Tidak seperti [Yang Terpilih] lainnya, sebagai ‘Titisan’, Eira langsung mendapatkan tempat di Distrik 1 – tempat para orang-orang penting Dunia Baru berkumpul. Lock ingat seluruh saluran siaran Dunia Baru memberitakan kehadiran ‘Titisan’ setelah mereka tinggal di Akademi Soru selama 3 bulan lamanya, dan semua [Yang Terpilih] bersorak bahagia mendengarnya. Bagi mereka, ‘Titisan’ merupakan pralambang akan awal yang baik karena gadis itu dipercaya sebagai Pembawa Wahyu Dewa Ysglasia dan Kyros.
Namun, pada kenyataannya, hingga detik ini tidak ada yang tahu pasti seperti apa kekuatan Eira. Mereka masih meraba-raba dalam gelap meski gadis kecil itu sudah diteliti sedemikian rupa selama 3 bulan lamanya di Akademi Soru. Oleh karena itulah mereka mengutus seorang Petarung Senior, Uisho, untuk terus mengikuti gadis itu dengan dalih melindungi.
‘Walaupun alasan mereka sebenarnya adalah karena mereka ingin memata-matai.’
Lock terbangun di kamar kecilnya yang suram dan minim cahaya, berbau apak akibat keringat dan lembab, bingung mengapa ia tiba-tiba terbangun tanpa sebab di pagi hari, curiga bau apak adalah tersangka utamanya. Begitu terduduk, Lock langsung mengerang pendek. Tubuhnya menjerit-jerit kelelahan, sementara perutnya memberontak minta diisi. Lock selalu dilema tiap hari liburnya karena harus memilih memuaskan tubuhnya dengan terus berbaring dan malas-masalan atau memuaskan perutnya yang berarti ia harus menyeret tubuh letihnya ke ruang makan di lantai dasar.[Aku lapar. Beri aku makan…]Lock, yang awalnya sedang memijit pundaknya yang sakit dan kaku, membeku seketika. Dia sudah lama sekali tidak mendengar bisikan-bisikan di kepalanya hingga nyaris melupakannya, tetapi suara wanita yang sangat memelas membuat Lock seketika terperanjat.“Siapa kau?”Dulu, saat berada di Earthkine, Lock pernah berusaha berinteraksi dengan bisikan-bisikan itu, te
Suasana di terowongan pertambangan itu masih sama seperti biasa; gelap dan sibuk. Suara dengungan rendah terdengar di dalam terowongan-terowongan yang diberi plat perak bersinar di depan pintu masuk terowongan, tanda Exv-suit, setelan khusus para Penambang, sedang bekerja.Lock tengah berada di anak terowongan atau sektor nomor 19, bekerja sejak pukul 8 pagi, dan sedang berkutat menggali Landma dengan sarung bor Exv-suit di tangan kanannya. Hawa panas membuat ia berkeringat deras; bulir-bulir keringat jatuh mengenai mata, namun tidak ada cara baginya untuk menghapus jejak keringat itu karena setelan Exv-suit memiliki helm yang menutupi seluruh wajah hingga leher – menahan agar hawa panas dari Landma tidak melelehkan tubuh para Penambang. Walaupun telah 6 bulan lamanya bekerja sebagai Penambang, Lock nyaris gila tiap kali keringat membuat tubuhnya gatal, atau matanya pedih terkena keringat, atau saat ia ingin buang air kecil.Krucuk
Lock pernah bertanya pada Iophel mengapa ia tiba-tiba bisa mendengar suaranya setelah sekian lama wanita itu ‘terbangun’ di dalam tubuhnya.[Karena aku semakin terbiasa berada di dalam tubuhmu.] jawab Iophel saat itu. [Selain itu, ‘Caera’mu pun semakin lama semakin meningkat, membuatku lebih kuat. Tetapi, tentu saja kau tidak sekuaaat itu. Jika kau kuat, aku tidak perlu makan seperti orang gila.]Itu sangat masuk akal, mengingat Lock baru dapat mendengar Iophel setelah ia berada di hutan [Panggung Akhir]. Bisikan-bisikan yang didengar Lock sebelumnya, yaitu saat ia berada di Earthkine, sama sekali bukan Iophel. Iophel mengaku sama sekali tidak tahu menahu, tetapi jawaban yang dilontarkan wanita itu jelas sekali mengindikasikan bahwa ia tahu sesuatu, namun dia tidak mengutarakannya.[Tidaklah aneh jika kau mendengar bisikan-bisikan,] kata Iophel, menghindar untuk menjawab pertanyaan Lock. [Tetapi, jangan khawatir. Kau tid
