Beranda / Fantasi / The Lunar / TAMU ASING DI HUTAN KEMATIAN

Share

TAMU ASING DI HUTAN KEMATIAN

Penulis: Ontelicious
last update Terakhir Diperbarui: 2021-08-11 03:52:42

Bianca, Henry, Matt dan John turun dari mobil mereka setelah memakai jas hujan masing-masing. Sekarang di depan mata mereka adalah jalan masuk menuju hutan Froprain. Tampak begitu menyeramkan ketika tak ada cahaya mentari sama sekali di atas kepala mereka. Sejak dua kilometer menuju tepi hutan kematian, mereka sudah disuguhkan dengan rintik hujan. 

“Kita harus masuk ke dalam?” tanya Bianca yang sedikit ciut nyalinya ketika melihat pemandangan yang menyeramkan. 

Batang-batang pohon besar yang berlumut dan jelas sekali tempat itu tak terjamah oleh manusia. Mungkin semua orang ketika melewati jalur jalan raya itu selalu berdoa dalam hati agar tidak terjadi apa-apa. 

Bahkan di tepi jalan ada papan peringatan bahwa di sana adalah kawasan rawan kecelakaan. Benar kata orang-orang, semua yang masuk ke dalam sana hanyalah untuk orang yang sudah putus asa dan tak ada harapan,

“Kau takut?” tanya Henry menatap wajah Bianca yang terus menggigit bibi

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • The Lunar   KARENA KAMU VAMPIR

    “Setelah sekian lama kau tak bertemu dengan kekasih hati. Kini ia ada di hadapanmu. Saatnya kau melepas semua kerinduan dengan pelukan erat.”***Selena tercenung memerhatikan Rain yang tidak bergerak sama sekali. Badan lelaki yang begitu atletis itu terbaring di dekat perapian yang menyala. Di atas karpet tebal dengan penutup kain berbahan sutera, tentu saja akan membuat Rain jauh lebih nyaman daripada di atas rumput dan di bawah guyuran hujan tadi.Mata Selena tak teralihkan dari wajah Rain yang tak sepucat tadi. Tak menyangka ia bisa melihat wajah itu lagi. Lengkung bibir Selena ditarik ke atas menatap paras yang dia rindukan. Ingin rasanya ia menyentuh Rain tapi ditahannya.Sejak melihat Rain yang tergeletak tak berdaya, Selena langsung kembali ke rumah untuk mengambil selimut agar kulit mereka tak bersentuhan. Selena tak ingin menyakiti Rain dan membuat lelaki itu tambah sekarat.Sekarang sudah tiga jam sejak Rain ditemuka

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-12
  • The Lunar   YOU DIDN'T GO

    "Karena kamu vampir." Rain mengatakan kalimat mengejutkan itu tanpa mengalihkan pandangan dari wajah selena.Pupil mata Selena membulat sempurna saat mendengar itu. Betapa dirinya sangat terkejut karena tak ada satu orang pun yang dia beritahu tentang identitas asli dirinya."A–apa maksudmu?" tanya Selena pura-pura tak mengerti. Ia mengalihkan pandangan dan enggan menatap langsung Rain."Aku sudah tahu semuanya," bisik Rain lagi.Selena memberanikan diri menatap Rain. Tatapan teduh dan sendu itu membuat dirinya tak dapat mengelak lagi.Apa aku harus mengatakan semuanya?Selena mendorong pelan tubuh Rain agar tak mengurungnya dengan tangan lagi. Kepalanya

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-13
  • The Lunar   MAKING LOVE (18+)

    Aku tidak tahu kalau akhirnya akan tetap bisa bersama Rain seperti ini. Mencium bibirnya. Memainkan lidahku di antara rongga mulutnya. Bahkan membiarkan tangannya meraba bagian sensitif dariku. Tak apa … aku akan coba menikmatinya.Selena berusaha untuk tetap berpegang pada kewarasannya ketika permainan Rain semakin liar.Tanpa sehelai benang pun yang melapisi tubuh mereka berdua. Kamar luas dengan tempat tidur yang tak pernah disentuh Selena, sekarang menjadi saksi."Ngh … hhahh … hhahh … Rain," racau Selena ketika jari tengah Rain tengah berpacu dengan suara basah di area sensitif Selena. Sesekali lelaki itu memainkan klitoris milik kekasihnya sehingga membuat Selena harus terpejam dan mengerang menjambak bagian belakang rambut Rain.

