“Apa kau sedang berterima kasih kepadaku?” Eira nyengir lebar sembari menyambar jus yang disodorkan Lock. “Kau berhasil menyelamatkan gadis itu berkatku.”
‘Benar. Jika kemarin aku tidak bertemu dengannya..’
“Untuk apa kau berada di dalam markas besar Petarung?” tanya Lock. “Kukira kau memiliki istana khusus?”
Eira menenggak habis jus milik Lock dan menaruhnya keras-keras di atas meja seperti preman. “Kau kira aku siapa? Aku bebas kemanapun yang aku mau,” jawabnya angkuh.
‘Benar juga.’
Sebagai sang Titisan, Eira memiliki hak istimewa untuk pergi kemanapun yang ia mau, dan menolak pergi kemanapun yang ia tidak suka. Tidak seperti para Peserta lainnya yang harus berlatih sebagai calon Petarung dan mengambil misi, Eira tidak perlu melakukan itu sama sekali.
Oleh karena itu, ketika Lock tengah menyusuri lorong untuk menuju Ruang Sentral kemarin, ia terkejut meliha
Keesokan harinya, Lock kembali bekerja seperti biasa.“Sialan!”Tangannya bergerak untuk membersihkan peluh yang tidak dapat ia sentuh karena ia tengah mengenakan exv-suit. Dia memang bekerja seperti biasa, tetapi lokasi tempat ia menggali jauh dari kata ‘biasa’.Entah apa penyebabnya, Andreas mengubah lokasi tempat ia menggali. Dia bukan lagi menggali di sektor 19 seperti biasanya, namun di sektor 36 yang lebih jauh lagi ke pusat bumi. Sektor itu jauh lebih panas, medannya jauh lebih berat, dan paling berbahaya karena sering longsor. Dengan kata lain, neraka sesungguhnya.“Apa yang terjadi, Pak Tua?” tanya Lock pada Jaxon yang menunggu di pintu masuk terowongan, seperti biasa. Karena alasan mereka dipindahkan dari sektor sebelumnya ke sektor neraka itu adalah Lock, maka Jaxon menolak mentah-mentah untuk masuk ke dalam terowongan, bahkan hanya untuk menunjukkan kepala botaknya. “Kenapa si Bedebah itu memu
Lock menoleh untuk melihat Jaxon yang sedang berusaha keras untuk menyusup mendekat melalui celah-celah sempit. Walaupun wajahnya tertutup oleh helm exv-suit, Lock dapat melihat ekspresi wajah Jaxon yang terbelalak dengan ngeri.“Brengsek, hentikan! Apa kau ingin membuat tempat ini runtuh?”Lock mengerjap mendengarnya. ‘Runtuh?’“Apa kau lupa tempat ini rawan longsor? Dan kau menggali di titik yang sama hingga membentuk cekungan seperti itu? Kau gila!? Kau tidak lihat retakan-retakan itu!?”Lamat-lamat, Lock mulai memahami apa yang dimaksud Jaxon. Tepat saat itu, suara Iophel kembali terdengar.[Selesai.]Krak!Sebuah suara keras membuat Jaxon dan Lock membeku.Krak! Krak!Suara gemuruh terdengar. Pasir dan batu berjatuhan mengenai kepala dan tubuh Lock, juga Jaxon. Tidak lama kemudian, tanah tempat Lock berpijak bergetar seperti gempa bumi.“Loc
Sebuah gua raksasa.Itulah hal pertama yang terlihat oleh Lock yang masih terpukau. Bagaimana tidak, gua itu terbuat dari Landma yang berpendar biru seperti cermin hingga menerangi gua tersebut seperti dongeng. Suara air mengalir terdengar jelas di dalamnya, nyaris membuat siapapun terlena. Lock kembali meninju dinding hingga terbentuk celah yang cukup lebar baginya untuk menyelinap masuk.Begitu kakinya menyentuh lantai gua, Lock bisa merasakan suasana di dalam gua biru itu terasa sangat aneh. Hampir semua benda di tempat itu bewarna biru; termasuk air yang mengalir dari celah-celah batuan. Tangan Lock nyaris menyentuh air saat suara Iophel kembali terdengar.[Jangan sentuh airnya.]Lock menegakkan tubuh dengan was-was. [Tempat apa ini?][Sudah kukatakan, ini penjara.][Siapa yang dipenjara?][Kau buta?]Lock menoleh ke sisi kiri yang tidak diperhatikan olehnya sebelumnya. Nafas Lock seketika tercekat dan matanya bergetar saat
“Jo Collin!”Collin, yang tengah duduk berselonjor sambil mengulum permen lolipop, menoleh ke orang yang memanggilnya; seorang Petarung Senior bernama Oix-Midola, yang sedang berjalan menghampirinya dengan langkah anggun.“Serius? Kau?” Collin mengeluh dengan raut wajah kecewa.“Aneh. Dulu kau suka sekali melihatku.”“Yeah, itu sampai kau tiba-tiba telanjang di depanku dan menunjukkan bahwa kau memiliki *****,”Pria berwajah cantik jelita itu terkekeh. “Oh, ayolah. Aku jauh lebih menarik dan menggiurkan daripada bocah-bocah manusia perempuan disana itu, ‘kan?”“Aku lebih memilih melihat simpanse betina daripada kau.”“Kau lupa pernah mimisan ketika melihatku?”Mereka berdua sedang berada di atas atap sekolah, mengamati dari jauh beberapa murid perempuan yang tengah bermain voli. Oix-Midola berdiri di samping Collin, turut mengamati.
