Share

OBOR MENYALA

Hujan kembali deras, tidak lama setelah Rain dan Selena menikmati ciuman paginya di balkon kastil. Mereka berdua masuk ke dalam daripada harus kebasahan. Menatap guyuran air yang turun dari langit. Meski hanya sebentar saja mentari menghangatkan hutan kematian, itu sudah bisa termasuk sebagai keajaiban.

“Sudah lama aku tidak melihat matahari,” ucap Selena menatap awan yang kembali gelap melalui jendela kamar yang tinggi dan besar.

Rain segera mendekati Selena dan melingkarkan tangannya dari belakang. Kemudian mencium tengkuk gadis itu dan menghirup wanginya dalam-dalam. “Kita akan pulang ke Breavork ‘kan?” bisiknya.

Selena tersenyum dan mengangguk membenarkan. Ia memegang tangan Rain yang berada di perutnya. “Iya. Kita akan pulang.”

“Dan … apakah aku boleh menawarkan sesuatu padamu?” lanjut Rain.

“Apa?”

Rain memutar tubuh Selena agar menghadap padanya. Sekarang ia bisa

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status