Pria jangkung itu menyapa Lock dengan ekspresi tidak percaya sekaligus geli.
Lock menarik kereta yang dibawanya dengan satu helaan nafas berat terakhir sebelum dia membuka helm dengan dengusan lega. Di terowongan memang sangat panas, tetapi mengenakan setelan Exv-suit tidak kalah panas. Apalagi Lock harus berkutat dengan aroma keringat yang menguar dari tubuhnya, membuatnya sangat lega begitu helm itu dibuka.
“Uah.” Lock menarik nafas dalam-dalam, merayakan kebebasannya dari helm. “Hai, Gerald.”
Gerald memusatkan ‘Caera’ pada lengannya sejenak, membuat otot-otot lengan besarnya membesar dan bewarna merah. Kemudian, ia mengangkat kereta yang dibawa Lock tadi dengan mudah, memasukkannya ke dalam bak kereta di atas rel. Semua itu berlangsung hanya dalam beberapa detik.
“Aku curiga si Penguasa Neraka menyukaimu,” kata Gerald, mendorong kereta kosong ke samping. “Biasanya dia mengerjai anak-anak ba
Para Pemberontak, seperti namanya, adalah kumpulan orang-orang yang memberontak pada sistem yang dibangun di Dunia Baru. Mereka dulunya adalah [Yang Terpilih] seperti mereka semua, tetapi karena alasan tertentu, memutuskan untuk memboikot semua peraturan yang diterapkan di Dunia Baru. Mereka menyebarkan kekacauan, teror, bahkan kematian.Masih segar di ingatan para [Yang Terpilih] peristiwa 35 tahun silam, saat bentrokan besar terjadi antara Petarung dan Pemberontak. Peristiwa itu memakan banyak korban jiwa dan sistem Dunia Baru nyaris lumpuh karena-nya. Tentu saja para Petarung menang, tetapi itu bukan kemenangan mutlak; bahkan Pohon Ysglasia nyaris terbakar. Jika bukan karena Paragon Rizt, Alares, dan Julian – yang waktu itu segera dilantik menjadi Paragon –, mungkin saja penduduk [Yang Terpilih] akan mengalami kekalahan yang menyakitkan.Peristiwa itu-lah yang menjadi alasan mengapa [Yang Terpilih] baru, seperti Lock, harus mengikuti pelatihan menjadi Pe
Arena latihan para Petarung hari itu tidak seramai biasanya, membuat David Russel bertanya-tanya apakah mereka tengah kebanjiran Misi. Namun, kebanyakan para Petarung yang absen adalah Petarung Inti, yang mana sangat mencurigakan.“Apakah terjadi sesuatu?” tanya David kepada Damen, pelatihnya.Damen mendesah keras-keras. Sedetik kemudian, ia sudah berada tepat di depan David dan menendang wajah pemuda itu hingga ia terpelanting. Kepala David terlebih dahulu menabrak medan energi yang mengelilingi podium sebelum ia terpental kembali ke tengah-tengah podium dengan suara Dum! keras, dan jatuh terduduk. Beberapa detik kemudian, David mengerang panjang dan merebahkan diri seketika, menahan sakit.“Daripada memperhatikan hal yang tidak berguna, lebih baik kau fokus dengan yang ada di depanmu,” kata Damen. Seperti biasa, nada suaranya terdengar pelan dan dingin, tiada ampun. Damen lebih banyak bertindak daripada berbicara, membuat sebag
Akan tetapi, kakinya menyapu udara kosong.Mata David membulat saat menyadari lawan tandingnya telah berpindah dari posisi semula. Sudut mata David melihat sekelebat gerakan, menyadari Lock telah berada di sisi kirinya, menunduk dan bersiap mendaratkan sebuah pukulan.Setelah berteman sekian lama dengan Lock, David tahu beberapa hal mengenai kemampuan pemuda tersebut, termasuk cara bertarung liciknya. Tetapi, hari itu David mempelajari sesuatu yang baru mengenai Lock Easton, dan semakin yakin saat ia menepis pukulan Lock.Kekuatan serangan Lock meningkat dengan drastis, membuat David menggertakkan gigi. Bahkan lengan David langsung kesemutan sesudahnya. Tinggal di pertambangan neraka itu rupanya memberikan dampak besar bagi Lock Easton, bukan hanya dari segi penampilan fisik, tetapi juga dari segi kekuatan tubuhnya.Lock tidak menyia-nyiakan kesempatan yang ia dapatkan saat David terkejut. Ia menyeringai licik, mengangkat lututnya yang diselimuti ‘C