Pria jangkung itu menyapa Lock dengan ekspresi tidak percaya sekaligus geli.Lock menarik kereta yang dibawanya dengan satu helaan nafas berat terakhir sebelum dia membuka helm dengan dengusan lega. Di terowongan memang sangat panas, tetapi mengenakan setelan Exv-suit tidak kalah panas. Apalagi Lock harus berkutat dengan aroma keringat yang menguar dari tubuhnya, membuatnya sangat lega begitu helm itu dibuka.“Uah.” Lock menarik nafas dalam-dalam, merayakan kebebasannya dari helm. “Hai, Gerald.”Gerald memusatkan ‘Caera’ pada lengannya sejenak, membuat otot-otot lengan besarnya membesar dan bewarna merah. Kemudian, ia mengangkat kereta yang dibawa Lock tadi dengan mudah, memasukkannya ke dalam bak kereta di atas rel. Semua itu berlangsung hanya dalam beberapa detik.“Aku curiga si Penguasa Neraka menyukaimu,” kata Gerald, mendorong kereta kosong ke samping. “Biasanya dia mengerjai anak-anak ba
Para Pemberontak, seperti namanya, adalah kumpulan orang-orang yang memberontak pada sistem yang dibangun di Dunia Baru. Mereka dulunya adalah [Yang Terpilih] seperti mereka semua, tetapi karena alasan tertentu, memutuskan untuk memboikot semua peraturan yang diterapkan di Dunia Baru. Mereka menyebarkan kekacauan, teror, bahkan kematian.Masih segar di ingatan para [Yang Terpilih] peristiwa 35 tahun silam, saat bentrokan besar terjadi antara Petarung dan Pemberontak. Peristiwa itu memakan banyak korban jiwa dan sistem Dunia Baru nyaris lumpuh karena-nya. Tentu saja para Petarung menang, tetapi itu bukan kemenangan mutlak; bahkan Pohon Ysglasia nyaris terbakar. Jika bukan karena Paragon Rizt, Alares, dan Julian – yang waktu itu segera dilantik menjadi Paragon –, mungkin saja penduduk [Yang Terpilih] akan mengalami kekalahan yang menyakitkan.Peristiwa itu-lah yang menjadi alasan mengapa [Yang Terpilih] baru, seperti Lock, harus mengikuti pelatihan menjadi Pe
Arena latihan para Petarung hari itu tidak seramai biasanya, membuat David Russel bertanya-tanya apakah mereka tengah kebanjiran Misi. Namun, kebanyakan para Petarung yang absen adalah Petarung Inti, yang mana sangat mencurigakan.“Apakah terjadi sesuatu?” tanya David kepada Damen, pelatihnya.Damen mendesah keras-keras. Sedetik kemudian, ia sudah berada tepat di depan David dan menendang wajah pemuda itu hingga ia terpelanting. Kepala David terlebih dahulu menabrak medan energi yang mengelilingi podium sebelum ia terpental kembali ke tengah-tengah podium dengan suara Dum! keras, dan jatuh terduduk. Beberapa detik kemudian, David mengerang panjang dan merebahkan diri seketika, menahan sakit.“Daripada memperhatikan hal yang tidak berguna, lebih baik kau fokus dengan yang ada di depanmu,” kata Damen. Seperti biasa, nada suaranya terdengar pelan dan dingin, tiada ampun. Damen lebih banyak bertindak daripada berbicara, membuat sebag
