Ruang pertemuan merupakan aula besar dengan lantai dan dinding marmer yang dapat memuat hampir seluruh Petarung. Itu tempat tertutup, bahkan Imp Pengawas pun tidak diperbolehkan memasukinya. Calon Petarung hanya boleh memasuki ruangan tersebut jika diundang – yang mana itu sangatlah jarang.
David mengedarkan pandang saat memasuki aula besar. Seperti dugaannya, banyak Petarung Inti dan Senior tidak ada; bahkan Petarung-pun jumlahnya tidak banyak. Aula terasa sepi karena hanya ada seperempat Petarung yang hadir; mereka berdiri di sisi yang berbeda dengan para calon Petarung.
[Para Petarung dan calon Petarung diharapkan untuk segera menempati kursi masing-masing.]
David menoleh kesana kemari dan memaki dalam hati saat menyadari dia tidak melihat sosok Lock Easton. Tepat saat David duduk, seseorang menepuk pundaknya. Ia menoleh untuk mendapati sosok seorang pemuda ramping yang tampak semakin gagah setelah sekian lama waktu berlalu.
“Embry.”
Semua Petarung sadar dengan cepat siapa pemilik Aura tersebut. Suasana hening terasa mencekam. Walaupun semua orang yang hadir di dalam ruangan terkejut dan bertanya-tanya mengapa orang tersebut menghadiri rapat tersebut, tidak ada satupun yang berani bertanya – walaupun dengan berbisik – karena mereka tahu sosok itu mungkin saja mendengar.Rizt adalah Paragon yang paling sering datang mengunjungi area latihan, sehingga tidak mengejutkan melihatnya menghadiri pertemuan. Hanya saja, situasi saat itu sudah menegangkan bahkan tanpa kehadiran sesosok Paragon, apalagi Paragon Rizt yang dikenal terkuat diantara ketiga Paragon.“Kurasa aku datang di saat yang tepat, bukan begitu, eh, Wakil Jendral Will?”Will tersadar dari keterkejutannya. Ia buru-buru berdiri lebih tegak dan membungkuk rendah kepada Rizt, yang berhenti tepat di sampingnya. Setelah menjentikkan jari, sebuah kursi besar muncul di sebelah Will. Paragon Rizt menjatuhkan dirinya den
“Membawa benda mencurigakan..?”Nada suara Rue terdengar ngeri.Will melirik seseorang dan sedikit menganggukkan kepalanya. Seorang pemuda dari calon Petarung berjalan mendekati Rue dengan langkah tegap. David mengenalinya sebagai Tamma.Tamma memberi hormat kepada Paragon Rizt dan Will sebelum mendongakkan kepalanya dan memberikan laporan. Setelah mendengar laporan Tamma, Rue berseru keras."Itu bohong!” pekiknya marah. Tangan Rue terulur, menunjuk Tamma. “Aku tidak melakukan apapun! Aku bahkan tidak bertemu dengannya sama sekali! Bagaimana bisa ia berkata melihatku menyembunyikan Bom Caera!?”“Aku tidak bilang kau menyembunyikan Bom Caera,” kata Tamma sinis. “Aku hanya yakin melihatmu menyembunyikan sesuatu saat melihatku!”“Tapi, aku tidak…!”“Ini bukan tempat untuk kalian saling berargumen!” bentak Will, menginterupsi dengan mata berkilat. “
Lock tidak menyangka reaksi yang ia dapatkan akan semeriah tersebut. Bahkan Iophel-pun bersemengat.[Uwow! Lihat ke arah jam 3, Manusia! Orang itu terlihat itu seperti ikan! Kau tahu, kan, yang mulutnya terus membuka menutup itu? Oooh! Yang itu seperti banteng! Di sebelahnya seperti… kenapa ada kakek-kakek disitu?]Dari antara semua orang yang berada di dalam ruangan, reaksi Paragon Rizt adalah yang paling menarik untuk disaksikan. Kakek itu terbelalak dengan mulut terkatup rapat dan wajah merah. Ia setengah bangkit berdiri, seolah menahan diri untuk tidak segera berlari melintasi ruangan dan menendang Lock.Itu reaksi yang wajar menilik dari situasinya.Beberapa saat yang lalu, setelah Lock meninggalkan Tamma yang berbicara sembunyi-sembunyi di dalam toilet, ia pergi ke taman yang berbatasan dengan bangunan Ruang Sentral. Ruang Sentral merupakan ruangan yang paling sering digunakan oleh Jendral Besar Aro ataupun Paragon Rizt sehingga temp
