“Aku menyukai semua yang ada pada Profesor Adrius, tatapan dinginnya, suara baritonnya, caranya mengajar bahkan ucapan pedasnya pun aku suka” Aku tertunduk sedih.
Anastasia dan Stefany memelukku dengan erat, mereka tidak menyangka jika aku benar benar tulus mencintai Profesor Adrius. Mereka kira aku hanya penasaran dengan Profesor Adrius, setelah Profesor Adrius tertarik padaku, aku akan mencampakan Profesor Adrius.
“Pepatah mengatakan, cinta pertama tidak akan berakhir bahagia. Sepertinya memang begitu” Lirihku.
“Tidak apa-apa Jenny, cintai dia semampumu, saat hatimu merasa lelah dan terluka, menyerahlah dan segera bangkit. Di masa depan hatimu akan menjadi semakin kuat” Anstasia menepuk-nepuk bahuku.
“Masih ada kami yang sangat
“Aku paling tidak suka dengan rubah licik sepertimu, bukankah dulu kau mengatakan untuk bersaing secara sehat” Ucapku di telinga Veronika, kedua tanganku mencengkram kuat rambut panjang Veronika.Veronika berteriak histeris saat aku menjambak rambutnya, Adrius berusaha melepaskan tanganku dari rambut Veronika. Entah kekuatan dari mana, cengkraman tanganku di rambut Veronika sangat kuat. Adrius tidak sadar menggunakan tenaganya secara berlebihan untuk melepaskan jambakanku karena melihat Veronika sangat kesakitan.Akhirnya cengkraman tanganku lepas namun tubuhku terpelanting jauh dan kepalaku menabrak tiang sehingga dahiku mengeluarkan darah. Aku menyentuh dahiku yang berdarah. Adrius terlihat sangat kaget melihat dahiku yang berlumuran darah.Brian dan Varro yang kebetulan melewati tempat kami bertengkar
Apartemen tim ObsidianSemenjak Veronika menjadi dokter di kampus Valley of Art, terjadi perang dingin antara Adrius dan rekan setimnya. Brian, Varro dan Gerrald merasa jengah dengan ketidaktegasan Adrius kepada Veronika. Mereka tahu bahwa Adrius terganggu dengan kehadiran Veronika namun Adrius tidak melakukan apapun.“Aku mengakui perbuatanku salah telah melukai Jenny” Ucap Adrius saat makan malam.“Aku hanya tidak menyangka kau mampu melukai perempuan, terlebih perempuan itu Jenny” Sindir Brian.“Aku akan memastikan Jenny tidak akan mengganggumu lagi, kau akan hidup tenang dengan kekasih barumu itu” Gerrald sudah tidak mau melihat Jenny te
Kemarin saat Veronika melihat pintu mobilnya penyok, dia sangat marah dan meminta petugas memeriksa CCTV, setelah tahu Jenny yang menendang ban dan pintu mobilnya, seringai jahat muncul di wajah cantiknya. Veronika sengaja menabrakkan dirinya ke pagar pembatas jalan agar terlihat dramatis. Veronika akan memfitnah Jenny telah merusak rem mobilnya, dia yakin Adrius akan semakin membenci Jenny.Melihat umpatan dan sumpah serapah untuk Jenny di website kampus, Veronika tidak bisa menyembunyikan kebahagiaan yang dia rasakan. Sekarang dia berhasil merusak reputasi Jenny, Adrius pasti akan semakin membenci gadis itu.Namun kebahagiaan yang dirasakan Veronika tidak berlangsung lama, saat dia melihat mobil kesayangannya hancur lebur. Dia mengepalkan tangan hingga buku jarinya memutih, amarahnya sudah diubun-ubun, segera dia
“Haruskah aku mati agar kau percaya padaku Adrius?” Ancam Veronika.“Sayang, tenang. Adrius pasti mempercayaimu” Hibur Ayah Veronika.“Aku tak bisa hidup tanpamu Adrius, aku membutuhkanmu” Veronika menangis dipelukan ayahnya.“Kau tidak membutuhkanku, kau membutuhkan ini” Adrius meletakan kartu nama seorang psikiater di atas meja.Adrius lalu meninggalkan kediaman Veronika. Veronika mengamuk, membanting apa saja yang ada dihadapannya. Dia tidak terima Adrius meninggalkannya, terlebih menganggapnya memiliki gangguan jiwa.Jenderal Kevin hanya menghela nafas kasar, dia tidak akan memaksa Adrius untuk menerima kondisi Veronika. Dia takut Adrius mengundurkan diri dari tim Obsidian k
