Home / Romansa / The Mistress / 3 | Bastards!

Share

3 | Bastards!

Author: Long Journey
last update Last Updated: 2021-10-31 17:33:12

Bagian III

🖤

Cahaya yang masuk melalui celah jendela Rheshylla begitu menyilaukan. Dia pun terbangun dengan kernyitan di kening tetapi perlahan mulai menyesuaikan diri dengan cahaya tersebut. 

Rheshylla duduk bersandar di kepala ranjang dan memijat keningnya yang entah mengapa terasa pening. Dia pun meraih ponsel dan menghidupkannya. Rheshylla berniat meminta pertolongan Lalisa melalui telepon. Namun, saat ponsel telah hidup dia justru mendapat pesan W******p dari Lalisa yang mengatakan jika gadis itu saat ini sudah pergi ke pameran lukis bersama Samuel.

[Sammy td beli bubur buat kita. Punyamu aku taruh di atas meja. Jangan lupa sarapan ya Eci Imut! I love you <3] 

Rheshylla tersenyum dan menggelengkan kepala membaca pesan lanjutan dari sahabatnya itu. Dia tentu tak ingin merepotkan Lalisa dengan sakit di kepalanya. Bergegas Rheshylla pun bangkit dan mengambil handuk serta baju rumahan di dalam lemari. Kemudian berjalan menuju kamar mandi yang terletak di dekat dapur. Berharap jika guyuran air dingin di pagi hari dapat menghilangkan rasa pening di kepalanya. 

Selesai mandi, Rheshylla menjemur handuk di tempat biasa lalu menuju meja makan. Dia melihat bungkusan plastik berisi bubur ayam yang Lalisa bicarakan tadi. Bergegas dia mengambil mangkuk dan menuang bubur beserta toppingnya yang sudah dingin itu. Karena sudah sangat lapar, Rheshylla malas menghangatkannya lebih dulu.

"Oh iya! Aku belum ngecek udah ada yang kasih feedback belum," ujar Rheshylla.

Dia bergegas mencuci mangkuk bekas makannya dan kembali ke kamar. Pusing yang Rheshylla rasakan cukup mereda saat ini. Dia tidak perlu berjalan dengan terhuyung-huyung lagi. 

Sampai di kamar, jantung Rheshylla tiba-tiba berdetak dengan begitu cepat. Harap-harap cemas Rheshylla menunggu aplikasi dimuat agar bisa melihat sapaan demi sapaan yang masuk ke akunnya. Namun, tak dia sangka bahwa ada banyak akun yang mengiriminya pesan. Rheshylla tak tahan untuk tidak tersenyum dengan pipi merona. Satu per satu pesan itu dibukanya.

[Halo dek! Salam kenal ya. Main yuk!]

[Hai Cici. Salam kenal ya. Kamu kos di mana?]

[Halo, Eci! Mau main sama Abang nggak?]

[Hai, sexy! Share loc dong!]

[Bidadari dari mana nih? Kasurnya kok kosong. Mau abang temenin nggak?]

[Picture opened!]

"Ewww!" Rheshylla bergidik ngeri saat ada lebih dari tiga orang yang mengiriminya gambar tidak senonoh. Dia merasa sangat jijik sehingga refleks melempar ponselnya. Untung masih di atas kasur dan bukan di lantai. 

"Mereka apaan sih! Nggak tahu malu banget ngirim kayak gitu ke aku?! Dikira aku ini perempuan murahan apa!?" sungut Rheshylla. 

"Sinting!"

Rheshylla terus mengumpati pria-pria menjijikan itu. Dia lanjut menggulir jarinya dan melihat-lihat pesan lain yang berjumlah lebih dari seratus pesan. Namun, hampir semua orang menyapanya dengan kalimat yang sama. Rheshylla bahkan heran ada pula yang memanggilnya 'sexy'. Padahal dia hanya memasang satu foto yang diambil langsung saat dia dalam keadaan insomnia tadi malam. 