Kolam Cermin tampak tenang dan jernih seperti kaca. Ukurannya sama sekali tidak besar, tetapi Energi yang berada di dalam kolam tersebut tidak tanggung-tanggung. Bahkan saat Lock berada di tepiannya, ia merasakan getaran Energi yang membuatnya tidak nyaman.Sejujurnya, Lock tidak tahu apakah yang akan ia lakukan berguna. Jika Iophel tidak menyarankannya, mungkin Lock tidak akan berpikir untuk melakukannya sedikitpun. Tetapi, saat dipikir-pikir kembali, melempar hewan tak kasat mata ke dalam kolam itu mungkin merupakan hal yang paling tepat untuk dilakukan. Oleh karenanya, Lock tidak ragu lagi saat ia melakukan demikian.Byuuur!Ternyata benar; air Kolam Cermin itu seketika membangunkan hewan yang tidak sadar tadi. Selain itu, sosoknya kemudian terlihat dengan jelas.Meoooonnggg!!!Seekor kucing bewarna hitam yang dikenal sebagai ras kucing bombay, muncul di atas permukaan kolam. Kucing itu sangat cantik dengan mata kiri bewarna bi
Tetapi, ekspresi tegang itu kemudian meluntur saat Lock mulai mengayun-ngayunkan tubuh Lady naik-turun dengan cepat hingga sosoknya mengabur. Awalnya, tidak ada suara yang terdengar. Mereka yang menyaksikan masih belum dapat memahami apa yang tengah terjadi.“Apa yang kau lakukan!? Hei, Bodoh! Hentikan!” Seseorang membentak Lock.Tentu saja Lock tidak berhenti. Matanya menangkap sosok Rizt yang hanya diam tak bergerak dengan tubuh tegang dan wajah tanpa ekspresi. Di sebelahnya, Will sibuk membentak-bentak Lock; meski yang dibentak sama sekali tidak mendengarnya, hingga pria itu terlihat seperti sedang berbicara dengan pengaturan suara bisu.Bruk! Bruk! Bruk!“Apa itu!?”“Demi Ysglasia!”Meooooongg!!!Lady terbangun – tentu saja. Keluar dari mulut kucing itu adalah bermacam-macam benda; mulai dari sikat, sepatu, buku, boneka, sapu, dan segala benda yang tidak masuk akal; terma
“Kau sudah gila, ya, Rizt?”Alares yang biasanya terus mengantuk, kali ini membuka matanya lebar-lebar dan melontarkan komentar tajam pada Rizt yang baru saja masuk ke dalam kantor pribadi mereka di Erimel yang terletak di Distrik Satu.Rizt melempar dirinya ke atas salah satu kursi besar yang berada di dalam ruangan tersebut, tampak sekali tidak senang. “Aku tidak melakukan apapun,” sahutnya datar. “Lady yang melakukannya – dan aku tidak akan heran. Bocah keparat itu mengangkat ekor Lady seperti itu dan mengayun-ngayunkannya seperti krim kocok. Selain itu, ia menenggelamkan Lady di Kolam Cermin dan menghajarnya dengan batu. Apa itu tidak cukup untuk membuat Lady menyerang dan mencakarnya seperti itu?”Alares mendelik. “Dan kau membiarkannya!” sergah Paragon berambut panjang itu.Rizt mengedikkan bahu. Sebelum Alares sempat mengomentari perbuatan kucingnya lebih lanjut, pintu kantor terbuka kembali dan