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-13
  • The Lunar   I WANT YOU, MATT

    Bianca sudah tak dapat melanjutkan perjalanannya lagi. Ia sudah sangat lemah dengan kondisi yang dipaksakan seperti itu. Bahkan untuk melangkah saja ia sudah tak memiliki kekuatan.“Aku sangat haus,” rintih gadis itu lalu terduduk di atas rumput yang basah.Rintik-rintik kecil membasahi mantel yang mereka kenakan. Henry yang sedari tadi berada di sisi Bianca langsung berteriak memanggil Matt dan John agar mereka kembali.“Bia … kau harus istirahat sebentar,” kata Henry sedikit panik.Bianca terpejam dan mengangguk lemah. Sekali lagi mereka melihat tenda yang berjarak sekitar dua ratus meter darinya. “Kita bisa ke sana!” kata Henry menunjuk tenda itu.Bianca menahan tangan Henry dan m

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-14
  • The Lunar   BABY, DON'T STOP (18+)

    "Akal sehat tak akan berguna ketika cinta sudah membekap diri."***Pilihan yang sulit menimpa Matt sekarang. Bianca yang kritis dan hatinya yang menolak untuk menyentuh gadis yang dianggapnya seperti adik sendiri itu.Matt, gunakan akal sehatmu. Ingat, dia Bianca adalah adikmu meski tak sedarah. Tetap saja ini akan menjadi hubungan yang sangat canggung.Matt ingin keluar tenda dan meninggalkan Bianca, akan tetapi hati nuraninya tak tega."Ah, damn!" rutuknya ketika sudah berada di luar tenda dan membiarkan Bianca di dalam sana.Logikanya terus berperang dengan batinnya. Sementara kehadiran John dan Henry tidak juga muncul. Ia semakin gelisah.Apa yang harus aku lakukan? Apa aku akan memberikan zat feromonku padanya atau—Matt mengacak rambutnya dengan kuat. Mendadak kepalanya sangat sakit diberikan pilihan sulit seperti itu.Samar, terdengar suara Bianca memanggil lirih nama Matt. Lelaki itu harus kemb

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-14
  • The Lunar   THIS IS PEACE

    Untuk pertama kalinya setelah sekian tahun, mentari menyeruak memaksa masuk di antara awan mendung di Hutan Kematian. Hawa hangat menyentuh kulit Rain yang tertidur di atas tempat tidur, sendirian. Selena tercenung melihat lelaki yang hanya ditutupi selimut berwarna ungu di bagian pinggang hingga ke bawah. Tubuhnya penuh luka-luka yang mengering.Kedua sudut bibir Selena terangkat ketika lelaki itu mulai bergerak kesilauan karena cahaya matahari langsung menuju matanya yang tertutup. Dengan sigap Selena yang sudah memakai gaun putih selututnya langsung berjalan menghampiri Rain. Berdiri di samping tempat tidur, tepat di mana cahaya matahari mengganggu tidur kekasihnya.Sekarang mata Rain tidak kesilauan lagi karena terhalang oleh tubuh vampir yang otomatis terlihat bercahaya itu. Bukannya melanjutkan tidur, Rain memilih untuk membuka mata secara perlahan. Siluet tubuh Selena terlihat. Ia langsung mengembangkan senyum dengan mata setengah mengantuk.“Hai &h

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-16
  • The Lunar   OBOR MENYALA

