Brian berjanji akan menjadi wasit yang adil, lalu dengan aba-abanya kami memulai menembak, kami hanya diberikan 10 peluru, tidak boleh ada kesalahan. Karena target kami 10 bidikan.
Gerrald dan Anastasia memutuskan menonton pertandingan kami, mereka duduk dibangku belakang dengan Stefany.
Saat Varro dan Jenny mulai menembak. Adrius, Brian dan Gerrald melihatku dengan tatapan takjub, posisi badan, tangan yang memegang pistol dan saat peluru menembus targetnya sangat sempurna, seolah dia adalah professional dan pistol itu hanya mainan yang sangat mudah untukku.
Saat Varro membidik targetnya yang ke 7, Aku telah menyelesaikan seluruh targetnya. Aku menunggu Varro sambil memasang tampang menyebalkan. Saat Varro menyelesaikan tembakan terakhirnya, dia sangat kaget melihatku tengah menatapnya dengan pandangan menyebalkan.<
Apartemen tim ObsidianTerjadi baku hantam antara Varro dan Gerrald, itu terjadi saat Gerrald memperlihatkan rekaman viedo Varro yang tengah menyatakan perasaannya pada seorang pria.“Akan aku akhiri karir playboy Internasionalmu” Teriak Gerrald.“Sebelum itu terjadi aku akan mengakhiri hidupmu” Teriak Varro tak kalah lantang.“Kapten, apa benar mereka itu anak buah mu?” Brian menghela nafas."Sayangnya iya" kekeh Adrius.Adrius terkekeh melihat tingkah anak buahnya, Adrius senang melihat tingkah anak buahnya yang seperti ini, terlihat lebih manusiawi. Saat melaksanakan misi, mereka sangat serius, fokus dan teliti. Karena kesalahan sedi
Adrius POV Aku menyamar menjadi seorang koki di sebuah kapal pesiar saat ini, ya benar. kapal pesiar yang disewa Jenny untuk liburannya. Aku berbohong akan menemui Jenderal Kevin pagi ini, padahal Jenderal Kevin hanya menelpon untuk menanyakan kabar dan berbasa basi saja. Walaupun kemampuan pengintaianku diakui sangat hebat, Aku tetap sangat berhati hati dalam penyamaranku kali ini, Gerrald dan Varro adalah anggota tim khusus, mereka akan lebih peka bila seseorang mengintai mereka. Dan tentu saja penyamaran ini tidak boleh terbongkar, bila sampai terbongkar, dimana dia akan simpan wajah dan harga diriku? Aku tersenyum saat melihat Gerrald dan Anastasia berciuman, mereka semua memang menipuku. Inilah Jawaban Gerrald selalu menempel pada Jenny, Anak nakal itu jatuh cinta pada sahabat Jenny. Aku merasa sangat bodoh dipermainkan mereka.
Adrius POV“Profesor apakah aku boleh menjadi temanmu?” Pinta Jenny tiba-tiba.“Teman?” Tanyaku sambil mengerutkan alis.“Kita sudah berpelukan, bercerita tentang kehidupan sehari hari dan berbagi rahasia. Itu adalah hal-hal yang dilakukan oleh seorang teman” Selorohnya.“Kau yang memelukku, dan hanya kau yang menceritakan kehidupanmu” Sanggahku.“Maka dari itu kita harus berteman, suatu saat kalau kau ingin menceritakan tentang hidupmu, aku akan siap mendengarkan, dan jika suatu saat kau ingin memelukku, dengan senang hati aku akan melakukannya” Ucapnya bersemangat.“Itu tidak akan terjadi” Ucapku dingin.
