Suara sirine polisi membuyarkan lamunanku, ternyata Ayahku datang dengan para polisi untuk menyelamatkan kami.
Tentu saja ayah akan mencariku, seharusnya aku pulang pada sore hari dijemput supir pribadi, saat sopir pribadiku melapor aku tidak berada di kafe, Ayahku segera mengerahkan kemampuannya untuk mencariku.
“Dad, aku sangat takut” Ucapku memeluk Ayahku.
“Tenang sayang, kau sudah aman” Ucap Ayahku membelai punggung untuk menenangkanku.
Polisi tidak dapat menahan rasa penasarannya, menatap ngeri tubuh para bodyguard tergeletak tak berdaya dengan ceceran darah dimana-mana. Anastasia segera dibawa ke rumah sakit, sedangkan aku dibawa ke kantor polisi untuk dimintai keterangan.
*
Apartemen tim Obsidian Gerrlad meminta salinan laporan kasus penculikan Jenny dan Anastasia kepada pihak kepolisian, karena penasaran kronologi lengkapnya serta dia akan membalas dendam kepada para bajingan yang menyakiti Anastasia dan Jenny. “Kapten, laporan ini sungguh aneh, disini tertulis para penjahat sudah terkapar tidak sadarkan diri sebelum Polisi datang” Gerrald menyerahkan laporan kepada Adrius. “Kau benar” Adrius menyetujui. “Coba kulihat” Brian dan Varro bergabung membaca laporan kasus. “Memang aneh, tidak dijelaskan siapa yang telah menghajar para bajingan ini” Ucap Varro. “Jenny hanya menyebutkan dia menghajar laki-laki bernama Daniel dengan vas bunga”
“Tidak ada harapan sudah, seorang calon dokter bedah, cantik dan bisa aku tebak berasal dari keluarga yang terpandang, telah mengejar Profesor Adrius selama 5 tahun. Sainganku berat sekali” Keluh ku saat melihat dokter cantik itu menginggalkan kami. Stefany terkekeh melihatku tingkahku. “Sepertinya aku sudah kalah jauh” Aku tertunduk sedih. “Bukannya tadi kau bilang kata menyerah tidak ada dalam kamusmu? Sepertinya Profesor Adrius tidak menyukainya, kalau tidak, bagaimana mungkin dia masih belum bisa menjadi kekasih professor Adrius setelah mengejarnya selama 5 tahun?” Ujar Stefany memberiku semangat. Stefany memang sering mematahkan semangat kehaluanku, namun Stefany tidak suka bila melihat sahabatnya rendah diri dan merasakan insecure.
Jenny POVSaat ini Aku, Stefany, dan Gerrald sedang berada di kafe tempat Anastasia bekerja. Kami mengobrol ringan, sedangkan Anastasia sibuk melayani tamu kafe, belakangan ini kami seperti menambah anggota baru dalam pertemanan kami, biasanya hanya Aku, Stefany, dan Anastasia, sekarang Gerrald selalu hadir dalam setiap pertemuan kami.Setiap ada Anastasia pasti ada Gerrald, mereka seperti satu paket. Saat ini kami sedang merencanakan pesta kejutan untuk ulang tahun Anastasia, kemarin aku menculik Gerrald agar menemaniku menyewa kapal pesiar untuk merayakan ulang tahun Anastasia, Stefany tidak bisa menemaniku karena ada urusan dengan keluarganya, keluarga Stefany berencana melebarkan sayap bisnisnya hingga keluar negeri, mau tidak mau Stefany selalu dipaksa ikut pertemuan maupun pesta pesta kecil untuk memperkuat jaringan bisnis keluarganya.
