Beranda / Fantasi / The New World / Chapter 115. Another Encounter

Share

Chapter 115. Another Encounter

Penulis: Y-Rin
last update Terakhir Diperbarui: 2022-01-12 21:56:15

“Ouch, ini bakal menjadi awal pertumpahan darah yang mengasyikan.” Hiro berkomentar dengan santai.

Peraturan tetaplah peraturan. Meskipun ada keadaan mendesak mengenai hidup dan mati seperti itu-pun, para anggota Misi [Yang Terpilih] tidak boleh ikut campur.

“Tidak! Tuan Putri..!”

Oleh karena itu, awalnya Hiro tidak terlalu menyadari saat melihat seseorang melintas di depan hidungnya dengan sangat cepat. Ia hanya memiringkan kepalanya.

“Aneh. Kenapa aku merasakan ‘Caera’? Hei, apa kau merasakannya ju..?”

Saat menyadari tidak ada lagi pemuda yang sedang berdiam diri sambil makan roti seperti orang bodoh, Hiro mengumpat.

“Bagian mananya dari penjelasanku tadi yang tidak kau mengerti!?”

Sementara itu, beberapa jarak jauhnya, si pria Suku Macan belum menyerang wanita yang tengah terpaku di atas kereta mewah tersebut. Ia tampak sedang mengumpulkan amarahnya, hingga di satu titik,

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • The New World   Chapter 116. Pahlawan

    Mendeteksi Aura bukanlah hal mudah. Lock harus merelakan dirinya dipukuli bertubi-tubi saat latihan hanya untuk membuat seluruh indera tubuhnya familiar dengan Aura. Hikmah yang dapat ia petik dari pelajaran yang sangat menyakitkan tersebut adalah tubuh khas [Yang Terpilih] nya tersebut menjadi lebih resisten terhadap serangan.‘Dia akan menendangku..’Lock menghindar dengan mudah, tepat di saat pria Suku Macan itu mendadak bersalto dan mengayunkan kakinya. Lock melempar pedangnya tinggi-tinggi, menepis tendangan kaki besar lawannya, dan balik menyerang dengan tinju yang sudah dipenuhi ‘Caera’.Tinju Lock mendarat di dua titik perut si Suku Macan. Monster itu berjengit kesakitan dan tertatih mundur. Namun, Lock tidak berhenti. Tangannya meraih ke atas, ke arah gagang pedangnya. Begitu dirasakannya gagang pedangnya yang familier, bilah putih pedang muncul, lebih terang daripada biasanya. Sedetik kemudian, pedang tersebut menyambar dada si

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-14
  • The New World   Chapter 117. Bayangan

    Di sebuah gedung resort mewah, seorang gadis belia sedang menatap pemandangan luar melalui sebuah jendela raksasa yang ada di dalam resort-nya.“Karin? Ada apa?” seorang gadis lainnya memanggil dari belakang.“Aku rindu ibuku,” jawab Karin dengan suara lirih. “Annette, apa kau tahu kapan kita bisa pulang?”Annette mengedikkan bahu. “Tidak tahu, tapi aku suka disini.”Karin mendesah dan menatap sekelilingnya. Dia sudah berada di tempat itu selama hampir satu bulan. Awalnya, Karin sangat menyukai tempat itu. Tempat asing yang aneh, mewah, dan mempunyai segala hal yang ia inginkan. Dia bisa makan, bermain, memakai semua baju yang ia sukai, dan lain sebagainya. Ia bahkan bisa bermain ski di belakang resort. Siapapun yang membawanya ke resort itu hanya memberikan satu kondisi yang harus ia penuhi: ia tidak boleh pergi keluar dari resort tersebut.Di dalam satu ruangan mewah itu, ada beberapa orang anak yan

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-17
  • The New World   Chapter 118. Vampir

    15 menit kemudian, resort mewah yang awalnya sangat megah dan luar biasa itu telah hancur porak poranda hingga tak dapat dikenali lagi. Bahkan dindingnya berlubang seolah ada komet berkunjung masuk.Tubuh Mepenza bersimbah darah dan ia hampir tak mampu bergerak. Pria asing yang menjadi lawan tandingnya berdiri di hadapannya sembari bersandar di pilar marmer yang nyaris roboh.“Ini pemborosan energi.” kata pria tersebut. Ia berusaha membersihkan bercak-bercak darah pada jubahnya, yang berasal dari darah Mepenza. “Jika kau hendak mengulur waktu, kau tidak perlu menyerangku. Kita bisa duduk-duduk saja sambil mengobrol.”Mepenza menyadarkan dirinya pada sofa besar yang sudah terbalik dan terbelah dua. “Kau tidak sebodoh tampangmu.”“Kau jelas tidak sepintar tampangmu,” balas pria asing tersebut. “Bagaimana kau bisa melihat wajahku dengan topeng ini?”“Jadi, apa kau mau melepas topengmu s

