“Jo Collin!”
Collin, yang tengah duduk berselonjor sambil mengulum permen lolipop, menoleh ke orang yang memanggilnya; seorang Petarung Senior bernama Oix-Midola, yang sedang berjalan menghampirinya dengan langkah anggun.
“Serius? Kau?” Collin mengeluh dengan raut wajah kecewa.
“Aneh. Dulu kau suka sekali melihatku.”
“Yeah, itu sampai kau tiba-tiba telanjang di depanku dan menunjukkan bahwa kau memiliki *****,”
Pria berwajah cantik jelita itu terkekeh. “Oh, ayolah. Aku jauh lebih menarik dan menggiurkan daripada bocah-bocah manusia perempuan disana itu, ‘kan?”
“Aku lebih memilih melihat simpanse betina daripada kau.”
“Kau lupa pernah mimisan ketika melihatku?”
Mereka berdua sedang berada di atas atap sekolah, mengamati dari jauh beberapa murid perempuan yang tengah bermain voli. Oix-Midola berdiri di samping Collin, turut mengamati.
Brak! Brak! Brak!Kafetaria itu nyaris hancur. Kaca-kaca pecah berserakan, meja dan kursi banyak yang rusak dan hancur, etalase-etalase terguling.Berdiri di tengah-tengah ruangan dan sedang bertarung adalah dua orang pria; satu menggunakan topeng hitam, sementara satunya lagi tak lain adalah klon Jo Collin yang malang.Pukulan dan tendangan itu terjadi sangat cepat hingga Collin yakin mata manusia biasa tidak akan mampu melihat apa yang sebenarnya tengah terjadi, atau siapa memukul siapa. Namun, bagi mata [Yang Terpilih] terlatih seperti Jo Collin, tampak jelas klon miliknya tengah terdesak. Pria bertopeng hitam itu sangat gesit dan terlatih seperti Petarung.‘Tidak. Jauh lebih kuat,’ Mata Collin menyipit. ‘Pelatihan Diyos, huh?’Pria bertopeng hitam itu memiliki gaya berkelahi yang sangat mirip dengan pelatihan yang dijalani oleh Petarung Inti – Pelatihan Diyos. Jo Collin ingin menepuk-nepuk dirinya sendiri
Bret! Bret!Lagi-lagi, baju Exv-suit Lock robek setelah Bai Huen menyabetkan kedua pedang panjangnya.Berita baiknya, Lock sekarang dapat bergerak dengan lebih bebas setelah pakaiannya disobek-sobek. Tapi, berita buruknya, kulit Lock mulai melepuh dan terasa perih.‘Sialan, ini sakit sekali.’ Lock memaki dalam hati.Bukan hanya melepuh, pedang Bai Huen yang meliuk-liuk seperti ular telah berhasil mengoyak kulit Lock hingga berdarah-darah. Lock nyaris tidak mampu berdiri dengan tegak sekarang. Ia tidak memiliki apa-apa untuk bertahan dan membela diri, sementara si siluman ular itu lincah dan mematikan.Creng! Creng! Creng!Suara simbal itu pun makin terdengar seperti mars kematian dan malah membuat Bai Huen bertambah semakin menyeramkan tiap detiknya. Gerakannya seperti menari mengikuti irama, dan hal itu semakin membuat Lock jengkel.[Ouch! Pasti sakit, ya, Manusia lemah?]Iophel juga sama
Awalnya, kelegaan menguasai tubuh Lock yang melepuh dan perih. Temperatur kolam sangat rendah hingga Lock merasa luka-lukanya tengah diberi penanganan yang baik.Sayangnya, itu hanya sesaat. Detik berikutnya, air kolam yang jernih dan bewarna biru terang itu seakan berbalik menyerangnya. Gelombang air mencekik leher Lock, membuatnya tidak bisa bernapas. Kaki Lock menendang-nendang di air dengan sia-sia. Setengah panik, ia menyayat air dengan tongkat yang dicurinya dari mahkota Bai Huen. Untungnya, gelombang air yang mencekiknya terlepas dan Lock mampu bergerak lagi.Kolam itu ternyata cukup dalam, dan lebih besar daripada dugaannya. Air-nya jelas bukan air biasa dan Lock menyadari mengapa Iophel memberinya peringatan untuk tidak menyentuhnya karena air itu seakan memiliki kehendak sendiri dan berusaha menyingkirkan Lock.Sebuah tarikan pada tangannya membuat Lock menunduk. Tongkat mahkota Bai Huen menariknya semakin jauh ke dasar. Menuruti instingnya, Lock mengi
