergegas mengganti bathrobe yang ia pakai menjadi pakaian pelayan, tak lupa menye

  • The Other side (Indonesia)   55. Leo (terjebak)

    Langit telah berubah menjadi gelap dengan derai hujan yang menyertai. Malam ini Leo menghabiskan malam nya dengan setumpuk berkas laporan milik perusahaannya. Matanya mengarah ke meja kecil di tepi tempat tidurnya, memastikan jika ada segelas air disana."Bagai mana airnya bisa belum di isi" ujarnya sebelum ia meletakan Ipad lalu melangkah mengambil gelas kosong miliknya.Dengan santai ia keluar dari dalam kamarnya berniat memanggil seorang pelayan, namun pandanganya terpaut dengat seorang gadis yang melintas tepat di depan pintu kamarnya dengan pakaian yang basah."Kau pulang kuliah selarut ini?" Sindir Leo pada Lisa.Lisa dengan enggan menghentikan langkahnya lalu berbalik dan membungkuk di hadapan Leo."Maaf tuan, aku sudah pulang sejak sore hanya saja""Kau pergi bermain? Menemui seorang pria?" Sela Leo sarkas.Hal itu membuat Lisa sedikit terkejut, ada rasa nyilu di dadanya. Ia merasa Leo sangat merendahkannya sebagai seorang perem

  • The Other side (Indonesia)   54. Leo (pergi sembuhkan hati)

    Leo melangkahkan kakinya menuju pintu keluar utama Bandara Altenrhein. Penampilannya yang terlihat maskulin dengan kemeja putih yang ia gulung sampai sebatas lengan dan celana berwarna coklat membuat prnampilanya terlihat santai namun tetap mempesona. Dengan menarik kepernya ia melihat kesekelilingnya mencari seseorang yang ia tugaskan untuk memjemputnya.Dari kejauhan terlihat pria paruh bayar denganstelam jas formal yang memegang papan bertuliskan nama Leo denga tulisan tangan. Dengan perlahan Leo mendekati pria itu, saat sadar jika tuannya sudah datang pria itu bergegas mengambil koper milik Leo."Apa kabarmu Robert?" Tanya Leo yang tetlihat sangat sanatai."Saya baik tuan, silahkan mobil anda sudah siap" balas Robert dengan formal membuat tertawa kecil melihat pria paruh baya yang sudah ia anggap ayah nya sendiri namun tidak sebaliknya.Leo berusaha mensejajarkan langkah mereka namun Robert terus saja satu langkah di belakangnya. Leo yang sudah lelah

  • The Other side (Indonesia)   53. Al (penyesalan)

    Camelia berdiri dari tempat duduknya. Ia menoleh sekilas ke arah pintu. Kemudian kembali memandang tali yang ada di langit-langit kamarnya. Ia sudah bersusah payah mengikat tali itu di sana. Bahkan kakinya sampai terluka karena terantuk lemari yang menjadi pijakannya."Al," panggil Camelia."Ada apa? Apa kamu mau keluar?" tanya Al dengan antusias."Tidak, Al. Kita bicara seperti ini saja."Al mendengus pelan. Sebenarnya ia tidak ingin seperti ini. Namun jika itu pilihan Camelia, tidak ada jalan lain selain menurutinya. Lagi pula mustahil untuk memaksa wanita keras kepala itu. Al duduk di depan pintu dengan wajah lesuh."Sebenarnya kamu sedang apa, Camelia?" tanya Al.Camelia di dalam kamarnya tersenyum. Ia menatap pintu kamarnya sambil tersenyum kecil. "Menyiapkan kejutan untukmu. Ini 'kan hari ulang tahunmu."Al tersenyum. "Apa yang kamu siapkan? Aku jadi penasaran."Camelia terkekeh mendengar ucapan pria tersebut. Ia berjalan

  • The Other side (Indonesia)   52. Al

    Jane memberontak, ia berusaha keras untuk melepas tali yang mengikat kedua tangannya. Entah bagaimana caranya, namun Sean yang merupakan sopir pribadinya itu membelot pada Reidan. Ia melaporkan semua kejahatan yang dilakukan wanita itu terhadap Camelia.Sopir sialan! batin Jane.Reidan mendekati Jane, lalu mencengkram dagu wanita itu dengan kasar. Ia mengamati setiap inci wajah wanita tersebut. Lalu melayangkan tamparan kecil di pipinya."Bukankah saya sudah bilang untuk tidak mengganggu Alaric?" kata Reidan.Sean yang berdiri di samping Reidan tersenyum puas. "Apa yang harus saya lakukan pada wanita ini?""Buang saja ke laut."Jane mendelikkan kedua matanya. Tentu saja ia tidak menyangka dibalik sifat ramah seorang Reidan, menyimpan sisi gelap yang begitu menyeramkan. Awalnya ia mengira itu candaan karena sama sekali tidak ada pergerakan. Namun begitu pintu terbuka, kini ia yakin kalau kedua pria itu berniat membuangnya."Masukkan ke

  • The Other side (Indonesia)   51. Al

    "Bagaimana ini, Pak? Jumlah wartawan di depan gedung terus bertambah."Al menatap ke luar gedung dengan perasaan yang tidak karuan. Banyak sekali wartawan yang berkumpul di sana hanya untuk menunggunya datang. Padahal satpam sudah berulang kali mengusir mereka.Al melempar tatapan pada sekretarisnya. "Sudah hubungi petugas keamanan?"Sekretarisnya mengangguk. "Saya sudah hubungi polisi untuk membubarkan kerumunan tersebut.""Tapi mengapa belum datang?""Polisi datang dalam waktu 5 menit."Al mendengus, ia sudah sangat ingin pulang ke rumah. Padahal jam kantornya sudah berakhir sejak 3 jam yang lalu. Tapi karena di luar gedung terlalu banyak wartawan, ia pun diminta untuk tetap berada di kantor sampai suasana membaik.Tujuannya kembali pada kursi yang sudah menjadi singgasananya selama ini. Ia memijat pangkal hidungnya. Ingatan buruk tentang perlakuannya pada Camelia terus terngiang-ngiang. Ia sedikit menyesal walau pikirannya seakan m

DMCA.com Protection Status