Apartemen tim Obsidian
Terjadi baku hantam antara Varro dan Gerrald, itu terjadi saat Gerrald memperlihatkan rekaman viedo Varro yang tengah menyatakan perasaannya pada seorang pria.
“Akan aku akhiri karir playboy Internasionalmu” Teriak Gerrald.
“Sebelum itu terjadi aku akan mengakhiri hidupmu” Teriak Varro tak kalah lantang.
“Kapten, apa benar mereka itu anak buah mu?” Brian menghela nafas.
"Sayangnya iya" kekeh Adrius.
Adrius terkekeh melihat tingkah anak buahnya, Adrius senang melihat tingkah anak buahnya yang seperti ini, terlihat lebih manusiawi. Saat melaksanakan misi, mereka sangat serius, fokus dan teliti. Karena kesalahan sedi
Adrius POV Aku menyamar menjadi seorang koki di sebuah kapal pesiar saat ini, ya benar. kapal pesiar yang disewa Jenny untuk liburannya. Aku berbohong akan menemui Jenderal Kevin pagi ini, padahal Jenderal Kevin hanya menelpon untuk menanyakan kabar dan berbasa basi saja. Walaupun kemampuan pengintaianku diakui sangat hebat, Aku tetap sangat berhati hati dalam penyamaranku kali ini, Gerrald dan Varro adalah anggota tim khusus, mereka akan lebih peka bila seseorang mengintai mereka. Dan tentu saja penyamaran ini tidak boleh terbongkar, bila sampai terbongkar, dimana dia akan simpan wajah dan harga diriku? Aku tersenyum saat melihat Gerrald dan Anastasia berciuman, mereka semua memang menipuku. Inilah Jawaban Gerrald selalu menempel pada Jenny, Anak nakal itu jatuh cinta pada sahabat Jenny. Aku merasa sangat bodoh dipermainkan mereka.
Adrius POV“Profesor apakah aku boleh menjadi temanmu?” Pinta Jenny tiba-tiba.“Teman?” Tanyaku sambil mengerutkan alis.“Kita sudah berpelukan, bercerita tentang kehidupan sehari hari dan berbagi rahasia. Itu adalah hal-hal yang dilakukan oleh seorang teman” Selorohnya.“Kau yang memelukku, dan hanya kau yang menceritakan kehidupanmu” Sanggahku.“Maka dari itu kita harus berteman, suatu saat kalau kau ingin menceritakan tentang hidupmu, aku akan siap mendengarkan, dan jika suatu saat kau ingin memelukku, dengan senang hati aku akan melakukannya” Ucapnya bersemangat.“Itu tidak akan terjadi” Ucapku dingin.
"Terima saja nasibmu, Profesor" Kekeh Stefany.Brian hanya menepuk pundak Adrius, lalu mengikuti langkah Stefany. Adrius menghela nafas kasar, aku tersenyum dengan penuh kemenangan, dengan kedua tangan terlipat didepan dada, aku menatap Adrius dengan tatapan menantang.“Profesor, kita sudah berteman, mengapa kau sangat kaku kepada temanmu?” Keluhku.“Bukankah kau berjanji, saat dikelas kau harus tetap menghormatiku, aku Profesor dan kau mahasiswiku” Ucap Adrius dingin.“Ini di lapangan, bukan di kelas” Aku terkekeh.“Terserah kau saja” Balasnya malas.Setelah menemukan tempat yang agak luas, kami memulai latihan. Adrius memegang tang
“Benar, Jenny hanya mengecup bibirmu, bandingkan dengan perlakuan buas yang kau lakukan pada Alcie” Tambah Brian memojokan.Aku, Anastasia, dan Stefany memandang horror Profesor Adrius, kami tidak mempercayai seorang Adrius yang sedingin gunung es bisa melakukan itu pada seorang gadis.Adrius menatap Brian dengan tatapan membunuh.“Profesor Adrius sudah memaafkanmu Jenny, sekarang kembali ke kamar kalian, kalian harus tidur dan mengisi energi kalian untuk aktivitas besok” Brian dengan halus mengusir kami.Dikamar Grup Jenny“Aku sangat iri pada gadis yang dicium buas oleh Profesor Adrius” Cicitku“Jenny sadarlah, jangan melakukan
“Kak marcel apa kau baik baik saja?” tanyaku khawatir.Oh tidak sepertinya Marcel pingsan. Gerrald segera memanggil ambulance, beberapa orang membantu memindahkan tubuh marcel ke sebuah ruangan untuk mendapatkan pertolongan pertama sebelum ambulance datang.“Apa Kak Marcel baik baik saja?” tanyaku kepada Profesor Brian.“Sepertinya lengan dan tulang pinggulnya retak, tapi aku tidak yakin” Ucap Brian.“Maafkan aku kak Marcel, aku tidak tahu, aku hanya kaget dan tidak sadar membantingmu” Cicitku.“Sudah lah, kami tahu kau tidak sengaja” Hibur Brian.Setelah ambulance datang, Marcel dibawa pergi kerumah sakit.
