Beranda / Fantasi / The New World / Chapter 123. Danau Hitam

Share

Chapter 123. Danau Hitam

Penulis: Y-Rin
last update Terakhir Diperbarui: 2022-02-02 22:30:00

Uisho merenggangkan badannya yang kaku sebelum kembali melipat tangannya di depan dada. Matanya berair menahan kantuk saat ia menatap punggung sosok seorang gadis yang telah diawasinya selama beberapa jam terakhir.

Gadis itu kecil dan mungil, dengan rambut coklat panjang bergelombang panjang yang entah bagaimana selalu tampak berkilau. Secara garis besar, gadis itu dapat digambarkan sebagai gadis kalem yang sangat manis, dengan mengabaikan fakta bahwa ia bermulut tajam, tak mempunyai rasa humor, dan sangat misterius. Selain itu, ia pun menyimpan kekuatan kuno yang berusaha diteliti oleh para Paragon.

Uisho sama sekali tidak keberatan mengawasi Eira; itu bukan pekerjaan yang sulit. Selain itu, Eira memiliki Aura menawan yang tidak bisa ditolak. Itu bukan hal yang aneh; hampir semua orang yang melihat Eira tidak bisa mengenyahkan rasa kagum, penasaran, sekaligus intimidasi akibat Aura misterius yang dibawanya.

Akan tetapi, tugas Uisho memiliki sisi negatif. Eir

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • The New World   Chapter 124. Penyerangan

    Tanpa setitik keraguan di wajahnya, Eira mengeluarkan busur beningnya, mengarahkannya tepat ke danau – tempat dimana wajah Paragon Rizt terlihat.“Tunggu. Apa yang kau –“Namun, bukan Eira namanya bila gadis itu berhenti dan menunggunya berbicara. Ia menembakkan energi ke arah danau. Walaupun terdengar absurd, namun panah yang berasal dari busur gadis itu terbang mengenai dada Paragon Rizt – yang jelas berada di dimensi lain.Itu sama sekali bukan ilusi. Melihat ekspresi Paragon Rizt yang penuh kesakitan dan amarah, sudah cukup memberitahu Uisho apa yang terjadi – secara garis besar.Eira menyerang Paragon.Uisho seketika mengeluarkan senjatanya. “Kenapa kau…!”“Tunggu sebentar,” kata Eira tanpa menoleh. Ia masih tetap tenang sambil mengamati air danau. “Kau akan melihat sesuatu yang lebih menarik sebentar lagi daripada wajah kakek yang menggemaskan itu.”T

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-06
  • The New World   Chapter 125. Grandpa Lau

    Orang-orang itu memandang keduanya dengan curiga. Tangan mereka memegang perlengkapan bertani, seperti garu, celurit, dan sebagainya.“Bukan cara menyambut tamu yang ramah, ya?”“Berhenti melempar komentar kurang ajar.”Setelah Soren berkata demikian, ia turun dari kuda dengan gerakan anggun. Padahal, Lock baru saja hendak protes karena menurut hematnya, tampang angkuh Soren jelas beberapa tingkat di atas kategori kurang ajar. Dibandingkan tatapan Soren yang menghina, komentar Lock yang paling brengsek-pun terdengar seperti lantunan karya sastra yang indah.“Pergi dari sini bila kalian ingin menawarkan sesuatu!” hardik salah seorang penduduk. “Kami tidak akan menerima apapun yang kalian tawarkan!”[Oh, aku pernah mendengar kalimat itu sebelumnya di Earthkine! Hei, hei, Manusia! Dimana aku mendengrnya?][Saat kau menonton petugas asuransi ditolak di televisi?]“Benar! Kami tidak aka

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-11
  • The New World   Chapter 126. And His Grandson

    “Bukankah ini menyangkut dimensi tempat kau tinggal? Perlukah seseorang memberitahumu bahwa apabila Makhluk Gosong muncul, gubuk reotmu ini tidak akan mampu melindungimu – bahkan dalam waktu setengah menit?” Lock bangkit berdiri untuk membuka jendela yang masih tertutup karena Soren benar-benar mengabaikannya. Jendela itu kotor, jelas tidak pernah dibuka maupun dibersihkan. Lock berhasil membukanya dengan susah payah lalu menghirup udara hutan dalam-dalam. “Kau salah,” jawab Kakek Lau. “Gubuk reotku ini tidak akan bertahan bahkan dalam satu detik. Aku tahu banyak mengenai hal seperti itu.” Lock seketika tertawa mendengarnya. Kakek Lau menatap Lock dengan mata berkilat senang. Lain halnya dengan Soren yang ekspresi wajahnya tampak jengkel permanen. “Aku tidak peduli berapa lama kau akan bertahan,” kata Soren dingin. Suasana mendadak terasa lebih berat. “Tetapi, jika kau ingin kami membantu dimensi tempat kalian tinggal, kau harus membagikan semua infor