Gadis polos ini tak sadar bahwa foto yang menurutnya jelek, justru memberi kesan berbeda di mata laki-laki. Orang dengan pikiran yang kotor pasti akan merasa jika foto di atas tempat tidur dengan rambut acak-acakan dan wajah lelah adalah jenis foto yang disengaja bertujuan untuk menggoda iman para pria. Walaupun kenyataannya tidak seperti itu, tetapi gadis polos bernama Rheshylla yang awam perihal hubungan laki-laki dan perempuan itu belum memahaminya. 

"Orang Indo kayak gitu semua emang ya? Bastard banget anjir!" kesal Rheshylla mengumpati pria-pria lokal berhidung belang. "Ganti lokasi aja kali ya?" lanjut Rheshylla masih bermonolog. 

Rheshylla pun mengubah pengaturan profilnya. Dia mengganti lokasi dari Indonesia menjadi Turkey. Siapa tahu dia bisa menemukan cinta sejatinya di negara itu, 'kan? Apalagi pria-pria bule di sana tampan dan tampak gagah dengan brewok yang sengaja dipelihara. 

"Kali aja aku dapat laki-laki suamiable kayak Osman Bey," ujar Rheshylla seraya membayangkan salah satu aktor pemain drama kolosal itu. 

Rheshylla kembali memulai aksinya memberi tanda suka pada foto pria-pria tampan di aplikasi itu. Dia berharap akan mendapat perlakuan berbeda dari mereka. Setidaknya Rheshylla berharap dapat berkenalan dengan pria tampan dan baik seperti Musab, seorang YouTuber terkenal yang memiliki istri orang Indonesia. 

Saat dia masih berkutat dengan foto-foto pria tampan itu, Rheshylla mendapat sebuah panggilan telepon dari Lalisa. Segera gadis itu menekan tombol hijau. 

"Halo, Ca!" sapa Rheshylla. 

"Halo juga, Eci Imut! Udah sarapan, Ci? Aku minta maaf ya tadi pergi ninggalin kamu. He he he ...," ujar Lalisa di seberang sana. 

"Udah. Makasih banyak ya, Ca! Minta tolong sampaikan makasih buat Samuel juga. And it's okay, Ca! Kemarin kamu batal kencan gara-gara jemput aku. Kalau kamu sekarang mau pergi sama Samuel ya emang udah sepantasnya. Nggak usah ngerasa gimana-gimana sama aku ya! Take your time!" seru Rheshylla semangat. Dia tak ingin Lalisa mendengar suaranya yang berbeda apalagi sampai Lalisa tahu kalau Rheshylla tengah tidak enak badan. Bisa-bisanya terjadi keributan besar pada gadis hiperbola yang tengah kencan itu. 

"Hi hi hi! Okay, Ci!"

Mereka mengobrol sebentar sembari menunggu Samuel selesai membelikan Lalisa tiket. Rheshylla beruntung sekali memiliki sahabat yang pengertian seperti Lalisa yang tidak mengungkit-ungkit soal mencari pekerjaan baru. Rheshylla senang karena Lalisa mengerti jika dirinya juga menghadapi kesulitan mencari kerja ketika tidak punya ijazah apa-apa. 

Panggilan terputus oleh Lalisa yang mengatakan jika Samuel telah kembali. 

Rheshylla meletakkan ponselnya sembarangan di atas kasur. Dia mengikat rambutnya yang mulai mengering lalu menuruni ranjang. Rheshylla berniat menghilangkan kegelisahannya soal pekerjaan dengan melakukan beberapa pekerjaan rumah. 

Mulai dari menyapu kamarnya sendiri, menaruh pakaian kotor yang ditumpuknya ke ember dekat kamar mandi, mengepel, bahkan membersihkan kamar Lalisa juga. Semua itu akan dia lakukan untuk membunuh waktu bosannya. 

Hingga matahari mulai beranjak turun, Rheshylla baru selesai mengerjakan pekerjaannya. Kepalanya terasa pening, dan untuk menghalau rasa sakit tersebut, Rheshylla mengambil ponsel berniat mencari sesuatu yang bisa mengembalikan mood yang hilang. Dia pun ingat dengan aplikasi kencan yang dia tinggalkan tadi. Segera Rheshylla membukanya, tak sabar rasanya Rheshylla membaca pesan-pesan dari pria-pria Turki yang tampan itu. 

