“Kau sudah gila, ya, Rizt?”
Alares yang biasanya terus mengantuk, kali ini membuka matanya lebar-lebar dan melontarkan komentar tajam pada Rizt yang baru saja masuk ke dalam kantor pribadi mereka di Erimel yang terletak di Distrik Satu.
Rizt melempar dirinya ke atas salah satu kursi besar yang berada di dalam ruangan tersebut, tampak sekali tidak senang. “Aku tidak melakukan apapun,” sahutnya datar. “Lady yang melakukannya – dan aku tidak akan heran. Bocah keparat itu mengangkat ekor Lady seperti itu dan mengayun-ngayunkannya seperti krim kocok. Selain itu, ia menenggelamkan Lady di Kolam Cermin dan menghajarnya dengan batu. Apa itu tidak cukup untuk membuat Lady menyerang dan mencakarnya seperti itu?”
Alares mendelik. “Dan kau membiarkannya!” sergah Paragon berambut panjang itu.
Rizt mengedikkan bahu. Sebelum Alares sempat mengomentari perbuatan kucingnya lebih lanjut, pintu kantor terbuka kembali dan
“Satu alasan lagi mengapa hal ini terkait dengan penyerangan di Earthkine.” Alares mengusap dagunya. “Tetapi, kenapa dia tidak mengambil Bom Caera itu? Mengapa dia menghipnotis Lady? Apakah dia tidak bisa mengambilnya atau..”“Atau sedari awal dia tidak membutuhkan Bom tersebut.”“Benar sekali, dan inilah titik poin pentingnya,” Rizt memajukan tubuh dan berkata dengan nada rendah. “Pada dasarnya, semua ini tidak akan terjadi jika tidak ada orang yang menemukan Lady,”Julian ataupun Alares tidak langsung menanggapi meski keduanya tahu jelas maksud Rizt.“Siapapun mungkin saja melihatnya, Rizt.”“Yang benar saja, Alares? Baiklah, seseorang mungkin akan melihat Lady – suatu hari nanti – sedang tergantung diatas pohon dalam kondisi tidak terlihat,” Rizt mendengus. “Sementara bocah itu bertindak sangat tepat waktu, dan ajaibnya, mengetahui dengan pasti
Lock pergi ke Distrik 8, distrik yang penuh makanan dengan menggunakan Air-bloom – sebuah kereta besar yang diangkut dengan menggunakan balon udara. Lock selalu lebih menyukai menggunakan Air-bloom dibandingkan dengan kereta bawah tanah.Iophel terdengar sangat gembira saat mereka tiba di Distrik 8 karena distrik itu penuh dengan makanan. Kios-kios berjajar di sepanjang jalan, toko-toko terbuka lebar menawarkan makanan, pakaian, bahkan benda-benda aneh yang menarik. Jamur-jamur raksasa dan pohon ceri menghiasi sepanjang kota.Lock tidak akan heran bila peri-peri muncul karena Dunia Baru betul-betul terlihat seperti kota dongeng.[Bayanganmu terlalu muluk-muluk, Manusia,] Iophel mendengus saat Lock tanpa sadar mengemukakan pikirannya dengan Iophel. [Peri itu makhluk barbar dan akan menusuk bokongmu saat kau sedang lengah sedikit saja. Apapun yang mereka katakan soal peri di Earthkine, kau harus melupakannya.]Mendengar itu membuat Lock bertanya-tanya
“Apa kau sedang berterima kasih kepadaku?” Eira nyengir lebar sembari menyambar jus yang disodorkan Lock. “Kau berhasil menyelamatkan gadis itu berkatku.”‘Benar. Jika kemarin aku tidak bertemu dengannya..’“Untuk apa kau berada di dalam markas besar Petarung?” tanya Lock. “Kukira kau memiliki istana khusus?”Eira menenggak habis jus milik Lock dan menaruhnya keras-keras di atas meja seperti preman. “Kau kira aku siapa? Aku bebas kemanapun yang aku mau,” jawabnya angkuh.‘Benar juga.’Sebagai sang Titisan, Eira memiliki hak istimewa untuk pergi kemanapun yang ia mau, dan menolak pergi kemanapun yang ia tidak suka. Tidak seperti para Peserta lainnya yang harus berlatih sebagai calon Petarung dan mengambil misi, Eira tidak perlu melakukan itu sama sekali.Oleh karena itu, ketika Lock tengah menyusuri lorong untuk menuju Ruang Sentral kemarin, ia terkejut meliha