    Hujan kembali deras, tidak lama setelah Rain dan Selena menikmati ciuman paginya di balkon kastil. Mereka berdua masuk ke dalam daripada harus kebasahan. Menatap guyuran air yang turun dari langit. Meski hanya sebentar saja mentari menghangatkan hutan kematian, itu sudah bisa termasuk sebagai keajaiban.“Sudah lama aku tidak melihat matahari,” ucap Selena menatap awan yang kembali gelap melalui jendela kamar yang tinggi dan besar.Rain segera mendekati Selena dan melingkarkan tangannya dari belakang. Kemudian mencium tengkuk gadis itu dan menghirup wanginya dalam-dalam. “Kita akan pulang ke Breavork ‘kan?” bisiknya.Selena tersenyum dan mengangguk membenarkan. Ia memegang tangan Rain yang berada di perutnya. “Iya. Kita akan pulang.”“Dan … apakah aku boleh menawarkan sesuatu padamu?” lanjut Rain.“Apa?”Rain memutar tubuh Selena agar menghadap padanya. Sekarang ia bisa

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-17
  • The Lunar   MELINDUNGI DAN DILINDUNGI

    Meski hatinya sedikit ragu dengan pilihannya untuk menghadapi amukan warga, akan tetapi dia tak memiliki pilihan lain. Selena harus dilindungi. Dia belum pernah melihat gadis yang selalu bertameng tebing es itu begitu ketakutan. Bahkan kalau saja Selena bisa menangis, mungkin sekarang meraung karena terlalu takut. Tubuhnya juga gemetar saat Rain merengkuh ke dalam pelukannya.Tangan Rain memegang gagang pintu terbuat dari perak itu. Ia menarik napas panjang sebelumnya untuk meyakinkan hatinya. Ada terbersit rasa takut dalam dirinya, akan tetapi melindungi Selena adalah tujuannya sekarang.Gagang pintu ditariknya ke belakang. Terasa berat karena ukuran pintu yang begitu besar dan tebal. Wajar saja kalau manusia-manusia terkutuk itu tak dapat mendobrak pintu kastil tersebut.Pintu terbuka dengan lebar dan Rain bisa melihat bagaimana silaunya cahaya api di obor tangan manusia itu. Ia bahkan harus mengangkat tangan untuk melindungi matanya sesaat karena cahaya itu m

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-18

Bab terbaru

  • The Lunar   AKHIR BAHAGIA. SAMPAI JUMPA

    Setelah musim panas berakhir, maka masuklah musim paling syahdu yaitu musim gugur. Sisa hawa panas memang masih ada, namun angin pun sudah mulai berembus. Selena memakai kaos tipis yang dilapisi dengan mantel panjang berwarna merah favoritnya, Ia tampak begitu sangat cantik malam ini. Terlebih jeans panjang dengan sepatu ankle boot hitam membuatnya menjadi tampak sempurna.Sama seperti Selena, Bianca dan Erika pun juga memakai outfit yang sama meski beda warna dan hiasan baju lainnya. Mereka semua sudah siap untuk pergi ke festival musim gugur bersama dengan pasangan masing-masing.“Aku tidak memiliki pasangan. Lalu, nanti sama siapa setelah di sana?” tanya Erika kebingungan.“Jangan cemas. Kamu bisa bersamaku, Bianca atau Syilea.” Selena mencoba menenangkan Erika.“Aku tidak ingin mengganggu kesenangan kalian,” tolak Erika dengan segan.“Ah, begini saja … bagaimana kalau kita tidak usah berpencar? K

  • The Lunar   BERKAT LANGIT DAN BUMI

    Syilea sangat terkejut dengan serangan ciuman dari Henry. Pupil matanya membulat sempurna tatkala sebuah memori ingatan melemparkannya ke suatu tempat yang aneh. Di mana ia melihat dirinya dan Henry yang sedang berciuman di ruang tamu rumahnya, pernyataan cinta dari Henry, hadiah bunga dan jalan-jalan malam di festival hingga akhirnya ia melihat seorang vampir yang berdiri di hadapannya dengan seringai menyeramkan beserta taring tajam.Jantung Syilea berdentam dengan sangat cepat ketika dia potongan memori ingatannya kembali seperti puzzle yang mulai tersusun hingga membentuk gambar sempurna.Satu detik … Dua detik … Tiga detik … Empat detik … Lima detik.Seketika pandangan Syilea menjadi samar bersamaan dengan Henry yang menarik mundur wajahnya. Dengan tatapan sayu, Syilea menatap Henry yang dikenalnya sebagai kekasihnya, bukan orang asing lagi.“Henry,” bisik Syilea dengan lirih.“Apa kamu sudah ingat