Akan tetapi, kakinya menyapu udara kosong.Mata David membulat saat menyadari lawan tandingnya telah berpindah dari posisi semula. Sudut mata David melihat sekelebat gerakan, menyadari Lock telah berada di sisi kirinya, menunduk dan bersiap mendaratkan sebuah pukulan.Setelah berteman sekian lama dengan Lock, David tahu beberapa hal mengenai kemampuan pemuda tersebut, termasuk cara bertarung liciknya. Tetapi, hari itu David mempelajari sesuatu yang baru mengenai Lock Easton, dan semakin yakin saat ia menepis pukulan Lock.Kekuatan serangan Lock meningkat dengan drastis, membuat David menggertakkan gigi. Bahkan lengan David langsung kesemutan sesudahnya. Tinggal di pertambangan neraka itu rupanya memberikan dampak besar bagi Lock Easton, bukan hanya dari segi penampilan fisik, tetapi juga dari segi kekuatan tubuhnya.Lock tidak menyia-nyiakan kesempatan yang ia dapatkan saat David terkejut. Ia menyeringai licik, mengangkat lututnya yang diselimuti ‘C
Gadis berambut ikal itu berteriak dengan wajah merah.“Aku tidak mengambilnya!”“Amirue Annete, berhenti berteriak-teriak,” tukas Petarung Senior wanita yang David kenali bernama Rosalie. “Kau membuat semua orang melihatmu, padahal kami memintamu untuk mengikuti arahan kami baik-baik.”Rue menatap Rosalie dengan mata yang mulai memerah. Rosalie mendongakkan kepalanya dengan ekspresi menghina. “Serius!? Mengapa kalian, anak-anak dari gelombang ini gemar sekali membiarkan diri dikendalikan oleh ‘Caera’?”Tatapan Rosalie secara terang-terangan mengarah pada podium tempat David berdiri. Namun, David tahu Rosalie tidak sedang menatapnya, melainkan pada sosok pemuda Golongan Putih yang berdiri di belakang David bersama dengan Damen.“Ck! Kita tidak punya banyak waktu,” kata seorang pria dari Divisi Keamanan, bersedekap dengan tatapan jemu. “Amirue, ayo.”Tangan pri
Ian menghentak-hentakan kaki dengan tidak sabar.“Kenapa kau tidak melakukan apapun!?” serunya marah.Lock berusaha mengabaikan bocah itu selama beberapa hari terakhir, tapi tampaknya tak begitu berhasil. Bukannya berhenti berbuat ulah, Ian malah menjadi-jadi. Benar-benar tipikal bocah menyebalkan. Akhirnya, Lock membuka mata dan menoleh.“Aku sedang melakukan sesuatu.”“Apa? Mengupil? Tidur? Kau tidak melakukan apapun selama beberapa hari ini!”Lock mendesah. Ia tidak menyangka akan tiba hari dimana ia lebih memilih mendengar celotehan Iophel dan Rael dibandingkan orang lain. Bagi Lock sekarang, rengekan Iophel bagaikan nasihat bijak Ibu-ibu, dan kesarkastisan Rael terdengar seperti senandung puji-pujian. Suara Ian? Seperti hewan yang disembelih.“Kau melihat sendiri aku babak belur, ‘kan? Aku sedang menyembuhkan diri.”Ian mengerutkan kening. “Kau terlihat amat san
“Tuan Putri dan kakakku akan melangsungkan upacara pernikahan sebentar lagi – setelah mereka pulang dari Easteria. Hari ini mereka berdua tiba di Istana Easteria dan aku.. aku mulai tidak tenang..” Rigan meragu sejenak. Ia mencondongkan tubuh dan meminta Lock untuk mendekat. “Akhir-akhir ini, Ares melakukan hal yang sangat mencurigakan. Dia sering pergi malam-malam, melewati jalur belakang dan membawa beberapa orang berpakaian serba hitam. Pada saat kembali ke Istana, biasanya ia akan membawa peti-peti besar yang dibawa ke ruang bawah tanah. A, aku mulai berpikir bahwa apapun yang ia lakukan dengan peti itu, berhubungan dengan.. sesuatu yang tidak baik.”Lock mendengarkan Rigan dengan tenang. Ia sama sekali tidak terkejut mendengarkan berita tersebut. Namun, keraguan Rigan saat mengatakan ‘sesuatu yang tidak baik’ itu membangkitkan keingintahuan Lock.‘Apa yang bakal ia katakan? Sepertinya dia hendak menyebutkan sesuatu t