Gadis berambut ikal itu berteriak dengan wajah merah.“Aku tidak mengambilnya!”“Amirue Annete, berhenti berteriak-teriak,” tukas Petarung Senior wanita yang David kenali bernama Rosalie. “Kau membuat semua orang melihatmu, padahal kami memintamu untuk mengikuti arahan kami baik-baik.”Rue menatap Rosalie dengan mata yang mulai memerah. Rosalie mendongakkan kepalanya dengan ekspresi menghina. “Serius!? Mengapa kalian, anak-anak dari gelombang ini gemar sekali membiarkan diri dikendalikan oleh ‘Caera’?”Tatapan Rosalie secara terang-terangan mengarah pada podium tempat David berdiri. Namun, David tahu Rosalie tidak sedang menatapnya, melainkan pada sosok pemuda Golongan Putih yang berdiri di belakang David bersama dengan Damen.“Ck! Kita tidak punya banyak waktu,” kata seorang pria dari Divisi Keamanan, bersedekap dengan tatapan jemu. “Amirue, ayo.”Tangan pri
Will terkenal sebagai pribadi yang bertolak belakang dengan Aro, Jendral Besar Divisi Petarung. Bila Aro dikatakan tegas dan bijaksana, maka Will adalah pribadi yang gampang terpengaruh dan suka seenaknya sendiri. Hampir sebagian besar Petarung Inti pasti akan berusaha menghindar dari pria berambut putih itu, diantaranya termasuk Damen.“Petarung Rosalie melakukan itu atas perintahku,” kata Will dengan satu alis terangkat naik. Hidungnya mengerut, seakan ada aroma busuk di depannya. “Jadi, mengapa kau menghentikannya, Petarung Damen?”“Karena apa yang dilakukan Petarung Rosalie sama sekali tidak masuk akal, Wakil Jendral.” jawab Damen singkat.Will menunggu Damen melanjutkan ucapannya sembari mengetuk-ngetukan jemarinya di pegangan kursi beledunya, namun mulut Damen tertutup rapat tanpa ada tanda-tanda ia akan menjelaskan lebih lanjut. Duduk di sebelah Will, Rosalie, yang sudah seperti cacing kepanasan, akhirnya tidak dapat me
Sepeninggal Damen, suasana hening terjadi untuk beberapa saat. Rosalie tampak gelisah. “Nah, bagaimana?” tanya wanita itu.Will melirik Soren. “Bagaimana pendapatmu, Petarung Soren?” Nada suaranya terdengar sedikit melunak saat ia berbicara dengan pemuda tersebut, yang membuat Rosalie sedikit tersentak.Soren memang dikenal sebagai salah seorang jenius yang sangat langka. Apalagi dengan kenyataan bahwa ia adalah golongan Emas dengan atribut Logam, salah satu atribut langka. Paragon Rizt adalah salah satu orang yang memiliki atribut yang sama, dan Soren dalam sekejap menjadi pemuda yang menarik perhatian Paragon tersebut.“Perkataan Petarung Damen benar,” jawab Soren yang masih terus membaca. Sinar matahari menyinari wajahnya yang rupawan; Aura pemuda itu menguar tidak normal, itu adalah Aura yang keluar bahkan tanpa disadari oleh penggunanya, membuat Rosalie sukar memalingkan wajah darinya. “Memanggil Divisi Keamanan unt
Di dalam ruang istirahat nomor 2, para calon Petarung sedang berdiskusi dengan bersemangat.“Bom Caera di Ruangan Sentral!”“Itu ‘kan ruangan yang sering digunakan oleh Petarung Inti dan Jendral Aro? Untuk apa meletakkan Bom Caera disana?”“Aku sudah curiga ada sesuatu yang aneh tengah terjadi! Lihat, para calon Petarung yang bertugas di Divisi Keamanan pun tidak muncul.”“Yang lebih penting, untuk apa gadis dari grup Binatang Buas itu mengambil Bom tersebut?”“Hah! Siapa yang peduli? Gadis itu sinting!”“Tidakkah ada yang berpikir apa yang dilakukan Petarung Damen aneh? Untuk apa dia..”“Ssst! Pelankan suaramu, kita masih ada di ruang tunggu. Imp Pengintai masih bekerja.”Beberapa calon Petarung yang berkumpul di ruang tunggu nomor 2 tersebut serempak menoleh ke sekitar, mencari-cari Imp Pengintai – yang jelas merupakan tindakan sia
Ruang pertemuan merupakan aula besar dengan lantai dan dinding marmer yang dapat memuat hampir seluruh Petarung. Itu tempat tertutup, bahkan Imp Pengawas pun tidak diperbolehkan memasukinya. Calon Petarung hanya boleh memasuki ruangan tersebut jika diundang – yang mana itu sangatlah jarang.David mengedarkan pandang saat memasuki aula besar. Seperti dugaannya, banyak Petarung Inti dan Senior tidak ada; bahkan Petarung-pun jumlahnya tidak banyak. Aula terasa sepi karena hanya ada seperempat Petarung yang hadir; mereka berdiri di sisi yang berbeda dengan para calon Petarung.[Para Petarung dan calon Petarung diharapkan untuk segera menempati kursi masing-masing.]David menoleh kesana kemari dan memaki dalam hati saat menyadari dia tidak melihat sosok Lock Easton. Tepat saat David duduk, seseorang menepuk pundaknya. Ia menoleh untuk mendapati sosok seorang pemuda ramping yang tampak semakin gagah setelah sekian lama waktu berlalu.“Embry.”