“Aku hanya mencoba realistis” Jawabku malas.Dalam hati Gerrald tahu, Jenny memiliki posisi penting dihati Adrius jauh diatas Veronika, namun dia hanya menyimpan rahasia ini untuk dirinya saja. Tidak mungkin dia membeberkan kisah cinta Adrius dengan Alcie saat ini.“Lihat mereka, Profesor yang sangat tampan bersanding dengan seorang dokter yang cantik. Sangat cocok sekali” Ucapku lemah.“Jadi kau akan menyerah Jenny?” Goda Varro.“Tahun depan aku akan mendaftar di fakultas kedokteran” Ucapku menggebu-gebu.“Aku yakin saat aku seusianya, aku bisa menjadi dokter yang lebih sukses dari wanita itu” Kepercayaan diriku kembali membuncah.
“Aku menyukai semua yang ada pada Profesor Adrius, tatapan dinginnya, suara baritonnya, caranya mengajar bahkan ucapan pedasnya pun aku suka” Aku tertunduk sedih.Anastasia dan Stefany memelukku dengan erat, mereka tidak menyangka jika aku benar benar tulus mencintai Profesor Adrius. Mereka kira aku hanya penasaran dengan Profesor Adrius, setelah Profesor Adrius tertarik padaku, aku akan mencampakan Profesor Adrius.“Pepatah mengatakan, cinta pertama tidak akan berakhir bahagia. Sepertinya memang begitu” Lirihku.“Tidak apa-apa Jenny, cintai dia semampumu, saat hatimu merasa lelah dan terluka, menyerahlah dan segera bangkit. Di masa depan hatimu akan menjadi semakin kuat” Anstasia menepuk-nepuk bahuku.“Masih ada kami yang sangat
“Aku paling tidak suka dengan rubah licik sepertimu, bukankah dulu kau mengatakan untuk bersaing secara sehat” Ucapku di telinga Veronika, kedua tanganku mencengkram kuat rambut panjang Veronika.Veronika berteriak histeris saat aku menjambak rambutnya, Adrius berusaha melepaskan tanganku dari rambut Veronika. Entah kekuatan dari mana, cengkraman tanganku di rambut Veronika sangat kuat. Adrius tidak sadar menggunakan tenaganya secara berlebihan untuk melepaskan jambakanku karena melihat Veronika sangat kesakitan.Akhirnya cengkraman tanganku lepas namun tubuhku terpelanting jauh dan kepalaku menabrak tiang sehingga dahiku mengeluarkan darah. Aku menyentuh dahiku yang berdarah. Adrius terlihat sangat kaget melihat dahiku yang berlumuran darah.Brian dan Varro yang kebetulan melewati tempat kami bertengkar
“Kita akan segera punya cucu!” tambah Moms, lalu mereka berpelukan.“Anak mereka akan memiliki gen yang luar biasa” kekeh Vincent.“Aku setuju, gen unggulan, perpaduan dari Adrius dan Alcie” tambah Gerrald.“Bagaimana kalian tahu lokasi penyanderaan Mom dan yang lainnya?” tanyaku“Kau lupa, pamanmu ini mantan consigliere Odsen?” jawab Adrius.“Ah! Benar juga” kekehku.“Saat kami tiba di markas dan menyadari kau tidak ada di sana, lalu menemukan pesan dari Christoper di ponselmu, aku merasa darahku kering saat itu” ucap Adrius.“Adrius semakin kalut saat Vincent saja tidak tahu dimana letak Altar Odsen” tambah Brian.“Tentu saja, hanya keluarga inti Odsen yang mengetahui lokasinya” ucapku.“Lalu Vincent menghubungi pamanmu” ucap Brian.“Kau bisa hidup tenang sekarang, berbahagialah dengan ke