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-12
  • The New World   Chapter 127. And His Enormous Pet

    Ucapan dan cara Kakek Lau menyingkirkan barang-barang si bocah sembunyi-sembunyi membuktikan bahwa kakek itu tidak ingin cucunya bertemu dengan Lock dan Soren.‘Yang mana itu artinya, bocah ini tahu sesuatu,’ Lock tersenyum. ‘Dan mungkin tidak bisa menutup mulutnya serapat kakeknya.’Lock sadar Kakek Lau tidak akan memberikan informasi sebanyak yang mereka inginkan. Ada sesuatu yang membuatnya tidak dapat memercayai Soren dan Lock, dan Lock tidak menyalahkannya karena Soren memang terlihat seperti orang brengsek tukang ikut campur.“Aku melihatmu keluar dari rumah tadi,” jawab Lock, menunjuk ke belakang dengan ibu jarinya. “dan secara diam-diam.”Bocah itu menggertakkan gigi sebelum ia mengangkat dagunya tinggi-tinggi. “Baiklah, laporkan saja pada Kakek!” ujarnya melengking. “Aku tak peduli!”“Benarkah? Lalu, mengapa kau keluar mengendap-ngendap seperti itu? Wajahmu juga

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-13
  • The New World   Chapter 128. Pusaka Hutan

    “Dia tidak mungkin mati,” jawab Lock. “Kau tidak lihat tubuh besarnya? Bagaimana mungkin pukulan kecil seperti itu membuatnya mati?”[Kau menggunakan ‘Caera’ untuk memukulnya. Dia bisa saja mati meskipun kekuatan tinjumu terasa seperti cubitan bayi untukku.]Lock mengabaikan komentar Rael. Walaupun dia tidak dapat mengelabui Rael dan Iophel, perkataan Lock jelas terdengar masuk akal di telinga si bocah.Nguik..Babi itu mengeluarkan suara lemah, yang segera disambut oleh desahan dan tangisan lega sahabatnya. Yang tidak diketahui bocah itu adalah, Lock juga lega karena babi hutan itu tidak mati. Sedikit.‘Jika dia mati, bocah ini tidak akan buka mulut.’“Mengapa kau menghajarnya seperti itu!? Dasar orang asing barbar! Tidak heran Kakek menyuruhku untuk menjauhi kalian!”Lock bersandar pada sebuah pohon dan melipat tangannya di depan dada. “Bukankah kau terlebih

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-14
  • The New World   Chapter 129. Perjamuan

    “Anda cantik sekali, Nona Aeri.”Aeri mendongak mendengar ucapan pelayannya. Matanya bertemu dengan matanya sendiri di cermin. Rambutnya sudah dikepang dengan rapi membentuk mahkota, lengkap dengan jalinan bunga yang menambah kesan elegan dan cantik di rambut panjangnya yang bergelombang.Pelayan Aeri membantu nona-nya bangkit berdiri, lalu menyemprotkan minyak wangi beraroma segar ke tubuh rampingnya yang sudah mengenakan gaun panjang bewarna putih gading.“Nona,” seorang pelayan datang menghampiri Aeri sambil membungkukan tubuh. “Tuan Muda Ares datang menjemput Nona.”Aeri mengangguk. “Baiklah. Aku akan keluar beberapa menit lagi.”Pelayan tua setia-nya datang menghampiri dan membetulkan posisi gaun Aeri. “Anda sungguh beruntung, Nona. Tuan Muda Ares sangat mencintai Nona.”Aeri tersenyum, tetapi tidak menjawab. Matanya kembali menatap cermin, melihat tatapan kosong seorang wanita

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-15
  • The New World   Chapter 130. Menguping