“Apa anda tahu bahwa pasien sedang hamil?” Selidik Dokter.“Apa?” Aku menutup mulut dengan kedua tanganku, yang aku tahu Melisa belum menikah, sepertinya ini jawaban dari murungnya Melisa belakangan ini dan bisa jadi inilah alasan Melisa untuk bunuh diri.“Usia kehamilannya sudah 15 minggu, untung saja saat ini bayi dan ibunya sehat. Apakah anda yang melakukan pertolongan pertama pada pasien?” Tanya dokter.Aku hanya mengangguk saja.“Tindakan yang sangat bagus, tidak banyak orang yang bisa tenang melihat orang lain bunuh diri depannya, ditambah anda melakukan CPR dan memaksanya minum susu, sungguh sangat hebat” Puji dokter.Aku tersenyum mendengar pujian dokter, akupun tidak ta
Grup Chat JennyStefany : Demi Tuhan aku ingin sekali membunuh MarcelJenny : Bunuh sajaStefany : Bolehkah?Anastasia : Tentu saja tidak -_- .. kemarin aku melihat dia sedang menggoda EllenaJenny : Aku rasa Marcel menyukaiku, apakah aku harus memberi pelajaran bajingan ini?Anastasia : Jenny, jangan mengambil resiko. Aku takut nanti kau terlukaStefany : Ana benar, bagaimana kalau kau diberi obat perangsang dan kau tahu akan terjadi seperti apa akhirnyaJenny : Aku tidak akan membiarkan itu terjadi.*
“Bisakah kau keluar Veronika? Aku muak melihatmu” Adrius sedikit membentak Veronika.Veronika membanting pintu saat keluar dari ruangan, dia mengepalkan tangan menahan amarah yang bergejolak dalam hatinya.“Kulihat Jenny dekat dengan Marcel, mereka seperti permen karet, bahkan dinobatkan sebagai pasangan paling sempurna dikalangan mahasiswa” Ucap Brian saat Veronika telah keluar dari ruangan.“Apa Jenny sudah menyerah mengejar Adrius?” kekeh Gerrald.“Setelah Adrius menyakitinya sedemikian rupa, kau pikir Jenny masih akan mengejar Adrius?” Brian menyindir Adrius.“Kudengar, Marcel adalah seorang bajingan yang selalu mempermainkan wanita, hampir setengah mahasiswi di kampus
Dua hari telah berlalu semenjak kejadian Marcel mencoba memperkosaku, kudengar dia dirawat dirumah sakit. Aku sudah tidak peduli. Hanya saja aku sedikit bingung, ayahnya adalah seorang jaksa senior yang disegani di kota ini. Tidak mungkin dia melepaskan aku yang telah menganiaya anak semata wayangnya.Benar saja, bagai tenang sebelum badai, Ayah Marcel menelponku agar besok datang ke kantor polisi, dia akan menuntutku dengan tuduhan penganiayaan berat. Aku harus datang dengan ayahku jika aku ingin menyelesaikan kasus ini dengan cara kekeluargaan.Aku tahu akal busuknya, dia akan memeras ayahku, Ayahku memiliki kekuasaan dan kekayaan yang sangat banyak, dia pasti akan memaksa ayahku menjadi sponsornya untuk menjadi Jaksa Agung.Tidak akan ku biarkan, aku berharap ayahku tidak tahu masalah ini, aku menelpon sekretaris
“Kita akan segera punya cucu!” tambah Moms, lalu mereka berpelukan.“Anak mereka akan memiliki gen yang luar biasa” kekeh Vincent.“Aku setuju, gen unggulan, perpaduan dari Adrius dan Alcie” tambah Gerrald.“Bagaimana kalian tahu lokasi penyanderaan Mom dan yang lainnya?” tanyaku“Kau lupa, pamanmu ini mantan consigliere Odsen?” jawab Adrius.“Ah! Benar juga” kekehku.“Saat kami tiba di markas dan menyadari kau tidak ada di sana, lalu menemukan pesan dari Christoper di ponselmu, aku merasa darahku kering saat itu” ucap Adrius.“Adrius semakin kalut saat Vincent saja tidak tahu dimana letak Altar Odsen” tambah Brian.“Tentu saja, hanya keluarga inti Odsen yang mengetahui lokasinya” ucapku.“Lalu Vincent menghubungi pamanmu” ucap Brian.“Kau bisa hidup tenang sekarang, berbahagialah dengan ke