“Satu alasan lagi mengapa hal ini terkait dengan penyerangan di Earthkine.” Alares mengusap dagunya. “Tetapi, kenapa dia tidak mengambil Bom Caera itu? Mengapa dia menghipnotis Lady? Apakah dia tidak bisa mengambilnya atau..”“Atau sedari awal dia tidak membutuhkan Bom tersebut.”“Benar sekali, dan inilah titik poin pentingnya,” Rizt memajukan tubuh dan berkata dengan nada rendah. “Pada dasarnya, semua ini tidak akan terjadi jika tidak ada orang yang menemukan Lady,”Julian ataupun Alares tidak langsung menanggapi meski keduanya tahu jelas maksud Rizt.“Siapapun mungkin saja melihatnya, Rizt.”“Yang benar saja, Alares? Baiklah, seseorang mungkin akan melihat Lady – suatu hari nanti – sedang tergantung diatas pohon dalam kondisi tidak terlihat,” Rizt mendengus. “Sementara bocah itu bertindak sangat tepat waktu, dan ajaibnya, mengetahui dengan pasti
Lock pergi ke Distrik 8, distrik yang penuh makanan dengan menggunakan Air-bloom – sebuah kereta besar yang diangkut dengan menggunakan balon udara. Lock selalu lebih menyukai menggunakan Air-bloom dibandingkan dengan kereta bawah tanah.Iophel terdengar sangat gembira saat mereka tiba di Distrik 8 karena distrik itu penuh dengan makanan. Kios-kios berjajar di sepanjang jalan, toko-toko terbuka lebar menawarkan makanan, pakaian, bahkan benda-benda aneh yang menarik. Jamur-jamur raksasa dan pohon ceri menghiasi sepanjang kota.Lock tidak akan heran bila peri-peri muncul karena Dunia Baru betul-betul terlihat seperti kota dongeng.[Bayanganmu terlalu muluk-muluk, Manusia,] Iophel mendengus saat Lock tanpa sadar mengemukakan pikirannya dengan Iophel. [Peri itu makhluk barbar dan akan menusuk bokongmu saat kau sedang lengah sedikit saja. Apapun yang mereka katakan soal peri di Earthkine, kau harus melupakannya.]Mendengar itu membuat Lock bertanya-tanya
Ian menghentak-hentakan kaki dengan tidak sabar.“Kenapa kau tidak melakukan apapun!?” serunya marah.Lock berusaha mengabaikan bocah itu selama beberapa hari terakhir, tapi tampaknya tak begitu berhasil. Bukannya berhenti berbuat ulah, Ian malah menjadi-jadi. Benar-benar tipikal bocah menyebalkan. Akhirnya, Lock membuka mata dan menoleh.“Aku sedang melakukan sesuatu.”“Apa? Mengupil? Tidur? Kau tidak melakukan apapun selama beberapa hari ini!”Lock mendesah. Ia tidak menyangka akan tiba hari dimana ia lebih memilih mendengar celotehan Iophel dan Rael dibandingkan orang lain. Bagi Lock sekarang, rengekan Iophel bagaikan nasihat bijak Ibu-ibu, dan kesarkastisan Rael terdengar seperti senandung puji-pujian. Suara Ian? Seperti hewan yang disembelih.“Kau melihat sendiri aku babak belur, ‘kan? Aku sedang menyembuhkan diri.”Ian mengerutkan kening. “Kau terlihat amat san
“Tuan Putri dan kakakku akan melangsungkan upacara pernikahan sebentar lagi – setelah mereka pulang dari Easteria. Hari ini mereka berdua tiba di Istana Easteria dan aku.. aku mulai tidak tenang..” Rigan meragu sejenak. Ia mencondongkan tubuh dan meminta Lock untuk mendekat. “Akhir-akhir ini, Ares melakukan hal yang sangat mencurigakan. Dia sering pergi malam-malam, melewati jalur belakang dan membawa beberapa orang berpakaian serba hitam. Pada saat kembali ke Istana, biasanya ia akan membawa peti-peti besar yang dibawa ke ruang bawah tanah. A, aku mulai berpikir bahwa apapun yang ia lakukan dengan peti itu, berhubungan dengan.. sesuatu yang tidak baik.”Lock mendengarkan Rigan dengan tenang. Ia sama sekali tidak terkejut mendengarkan berita tersebut. Namun, keraguan Rigan saat mengatakan ‘sesuatu yang tidak baik’ itu membangkitkan keingintahuan Lock.‘Apa yang bakal ia katakan? Sepertinya dia hendak menyebutkan sesuatu t