    Dua hari telah berlalu sejak malam perjamuan terakhir dengan Raja Ergo. Setelah makan malam tersebut, tidak ada satupun [Yang Terpilih] yang mendatangi jamuan makan malam bersama sang Raja, meski mereka diundang secara terbuka untuk datang kapanpun mereka mau. Sebenarnya, mereka tidak datang bukan karena mereka sangat sibuk – karena mereka sama sekali tidaklah sibuk – melainkan karena Soren melarang. Sejak kedatangan [Yang Terpilih] di Dimensi Waveryn, tidak ada penyerangan oleh Makhluk Gosong lagi. Dua hari lamanya mereka berenam bergiliran menyusuri tempat-tempat mencurigakan di malam hari hingga subuh, tetapi nihil. Fakta ini tentunya membuat Soren jengkel. “Kau pasti senang bisa mengintai di gorong-gorong dan tempat sampah seperti keinginanmu, ‘kan, Lock Easton?” tanya Soren pada suatu hari. “Jadi, lakukanlah.” Dan Lock menjadi sasaran kejengkelan Soren. Lock belum memberitahu siapapun mengenai hasil percakapannya dengan Ian. Buka

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-19
  • The New World   Chapter 131. Kau Mengenalku?

    Malam hari di Dimensi Waveryn sebenarnya sangatlah indah. Bintang-bintang dan bulan bersinar lebih terang daripada di Earthkine, semilir angin sejuk dan aroma dedaunan sejuk tanpa polusi begitu menyegarkan.Dahulu, sebelum terjadi peristiwa penyerangan oleh Makhluk Gosong, para penduduk Westeria gemar mengadakan pasar malam. Mereka membuka toko, menggantung lampion-lampion dan dekorasi, juga mengadakan permainan dan pertunjukan. Kegemaran mereka itu sempat ditunda selama beberapa saat karena Makhluk Gosong, namun malam itu, pasar malam dibuka kembali, yang disambut dengan baik dan penuh sukacita.Seorang wanita berjalan menembus kerumunan sembari mengenakan jubah sutra yang memiliki tudung untuk menyembunyikan wajahnya. Rambut panjang yang menjadi ciri khasnya dikepang dengan rapi mengikuti gaya rambut penduduk setempat.“Wah, ini benar-benar ramai… Nona, apakah tidak berbahaya..?”Aeri menggandeng tangan pelayan pribadinya, Chiza, menc

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-22

Bab terbaru

  • The New World   Chapter 146. Perdebatan

    Ian menghentak-hentakan kaki dengan tidak sabar.“Kenapa kau tidak melakukan apapun!?” serunya marah.Lock berusaha mengabaikan bocah itu selama beberapa hari terakhir, tapi tampaknya tak begitu berhasil. Bukannya berhenti berbuat ulah, Ian malah menjadi-jadi. Benar-benar tipikal bocah menyebalkan. Akhirnya, Lock membuka mata dan menoleh.“Aku sedang melakukan sesuatu.”“Apa? Mengupil? Tidur? Kau tidak melakukan apapun selama beberapa hari ini!”Lock mendesah. Ia tidak menyangka akan tiba hari dimana ia lebih memilih mendengar celotehan Iophel dan Rael dibandingkan orang lain. Bagi Lock sekarang, rengekan Iophel bagaikan nasihat bijak Ibu-ibu, dan kesarkastisan Rael terdengar seperti senandung puji-pujian. Suara Ian? Seperti hewan yang disembelih.“Kau melihat sendiri aku babak belur, ‘kan? Aku sedang menyembuhkan diri.”Ian mengerutkan kening. “Kau terlihat amat san

  • The New World   Chapter 145. Upacara Pernikahan

    “Tuan Putri dan kakakku akan melangsungkan upacara pernikahan sebentar lagi – setelah mereka pulang dari Easteria. Hari ini mereka berdua tiba di Istana Easteria dan aku.. aku mulai tidak tenang..” Rigan meragu sejenak. Ia mencondongkan tubuh dan meminta Lock untuk mendekat. “Akhir-akhir ini, Ares melakukan hal yang sangat mencurigakan. Dia sering pergi malam-malam, melewati jalur belakang dan membawa beberapa orang berpakaian serba hitam. Pada saat kembali ke Istana, biasanya ia akan membawa peti-peti besar yang dibawa ke ruang bawah tanah. A, aku mulai berpikir bahwa apapun yang ia lakukan dengan peti itu, berhubungan dengan.. sesuatu yang tidak baik.”Lock mendengarkan Rigan dengan tenang. Ia sama sekali tidak terkejut mendengarkan berita tersebut. Namun, keraguan Rigan saat mengatakan ‘sesuatu yang tidak baik’ itu membangkitkan keingintahuan Lock.‘Apa yang bakal ia katakan? Sepertinya dia hendak menyebutkan sesuatu t