Adrius dan teman temannya pasti mencariku, jika Odsen tahu aku tidak datang sendirian, aku takut Christoper melukai orang tua dan sahabat sahabatku.Altar Odsen adalah tempat yang hanya diketahui oleh keluarga inti Odsen dan para consigliere, tempat itu biasanya digunakan untuk berkumpul dan membahas hal yang sangat penting. Terletak di sebuah pulau rahasia, jika ingin sampai kesana harus melewati hutan bakau dan menaiki perahu selama tiga puluh menit.“Kau sudah semakin tua sepertinya, lama sekali kau sampai disini” ejek Christoper saat aku tiba di Altar Odsen.“Dimana orang tua dan teman temanku” ucapku to the point.“Maafkan aku, mereka tidak ada disini” ejek Christoper.Christoper lalu mengajakku ke sebuah ruangan, disana ada sebuah layar yang menampilkan orang tua dan sahabat sahabatku.“Kalian baik baik saja?” teriakku saat melihat mereka di layar.Mom, Dad, Stefany dan Anastasia k
Tok Tok! pintu kamar diketuk oleh Gerrald.“Kapten ada dokter Vincent, dia bilang ada yang harus dia sampaikan” ucap Gerrald.Aku dan Adrius bergegas menuju ruang meeting.“Seperti yang telah kita duga, Odsen memutus ekornya, setelah keluar dari rumah sakit, Isabela menyerahkan diri ke polisi, dia mengaku melakukan penyuapan seorang diri, dan Odsen sama sekali tidak terlibat” ucap Vincent penuh emosi.“Apa polisi percaya begitu saja?” tanya Brian.“Mereka masih melakukan penyelidikan” jawab Vincent.“Seharusnya aku bunuh saja wanita itu kemarin” ucapku.Semua orang kompak melirik ke arahku.“Jadi, kau yang menganiaya Isabela hingga tangannya melepuh” tanya Brian.“Wanita menjijikkan seperti dia harusnya musnah saja dari dunia ini” cibirku.“Jangan pernah membuat seorang mafia cemburu” kekeh Vincent.“Aku bu
Suasana di ruang meeting menjadi canggung, selain menyampaikan hasil investigasi, semua orang bungkam, aku sangat paham, mereka menuntut penjelasan dariku, terutama Adrius, wajahnya sangat dingin, sangat tidak bersahabat.“Oke, kerja bagus semuanya, kita akan mulai misi ini saat Gerrald dan Varro diterima bekerja di pabrik Obat” ucapku menutup meeting.“Alcie, apa benar kau adalah Jenny?” lirih Gerrald.“Ya” ucapku sambil membuang nafas kasar.“Wah! kau keterlaluan sekali!” protes Varro.“Sejak kapan kau berani meninggikan suaramu di depanku?” ucapku dingin kepada Varro.Varro lalu menutup mulutnya.“Jika aku mengaku dari awal, kalian tidak akan hormat dan respek lagi padaku” cibirku.“Benar juga” kekeh Gerrald.“Alcie, saat kita bertemu di gedung milik Edward untuk membeli informasi, kami melihatmu memacu motor ke arah pegunungan A
“Apa jadinya jika Jenny bertemu Alcie” batin Adrius.“Kau sedang apa di luar sendirian malam malam?” tanya Adrius.“Aku merindukan ibuku, ayahku dan juga kekasihku” lirihku.“Mereka tidak tahu kau sedang hamil?” tanya Adrius.Aku menganggukkan kepalaku.“Kau belum memberi tahu mereka?” tanya Adrius.“Akan ku beritahu setelah semua ini selesai” ucapku.“Mengapa kau tidak memberitahukan kabar bahagia ini secepatnya?” tanya Adrius.“Mereka pasti akan memintaku untuk berhenti balas dendam” Jawabku.“Itu karena mereka menyayangimu” ucap Adrius.“Jika aku tidak membalas dendam, hidupku tidak akan tenang, jika Odsen tahu aku masih hidup, dia tidak akan membiarkanku hidup bahagia dengan orang orang yang aku cintai” ucapku.Adrius menganggukkan kepalanya.“Kau mengerti alasanku untuk t