Beberapa jam kemudian, di sebuah ruangan bawah tanah yang berbau pengap dan lembab, Lock Easton membuka matanya. Dia melihat langit-langit rendah dan kotor yang sekarang mulai terlihat familiar baginya yang telah menginap disana selama 2 hari belakangan. Ia melirik sekilas ke sudut ruangan, tempat Ian sedang tertidur. Yakin bahwa bocah tersebut benar-benar tertidur, Lock bangkit berdiri dan menghampiri pintu.“Kau berhasil bertemu dengan kakek itu?” Lock bertanya sambil berjalan naik ke arah pintu.“Kakek itu terlalu mencurigakan.” Suara Rue terdengar dari balik pintu. Lock tertawa kecil. “Memang.”“Aku mendengar pembicaraan anak buah Ares bernama Gin. Mereka berencana untuk menjual bocah itu setelah upacara pernikahan.”Lock melirik Ian yang bergumam sendiri seperti sedang bermimpi buruk. Bocah itu terlihat menyedihkan.“Mereka tidak akan mendapatkan banyak uang dengan menjualnya.
Di bawah lampu remang-remang, sesosok bocah kurus dan kotor yang memiliki ekspresi keras kepala, licik, dan juga menjengkelkan, muncul dari balik bayang-bayang.“Ta-raaa!” Hiro berseru sembari menunjuk Ian. “Kejutan! Ini bocah yang begitu kau sayangi! Pelipur lara saat kau mendengar wanita yang mirip dengan mantan kekasihmu, menikah!”Tetapi, Lock tidak mendengarkan apapun yang dikatakan Hiro. Ia hanya menatap Ian tanpa berkedip.“Bagus sekali,” kata Lock datar. “Apa mereka menyembelih babimu atau apa disini?”Ian memberengut. “Maxi berhasil pergi!” serunya dengan suara melengking menjengkelkan. Bocah itu terlihat marah, yang mana membuat Lock begitu heran. “Kenapa kau lemah sekali? Katamu kau kuat! Kenapa kau membiarkan mereka menculikmu!?”“Maaf?” Hiro memandangi Ian dan Lock bolak balik sambil bersedekap. “Apa aku salah dengar? Siapa yang kuat?”
“Aku sebenarnya tidak yakin apakah air ini dapat membuatmu tersadar, tetapi aku selalu ingin melakukannya.”Dan suara itu. Lock melirik untuk melihat seraut wajah yang ‘sangat’ ia rindukan. Saat melihat wajah berminyak itu, Lock mendadak sadar dia tadi bermimpi.“Ini benar-benar menyegarkan,” ujar Lock. “Terima kasih.”Travis menyipitkan matanya. “Sepertinya kau suka disiram.”Lock berusaha menarik tubuh bagian atasnya. “Tidak, tapi aku suka disadarkan,” katanya. “Aku senang mengetahui bahwa aku tidak melihatmu di dalam mimpi.”“Aku pun tidak suka melihatmu, bahkan di dalam kehidupan nyata.”“Cukup adil.” sahut Lock, nyengir. Ia kemudian mengedarkan pandang ke sekelilingnya.Dia berada di sebuah ruangan lapang berpenerangan remang-remang. Ditilik dari tak adanya jendela dan kelembaban ruangan tersebut, Lock yakin ia ten
Itu sakit sekali hingga nyaris membuat Lock berpikir untuk pura-pura pingsan. Tetapi, ia tak melakukan itu. Belum, karena ia sedang mempersiapkan rasa sakit lain yang mungkin akan muncul sebentar lagi.‘Oh, dan ngomong-ngomong..’Lock tak punya waktu banyak untuk berpikir lebih lama. Jadi, dia mengerahkan kesempatannya yang terakhir untuk menoleh ke arah Maxi yang masih mengamuk.Manipulatif Aura.Bukan hanya Maxi yang terpengaruh, tetapi juga Gin. Mereka terbelalak dengan wajah penuh ketakutan, satu dengan wujud binatang, satunya lagi dalam bentuk manusia. Tentu saja Lock mengabaikan Gin.“Pergi.” katanya, memberi perintah pada Maxi. Suaranya mengandung aura yang begitu intens.Mata Maxi seketika tampak begitu kebingungan dan takut. Ia menguik dan terhuyung mundur selama beberapa detik sebelum ia kemudian berbalik dan pergi melarikan diri.“Jadi, kau melakukan ini semua untuk menyelamatkan babi? Betapa m