Keesokan harinya, Lock kembali bekerja seperti biasa.“Sialan!”Tangannya bergerak untuk membersihkan peluh yang tidak dapat ia sentuh karena ia tengah mengenakan exv-suit. Dia memang bekerja seperti biasa, tetapi lokasi tempat ia menggali jauh dari kata ‘biasa’.Entah apa penyebabnya, Andreas mengubah lokasi tempat ia menggali. Dia bukan lagi menggali di sektor 19 seperti biasanya, namun di sektor 36 yang lebih jauh lagi ke pusat bumi. Sektor itu jauh lebih panas, medannya jauh lebih berat, dan paling berbahaya karena sering longsor. Dengan kata lain, neraka sesungguhnya.“Apa yang terjadi, Pak Tua?” tanya Lock pada Jaxon yang menunggu di pintu masuk terowongan, seperti biasa. Karena alasan mereka dipindahkan dari sektor sebelumnya ke sektor neraka itu adalah Lock, maka Jaxon menolak mentah-mentah untuk masuk ke dalam terowongan, bahkan hanya untuk menunjukkan kepala botaknya. “Kenapa si Bedebah itu memu
Lock menoleh untuk melihat Jaxon yang sedang berusaha keras untuk menyusup mendekat melalui celah-celah sempit. Walaupun wajahnya tertutup oleh helm exv-suit, Lock dapat melihat ekspresi wajah Jaxon yang terbelalak dengan ngeri.“Brengsek, hentikan! Apa kau ingin membuat tempat ini runtuh?”Lock mengerjap mendengarnya. ‘Runtuh?’“Apa kau lupa tempat ini rawan longsor? Dan kau menggali di titik yang sama hingga membentuk cekungan seperti itu? Kau gila!? Kau tidak lihat retakan-retakan itu!?”Lamat-lamat, Lock mulai memahami apa yang dimaksud Jaxon. Tepat saat itu, suara Iophel kembali terdengar.[Selesai.]Krak!Sebuah suara keras membuat Jaxon dan Lock membeku.Krak! Krak!Suara gemuruh terdengar. Pasir dan batu berjatuhan mengenai kepala dan tubuh Lock, juga Jaxon. Tidak lama kemudian, tanah tempat Lock berpijak bergetar seperti gempa bumi.“Loc
Sebuah gua raksasa.Itulah hal pertama yang terlihat oleh Lock yang masih terpukau. Bagaimana tidak, gua itu terbuat dari Landma yang berpendar biru seperti cermin hingga menerangi gua tersebut seperti dongeng. Suara air mengalir terdengar jelas di dalamnya, nyaris membuat siapapun terlena. Lock kembali meninju dinding hingga terbentuk celah yang cukup lebar baginya untuk menyelinap masuk.Begitu kakinya menyentuh lantai gua, Lock bisa merasakan suasana di dalam gua biru itu terasa sangat aneh. Hampir semua benda di tempat itu bewarna biru; termasuk air yang mengalir dari celah-celah batuan. Tangan Lock nyaris menyentuh air saat suara Iophel kembali terdengar.[Jangan sentuh airnya.]Lock menegakkan tubuh dengan was-was. [Tempat apa ini?][Sudah kukatakan, ini penjara.][Siapa yang dipenjara?][Kau buta?]Lock menoleh ke sisi kiri yang tidak diperhatikan olehnya sebelumnya. Nafas Lock seketika tercekat dan matanya bergetar saat
“Jo Collin!”Collin, yang tengah duduk berselonjor sambil mengulum permen lolipop, menoleh ke orang yang memanggilnya; seorang Petarung Senior bernama Oix-Midola, yang sedang berjalan menghampirinya dengan langkah anggun.“Serius? Kau?” Collin mengeluh dengan raut wajah kecewa.“Aneh. Dulu kau suka sekali melihatku.”“Yeah, itu sampai kau tiba-tiba telanjang di depanku dan menunjukkan bahwa kau memiliki *****,”Pria berwajah cantik jelita itu terkekeh. “Oh, ayolah. Aku jauh lebih menarik dan menggiurkan daripada bocah-bocah manusia perempuan disana itu, ‘kan?”“Aku lebih memilih melihat simpanse betina daripada kau.”“Kau lupa pernah mimisan ketika melihatku?”Mereka berdua sedang berada di atas atap sekolah, mengamati dari jauh beberapa murid perempuan yang tengah bermain voli. Oix-Midola berdiri di samping Collin, turut mengamati.
Brak! Brak! Brak!Kafetaria itu nyaris hancur. Kaca-kaca pecah berserakan, meja dan kursi banyak yang rusak dan hancur, etalase-etalase terguling.Berdiri di tengah-tengah ruangan dan sedang bertarung adalah dua orang pria; satu menggunakan topeng hitam, sementara satunya lagi tak lain adalah klon Jo Collin yang malang.Pukulan dan tendangan itu terjadi sangat cepat hingga Collin yakin mata manusia biasa tidak akan mampu melihat apa yang sebenarnya tengah terjadi, atau siapa memukul siapa. Namun, bagi mata [Yang Terpilih] terlatih seperti Jo Collin, tampak jelas klon miliknya tengah terdesak. Pria bertopeng hitam itu sangat gesit dan terlatih seperti Petarung.‘Tidak. Jauh lebih kuat,’ Mata Collin menyipit. ‘Pelatihan Diyos, huh?’Pria bertopeng hitam itu memiliki gaya berkelahi yang sangat mirip dengan pelatihan yang dijalani oleh Petarung Inti – Pelatihan Diyos. Jo Collin ingin menepuk-nepuk dirinya sendiri