  • The New World   Chapter 144. Kunjungan Tengah Malam

    Beberapa jam kemudian, di sebuah ruangan bawah tanah yang berbau pengap dan lembab, Lock Easton membuka matanya. Dia melihat langit-langit rendah dan kotor yang sekarang mulai terlihat familiar baginya yang telah menginap disana selama 2 hari belakangan. Ia melirik sekilas ke sudut ruangan, tempat Ian sedang tertidur. Yakin bahwa bocah tersebut benar-benar tertidur, Lock bangkit berdiri dan menghampiri pintu.“Kau berhasil bertemu dengan kakek itu?” Lock bertanya sambil berjalan naik ke arah pintu.“Kakek itu terlalu mencurigakan.” Suara Rue terdengar dari balik pintu. Lock tertawa kecil. “Memang.”“Aku mendengar pembicaraan anak buah Ares bernama Gin. Mereka berencana untuk menjual bocah itu setelah upacara pernikahan.”Lock melirik Ian yang bergumam sendiri seperti sedang bermimpi buruk. Bocah itu terlihat menyedihkan.“Mereka tidak akan mendapatkan banyak uang dengan menjualnya.

  • The New World   Chapter 143. Sang Penjaga

    Di bawah lampu remang-remang, sesosok bocah kurus dan kotor yang memiliki ekspresi keras kepala, licik, dan juga menjengkelkan, muncul dari balik bayang-bayang.“Ta-raaa!” Hiro berseru sembari menunjuk Ian. “Kejutan! Ini bocah yang begitu kau sayangi! Pelipur lara saat kau mendengar wanita yang mirip dengan mantan kekasihmu, menikah!”Tetapi, Lock tidak mendengarkan apapun yang dikatakan Hiro. Ia hanya menatap Ian tanpa berkedip.“Bagus sekali,” kata Lock datar. “Apa mereka menyembelih babimu atau apa disini?”Ian memberengut. “Maxi berhasil pergi!” serunya dengan suara melengking menjengkelkan. Bocah itu terlihat marah, yang mana membuat Lock begitu heran. “Kenapa kau lemah sekali? Katamu kau kuat! Kenapa kau membiarkan mereka menculikmu!?”“Maaf?” Hiro memandangi Ian dan Lock bolak balik sambil bersedekap. “Apa aku salah dengar? Siapa yang kuat?”

  • The New World   Chapter 142. Terkurung

    “Aku sebenarnya tidak yakin apakah air ini dapat membuatmu tersadar, tetapi aku selalu ingin melakukannya.”Dan suara itu. Lock melirik untuk melihat seraut wajah yang ‘sangat’ ia rindukan. Saat melihat wajah berminyak itu, Lock mendadak sadar dia tadi bermimpi.“Ini benar-benar menyegarkan,” ujar Lock. “Terima kasih.”Travis menyipitkan matanya. “Sepertinya kau suka disiram.”Lock berusaha menarik tubuh bagian atasnya. “Tidak, tapi aku suka disadarkan,” katanya. “Aku senang mengetahui bahwa aku tidak melihatmu di dalam mimpi.”“Aku pun tidak suka melihatmu, bahkan di dalam kehidupan nyata.”“Cukup adil.” sahut Lock, nyengir. Ia kemudian mengedarkan pandang ke sekelilingnya.Dia berada di sebuah ruangan lapang berpenerangan remang-remang. Ditilik dari tak adanya jendela dan kelembaban ruangan tersebut, Lock yakin ia ten