Kesebelas makhluk yang ditemuinya beberapa saat yang lalu dalam keadaan membatu, sekarang hidup dan berkeliling di sekitarnya. Gerakan mereka kaku dan tidak selincah Bai Huen, seolah mereka belum seutuhnya ‘hidup’. Meski demikian, manusia serigala yang mencengkram kakinya itu betul-betul kuat. Lock mengerang dan memaki dalam hati ketika sadar tulang pergelangan kakinya retak.Manusia serigala itu mengayunkan tubuh Lock dengan mudah, membuat pemuda itu meluncur kembali ke dasar kolam. Pasir dan abu melayang saat tubuhnya membentur dasar.‘Ugh! Brengsek! Bagaimana mungkin bisa menang melawan mereka sekaligus!?’Makhluk-makhluk mengerikan setengah batu itu masih melayang di tengah-tengah kolam, mencegah Lock untuk naik ke permukaan. Seorang duyung bertampang menyeramkan berputar di sekitar podium-podium untuk menjaga, yang mana sebenarnya tidak diperlukan karena Lock tidak lagi memiliki kekuatan untuk menghancurkan podium. Untuk menggerakan
Sesuatu yang tidak terduga terjadi.Gelombang air yang semula berusaha menghalangi Lock, entah mengapa mendadak berbalik menyerang kesebelas makhluk aneh yang tengah menyerangnya. Makhluk-makhluk itu terpental menjauh seketika saat sapuan gelombang air mengguyur.Rael tidak berkutik sedikitpun. Raut wajahnya datar, tetapi sudut bibirnya tertekuk ke atas. Lock menatapnya selama sepersekian detik, kemudian berpaling dan menghampiri kesebelas podium tersisa.Lock ingin menggunakan tinjunya, namun Asvier berpendar semakin terang dalam genggamannya. Rasa penasaran membuat Lock menyerahkan sisa tugasnya pada Asvier. Ia menarik besi tersebut ke belakang, membuat air berkumpul di ujung tongkatnya, kemudian mengayunkannya ke depan, ke arah 5 podium yang berada di baris kanan.Blar!Gelombang air memecah podium batu itu dengan mudah, bahkan tanpa menyentuhnya sedikitpun, seperti meniup lilin dalam satu tiupan kencang.Kieek! Kieek!
Pada saat itu, Lock yang tengah tertidur dengan pulas selama 3 hari belakangan, mendadak bergerak-gerak dengan gelisah.[Dimana kau menemukan orang lemah sepertinya?][Oh, diamlah! Kau sendiri yang berkata dia cukup lincah dan gesit! Beberapa hari yang lalu, seingatku, kau bahkan memujinya karena dia mampu mempelajari beberapa hal dengan sangat cepat dalam sekali lihat!][Ini dan itu hal lain! Mengapa dia pingsan selama 3 hari padahal aku berada di dalamnya dan menyembuhkannya? Kalau bukan lemah, apa namanya?][Dia memang suka tiduuuur!]‘Ugh, berisik sekali,’ Lock gelisah di dalam tidurnya. Ia sudah terbiasa mendengar suara Iophel dan memiliki cara untuk memblokir suara tersebut. Namun, kali ini berbeda.‘Kenapa aku mendengar 2 suara yang berbeda?’Hal itu membuat Lock tidak tenang. Iophel kembali – itu hal bagus. Tetapi, suara satunya..Mendadak, Lock terlonjak terbangun. Matanya membuka
Jo Collin berusaha keras meluruskan punggungnya yang kaku. Duduk di depan tempat tidurnya adalah pasangan pekerja dari divisi yang paling dibencinya.“Setelah itu? Apa yang kau lakukan?”Collin berusaha menahan diri untuk tidak menguap. ‘Lihat, lihat. Mereka bahkan tidak berhenti bertanya.’Divisi Penyelidik. Mereka lebih angkuh daripada Divisi Pengamat, lebih keras kepala daripada Divisi Petarung, lebih kaku daripada Divisi Pertanian, dan lebih kurang ajar daripada Divisi Pertambangan.“Setelah itu, aku pingsan. Si bedebah itu mencekikku dengan pusaran air.”Penyelidik pria yang sedang menulis sesuatu sedari tadi, akhirnya mendongak. “Kau sudah bilang begitu 5 kali sejak tadi.”“Benarkah?” tanya Collin dengan wajah sok lugu. “Argh! Aku benar-benar tidak ingat. Kejadian itu berlalu dengan sangat cepat.”Kedua penyelidik itu serempak menatap Collin dengan ekspresi
Jo Collin menyunggingkan senyuman misterius. Alih-alih menjelaskan, Collin malah mengamati Lock dengan tatapan yang membuat Lock mengerutkan kening.“Apa?”Tangan Collin bertumpu pada pahanya, sementara matanya berpendar kekuningan saat mengamati Lock. “Menarik sekali, Lock Easton.”“Apanya?”“Aura-mu berubah lagi, kau tahu itu? Kau bisa menipu yang lainnya, tetapi tidak untuk mataku,” Collin mengetuk kacamatanya. “Ada alasan mengapa aku mengenakan kacamata ini. Mataku ini sangat istimewa sehingga bahkan si pemarah Mia tidak memecatku meski aku membuatnya darah tinggi. Oh, aku harus menceritakan padamu bagaimana dia memohon-mohon dengan amat sangat dan dengan mata berkaca-kaca, memintaku untuk..”“Kukira kau rabun?”Collin mengerutkan kening. “Aku baru saja hendak menyampaikan cerita keren yang kuyakin akan memberimu insipirasi. Tapi, yah sudahlah. Oh, ngo