Dua hari telah berlalu sejak malam perjamuan terakhir dengan Raja Ergo.
Setelah makan malam tersebut, tidak ada satupun [Yang Terpilih] yang mendatangi jamuan makan malam bersama sang Raja, meski mereka diundang secara terbuka untuk datang kapanpun mereka mau. Sebenarnya, mereka tidak datang bukan karena mereka sangat sibuk – karena mereka sama sekali tidaklah sibuk – melainkan karena Soren melarang.
Sejak kedatangan [Yang Terpilih] di Dimensi Waveryn, tidak ada penyerangan oleh Makhluk Gosong lagi. Dua hari lamanya mereka berenam bergiliran menyusuri tempat-tempat mencurigakan di malam hari hingga subuh, tetapi nihil. Fakta ini tentunya membuat Soren jengkel.
“Kau pasti senang bisa mengintai di gorong-gorong dan tempat sampah seperti keinginanmu, ‘kan, Lock Easton?” tanya Soren pada suatu hari. “Jadi, lakukanlah.”
Dan Lock menjadi sasaran kejengkelan Soren.
Lock belum memberitahu siapapun mengenai hasil percakapannya dengan Ian. Buka
Malam hari di Dimensi Waveryn sebenarnya sangatlah indah. Bintang-bintang dan bulan bersinar lebih terang daripada di Earthkine, semilir angin sejuk dan aroma dedaunan sejuk tanpa polusi begitu menyegarkan.Dahulu, sebelum terjadi peristiwa penyerangan oleh Makhluk Gosong, para penduduk Westeria gemar mengadakan pasar malam. Mereka membuka toko, menggantung lampion-lampion dan dekorasi, juga mengadakan permainan dan pertunjukan. Kegemaran mereka itu sempat ditunda selama beberapa saat karena Makhluk Gosong, namun malam itu, pasar malam dibuka kembali, yang disambut dengan baik dan penuh sukacita.Seorang wanita berjalan menembus kerumunan sembari mengenakan jubah sutra yang memiliki tudung untuk menyembunyikan wajahnya. Rambut panjang yang menjadi ciri khasnya dikepang dengan rapi mengikuti gaya rambut penduduk setempat.“Wah, ini benar-benar ramai… Nona, apakah tidak berbahaya..?”Aeri menggandeng tangan pelayan pribadinya, Chiza, menc
Aeri menunduk dalam, tak mampu mengangkat wajah. Di sampingnya, Lock sedikit membungkuk agar dapat mengamati wajah Aeri dengan lebih baik.“Kau tidak apa-apa? Wajahmu memerah.”Aeri menggeleng. “Aku hanya sedikit kepanasan.”Lock tidak mendesak Aeri lebih jauh dan duduk lebih santai dengan kedua tangan yang di rentangkan ke belakang untuk menyangga tubuh. “Benar, ini panas sekali.” katanya, setuju dengan ucapan Aeri. Ia menghirup udara dalam-dalam, berusaha membuat badannya kembali dingin.Aeri mengintip pemuda tersebut dengan sembunyi-sembunyi. “Kenapa kau berlari seperti itu?” tanyanya penasaran.Lock menatap Aeri selama sepersekian detik sebelum ekspresi teringat melintas di wajahnya. “Ah, sial. Aku lupa,” ujarnya. Ia memijit pangkal hidungnya dengan jengkel sesaat, sebelum raut wajahnya kembali datar. “Yah, apa boleh buat.”Aeri mengerjap bingung mendapat jawaban ter
Jeritan pilu penuh peringatan memecah konsentrasi Aeri, membuat gadis itu menoleh secara otomatis.. Dan ia hanya bisa membeku.“Kenapa kau selalu saja lamban?”Pada kedipan berikutnya, Aeri merasa tubuhnya diangkat pergi. Kakinya tak lagi menginjak tanah.Braak!Arak-arakan ornamen raksasa itu terjatuh menghantam tanah, membuat jarak antara dirinya dan Makhluk Gosong. Mata Aeri mengerjap perlahan memandangi apa yang terjadi di sekelilingnya saat ia, entah bagaimana, berada di sebuah atap kios.Alun-alun porak poranda. Ornamen-ornamen api yang ditinggalkan, berkobar dimana-mana, menyulut kebakaran, membuat tempat itu terang benderang, mengalahkan langit malam. Manusia berlarian dengan panik; beberapa terinjak, beberapa terkapar tak berdaya, dan jeritan teror terdengar dimana-mana.Tubuh Aeri menggigil secara otomatis saat menyadari bahwa Makhluk Gosong itu berjumlah lebih dari satu – saking banyaknya hingga tak dapa