“Jenny, aku ingin melihat wajah Adrius saat ini” Ucap Gerrald sambil terkekeh.“Pasti sangat tampan” Selorohku.Gerrald menjitak kepalaku, tatapan Gerrald untukku dibuat semanis mungkin, ah pantas saja Anastasia terjebak dalam pesona kak Gerrad.“Jenny, aku penasaran dengan kasus penculikanmu, kau bilang kau hanya memukul Daniel dengan vas bunga, lalu bagaimana dengan bajingan bajingan yang lainnya?” Tanya Gerrald.“Entahlah, mereka sudah babak belur saat aku membopong Anastasia ke lantai bawah” Dustaku.Kupikir akan lebih baik menyembunyikannya, aku saja belum yakin dengan apa yang terjadi padaku. Jika aku mengatakan yang sebenarnya sepertinya Kak Gerrald tidak akan mempercayai
Di cafeteria aku duduk berhadapan dengan Adrius dan Veronika, rasanya ingin pindah saja. Awalnya aku akan duduk disamping Gerrald, namun kubiarkan Anastasia duduk berdekatan dengan Gerrald, karena kemarin Gerrald sudah ku pinjam, akan terasa egois bila saat ini pun aku masih menguasai Kak Gerrald.Aku muak melihat Veronika bersikap manja di hadapan Adrius, Adrius menerima semua perlakuan dari Veronika, seperti memberi minum, mengelap keringat dan mengipasi Adrius, apa Adrius sedang balas dendam padaku? Aku menatap mereka berdua dengan pandangan yang menyeramkan.“Jika dilihat lihat, kau sangat mirip dengan temanku” Veronika membuka percakapan.Veronika merasa risih sedari tadi aku menatapnya dengan pandangan seolah ingin mencabiknya.“Pasti temanmu itu
Brian berjanji akan menjadi wasit yang adil, lalu dengan aba-abanya kami memulai menembak, kami hanya diberikan 10 peluru, tidak boleh ada kesalahan. Karena target kami 10 bidikan.Gerrald dan Anastasia memutuskan menonton pertandingan kami, mereka duduk dibangku belakang dengan Stefany.Saat Varro dan Jenny mulai menembak. Adrius, Brian dan Gerrald melihatku dengan tatapan takjub, posisi badan, tangan yang memegang pistol dan saat peluru menembus targetnya sangat sempurna, seolah dia adalah professional dan pistol itu hanya mainan yang sangat mudah untukku.Saat Varro membidik targetnya yang ke 7, Aku telah menyelesaikan seluruh targetnya. Aku menunggu Varro sambil memasang tampang menyebalkan. Saat Varro menyelesaikan tembakan terakhirnya, dia sangat kaget melihatku tengah menatapnya dengan pandangan menyebalkan.
Apartemen tim ObsidianTerjadi baku hantam antara Varro dan Gerrald, itu terjadi saat Gerrald memperlihatkan rekaman viedo Varro yang tengah menyatakan perasaannya pada seorang pria.“Akan aku akhiri karir playboy Internasionalmu” Teriak Gerrald.“Sebelum itu terjadi aku akan mengakhiri hidupmu” Teriak Varro tak kalah lantang.“Kapten, apa benar mereka itu anak buah mu?” Brian menghela nafas."Sayangnya iya" kekeh Adrius.Adrius terkekeh melihat tingkah anak buahnya, Adrius senang melihat tingkah anak buahnya yang seperti ini, terlihat lebih manusiawi. Saat melaksanakan misi, mereka sangat serius, fokus dan teliti. Karena kesalahan sedi
Adrius POV Aku menyamar menjadi seorang koki di sebuah kapal pesiar saat ini, ya benar. kapal pesiar yang disewa Jenny untuk liburannya. Aku berbohong akan menemui Jenderal Kevin pagi ini, padahal Jenderal Kevin hanya menelpon untuk menanyakan kabar dan berbasa basi saja. Walaupun kemampuan pengintaianku diakui sangat hebat, Aku tetap sangat berhati hati dalam penyamaranku kali ini, Gerrald dan Varro adalah anggota tim khusus, mereka akan lebih peka bila seseorang mengintai mereka. Dan tentu saja penyamaran ini tidak boleh terbongkar, bila sampai terbongkar, dimana dia akan simpan wajah dan harga diriku? Aku tersenyum saat melihat Gerrald dan Anastasia berciuman, mereka semua memang menipuku. Inilah Jawaban Gerrald selalu menempel pada Jenny, Anak nakal itu jatuh cinta pada sahabat Jenny. Aku merasa sangat bodoh dipermainkan mereka.