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-21
  • The New World   Chapter 119. Doppelgänger

    “Ini semua gara-gara kau, Lock Easton!” kata Hiro.Di seberangnya, Travis duduk dengan wajah memberengut. Lock mengedikkan bahu, lalu mengangkat gelas ke bibirnya.“Kau terlihat menikmatinya?” tanya Lock pada Hiro.“Ini karena aku lapar,” tukas Hiro. “Oh, ini enak sekali. Makanan istana memang berbeda.”Mereka semua berada di dalam Istana Westeria yang luas nan megah, yang mana jelas jauh lebih baik dibandingkan dengan penginapan kumuh yang mereka tinggali sebelumnya. Selain itu, makanan berlimpah ruah, tempat tidur mereka pun nyaman, dan mereka dapat mandi lebih rutin. Dengan kata lain, tempat itu seperti surga di tengah-tengah lahan tandus menyedihkan yang tidak menggugah selera.Namun, tidak ada yang setuju dengan pendapat pribadi Lock – ditilik dari tampang mereka yang selalu masam dan kesal, sekalipun mulut mereka penuh terisi makanan. Kepindahan mereka ke dalam Istana jelas tidak pernah be

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-22
  • The New World   Chapter 120. Pesta

    ‘Kenapa tatapannya seperti hendak menghajarku?’ pikir Lock. Ia bahkan sampai berhenti mengunyah. Situasi tidak lebih baik karena Lock mendengar suara ribut di telinga-nya.[Apa? Dia mengajak berkelahi, ya? Manusia lemah! Hajar dia duluan!][Hm. Badan yang bagus. Tubuhnya juga terlihat kekar. Sekali kau dihajarnya, maka..][Tidak akan! Hajar saja dia dulu! Manusia lemah ini kan liiiiciiik.]Lock mengernyit mendengar komentar Iophel, tidak yakin wanita itu memuji atau menghinanya. [Trims.]Tangan Ares terulur ke arah Lock. Sudut bibirnya sedikit tertekuk ke atas. “Terima kasih telah menyelamatkan tunanganku.”Tanpa sadar, tangan Lock tergelincir, membuat garpu yang dipegangnya sedikit terlepas dan membentur piring dengan suara nyaring. ‘Luar biasa. Ada juga senyuman yang lebih mengerikan dibandingkan Travis. Apa dia tidak pernah belajar tersenyum sebelumnya?’Senyuman itu jelas tidak mencapai

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-23
  • The New World   Chapter 121. Kencan Persahabatan

    Keesokan paginya, Lock harus berangkat pagi-pagi sekali tanpa sempat sarapan. Perutnya bergumuruh, dan Iophel menggerutu. Lebih parahnya lagi, ia harus menghabiskan waktu seharian bersama dengan Si Kaku Soren.“Kau sungguh tidak pernah naik kuda?” tanya Soren dengan kening berkerut, seolah tersinggung mendengar Lock tidak pernah naik kuda.“Bukankah wajar orang tidak pernah naik kuda?”“Oh, benarkah? Kukira kebanyakan orang pasti mengikuti klub berkuda saat di Earthkine.”“Tidak,” Lock menjawab ucapan sombong Soren tanpa berpikir. “Aku mengikuti klub menaiki gajah.”Dan Lock tidak berbohong. Sewaktu ia masih berada di Red Carnaval, ia pernah belajar menaiki gajah sirkus. Tak sering pula ia dibopong oleh simpanse. Namun, tampaknya Soren menganggap jawaban itu adalah sindiran.“Sayang sekali disini tidak ada gajah kalau begitu.”Kuda yang akan ditunggangi Lock adala

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-31
  • The New World   Chapter 122. Desa Killin