Beberapa jam kemudian, di sebuah ruangan bawah tanah yang berbau pengap dan lembab, Lock Easton membuka matanya. Dia melihat langit-langit rendah dan kotor yang sekarang mulai terlihat familiar baginya yang telah menginap disana selama 2 hari belakangan. Ia melirik sekilas ke sudut ruangan, tempat Ian sedang tertidur. Yakin bahwa bocah tersebut benar-benar tertidur, Lock bangkit berdiri dan menghampiri pintu.“Kau berhasil bertemu dengan kakek itu?” Lock bertanya sambil berjalan naik ke arah pintu.“Kakek itu terlalu mencurigakan.” Suara Rue terdengar dari balik pintu. Lock tertawa kecil. “Memang.”“Aku mendengar pembicaraan anak buah Ares bernama Gin. Mereka berencana untuk menjual bocah itu setelah upacara pernikahan.”Lock melirik Ian yang bergumam sendiri seperti sedang bermimpi buruk. Bocah itu terlihat menyedihkan.“Mereka tidak akan mendapatkan banyak uang dengan menjualnya.
Di bawah lampu remang-remang, sesosok bocah kurus dan kotor yang memiliki ekspresi keras kepala, licik, dan juga menjengkelkan, muncul dari balik bayang-bayang.“Ta-raaa!” Hiro berseru sembari menunjuk Ian. “Kejutan! Ini bocah yang begitu kau sayangi! Pelipur lara saat kau mendengar wanita yang mirip dengan mantan kekasihmu, menikah!”Tetapi, Lock tidak mendengarkan apapun yang dikatakan Hiro. Ia hanya menatap Ian tanpa berkedip.“Bagus sekali,” kata Lock datar. “Apa mereka menyembelih babimu atau apa disini?”Ian memberengut. “Maxi berhasil pergi!” serunya dengan suara melengking menjengkelkan. Bocah itu terlihat marah, yang mana membuat Lock begitu heran. “Kenapa kau lemah sekali? Katamu kau kuat! Kenapa kau membiarkan mereka menculikmu!?”“Maaf?” Hiro memandangi Ian dan Lock bolak balik sambil bersedekap. “Apa aku salah dengar? Siapa yang kuat?”
“Aku sebenarnya tidak yakin apakah air ini dapat membuatmu tersadar, tetapi aku selalu ingin melakukannya.”Dan suara itu. Lock melirik untuk melihat seraut wajah yang ‘sangat’ ia rindukan. Saat melihat wajah berminyak itu, Lock mendadak sadar dia tadi bermimpi.“Ini benar-benar menyegarkan,” ujar Lock. “Terima kasih.”Travis menyipitkan matanya. “Sepertinya kau suka disiram.”Lock berusaha menarik tubuh bagian atasnya. “Tidak, tapi aku suka disadarkan,” katanya. “Aku senang mengetahui bahwa aku tidak melihatmu di dalam mimpi.”“Aku pun tidak suka melihatmu, bahkan di dalam kehidupan nyata.”“Cukup adil.” sahut Lock, nyengir. Ia kemudian mengedarkan pandang ke sekelilingnya.Dia berada di sebuah ruangan lapang berpenerangan remang-remang. Ditilik dari tak adanya jendela dan kelembaban ruangan tersebut, Lock yakin ia ten