  • The Lunar   ENERGI BERCINTA

    Keesokan harinya, Selena sudah bersiap menuju sekolah dijemput Rain seperti biasa. Seperti yang dikatakan Arion tadi malam, mulai hari ini dia tidak akan muncul lagi di hadapannya. Perpisahan tadi malam sudah cukup menguras emosinya hingga membuat Selena merasakan seperti ada duri tertancap di hatinya.“Kenapa aku merasa tidak rela untuk kehilangannya?” gumam Selena sambil berjalan menuju anak tangga.“Elle … berangkat dengan Rain?” tanya Bianca yang tiba-tiba saja berjalan di sisinya.“Ya.” Selena menjawab singkat.“Ada apa denganmu? Wajahmu terlihat linglung,” heran adiknya.“Bia … apa kamu tahu kalau Arion pergi?” tanya Selena akhirnya pada Bianca.“Iya, tau. Ayah sudah menceritakan pada kami semua tadi malam saat kamu dan dia pergi jalan-jalan,” jawab Bianca.“Kenapa kamu tidak sedih?”“Buat apa? Dia kan hanya pergi untuk

  • The Lunar   CIUMAN PERPISAHAN

    Masih di bar khusus para vampir. Selena tidak meminum apapun, ia hanya melihat Arion yang sudah menghabiskan empat gelas kecil berisi darah manusia.“Sepertinya kamu sudah terlalu lama menahan ini semua,” sindir Selena pada Arion yang meletakkan gelas terakhir di atas meja.“Maafkan aku. Tidak mudah untuk membuang kebiasaan,” jawab Arion yang memberi kode pada bartender untuk mengisi gelasnya lagi.“Setidaknya sekarang kamu sudah bersahabat dengan kata maaf,” jawab Selena tersenyum. “Setelah ini, kamu ingin membawaku kemana lagi?”“Pantai,” jawab Arion.Selena mengernyit dan bingung. “Pantai?” ulangnya.“Bukankan kamu sangat suka melihat laut?” tanya Arion.Selena mengangguk. Ia tak membantah tebakan Arion. “Ya. Aku suka.”“Laut akan terlihat indah bila dilihat saat malam hari,” lanjut Arion lalu kembali minum.&ld

  • The Lunar   SELENA - ARION (1)

    Para gadis sudah tiba di rumah saat pukul delapan malam. Saat itulah mereka melihat para lelaki berkumpul di ruang keluarga. Ada John, Arion, Stefan, Henry dan Matt. Mereka tengah berbincang santai dan sesekali terdengar tawa karena joke yang dilontarkan oleh Arion.Selena tersenyum ketika melihat bagaimana Arion yang berdiri di depan mereka semua sambil membawakan sebuah lelucon seolah sedang melakukan stand up, lalu terdengar suara tawa Henry yang paling keras.“Hai, girls … sudah selesai bersenang-senangnya?” tanya Matt ketika sadar dengan kehadiran Bianca, Selena dan Erika.Bianca menghampiri Matt dan langsung duduk di pangkuan lelaki itu tanpa malu dilihat oleh John dan Stefan. Lagipula mereka adalah keluarga, bersikap romantis di depan keluarga bukan hal yang aneh, kan?“Ya … itu tadi adalah shopping paling menyenangkan,” ungkap Bianca dengan penuh semangat yang menggebu-gebu. Ia lalu melemparkan pandangan pada

  • The Lunar   ERIKA WALTER

    Sambungan via telepon handphone antara Henry dan Syilea ….“Kenapa kamu baru tiba di rumah?” tanya Henry setelah teleponnya baru diangkat oleh gadis tersebut dan Syilea mengatakan bahwa dia baru saja sampai rumah.“Aku harus pergi ke rumah sakit untuk bertemu dengan ibu sebentar,” jawab Syilea jujur.Henry mengangguk paham. “Seharusnya kamu tidak perlu menolak tawaranku ketika ingin mengantarkanmu pulang,” sesalnya lagi.“Tidak apa-apa. Aku tidak ingin merepotkanmu. Kita hanya teman dan seharusnya aku harus tahu batasan,” jelas Syilea dengan bijaksana.“Kalau begitu … bagaimana jika seandainya kita bukan hanya sekedar teman?” pancing Henry.“Ma-maksudmu?” gagap Syilea mendengar hal yang bisa langsung dia asumsikan tentang hal lebih dari teman.“Ya, maksudku … seperti hubungan yang lebih dekat,” jawab Henry pelan. Dia sendiri merasa