  • The New World   Chapter 141. Kalah Telak

    Itu sakit sekali hingga nyaris membuat Lock berpikir untuk pura-pura pingsan. Tetapi, ia tak melakukan itu. Belum, karena ia sedang mempersiapkan rasa sakit lain yang mungkin akan muncul sebentar lagi.‘Oh, dan ngomong-ngomong..’Lock tak punya waktu banyak untuk berpikir lebih lama. Jadi, dia mengerahkan kesempatannya yang terakhir untuk menoleh ke arah Maxi yang masih mengamuk.Manipulatif Aura.Bukan hanya Maxi yang terpengaruh, tetapi juga Gin. Mereka terbelalak dengan wajah penuh ketakutan, satu dengan wujud binatang, satunya lagi dalam bentuk manusia. Tentu saja Lock mengabaikan Gin.“Pergi.” katanya, memberi perintah pada Maxi. Suaranya mengandung aura yang begitu intens.Mata Maxi seketika tampak begitu kebingungan dan takut. Ia menguik dan terhuyung mundur selama beberapa detik sebelum ia kemudian berbalik dan pergi melarikan diri.“Jadi, kau melakukan ini semua untuk menyelamatkan babi? Betapa m

  • The New World   Chapter 140. Di Dalam Hutan (IV)

    Gin berdecak saat melirik para prajurit yang sedang bersusah payah menghadapi hewan raksasa itu. Beberapa prajurit berhasil melukai si babi, tetapi hewan tersebut bertambah marah dan berusaha melukai siapapun yang berada di dekatnya, termasuk kedua orang yang tengah berkelahi di sampingnya.Sampai saat ini, Lock dan Ares sama-sama mampu menghindar dari serangan si babi dan serangan satu sama lain, tetapi Gin kenal Ares. Pria itu mulai tidak sabar, apalagi dikarenakan Lock melompat kesana kemari seperti monyet lepas.“Aku jadi paham mengapa kau mampu menghadapi si Suku Macan itu.” Samar-samar, Gin mendengar suara Lock Easton. “Kau lumayan.”Lock mengayunkan pedangnya. Gerakannya begitu ringan, seolah ia sedang bermain-main. Orang biasa bakal mengira lengan kurus itu hanya mampu merobek kertas dan tak akan mampu membuat luka kecil atau hanya sekedar luka memar. Akan tetapi, Ares menghindarinya; dan tindakannya tepat. Pedang Lock membelah ta

  • The New World   Chapter 139. Di Dalam Hutan (III)

    Gin melirik Ares, yang masih tersenyum kecil, tetapi dengan wajah yang semakin kaku – jelas bukan merupakan pertanda baik. “Aku tidak melihat apa manfaatnya kau mengambil hewan liar itu?” kata Ares dingin. “Kami memerlukannya.” Sebuah teriakan memecahkan suasana mencengkram tersebut, membuat para prajurit rendahan cemas. “…Kann!! Lepas..!” Gin kesal. Seperti dugaannya, membawa bocah kotor itu hanya akan menambah masalah. Ia mengedikkan kepala ke arah salah seorang prajurit yang tengah memandanginya dengan ragu-ragu. Prajurit itu mengangguk paham dan memukul karung tersebut dengan keras, menyuruh bocah itu diam. “Tidak perlu repot-repot melakukan itu. Aku akan mengurusnya.” Lock berkata dengan nada yang masih sama ramahnya. Ia mengerling ke arah Ares sembari tersenyum lebar. “Tidak perlu menjelaskan juga, aku bisa memahami. Berikan bocah itu, dan kau bisa melanjutkan apapun yang ingin kau lakukan.” Gin memandang Lock tersebut tanpa berk

  • The New World    Chapter 138. Di Dalam Hutan (II)

    Ledakan terjadi dimana bola-bola itu berhenti menggelinding. Ledakan itu tidak besar, tetapi cukup destruktif dan mengeluarkan api hingga desa mulai terbakar. Seakan mengejek, pasukan Ares memodifikasi bom tersebut hingga lebih menyerupai kembang api; seolah mereka ingin menyaksikan desa tersebut terbakar dengan indah. Suara ratapan dan tangis terdengar dari arah para penduduk, sementara beberapa prajurit tertawa dan bertepuk tangan saat menyaksikan kembang api yang mulai membakar desa. Walaupun melihat apa yang terjadi di bawah, baik Soren maupun Lock tidak beranjak sedikitpun. “Ini berkembang ke arah yang kuinginkan.” kata Soren puas. “Oh, ya? Termasuk kembang api itu?” Soren mengacuhkan komentar sarkas Lock, dan berkata, “Kita temui kakek itu setelah ini.” “Untuk apa?” “Kau bodoh? Tentu saja bernegosiasi. Kakek itu pasti akan memberitahu informasi jika kita berjanji akan membebaskan cucunya.” Lock nyaris tak mampu menahan di

DMCA.com Protection Status