    Setelah menempuh jarak hampir 30 menit berkuda, mereka berdua tiba di sebuah desa di perbatasan Hutan Xylen yang bernama Desa Killin untuk beristirahat.Lock, yang sudah tidak makan dari kemarin malam, tak berhenti menyuapkan makanan ke dalam mulutnya. Sementara itu, Soren menolak melihatnya. Pria itu sedari tadi mengetuk-ngetukan tangan di atas meja dengan tidak sabar. Meski begitu, tidak seperti biasanya, ia tidak pergi meninggalkan Lock.“Apakah mereka tidak pernah datang kemari?”Tentu saja itu karena tujuan utama Soren adalah mencari informasi dari seorang pemilik rumah makan tempat mereka singgah. Wajah Soren rupanya bukan hanya disukai oleh wanita muda, tetapi juga wanita setengah baya bertubuh besar yang sedang asyik menguleni adonan.“Ya, tetapi hanya orang-orang tertentu,” jawab wanita tersebut. “Mereka mempunyai sumur, dan hutan memiliki tanaman obat yang mereka nilai sangat ampuh. Hanya sesekali mereka datang dala

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-01
  • The New World   Chapter 123. Danau Hitam

    Uisho merenggangkan badannya yang kaku sebelum kembali melipat tangannya di depan dada. Matanya berair menahan kantuk saat ia menatap punggung sosok seorang gadis yang telah diawasinya selama beberapa jam terakhir. Gadis itu kecil dan mungil, dengan rambut coklat panjang bergelombang panjang yang entah bagaimana selalu tampak berkilau. Secara garis besar, gadis itu dapat digambarkan sebagai gadis kalem yang sangat manis, dengan mengabaikan fakta bahwa ia bermulut tajam, tak mempunyai rasa humor, dan sangat misterius. Selain itu, ia pun menyimpan kekuatan kuno yang berusaha diteliti oleh para Paragon. Uisho sama sekali tidak keberatan mengawasi Eira; itu bukan pekerjaan yang sulit. Selain itu, Eira memiliki Aura menawan yang tidak bisa ditolak. Itu bukan hal yang aneh; hampir semua orang yang melihat Eira tidak bisa mengenyahkan rasa kagum, penasaran, sekaligus intimidasi akibat Aura misterius yang dibawanya. Akan tetapi, tugas Uisho memiliki sisi negatif. Eir

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-02

Bab terbaru

  • The New World   Chapter 146. Perdebatan

    Ian menghentak-hentakan kaki dengan tidak sabar.“Kenapa kau tidak melakukan apapun!?” serunya marah.Lock berusaha mengabaikan bocah itu selama beberapa hari terakhir, tapi tampaknya tak begitu berhasil. Bukannya berhenti berbuat ulah, Ian malah menjadi-jadi. Benar-benar tipikal bocah menyebalkan. Akhirnya, Lock membuka mata dan menoleh.“Aku sedang melakukan sesuatu.”“Apa? Mengupil? Tidur? Kau tidak melakukan apapun selama beberapa hari ini!”Lock mendesah. Ia tidak menyangka akan tiba hari dimana ia lebih memilih mendengar celotehan Iophel dan Rael dibandingkan orang lain. Bagi Lock sekarang, rengekan Iophel bagaikan nasihat bijak Ibu-ibu, dan kesarkastisan Rael terdengar seperti senandung puji-pujian. Suara Ian? Seperti hewan yang disembelih.“Kau melihat sendiri aku babak belur, ‘kan? Aku sedang menyembuhkan diri.”Ian mengerutkan kening. “Kau terlihat amat san

  • The New World   Chapter 145. Upacara Pernikahan

    “Tuan Putri dan kakakku akan melangsungkan upacara pernikahan sebentar lagi – setelah mereka pulang dari Easteria. Hari ini mereka berdua tiba di Istana Easteria dan aku.. aku mulai tidak tenang..” Rigan meragu sejenak. Ia mencondongkan tubuh dan meminta Lock untuk mendekat. “Akhir-akhir ini, Ares melakukan hal yang sangat mencurigakan. Dia sering pergi malam-malam, melewati jalur belakang dan membawa beberapa orang berpakaian serba hitam. Pada saat kembali ke Istana, biasanya ia akan membawa peti-peti besar yang dibawa ke ruang bawah tanah. A, aku mulai berpikir bahwa apapun yang ia lakukan dengan peti itu, berhubungan dengan.. sesuatu yang tidak baik.”Lock mendengarkan Rigan dengan tenang. Ia sama sekali tidak terkejut mendengarkan berita tersebut. Namun, keraguan Rigan saat mengatakan ‘sesuatu yang tidak baik’ itu membangkitkan keingintahuan Lock.‘Apa yang bakal ia katakan? Sepertinya dia hendak menyebutkan sesuatu t