Gin berdecak saat melirik para prajurit yang sedang bersusah payah menghadapi hewan raksasa itu. Beberapa prajurit berhasil melukai si babi, tetapi hewan tersebut bertambah marah dan berusaha melukai siapapun yang berada di dekatnya, termasuk kedua orang yang tengah berkelahi di sampingnya.Sampai saat ini, Lock dan Ares sama-sama mampu menghindar dari serangan si babi dan serangan satu sama lain, tetapi Gin kenal Ares. Pria itu mulai tidak sabar, apalagi dikarenakan Lock melompat kesana kemari seperti monyet lepas.“Aku jadi paham mengapa kau mampu menghadapi si Suku Macan itu.” Samar-samar, Gin mendengar suara Lock Easton. “Kau lumayan.”Lock mengayunkan pedangnya. Gerakannya begitu ringan, seolah ia sedang bermain-main. Orang biasa bakal mengira lengan kurus itu hanya mampu merobek kertas dan tak akan mampu membuat luka kecil atau hanya sekedar luka memar. Akan tetapi, Ares menghindarinya; dan tindakannya tepat. Pedang Lock membelah ta
Gin melirik Ares, yang masih tersenyum kecil, tetapi dengan wajah yang semakin kaku – jelas bukan merupakan pertanda baik. “Aku tidak melihat apa manfaatnya kau mengambil hewan liar itu?” kata Ares dingin. “Kami memerlukannya.” Sebuah teriakan memecahkan suasana mencengkram tersebut, membuat para prajurit rendahan cemas. “…Kann!! Lepas..!” Gin kesal. Seperti dugaannya, membawa bocah kotor itu hanya akan menambah masalah. Ia mengedikkan kepala ke arah salah seorang prajurit yang tengah memandanginya dengan ragu-ragu. Prajurit itu mengangguk paham dan memukul karung tersebut dengan keras, menyuruh bocah itu diam. “Tidak perlu repot-repot melakukan itu. Aku akan mengurusnya.” Lock berkata dengan nada yang masih sama ramahnya. Ia mengerling ke arah Ares sembari tersenyum lebar. “Tidak perlu menjelaskan juga, aku bisa memahami. Berikan bocah itu, dan kau bisa melanjutkan apapun yang ingin kau lakukan.” Gin memandang Lock tersebut tanpa berk
Ledakan terjadi dimana bola-bola itu berhenti menggelinding. Ledakan itu tidak besar, tetapi cukup destruktif dan mengeluarkan api hingga desa mulai terbakar. Seakan mengejek, pasukan Ares memodifikasi bom tersebut hingga lebih menyerupai kembang api; seolah mereka ingin menyaksikan desa tersebut terbakar dengan indah. Suara ratapan dan tangis terdengar dari arah para penduduk, sementara beberapa prajurit tertawa dan bertepuk tangan saat menyaksikan kembang api yang mulai membakar desa. Walaupun melihat apa yang terjadi di bawah, baik Soren maupun Lock tidak beranjak sedikitpun. “Ini berkembang ke arah yang kuinginkan.” kata Soren puas. “Oh, ya? Termasuk kembang api itu?” Soren mengacuhkan komentar sarkas Lock, dan berkata, “Kita temui kakek itu setelah ini.” “Untuk apa?” “Kau bodoh? Tentu saja bernegosiasi. Kakek itu pasti akan memberitahu informasi jika kita berjanji akan membebaskan cucunya.” Lock nyaris tak mampu menahan di