Namun, kenyataan benar-benar tak pernah sesuai dengan ekspetasi Rheshylla. Dia justru mendapat banyak pelecehan atas tindakannya itu. 

[How are you, Sexy?]

[Missed Voice Call at 10.00 am]

[Missed Video Call at 10.01 am]

[Send me nude pictures? I'll pay you]

"Damn! Why are they so fucking annoying!? Bastard!" umpat Rheshylla tak bisa menahan kekesalannya. Dia bahkan sampai menitikkan air mata karena itu. 

"Emang aku nggak ditakdirkan punya seseorang yang bisa mencintai aku dengan tulus, ya? Kenapa semua orang cuma butuh aku buat muasin selangkangannya aja sih? Ha ha ha," tawa Rheshylla terdengar hambar. 

Rheshylla hampir putus asa. Dia memang tidak seharusnya mencari-cari masalah karena saat semua itu terjadi, Rheshylla hanya akan terjerembab ke dalam lubang yang digalinya sendiri. 

Namun, rupanya Rheshylla bukan gadis yang akan menyerah dengan mudah. Dia dengan kasar menghapus air mata di pipi dan mencoba tersenyum ke arah kaca. 

"Aku cantik kok! Aku yakin suatu hari nanti bakal ketemu sama cowok yang mau sama aku. Pasti!" ucapnya pada cermin seolah tengah berbicara yakin dengan orang lain. 

Pria-pria Turkey yang ternyata tidak sesuai bayangan awal pun dia masukkan ke dalam blacklist. Bersamaan dengan pria-pria lokal yang sangat mesum dan menjijikkan tadi malam. 

"Okey! Aku bakal coba untuk terakhir kalinya, ya! Kalau kali ini aku dapat orang-orang kayak gitu lagi, aku bakal langsung hapus aplikasinya," tekad Rheshylla. 

Dia pun mengganti lokasi dari Turki ke Amerika Serikat. Entah jenis pria macam apa lagi yang akan dia temui. Rheshylla padahal tahu jika Amerika terkenal akan freedom of life. Hidup di sana terlalu bebas. Bahkan sepasang kekasih yang baru dinyatakan legal saja berani tinggal berdua. Tak tahu lagi sudah hilang kemana akal sehat Rheshylla. 

[Hey, Cutie!]

Related chapters

  • The Mistress   4 | Found You

    Bagian IV 🖤 [Hey, Cutie!] Tak disangka baru menggeser beberapa foto ke kanan, sudah ada satu akun yang mengiriminya pesan. Rheshylla membuka profil tersebut dan menemukan sebuah foto pria matang dengan rahang tegas dan bulu tipis-tipis di wajah. Satu kata untuk menggambarkan pria dewasa itu. Tampan. Jantung Rheshylla tiba-tiba berdetak sangat kencang. Dengan jari-jari yang gemetar Rheshylla mengetik beberapa huruf untuk membalas. [Hello...] Tampak di bawah foto profil pria tersebut tulisan typing yang berarti dia tengah mengetik balasan untuk Rheshylla. [How are you doing?] Rheshylla keasyikan berbalas pesan dengan pria bule itu. Tampaknya dia cukup nyaman dengan pembicaraan bersama pria matang. Sampai saat ini, belum ada tanda-tanda bahwa pria itu seorang b**ingan. Tiba-tiba, pria dewasa di seberang sana menekan tombol panggil. Rheshylla ragu haruskah dia mengangkat panggilan video itu