  • The Lunar   MAKE OVER

    Selena membawa Erika ke kamar yang akan ditinggali oleh gadis penyihir itu. Sengaja ia memilihkan kamar dengan kasur baru dengan alasan khusus untuk manusia.“Karena kamu membutuhkan tidur yang nyenyak daripada kami,” kata Selena saat mendapati Erika yang begitu sungkan.“Terima kasih,” ucap Erika dengan tulus.“Tapi … apa kamu tidak takut tinggal serumah dengan banyak vampir?” tanya Selena ragu.Erika hanya tersenyum penuh arti. “Bahkan sebelumnya aku pernah serumah dengan vampir yang sangat bengis dan haus darah manusia.”Selena mengerti siapa yang dimaksud oleh Erika. Tentu saja dia adalah Arion. Mereka memang pernah serumah dan bahkan bercinta karena memiliki hubungan khusus.Erika mulai mengeluarkan beberapa pakaiannya yang usang dan lusuh lalu membuka lemari. Selena mengernyit melihat pakaian penyihir itu. Baru dia sadari ada sesuatu yang memprihatinkan sekarang.“Erik

  • The Lunar   PENGHUNI BARU

    Rain dan Selena hari ini pulang sekolah sambil berjalan kaki. Ini sesuai permintaan Selena yang katanya rindu berjalan-jalan di tengah hutan sambil menuju rumahnya sendiri. John sudah menyampaikan pesan lewat Arion yang datang ke sekolah untuk menyuruh semua anaknya pulang ke rumah tepat waktu. Tidak ada yang boleh mampir ke suatu tempat apalagi pacaran kata Arion tadi. Dan tentu saja mendapat dengusan sebal dari Selena dan Bianca.“Memangnya ayah kenapa menyuruh kita langsung pulang?” tanya Selena pada Rain. Mereka berjalan sambil berpegangan tangan satu sama lain.Rain mengedikkan bahu. “Aku tidak tahu. Mungkin ayah kalian ingin mengumumkan sesuatu mungkin.”“Apa ayah akan menikah lagi?” tanya Selena dengan tatapan tak percaya.“Masa? Bukankah ayah kalian tidak dekat dengan siapapun juga,” heran Rain yang kurang percaya dengan kesimpulan tak masuk akal dari Selena.“Selama ini ayah paling pint

  • The Lunar   COSPLAY VAMPIRE

    Keesokan harinya John dan Arion akhirnya memutuskan untuk menemui Stefan di kediamannya. Sebuah rumah kecil dengan dinding kayu di tengah hutan. Pagar kayu setinggi pinggang orang dewasa dan ada pohon di depannya. Bisa ditebak bahwa pohon tersebut adalah pohon cokelat yang tumbuh dengan suburnya. Stefan sengaja membangun rumah di samping pepohonan cokelat agar bisa bertahan hidup.Melihat kehadiran Arion dan John yang datang bersama-sama awalnya membuat Stefan sedikit kaget, namun pada akhirnya ia tersenyum dan mempersilakan dua anak adopsinya masuk ke dalam.Arion memerhatikan sekitar rumah yang begitu hangat meski tak terlalu besar. Beda dengan rumahnya yang mewah dan besar namun terasa dingin.Stefan memberikan dua gelas cokelat hitam panas pada dua lelaki yang dia sayangi. Lelaki tua itu tersenyum bijaksana dan terlihat jelas bagaimana ia senang melihat kehadiran kakak beradik itu. Melihat keakuran yang akhirnya terjalin di antara keduanya. Stefan benar-bena

DMCA.com Protection Status