Adrius dan teman temannya pasti mencariku, jika Odsen tahu aku tidak datang sendirian, aku takut Christoper melukai orang tua dan sahabat sahabatku.Altar Odsen adalah tempat yang hanya diketahui oleh keluarga inti Odsen dan para consigliere, tempat itu biasanya digunakan untuk berkumpul dan membahas hal yang sangat penting. Terletak di sebuah pulau rahasia, jika ingin sampai kesana harus melewati hutan bakau dan menaiki perahu selama tiga puluh menit.“Kau sudah semakin tua sepertinya, lama sekali kau sampai disini” ejek Christoper saat aku tiba di Altar Odsen.“Dimana orang tua dan teman temanku” ucapku to the point.“Maafkan aku, mereka tidak ada disini” ejek Christoper.Christoper lalu mengajakku ke sebuah ruangan, disana ada sebuah layar yang menampilkan orang tua dan sahabat sahabatku.“Kalian baik baik saja?” teriakku saat melihat mereka di layar.Mom, Dad, Stefany dan Anastasia k
Tok Tok! pintu kamar diketuk oleh Gerrald.“Kapten ada dokter Vincent, dia bilang ada yang harus dia sampaikan” ucap Gerrald.Aku dan Adrius bergegas menuju ruang meeting.“Seperti yang telah kita duga, Odsen memutus ekornya, setelah keluar dari rumah sakit, Isabela menyerahkan diri ke polisi, dia mengaku melakukan penyuapan seorang diri, dan Odsen sama sekali tidak terlibat” ucap Vincent penuh emosi.“Apa polisi percaya begitu saja?” tanya Brian.“Mereka masih melakukan penyelidikan” jawab Vincent.“Seharusnya aku bunuh saja wanita itu kemarin” ucapku.Semua orang kompak melirik ke arahku.“Jadi, kau yang menganiaya Isabela hingga tangannya melepuh” tanya Brian.“Wanita menjijikkan seperti dia harusnya musnah saja dari dunia ini” cibirku.“Jangan pernah membuat seorang mafia cemburu” kekeh Vincent.“Aku bu
Suasana di ruang meeting menjadi canggung, selain menyampaikan hasil investigasi, semua orang bungkam, aku sangat paham, mereka menuntut penjelasan dariku, terutama Adrius, wajahnya sangat dingin, sangat tidak bersahabat.“Oke, kerja bagus semuanya, kita akan mulai misi ini saat Gerrald dan Varro diterima bekerja di pabrik Obat” ucapku menutup meeting.“Alcie, apa benar kau adalah Jenny?” lirih Gerrald.“Ya” ucapku sambil membuang nafas kasar.“Wah! kau keterlaluan sekali!” protes Varro.“Sejak kapan kau berani meninggikan suaramu di depanku?” ucapku dingin kepada Varro.Varro lalu menutup mulutnya.“Jika aku mengaku dari awal, kalian tidak akan hormat dan respek lagi padaku” cibirku.“Benar juga” kekeh Gerrald.“Alcie, saat kita bertemu di gedung milik Edward untuk membeli informasi, kami melihatmu memacu motor ke arah pegunungan A
“Apa jadinya jika Jenny bertemu Alcie” batin Adrius.“Kau sedang apa di luar sendirian malam malam?” tanya Adrius.“Aku merindukan ibuku, ayahku dan juga kekasihku” lirihku.“Mereka tidak tahu kau sedang hamil?” tanya Adrius.Aku menganggukkan kepalaku.“Kau belum memberi tahu mereka?” tanya Adrius.“Akan ku beritahu setelah semua ini selesai” ucapku.“Mengapa kau tidak memberitahukan kabar bahagia ini secepatnya?” tanya Adrius.“Mereka pasti akan memintaku untuk berhenti balas dendam” Jawabku.“Itu karena mereka menyayangimu” ucap Adrius.“Jika aku tidak membalas dendam, hidupku tidak akan tenang, jika Odsen tahu aku masih hidup, dia tidak akan membiarkanku hidup bahagia dengan orang orang yang aku cintai” ucapku.Adrius menganggukkan kepalanya.“Kau mengerti alasanku untuk t