    Last Updated : 2021-10-31
  • The Mistress   5 | First Love, First Hurt

    Bagian V 🖤 "Ci! Hari ini aku mau ke galeri. Kamu mau ikut nggak?" tanya Lalisa kepada Rheshylla setelah gadis itu selesai mandi. "Ngapain ke galeri?" "Persiapan pameran. 'Kan setelah wisuda aku mau ngadain pameran. Gimana sih!?" Rheshylla memutar otak mencari memori kapan Lalisa pernah mengatakan perihal pameran ini. Namun, sepertinya nihil. Dia tak dapat mengingat apapun. Rheshylla pun menatap Lalisa dengan tajam. "Kamu belum ngomongin ini sama aku by the way," sarkas Rheshylla. Lalisa pun terkejut karena bisa-bisanya dia lupa memberi Rheshylla kabar tentang pameran ini. Dia hanya bisa menunjukkan cengirannya karena malu. Hal itu membuat Rheshylla memutar bola matanya malas. "Ya udah, ayo!" Segera Rheshylla dan Lalisa bersiap untuk pergi ke galeri seni milik Lalisa. Tak ada persiapan khusus, hanya celana jeans dan kaus polos yang melekat di tubuh keduanya. Dua gadis muda ini memang tak

    Last Updated : 2021-10-31
  • The Mistress   6 | Such a Bad Liar

    Bagian VI "Hey, kamu kenapa nangis di sini, Ci?" Rheshylla yang tadinya meringkuk di lantai teras pun mendongak kala mendengar suara Lalisa memanggilnya. Dia lalu mendapati sang sahabat tengah menatapnya penuh kekhawatiran. Rheshylla merutuk kebodohannya yang tak memperhatikan sekitar. Bagaimana bisa Rheshylla menangis di tempat ramai seperti ini!? Menghapus air matanya dengan kasar, Rheshylla berusaha bangkit dan membersihkan celananya yang sudah menduduki debu. Seketika dia merubah mimik wajahnya menjadi seperti anak kecil. "Aku tuh sedih. Kamu sibuk banget, sampai nggak inget kalau bawa aku. Aku mau ngajak makan tapi nggak jadi karena kamunya ngilang," kata Rheshylla dengan bibir yang dikerucutkan. Lalisa yang melihat itu pun memutar bola matanya dengan malas. Rheshylla padahal berusia beberapa bulan lebih tua dari Lalisa. Namun, justru Rheshylla-lah yang bersikap kekanakan. Lalisa meraih kedua pipi Rheshylla dan menekann

    Last Updated : 2021-11-09
  • The Mistress   1 | Sahabat Sejati

    Bagian I "Maaf, Resila. Saya sudah nggak bisa memperkerjakan orang yang nggak disiplin seperti kamu," ucap seorang wanita dewasa dengan pakaian mahalnya. Rheshylla menatap sang atasan penuh kesedihan, "Saya mohon maaf, Mbak Astrid. Saya janji nggak akan terlambat lagi. Saya akan berangkat pagi dan—" "Cukup Resila! Sudah berapa kali kamu berjanji seperti itu? Apa kenyataannya? Kamu tetap terlambat! Bukan semenit dua menit. Tapi hampir satu jam!" Pemilik kafe tempat Rheshylla bekerja menaikkan suaranya. Menandakan bahwa dia benar-benar sedang marah saat ini. Rheshylla sangat sedih menghadapi hari pemecatan dari kafe yang sudah tiga tahun memperkerjakannya. Tidak ada lagi yang bisa dilakukan oleh wanita muda berusia dua puluh dua itu selain menundukkan wajah tak berani menatap manik mata sang atasan—ralat, mantan atasan. Wanita pemilik kafe pun menyerahkan sebuah amplop berisi gaji setengah bulan milik Rheshylla.