Brak! Brak! Brak!Kafetaria itu nyaris hancur. Kaca-kaca pecah berserakan, meja dan kursi banyak yang rusak dan hancur, etalase-etalase terguling.Berdiri di tengah-tengah ruangan dan sedang bertarung adalah dua orang pria; satu menggunakan topeng hitam, sementara satunya lagi tak lain adalah klon Jo Collin yang malang.Pukulan dan tendangan itu terjadi sangat cepat hingga Collin yakin mata manusia biasa tidak akan mampu melihat apa yang sebenarnya tengah terjadi, atau siapa memukul siapa. Namun, bagi mata [Yang Terpilih] terlatih seperti Jo Collin, tampak jelas klon miliknya tengah terdesak. Pria bertopeng hitam itu sangat gesit dan terlatih seperti Petarung.‘Tidak. Jauh lebih kuat,’ Mata Collin menyipit. ‘Pelatihan Diyos, huh?’Pria bertopeng hitam itu memiliki gaya berkelahi yang sangat mirip dengan pelatihan yang dijalani oleh Petarung Inti – Pelatihan Diyos. Jo Collin ingin menepuk-nepuk dirinya sendiri
Bret! Bret!Lagi-lagi, baju Exv-suit Lock robek setelah Bai Huen menyabetkan kedua pedang panjangnya.Berita baiknya, Lock sekarang dapat bergerak dengan lebih bebas setelah pakaiannya disobek-sobek. Tapi, berita buruknya, kulit Lock mulai melepuh dan terasa perih.‘Sialan, ini sakit sekali.’ Lock memaki dalam hati.Bukan hanya melepuh, pedang Bai Huen yang meliuk-liuk seperti ular telah berhasil mengoyak kulit Lock hingga berdarah-darah. Lock nyaris tidak mampu berdiri dengan tegak sekarang. Ia tidak memiliki apa-apa untuk bertahan dan membela diri, sementara si siluman ular itu lincah dan mematikan.Creng! Creng! Creng!Suara simbal itu pun makin terdengar seperti mars kematian dan malah membuat Bai Huen bertambah semakin menyeramkan tiap detiknya. Gerakannya seperti menari mengikuti irama, dan hal itu semakin membuat Lock jengkel.[Ouch! Pasti sakit, ya, Manusia lemah?]Iophel juga sama
Awalnya, kelegaan menguasai tubuh Lock yang melepuh dan perih. Temperatur kolam sangat rendah hingga Lock merasa luka-lukanya tengah diberi penanganan yang baik.Sayangnya, itu hanya sesaat. Detik berikutnya, air kolam yang jernih dan bewarna biru terang itu seakan berbalik menyerangnya. Gelombang air mencekik leher Lock, membuatnya tidak bisa bernapas. Kaki Lock menendang-nendang di air dengan sia-sia. Setengah panik, ia menyayat air dengan tongkat yang dicurinya dari mahkota Bai Huen. Untungnya, gelombang air yang mencekiknya terlepas dan Lock mampu bergerak lagi.Kolam itu ternyata cukup dalam, dan lebih besar daripada dugaannya. Air-nya jelas bukan air biasa dan Lock menyadari mengapa Iophel memberinya peringatan untuk tidak menyentuhnya karena air itu seakan memiliki kehendak sendiri dan berusaha menyingkirkan Lock.Sebuah tarikan pada tangannya membuat Lock menunduk. Tongkat mahkota Bai Huen menariknya semakin jauh ke dasar. Menuruti instingnya, Lock mengi
Kesebelas makhluk yang ditemuinya beberapa saat yang lalu dalam keadaan membatu, sekarang hidup dan berkeliling di sekitarnya. Gerakan mereka kaku dan tidak selincah Bai Huen, seolah mereka belum seutuhnya ‘hidup’. Meski demikian, manusia serigala yang mencengkram kakinya itu betul-betul kuat. Lock mengerang dan memaki dalam hati ketika sadar tulang pergelangan kakinya retak.Manusia serigala itu mengayunkan tubuh Lock dengan mudah, membuat pemuda itu meluncur kembali ke dasar kolam. Pasir dan abu melayang saat tubuhnya membentur dasar.‘Ugh! Brengsek! Bagaimana mungkin bisa menang melawan mereka sekaligus!?’Makhluk-makhluk mengerikan setengah batu itu masih melayang di tengah-tengah kolam, mencegah Lock untuk naik ke permukaan. Seorang duyung bertampang menyeramkan berputar di sekitar podium-podium untuk menjaga, yang mana sebenarnya tidak diperlukan karena Lock tidak lagi memiliki kekuatan untuk menghancurkan podium. Untuk menggerakan