“Aku tahu kau memiliki dendam yang besar untuk Christian, tapi jangan seperti ini, jika kau pergi kesana tanpa persiapan, kau yang akan terbunuh” ucap Brian.“Biar kami yang membereskan Christian, kau disini saja memantau kami” tambah Varro.“Hanya aku yang bisa masuk kesana, aku tidak ingin kalian mati konyol, mereka tidak akan memperdulikan kalian pasukan khusus atau apa, mereka tidak akan segan membunuh kalian” ucapku dingin.“Kami tidak ingin kehilanganmu untuk kedua kalinya, bisakah kau memikirkan bayi yang ada di perutmu? jika hal buruk terjadi, kami tidak hanya akan kehilanganmu, tapi juga bayimu” ucap Adrius lembut.Hatiku terkoyak mendengar ucapan Adrius, aku terdiam begitu lama, tenggorokanku terasa seperti tercekik dan aku tidak bisa lagi menahan lelehan air mataku.“Alcie” Adrius menyentuh bahuku.“Kau tidak memiliki dendam sepertiku, apa orang terdekatmu pernah me
“Odsen memiliki sebuah pabrik obat di daerah Paralay, diatas kertas, pabrik tersebut menjual ibuprofen dan antibiotik, namun sebenarnya pabrik itu memproduksi heroin” jelasku.“Bagaimana cara kita menghancurkannya?” tanya Adrius.“Pabrik tersebut terletak di dekat bendungan air, aku berencana menenggelamkannya” ucapku sambil mengangkat sebelah garis bibirku.“Apa tidak ada pemukiman warga di sekitarnya?” tanya Brian.“Apa mereka akan mendirikan pabrik narkoba di dekat pemukiman warga?” tanya Vincent.“Oke, berarti kita tidak usah repot mengevakuasi warga” ucap Brian.“Kita akan menyusup menjadi karyawan pabrik tersebut,lalu membuat seluruh karyawannya keluar dan menjauh dari pabrik dengan cara apapun, setelah itu baru kita tenggelamkan” ucapku.“Kau terdengar seperti Kapten tim khusus sekarang, mana ada mafia yang memikirkan nyawa karyawan pabrik
“Apa apaan ini?” teriak Brian.“Ada apa?” tanyaku pada Adrius.Adrius mengangkat bahunya. Brian menekan sebuah nomor di ponselnya lalu pergi meninggalkan kami.“Ada apa?” tanya Adrius pada Gerrald.“Stefany sedang menghabiskan liburan musim panas di Hawai bersama keluarganya, lalu dia memasang foto di media sosialnya dengan hanya menggunakan bikini” kekeh Gerrald.“Stefany adalah kekasih Brian” jelas Adrius padaku.Aku hanya menganggukkan kepalaku.“Brian sangat posesif ternyata” komentarku.“Semua laki laki sama, mereka tidak mau kecantikan wanitanya dilihat banyak orang” kekeh Adrius.“Apa yang akan kau lakukan jika kekasihmu memakai bikini seperti itu?” tanyaku pada Adrius.“Aku akan menandai seluruh tubuhnya dengan tanda kepemilikanku agar dia tidak berani berpakaian terbuka” ucap Adrius.Aku memb
Adrius memasuki pegadaian Jupiter dengan langkah mantap, salah satu kancing bajunya di pasangi oleh penyadap dan kamera, sehingga kami bisa melihat dan mendengar apapun yang terjadi disana.Aku dan Vincent menunggu di gedung sebelah untuk memantau situasi, kami sedang menatap layar laptop yang terhubung dengan kamera yang dipasang di baju Adrius, sedangkan Brian, Varro, dan Gerrald bersiap mengepung pegadaian Jupiter.“Bagus sekali, semua karyawan Jupiter masuk kerja hari ini” ucap Vincent senang.“Kita dapat tangkapan ikan besar” kekehku.Saat Adrius memberi aba aba, Brian dan yang lainnya mengepung dan memaksa semua karyawan Jupiter untuk menyerah, namun tidak disangka komplotan preman datang menyerang, dan terjadilah baku hantam antara tim Obsidian dan para preman.Gerrald berfokus pada menyelamatkan warga sipil yang berada disana, sedangkan Varro, Brian dan Adrius menghajar para preman.“Aku tidak bisa melih