    Last Updated : 2021-10-31
  • The Mistress   2 | Online Dating Apps

    Bagian II🖤Pukul sembilan malam, Rheshylla baru terjaga. Tak terasa dia sudah terlelap hampir empat jam lamanya. Sekarang perutnya terasa sangat lapar. Dia pun bangkit dari ranjang berniat mencari sesuatu untuk dimakan."Hape Ica di sini, orangnya ke mana?" monolog Rheshylla setelah melihat ponsel milik Lalisa di atas meja dapur.Rheshylla berniat mengabaikannya. Namun, dia takut jika panggilan itu penting. Dia pun mematikan kompor sebelum selesai memasak mie, dan melangkah menuju kamar Lalisa untuk mencari keberadaan gadis itu."Ica! Hapemu bunyi terus, Ca! Kamu angkat dulu nih, siapa tahu penting," teriak Rheshylla yang menganggap Lalisa sudah tertidur."Ica! Kamu di dalam, 'kan?!""ICA!"Namun, setelah berkali-kali meneriaki nama Lalisa gadis itu tak kunjung keluar dari kamar. Rheshylla yang merasa khawatir pun akhirnya membuka pintu kamar Lalisa.Setelah pintu terbuka, Rheshylla bisa bernapa

    Last Updated : 2021-10-31

Latest chapter

  • The Mistress   6 | Such a Bad Liar

    Bagian VI "Hey, kamu kenapa nangis di sini, Ci?" Rheshylla yang tadinya meringkuk di lantai teras pun mendongak kala mendengar suara Lalisa memanggilnya. Dia lalu mendapati sang sahabat tengah menatapnya penuh kekhawatiran. Rheshylla merutuk kebodohannya yang tak memperhatikan sekitar. Bagaimana bisa Rheshylla menangis di tempat ramai seperti ini!? Menghapus air matanya dengan kasar, Rheshylla berusaha bangkit dan membersihkan celananya yang sudah menduduki debu. Seketika dia merubah mimik wajahnya menjadi seperti anak kecil. "Aku tuh sedih. Kamu sibuk banget, sampai nggak inget kalau bawa aku. Aku mau ngajak makan tapi nggak jadi karena kamunya ngilang," kata Rheshylla dengan bibir yang dikerucutkan. Lalisa yang melihat itu pun memutar bola matanya dengan malas. Rheshylla padahal berusia beberapa bulan lebih tua dari Lalisa. Namun, justru Rheshylla-lah yang bersikap kekanakan. Lalisa meraih kedua pipi Rheshylla dan menekann

  • The Mistress   5 | First Love, First Hurt

    Bagian V 🖤 "Ci! Hari ini aku mau ke galeri. Kamu mau ikut nggak?" tanya Lalisa kepada Rheshylla setelah gadis itu selesai mandi. "Ngapain ke galeri?" "Persiapan pameran. 'Kan setelah wisuda aku mau ngadain pameran. Gimana sih!?" Rheshylla memutar otak mencari memori kapan Lalisa pernah mengatakan perihal pameran ini. Namun, sepertinya nihil. Dia tak dapat mengingat apapun. Rheshylla pun menatap Lalisa dengan tajam. "Kamu belum ngomongin ini sama aku by the way," sarkas Rheshylla. Lalisa pun terkejut karena bisa-bisanya dia lupa memberi Rheshylla kabar tentang pameran ini. Dia hanya bisa menunjukkan cengirannya karena malu. Hal itu membuat Rheshylla memutar bola matanya malas. "Ya udah, ayo!" Segera Rheshylla dan Lalisa bersiap untuk pergi ke galeri seni milik Lalisa. Tak ada persiapan khusus, hanya celana jeans dan kaus polos yang melekat di tubuh keduanya. Dua gadis muda ini memang tak

  • The Mistress   4 | Found You

    Bagian IV 🖤 [Hey, Cutie!] Tak disangka baru menggeser beberapa foto ke kanan, sudah ada satu akun yang mengiriminya pesan. Rheshylla membuka profil tersebut dan menemukan sebuah foto pria matang dengan rahang tegas dan bulu tipis-tipis di wajah. Satu kata untuk menggambarkan pria dewasa itu. Tampan. Jantung Rheshylla tiba-tiba berdetak sangat kencang. Dengan jari-jari yang gemetar Rheshylla mengetik beberapa huruf untuk membalas. [Hello...] Tampak di bawah foto profil pria tersebut tulisan typing yang berarti dia tengah mengetik balasan untuk Rheshylla. [How are you doing?] Rheshylla keasyikan berbalas pesan dengan pria bule itu. Tampaknya dia cukup nyaman dengan pembicaraan bersama pria matang. Sampai saat ini, belum ada tanda-tanda bahwa pria itu seorang b**ingan. Tiba-tiba, pria dewasa di seberang sana menekan tombol panggil. Rheshylla ragu haruskah dia mengangkat panggilan video itu

  • The Mistress   3 | Bastards!