  • The New World   Chapter 144. Kunjungan Tengah Malam

    Beberapa jam kemudian, di sebuah ruangan bawah tanah yang berbau pengap dan lembab, Lock Easton membuka matanya. Dia melihat langit-langit rendah dan kotor yang sekarang mulai terlihat familiar baginya yang telah menginap disana selama 2 hari belakangan. Ia melirik sekilas ke sudut ruangan, tempat Ian sedang tertidur. Yakin bahwa bocah tersebut benar-benar tertidur, Lock bangkit berdiri dan menghampiri pintu.“Kau berhasil bertemu dengan kakek itu?” Lock bertanya sambil berjalan naik ke arah pintu.“Kakek itu terlalu mencurigakan.” Suara Rue terdengar dari balik pintu. Lock tertawa kecil. “Memang.”“Aku mendengar pembicaraan anak buah Ares bernama Gin. Mereka berencana untuk menjual bocah itu setelah upacara pernikahan.”Lock melirik Ian yang bergumam sendiri seperti sedang bermimpi buruk. Bocah itu terlihat menyedihkan.“Mereka tidak akan mendapatkan banyak uang dengan menjualnya.

  • The New World   Chapter 143. Sang Penjaga

    Di bawah lampu remang-remang, sesosok bocah kurus dan kotor yang memiliki ekspresi keras kepala, licik, dan juga menjengkelkan, muncul dari balik bayang-bayang.“Ta-raaa!” Hiro berseru sembari menunjuk Ian. “Kejutan! Ini bocah yang begitu kau sayangi! Pelipur lara saat kau mendengar wanita yang mirip dengan mantan kekasihmu, menikah!”Tetapi, Lock tidak mendengarkan apapun yang dikatakan Hiro. Ia hanya menatap Ian tanpa berkedip.“Bagus sekali,” kata Lock datar. “Apa mereka menyembelih babimu atau apa disini?”Ian memberengut. “Maxi berhasil pergi!” serunya dengan suara melengking menjengkelkan. Bocah itu terlihat marah, yang mana membuat Lock begitu heran. “Kenapa kau lemah sekali? Katamu kau kuat! Kenapa kau membiarkan mereka menculikmu!?”“Maaf?” Hiro memandangi Ian dan Lock bolak balik sambil bersedekap. “Apa aku salah dengar? Siapa yang kuat?”

  • The New World   Chapter 142. Terkurung

    “Aku sebenarnya tidak yakin apakah air ini dapat membuatmu tersadar, tetapi aku selalu ingin melakukannya.”Dan suara itu. Lock melirik untuk melihat seraut wajah yang ‘sangat’ ia rindukan. Saat melihat wajah berminyak itu, Lock mendadak sadar dia tadi bermimpi.“Ini benar-benar menyegarkan,” ujar Lock. “Terima kasih.”Travis menyipitkan matanya. “Sepertinya kau suka disiram.”Lock berusaha menarik tubuh bagian atasnya. “Tidak, tapi aku suka disadarkan,” katanya. “Aku senang mengetahui bahwa aku tidak melihatmu di dalam mimpi.”“Aku pun tidak suka melihatmu, bahkan di dalam kehidupan nyata.”“Cukup adil.” sahut Lock, nyengir. Ia kemudian mengedarkan pandang ke sekelilingnya.Dia berada di sebuah ruangan lapang berpenerangan remang-remang. Ditilik dari tak adanya jendela dan kelembaban ruangan tersebut, Lock yakin ia ten