“Kita akan segera punya cucu!” tambah Moms, lalu mereka berpelukan.“Anak mereka akan memiliki gen yang luar biasa” kekeh Vincent.“Aku setuju, gen unggulan, perpaduan dari Adrius dan Alcie” tambah Gerrald.“Bagaimana kalian tahu lokasi penyanderaan Mom dan yang lainnya?” tanyaku“Kau lupa, pamanmu ini mantan consigliere Odsen?” jawab Adrius.“Ah! Benar juga” kekehku.“Saat kami tiba di markas dan menyadari kau tidak ada di sana, lalu menemukan pesan dari Christoper di ponselmu, aku merasa darahku kering saat itu” ucap Adrius.“Adrius semakin kalut saat Vincent saja tidak tahu dimana letak Altar Odsen” tambah Brian.“Tentu saja, hanya keluarga inti Odsen yang mengetahui lokasinya” ucapku.“Lalu Vincent menghubungi pamanmu” ucap Brian.“Kau bisa hidup tenang sekarang, berbahagialah dengan ke
Adrius dan teman temannya pasti mencariku, jika Odsen tahu aku tidak datang sendirian, aku takut Christoper melukai orang tua dan sahabat sahabatku.Altar Odsen adalah tempat yang hanya diketahui oleh keluarga inti Odsen dan para consigliere, tempat itu biasanya digunakan untuk berkumpul dan membahas hal yang sangat penting. Terletak di sebuah pulau rahasia, jika ingin sampai kesana harus melewati hutan bakau dan menaiki perahu selama tiga puluh menit.“Kau sudah semakin tua sepertinya, lama sekali kau sampai disini” ejek Christoper saat aku tiba di Altar Odsen.“Dimana orang tua dan teman temanku” ucapku to the point.“Maafkan aku, mereka tidak ada disini” ejek Christoper.Christoper lalu mengajakku ke sebuah ruangan, disana ada sebuah layar yang menampilkan orang tua dan sahabat sahabatku.“Kalian baik baik saja?” teriakku saat melihat mereka di layar.Mom, Dad, Stefany dan Anastasia k
Tok Tok! pintu kamar diketuk oleh Gerrald.“Kapten ada dokter Vincent, dia bilang ada yang harus dia sampaikan” ucap Gerrald.Aku dan Adrius bergegas menuju ruang meeting.“Seperti yang telah kita duga, Odsen memutus ekornya, setelah keluar dari rumah sakit, Isabela menyerahkan diri ke polisi, dia mengaku melakukan penyuapan seorang diri, dan Odsen sama sekali tidak terlibat” ucap Vincent penuh emosi.“Apa polisi percaya begitu saja?” tanya Brian.“Mereka masih melakukan penyelidikan” jawab Vincent.“Seharusnya aku bunuh saja wanita itu kemarin” ucapku.Semua orang kompak melirik ke arahku.“Jadi, kau yang menganiaya Isabela hingga tangannya melepuh” tanya Brian.“Wanita menjijikkan seperti dia harusnya musnah saja dari dunia ini” cibirku.“Jangan pernah membuat seorang mafia cemburu” kekeh Vincent.“Aku bu
Suasana di ruang meeting menjadi canggung, selain menyampaikan hasil investigasi, semua orang bungkam, aku sangat paham, mereka menuntut penjelasan dariku, terutama Adrius, wajahnya sangat dingin, sangat tidak bersahabat.“Oke, kerja bagus semuanya, kita akan mulai misi ini saat Gerrald dan Varro diterima bekerja di pabrik Obat” ucapku menutup meeting.“Alcie, apa benar kau adalah Jenny?” lirih Gerrald.“Ya” ucapku sambil membuang nafas kasar.“Wah! kau keterlaluan sekali!” protes Varro.“Sejak kapan kau berani meninggikan suaramu di depanku?” ucapku dingin kepada Varro.Varro lalu menutup mulutnya.“Jika aku mengaku dari awal, kalian tidak akan hormat dan respek lagi padaku” cibirku.“Benar juga” kekeh Gerrald.“Alcie, saat kita bertemu di gedung milik Edward untuk membeli informasi, kami melihatmu memacu motor ke arah pegunungan A
“Apa jadinya jika Jenny bertemu Alcie” batin Adrius.“Kau sedang apa di luar sendirian malam malam?” tanya Adrius.“Aku merindukan ibuku, ayahku dan juga kekasihku” lirihku.“Mereka tidak tahu kau sedang hamil?” tanya Adrius.Aku menganggukkan kepalaku.“Kau belum memberi tahu mereka?” tanya Adrius.“Akan ku beritahu setelah semua ini selesai” ucapku.“Mengapa kau tidak memberitahukan kabar bahagia ini secepatnya?” tanya Adrius.“Mereka pasti akan memintaku untuk berhenti balas dendam” Jawabku.“Itu karena mereka menyayangimu” ucap Adrius.“Jika aku tidak membalas dendam, hidupku tidak akan tenang, jika Odsen tahu aku masih hidup, dia tidak akan membiarkanku hidup bahagia dengan orang orang yang aku cintai” ucapku.Adrius menganggukkan kepalanya.“Kau mengerti alasanku untuk t