    Bagian III🖤Cahaya yang masuk melalui celah jendela Rheshylla begitu menyilaukan. Dia pun terbangun dengan kernyitan di kening tetapi perlahan mulai menyesuaikan diri dengan cahaya tersebut.Rheshylla duduk bersandar di kepala ranjang dan memijat keningnya yang entah mengapa terasa pening. Dia pun meraih ponsel dan menghidupkannya. Rheshylla berniat meminta pertolongan Lalisa melalui telepon. Namun, saat ponsel telah hidup dia justru mendapat pesan WhatsApp dari Lalisa yang mengatakan jika gadis itu saat ini sudah pergi ke pameran lukis bersama Samuel.[Sammy td beli bubur buat kita. Punyamu aku taruh di atas meja. Jangan lupa sarapan ya Eci Imut! I love you <3]Rheshylla tersenyum dan menggelengkan kepala membaca pesan lanjutan dari sahabatnya itu. Dia tentu tak ingin merepotkan Lalisa dengan sakit di kepalanya. Bergegas Rheshylla pun bangkit dan mengambil handuk serta baju rumahan di dalam lemari. Kemudian berjalan menuju kamar m

  • The Mistress   2 | Online Dating Apps

    Bagian II🖤Pukul sembilan malam, Rheshylla baru terjaga. Tak terasa dia sudah terlelap hampir empat jam lamanya. Sekarang perutnya terasa sangat lapar. Dia pun bangkit dari ranjang berniat mencari sesuatu untuk dimakan."Hape Ica di sini, orangnya ke mana?" monolog Rheshylla setelah melihat ponsel milik Lalisa di atas meja dapur.Rheshylla berniat mengabaikannya. Namun, dia takut jika panggilan itu penting. Dia pun mematikan kompor sebelum selesai memasak mie, dan melangkah menuju kamar Lalisa untuk mencari keberadaan gadis itu."Ica! Hapemu bunyi terus, Ca! Kamu angkat dulu nih, siapa tahu penting," teriak Rheshylla yang menganggap Lalisa sudah tertidur."Ica! Kamu di dalam, 'kan?!""ICA!"Namun, setelah berkali-kali meneriaki nama Lalisa gadis itu tak kunjung keluar dari kamar. Rheshylla yang merasa khawatir pun akhirnya membuka pintu kamar Lalisa.Setelah pintu terbuka, Rheshylla bisa bernapa

  • The Mistress   1 | Sahabat Sejati

    Bagian I "Maaf, Resila. Saya sudah nggak bisa memperkerjakan orang yang nggak disiplin seperti kamu," ucap seorang wanita dewasa dengan pakaian mahalnya. Rheshylla menatap sang atasan penuh kesedihan, "Saya mohon maaf, Mbak Astrid. Saya janji nggak akan terlambat lagi. Saya akan berangkat pagi dan—" "Cukup Resila! Sudah berapa kali kamu berjanji seperti itu? Apa kenyataannya? Kamu tetap terlambat! Bukan semenit dua menit. Tapi hampir satu jam!" Pemilik kafe tempat Rheshylla bekerja menaikkan suaranya. Menandakan bahwa dia benar-benar sedang marah saat ini. Rheshylla sangat sedih menghadapi hari pemecatan dari kafe yang sudah tiga tahun memperkerjakannya. Tidak ada lagi yang bisa dilakukan oleh wanita muda berusia dua puluh dua itu selain menundukkan wajah tak berani menatap manik mata sang atasan—ralat, mantan atasan. Wanita pemilik kafe pun menyerahkan sebuah amplop berisi gaji setengah bulan milik Rheshylla.

DMCA.com Protection Status