"Terima saja nasibmu, Profesor" Kekeh Stefany.Brian hanya menepuk pundak Adrius, lalu mengikuti langkah Stefany. Adrius menghela nafas kasar, aku tersenyum dengan penuh kemenangan, dengan kedua tangan terlipat didepan dada, aku menatap Adrius dengan tatapan menantang.“Profesor, kita sudah berteman, mengapa kau sangat kaku kepada temanmu?” Keluhku.“Bukankah kau berjanji, saat dikelas kau harus tetap menghormatiku, aku Profesor dan kau mahasiswiku” Ucap Adrius dingin.“Ini di lapangan, bukan di kelas” Aku terkekeh.“Terserah kau saja” Balasnya malas.Setelah menemukan tempat yang agak luas, kami memulai latihan. Adrius memegang tang
“Benar, Jenny hanya mengecup bibirmu, bandingkan dengan perlakuan buas yang kau lakukan pada Alcie” Tambah Brian memojokan.Aku, Anastasia, dan Stefany memandang horror Profesor Adrius, kami tidak mempercayai seorang Adrius yang sedingin gunung es bisa melakukan itu pada seorang gadis.Adrius menatap Brian dengan tatapan membunuh.“Profesor Adrius sudah memaafkanmu Jenny, sekarang kembali ke kamar kalian, kalian harus tidur dan mengisi energi kalian untuk aktivitas besok” Brian dengan halus mengusir kami.Dikamar Grup Jenny“Aku sangat iri pada gadis yang dicium buas oleh Profesor Adrius” Cicitku“Jenny sadarlah, jangan melakukan
“Kak marcel apa kau baik baik saja?” tanyaku khawatir.Oh tidak sepertinya Marcel pingsan. Gerrald segera memanggil ambulance, beberapa orang membantu memindahkan tubuh marcel ke sebuah ruangan untuk mendapatkan pertolongan pertama sebelum ambulance datang.“Apa Kak Marcel baik baik saja?” tanyaku kepada Profesor Brian.“Sepertinya lengan dan tulang pinggulnya retak, tapi aku tidak yakin” Ucap Brian.“Maafkan aku kak Marcel, aku tidak tahu, aku hanya kaget dan tidak sadar membantingmu” Cicitku.“Sudah lah, kami tahu kau tidak sengaja” Hibur Brian.Setelah ambulance datang, Marcel dibawa pergi kerumah sakit.
“Aku hanya mencoba realistis” Jawabku malas.Dalam hati Gerrald tahu, Jenny memiliki posisi penting dihati Adrius jauh diatas Veronika, namun dia hanya menyimpan rahasia ini untuk dirinya saja. Tidak mungkin dia membeberkan kisah cinta Adrius dengan Alcie saat ini.“Lihat mereka, Profesor yang sangat tampan bersanding dengan seorang dokter yang cantik. Sangat cocok sekali” Ucapku lemah.“Jadi kau akan menyerah Jenny?” Goda Varro.“Tahun depan aku akan mendaftar di fakultas kedokteran” Ucapku menggebu-gebu.“Aku yakin saat aku seusianya, aku bisa menjadi dokter yang lebih sukses dari wanita itu” Kepercayaan diriku kembali membuncah.
“Aku menyukai semua yang ada pada Profesor Adrius, tatapan dinginnya, suara baritonnya, caranya mengajar bahkan ucapan pedasnya pun aku suka” Aku tertunduk sedih.Anastasia dan Stefany memelukku dengan erat, mereka tidak menyangka jika aku benar benar tulus mencintai Profesor Adrius. Mereka kira aku hanya penasaran dengan Profesor Adrius, setelah Profesor Adrius tertarik padaku, aku akan mencampakan Profesor Adrius.“Pepatah mengatakan, cinta pertama tidak akan berakhir bahagia. Sepertinya memang begitu” Lirihku.“Tidak apa-apa Jenny, cintai dia semampumu, saat hatimu merasa lelah dan terluka, menyerahlah dan segera bangkit. Di masa depan hatimu akan menjadi semakin kuat” Anstasia menepuk-nepuk bahuku.“Masih ada kami yang sangat