Lock menarik Aeri untuk berdiri tegak dan melanjutkan ucapannya yang belum selesai, “Karena hanya ada aku yang ada disini.”“Hah?” Aeri berkomentar seperti orang bodoh.Lock menyeringai dan menyentil pelan dahi Aeri. “Jika kau jatuh, tidak akan ada yang menolongmu. Si gila di bawah itu juga tidak akan melakukannya.”Aeri tak segera merespon. Ia masih terpana untuk menyadari maksud pemuda itu ataupun melihat apa yang tengah terjadi di bawah. Baru setelah Chiza berdiri di sampingnya dan berkata sesuatu, Aeri melongok ke bawah.Dan ia ternganga.Aeri mengenali sosok [Yang Terpilih] lainnya – pemuda bertubuh besar berambut cepak yang selalu tak bisa duduk dengan tenang. Pemuda itu sekarang berlarian di bawah, menebas para Makhluk Gosong dengan bersemangat. Lebih tepatnya, ia..‘Dia bermain-main dengan makhluk itu..’ batin Aeri ngeri.Hiro tidak segera membakar tubuh para Makhluk Gosong
Tak lama kemudian, kemarahan Soren yang berapi-api mulai sedikit surut berkat campur tangan Rigan.Soren mencengkram leher Lock segera setelah Rigan keluar dari ruang makan dengan raut wajah khawatir. “Kau-lah yang mengeluarkan Suku Macan itu.” Soren berdesis dari sela-sela giginya.Genggaman tangannya menjadi lebih kencang, sehingga ia terlihat seperti hendak menghancurkan kacang kenari. Namun, ekspresi Lock masih tetap tenang. ‘Ah, aku ketahuan.’**Sehari sebelumnya..Penjara bawah tanah Istana Westeria terasa begitu pengap dan menyesakkan. Dindingnya terbuat dari batu padat tanpa satupun jendela, membuat tempat itu berpenerangan samar dan remang-remang, dengan pantulan cahaya dari obor api. Suara tikus berdecit-decit di tiap kali kesempatan, membuat tempat itu tak hanya berbau kotoran dan darah, tetapi juga bau hewan pengerat.Berlutut di sebuah tonggak panas raksasa adalah seorang pria bertelanjang
Lock tak segera menjawab pertanyaan Soren. ‘Kenapa aku melakukan apa yang diinginkan bocah Ian itu?’Sebuah pertanyaan yang tak pernah dan tak ingin Lock pikirkan. Saat ia dipaksa untuk berpikir seperti saat ini, ia berjengit karena itu menjengkelkan. Jadi, sederhananya, Lock sama sekali tak pernah berpikir jauh.‘Oh, tunggu dulu. Sepertinya aku sempat berpikir bahwa suatu hari nanti aku bisa memanfaatkan suku itu,’ Lock tiba-tiba teringat dengan salah satu alasan mengapa ia memutuskan untuk membantu Sergei. Tentu saja itu alasan absurd yang hanya didasari oleh insting belaka, tetapi Lock tidak peduli. ‘Jadi, ini seperti investasi jangka panjang.’Tentu saja tidak mungkin mengatakan hal itu pada Soren. Jadi, Lock terpaksa memikirkan hal lain dan sebuah kalimat terngiang di benaknya.“Bau ini.. Lebih kuat. Orang yang mengambil Caila dariku..”Itu adalah kata-kata yang digumamkan Serge
Dengan berjalan memutar, Soren dan Lock harus memasuki hutan tanpa kuda. Mereka pun harus menyeberangi sungai deras yang menjadi pembatas wilayah hutan. Soren memilih menyeberangi sungai dengan melakukan lompatan tinggi. Dia berpijak pada batu besar di sungai sekali, sebelum akhirnya mendarat di tepi hutan. Sementara itu, Lock memusatkan ‘Caera’ pada telapak kakinya untuk menyeberangi sungai dengan berlari di atas air. Triknya adalah dengan berjalan dengan cepat, tanpa memberikan tekanan berlebihan pada permukaan air.Soren berkomentar sarkastis, “Kau pikir kau ninja, ya?”Kaki Lock menginjak tanah tepat di sebelah Soren. “Kukira lebih baik daripada katak?”Soren menggumamkan sesuatu, lalu segera berlari meninggalkan Lock. Lock tidak terlalu mendengar apa yang diucapkan Soren, tetapi kedengarannya seperti: ‘Harusnya aku membunuh si brengsek ini sejak awal.’Pada dasarnya, kecepatan berlari dengan menggunakan
Ledakan terjadi dimana bola-bola itu berhenti menggelinding. Ledakan itu tidak besar, tetapi cukup destruktif dan mengeluarkan api hingga desa mulai terbakar. Seakan mengejek, pasukan Ares memodifikasi bom tersebut hingga lebih menyerupai kembang api; seolah mereka ingin menyaksikan desa tersebut terbakar dengan indah. Suara ratapan dan tangis terdengar dari arah para penduduk, sementara beberapa prajurit tertawa dan bertepuk tangan saat menyaksikan kembang api yang mulai membakar desa. Walaupun melihat apa yang terjadi di bawah, baik Soren maupun Lock tidak beranjak sedikitpun. “Ini berkembang ke arah yang kuinginkan.” kata Soren puas. “Oh, ya? Termasuk kembang api itu?” Soren mengacuhkan komentar sarkas Lock, dan berkata, “Kita temui kakek itu setelah ini.” “Untuk apa?” “Kau bodoh? Tentu saja bernegosiasi. Kakek itu pasti akan memberitahu informasi jika kita berjanji akan membebaskan cucunya.” Lock nyaris tak mampu menahan di