“Aku tahu kau memiliki dendam yang besar untuk Christian, tapi jangan seperti ini, jika kau pergi kesana tanpa persiapan, kau yang akan terbunuh” ucap Brian.“Biar kami yang membereskan Christian, kau disini saja memantau kami” tambah Varro.“Hanya aku yang bisa masuk kesana, aku tidak ingin kalian mati konyol, mereka tidak akan memperdulikan kalian pasukan khusus atau apa, mereka tidak akan segan membunuh kalian” ucapku dingin.“Kami tidak ingin kehilanganmu untuk kedua kalinya, bisakah kau memikirkan bayi yang ada di perutmu? jika hal buruk terjadi, kami tidak hanya akan kehilanganmu, tapi juga bayimu” ucap Adrius lembut.Hatiku terkoyak mendengar ucapan Adrius, aku terdiam begitu lama, tenggorokanku terasa seperti tercekik dan aku tidak bisa lagi menahan lelehan air mataku.“Alcie” Adrius menyentuh bahuku.“Kau tidak memiliki dendam sepertiku, apa orang terdekatmu pernah me
“Odsen memiliki sebuah pabrik obat di daerah Paralay, diatas kertas, pabrik tersebut menjual ibuprofen dan antibiotik, namun sebenarnya pabrik itu memproduksi heroin” jelasku.“Bagaimana cara kita menghancurkannya?” tanya Adrius.“Pabrik tersebut terletak di dekat bendungan air, aku berencana menenggelamkannya” ucapku sambil mengangkat sebelah garis bibirku.“Apa tidak ada pemukiman warga di sekitarnya?” tanya Brian.“Apa mereka akan mendirikan pabrik narkoba di dekat pemukiman warga?” tanya Vincent.“Oke, berarti kita tidak usah repot mengevakuasi warga” ucap Brian.“Kita akan menyusup menjadi karyawan pabrik tersebut,lalu membuat seluruh karyawannya keluar dan menjauh dari pabrik dengan cara apapun, setelah itu baru kita tenggelamkan” ucapku.“Kau terdengar seperti Kapten tim khusus sekarang, mana ada mafia yang memikirkan nyawa karyawan pabrik
“Apa apaan ini?” teriak Brian.“Ada apa?” tanyaku pada Adrius.Adrius mengangkat bahunya. Brian menekan sebuah nomor di ponselnya lalu pergi meninggalkan kami.“Ada apa?” tanya Adrius pada Gerrald.“Stefany sedang menghabiskan liburan musim panas di Hawai bersama keluarganya, lalu dia memasang foto di media sosialnya dengan hanya menggunakan bikini” kekeh Gerrald.“Stefany adalah kekasih Brian” jelas Adrius padaku.Aku hanya menganggukkan kepalaku.“Brian sangat posesif ternyata” komentarku.“Semua laki laki sama, mereka tidak mau kecantikan wanitanya dilihat banyak orang” kekeh Adrius.“Apa yang akan kau lakukan jika kekasihmu memakai bikini seperti itu?” tanyaku pada Adrius.“Aku akan menandai seluruh tubuhnya dengan tanda kepemilikanku agar dia tidak berani berpakaian terbuka” ucap Adrius.Aku memb
Adrius memasuki pegadaian Jupiter dengan langkah mantap, salah satu kancing bajunya di pasangi oleh penyadap dan kamera, sehingga kami bisa melihat dan mendengar apapun yang terjadi disana.Aku dan Vincent menunggu di gedung sebelah untuk memantau situasi, kami sedang menatap layar laptop yang terhubung dengan kamera yang dipasang di baju Adrius, sedangkan Brian, Varro, dan Gerrald bersiap mengepung pegadaian Jupiter.“Bagus sekali, semua karyawan Jupiter masuk kerja hari ini” ucap Vincent senang.“Kita dapat tangkapan ikan besar” kekehku.Saat Adrius memberi aba aba, Brian dan yang lainnya mengepung dan memaksa semua karyawan Jupiter untuk menyerah, namun tidak disangka komplotan preman datang menyerang, dan terjadilah baku hantam antara tim Obsidian dan para preman.Gerrald berfokus pada menyelamatkan warga sipil yang berada disana, sedangkan Varro, Brian dan Adrius menghajar para preman.“Aku tidak bisa melih