“Aku tahu kau memiliki dendam yang besar untuk Christian, tapi jangan seperti ini, jika kau pergi kesana tanpa persiapan, kau yang akan terbunuh” ucap Brian.“Biar kami yang membereskan Christian, kau disini saja memantau kami” tambah Varro.“Hanya aku yang bisa masuk kesana, aku tidak ingin kalian mati konyol, mereka tidak akan memperdulikan kalian pasukan khusus atau apa, mereka tidak akan segan membunuh kalian” ucapku dingin.“Kami tidak ingin kehilanganmu untuk kedua kalinya, bisakah kau memikirkan bayi yang ada di perutmu? jika hal buruk terjadi, kami tidak hanya akan kehilanganmu, tapi juga bayimu” ucap Adrius lembut.Hatiku terkoyak mendengar ucapan Adrius, aku terdiam begitu lama, tenggorokanku terasa seperti tercekik dan aku tidak bisa lagi menahan lelehan air mataku.“Alcie” Adrius menyentuh bahuku.“Kau tidak memiliki dendam sepertiku, apa orang terdekatmu pernah me
“Odsen memiliki sebuah pabrik obat di daerah Paralay, diatas kertas, pabrik tersebut menjual ibuprofen dan antibiotik, namun sebenarnya pabrik itu memproduksi heroin” jelasku.“Bagaimana cara kita menghancurkannya?” tanya Adrius.“Pabrik tersebut terletak di dekat bendungan air, aku berencana menenggelamkannya” ucapku sambil mengangkat sebelah garis bibirku.“Apa tidak ada pemukiman warga di sekitarnya?” tanya Brian.“Apa mereka akan mendirikan pabrik narkoba di dekat pemukiman warga?” tanya Vincent.“Oke, berarti kita tidak usah repot mengevakuasi warga” ucap Brian.“Kita akan menyusup menjadi karyawan pabrik tersebut,lalu membuat seluruh karyawannya keluar dan menjauh dari pabrik dengan cara apapun, setelah itu baru kita tenggelamkan” ucapku.“Kau terdengar seperti Kapten tim khusus sekarang, mana ada mafia yang memikirkan nyawa karyawan pabrik
“Apa apaan ini?” teriak Brian.“Ada apa?” tanyaku pada Adrius.Adrius mengangkat bahunya. Brian menekan sebuah nomor di ponselnya lalu pergi meninggalkan kami.“Ada apa?” tanya Adrius pada Gerrald.“Stefany sedang menghabiskan liburan musim panas di Hawai bersama keluarganya, lalu dia memasang foto di media sosialnya dengan hanya menggunakan bikini” kekeh Gerrald.“Stefany adalah kekasih Brian” jelas Adrius padaku.Aku hanya menganggukkan kepalaku.“Brian sangat posesif ternyata” komentarku.“Semua laki laki sama, mereka tidak mau kecantikan wanitanya dilihat banyak orang” kekeh Adrius.“Apa yang akan kau lakukan jika kekasihmu memakai bikini seperti itu?” tanyaku pada Adrius.“Aku akan menandai seluruh tubuhnya dengan tanda kepemilikanku agar dia tidak berani berpakaian terbuka” ucap Adrius.Aku memb
Adrius memasuki pegadaian Jupiter dengan langkah mantap, salah satu kancing bajunya di pasangi oleh penyadap dan kamera, sehingga kami bisa melihat dan mendengar apapun yang terjadi disana.Aku dan Vincent menunggu di gedung sebelah untuk memantau situasi, kami sedang menatap layar laptop yang terhubung dengan kamera yang dipasang di baju Adrius, sedangkan Brian, Varro, dan Gerrald bersiap mengepung pegadaian Jupiter.“Bagus sekali, semua karyawan Jupiter masuk kerja hari ini” ucap Vincent senang.“Kita dapat tangkapan ikan besar” kekehku.Saat Adrius memberi aba aba, Brian dan yang lainnya mengepung dan memaksa semua karyawan Jupiter untuk menyerah, namun tidak disangka komplotan preman datang menyerang, dan terjadilah baku hantam antara tim Obsidian dan para preman.Gerrald berfokus pada menyelamatkan warga sipil yang berada disana, sedangkan Varro, Brian dan Adrius menghajar para preman.“Aku tidak bisa melih