Itu sakit sekali hingga nyaris membuat Lock berpikir untuk pura-pura pingsan. Tetapi, ia tak melakukan itu. Belum, karena ia sedang mempersiapkan rasa sakit lain yang mungkin akan muncul sebentar lagi.‘Oh, dan ngomong-ngomong..’Lock tak punya waktu banyak untuk berpikir lebih lama. Jadi, dia mengerahkan kesempatannya yang terakhir untuk menoleh ke arah Maxi yang masih mengamuk.Manipulatif Aura.Bukan hanya Maxi yang terpengaruh, tetapi juga Gin. Mereka terbelalak dengan wajah penuh ketakutan, satu dengan wujud binatang, satunya lagi dalam bentuk manusia. Tentu saja Lock mengabaikan Gin.“Pergi.” katanya, memberi perintah pada Maxi. Suaranya mengandung aura yang begitu intens.Mata Maxi seketika tampak begitu kebingungan dan takut. Ia menguik dan terhuyung mundur selama beberapa detik sebelum ia kemudian berbalik dan pergi melarikan diri.“Jadi, kau melakukan ini semua untuk menyelamatkan babi? Betapa m
Gin berdecak saat melirik para prajurit yang sedang bersusah payah menghadapi hewan raksasa itu. Beberapa prajurit berhasil melukai si babi, tetapi hewan tersebut bertambah marah dan berusaha melukai siapapun yang berada di dekatnya, termasuk kedua orang yang tengah berkelahi di sampingnya.Sampai saat ini, Lock dan Ares sama-sama mampu menghindar dari serangan si babi dan serangan satu sama lain, tetapi Gin kenal Ares. Pria itu mulai tidak sabar, apalagi dikarenakan Lock melompat kesana kemari seperti monyet lepas.“Aku jadi paham mengapa kau mampu menghadapi si Suku Macan itu.” Samar-samar, Gin mendengar suara Lock Easton. “Kau lumayan.”Lock mengayunkan pedangnya. Gerakannya begitu ringan, seolah ia sedang bermain-main. Orang biasa bakal mengira lengan kurus itu hanya mampu merobek kertas dan tak akan mampu membuat luka kecil atau hanya sekedar luka memar. Akan tetapi, Ares menghindarinya; dan tindakannya tepat. Pedang Lock membelah ta
Gin melirik Ares, yang masih tersenyum kecil, tetapi dengan wajah yang semakin kaku – jelas bukan merupakan pertanda baik. “Aku tidak melihat apa manfaatnya kau mengambil hewan liar itu?” kata Ares dingin. “Kami memerlukannya.” Sebuah teriakan memecahkan suasana mencengkram tersebut, membuat para prajurit rendahan cemas. “…Kann!! Lepas..!” Gin kesal. Seperti dugaannya, membawa bocah kotor itu hanya akan menambah masalah. Ia mengedikkan kepala ke arah salah seorang prajurit yang tengah memandanginya dengan ragu-ragu. Prajurit itu mengangguk paham dan memukul karung tersebut dengan keras, menyuruh bocah itu diam. “Tidak perlu repot-repot melakukan itu. Aku akan mengurusnya.” Lock berkata dengan nada yang masih sama ramahnya. Ia mengerling ke arah Ares sembari tersenyum lebar. “Tidak perlu menjelaskan juga, aku bisa memahami. Berikan bocah itu, dan kau bisa melanjutkan apapun yang ingin kau lakukan.” Gin memandang Lock tersebut tanpa berk
Ledakan terjadi dimana bola-bola itu berhenti menggelinding. Ledakan itu tidak besar, tetapi cukup destruktif dan mengeluarkan api hingga desa mulai terbakar. Seakan mengejek, pasukan Ares memodifikasi bom tersebut hingga lebih menyerupai kembang api; seolah mereka ingin menyaksikan desa tersebut terbakar dengan indah. Suara ratapan dan tangis terdengar dari arah para penduduk, sementara beberapa prajurit tertawa dan bertepuk tangan saat menyaksikan kembang api yang mulai membakar desa. Walaupun melihat apa yang terjadi di bawah, baik Soren maupun Lock tidak beranjak sedikitpun. “Ini berkembang ke arah yang kuinginkan.” kata Soren puas. “Oh, ya? Termasuk kembang api itu?” Soren mengacuhkan komentar sarkas Lock, dan berkata, “Kita temui kakek itu setelah ini.” “Untuk apa?” “Kau bodoh? Tentu saja bernegosiasi. Kakek itu pasti akan memberitahu informasi jika kita berjanji akan membebaskan cucunya.” Lock nyaris tak mampu menahan di