  • The New World   Chapter 141. Kalah Telak

    Itu sakit sekali hingga nyaris membuat Lock berpikir untuk pura-pura pingsan. Tetapi, ia tak melakukan itu. Belum, karena ia sedang mempersiapkan rasa sakit lain yang mungkin akan muncul sebentar lagi.‘Oh, dan ngomong-ngomong..’Lock tak punya waktu banyak untuk berpikir lebih lama. Jadi, dia mengerahkan kesempatannya yang terakhir untuk menoleh ke arah Maxi yang masih mengamuk.Manipulatif Aura.Bukan hanya Maxi yang terpengaruh, tetapi juga Gin. Mereka terbelalak dengan wajah penuh ketakutan, satu dengan wujud binatang, satunya lagi dalam bentuk manusia. Tentu saja Lock mengabaikan Gin.“Pergi.” katanya, memberi perintah pada Maxi. Suaranya mengandung aura yang begitu intens.Mata Maxi seketika tampak begitu kebingungan dan takut. Ia menguik dan terhuyung mundur selama beberapa detik sebelum ia kemudian berbalik dan pergi melarikan diri.“Jadi, kau melakukan ini semua untuk menyelamatkan babi? Betapa m

  • The New World   Chapter 140. Di Dalam Hutan (IV)

    Gin berdecak saat melirik para prajurit yang sedang bersusah payah menghadapi hewan raksasa itu. Beberapa prajurit berhasil melukai si babi, tetapi hewan tersebut bertambah marah dan berusaha melukai siapapun yang berada di dekatnya, termasuk kedua orang yang tengah berkelahi di sampingnya.Sampai saat ini, Lock dan Ares sama-sama mampu menghindar dari serangan si babi dan serangan satu sama lain, tetapi Gin kenal Ares. Pria itu mulai tidak sabar, apalagi dikarenakan Lock melompat kesana kemari seperti monyet lepas.“Aku jadi paham mengapa kau mampu menghadapi si Suku Macan itu.” Samar-samar, Gin mendengar suara Lock Easton. “Kau lumayan.”Lock mengayunkan pedangnya. Gerakannya begitu ringan, seolah ia sedang bermain-main. Orang biasa bakal mengira lengan kurus itu hanya mampu merobek kertas dan tak akan mampu membuat luka kecil atau hanya sekedar luka memar. Akan tetapi, Ares menghindarinya; dan tindakannya tepat. Pedang Lock membelah ta

  • The New World   Chapter 139. Di Dalam Hutan (III)

    Gin melirik Ares, yang masih tersenyum kecil, tetapi dengan wajah yang semakin kaku – jelas bukan merupakan pertanda baik. “Aku tidak melihat apa manfaatnya kau mengambil hewan liar itu?” kata Ares dingin. “Kami memerlukannya.” Sebuah teriakan memecahkan suasana mencengkram tersebut, membuat para prajurit rendahan cemas. “…Kann!! Lepas..!” Gin kesal. Seperti dugaannya, membawa bocah kotor itu hanya akan menambah masalah. Ia mengedikkan kepala ke arah salah seorang prajurit yang tengah memandanginya dengan ragu-ragu. Prajurit itu mengangguk paham dan memukul karung tersebut dengan keras, menyuruh bocah itu diam. “Tidak perlu repot-repot melakukan itu. Aku akan mengurusnya.” Lock berkata dengan nada yang masih sama ramahnya. Ia mengerling ke arah Ares sembari tersenyum lebar. “Tidak perlu menjelaskan juga, aku bisa memahami. Berikan bocah itu, dan kau bisa melanjutkan apapun yang ingin kau lakukan.” Gin memandang Lock tersebut tanpa berk

  • The New World    Chapter 138. Di Dalam Hutan (II)

    Ledakan terjadi dimana bola-bola itu berhenti menggelinding. Ledakan itu tidak besar, tetapi cukup destruktif dan mengeluarkan api hingga desa mulai terbakar. Seakan mengejek, pasukan Ares memodifikasi bom tersebut hingga lebih menyerupai kembang api; seolah mereka ingin menyaksikan desa tersebut terbakar dengan indah. Suara ratapan dan tangis terdengar dari arah para penduduk, sementara beberapa prajurit tertawa dan bertepuk tangan saat menyaksikan kembang api yang mulai membakar desa. Walaupun melihat apa yang terjadi di bawah, baik Soren maupun Lock tidak beranjak sedikitpun. “Ini berkembang ke arah yang kuinginkan.” kata Soren puas. “Oh, ya? Termasuk kembang api itu?” Soren mengacuhkan komentar sarkas Lock, dan berkata, “Kita temui kakek itu setelah ini.” “Untuk apa?” “Kau bodoh? Tentu saja bernegosiasi. Kakek itu pasti akan memberitahu informasi jika kita berjanji akan membebaskan cucunya.” Lock nyaris tak mampu menahan di

DMCA.com Protection Status