Abigail mengeliat dengan tubuh iblisnya yang mencapai bentuk sempurna. Matanya merah menyala dan hasratnya untuk membunuh begitu besar.
“Di mana kau simpan panglimaku, Bulgur?” tanya Abigail dengan suara serak mengerikan.
“Perut bumi. Dia akan bangkit saat kau berhasil melemahkan kakakmu,” sahut Bulgur dengan seringai licik di wajahnya.
“Bagaimana kondisi tawanan kita yang tampan?” tanya Abigail kembali, Bulgur tertawa senang.
“Masih lemah dan belum menyadari jika kita membawanya ke tempat ini,” kekehnya dengan lidah sesekali terjulur.
Abigail terlihat puas dan ia meringkuk kembali, siap menjalani hibernasi untuk menyempurnakan kekuatannya. Dimensi yang disebut oleh Monterey pada Nina dan temannya adalah dimensi kesedihan. Di mana tidak ada kegembiraan sedikit pun yang ada dalam dimensi tersebut.
Jiwa-jiwa manusia yang mengakhiri hidup dengan bunuh diri dan mati sebelum waktunya akan terdampar
Nina masih terlihat resah dan ia mengetukkan tangan di meja dengan raut gusar. Panther menghela napas berkali-kali sementara tangannya sibuk menuang anggur ke dalam gelasnya.Coque masih menggerutu dan tidak henti-hentinya mengumpat.“Ini semua konyol! Kenapa harus Roth yang pergi? Pria itu sangat lemah dan aku jauh lebih baik darinya!”Nina dan Panther tahu jika Coque menyayangi Roth dan Elba begitu mendalam. Tapi hatinya lebih terpaut pada Roth. Hubungan keduanya yang jarang akur, justru memperdalam ikatan batin yang begitu kuat.Coque memprotes kenapa bukan dia saja yang pergi. Akan lebih baik jika ia yang tersesat daripada Roth. Itu menurut buah pikirannya. Namun semua tahu, jika Coque mustahil melakukan itu. Selain tidak ada pengalaman, jiwa Coque akan lebih mudah tergelincir dan terperosok ke dalam dimensi tersebut.Monterey mulai meminta para pelayan untuk menghidangkan perjamuan pada tamunya. Namun tidak ada satu pun yang bersel
Di suatu tempat yang tersembunyi dari permukaan bumi, dalam relung gua yang cukup dalam, sekumpulan penyihir Celtic berkumpul dan merencanakan tindakan selanjutnya. Beltia, wanita yang menjadi ketua dari perkumpulan itu sekilas memang tampak cantik dan jelita. Namun semua tahu jika usia sesungguhnya sudah melewati dua abad.Penampilannya yang menawan harus ia jaga dengan mengorbankan seorang perawan suci setiap tahunnya. Saat ini, Beltia menugaskan beberapa orang penyihir untuk terus menggempur wilayah yang menjadi sasaran target mereka dan dengan bantuan Belial, ilmu yang dimiliki anggotanya lebih meningkat lagi.“Jangan lupa untuk melumpuhkan wilayah timur. Biarpun ketiga batu penjuru dalam sekapan kita, semua pengikut yang telah mereka didik pasti lambat laun memberontak. Terutama jika pemburu itu masih hidup,” desis Beltia dingin.Matanya menatap ke dalam labirin kecil yang telah disegel dengan mantra pelindung. Tiga manusia membalas tatapannya d
Kumpulan rempah-rempah yang terdiri dari berbagai benda aneh dan binatang menjijikkan tersebut dilemparkan ke dalam kuali panas yang airnya bergolak. Gadis dengan rambut kusut berwarna merah tersebut mengaduk dengan dengungan mantra yang tidak terputus dari mulutnya.Satu persatu senjata dalam berbagai bentuk yang terhampar di meja dia celupkan. Seorang pemuda berbadan kurus membantunya dan teriakan Beltia yang tidak sabar membuat keduanya bekerja lebih cepat.Dua pecutan terlontar dan melukai punggung keduanya. Mereka makin gugup dan mengerjakan dengan tubuh gemetar seraya menahan sakit di punggung yang kini mulai mengucurkan darah.Terlihat sekali jika dua penyihir kecil yang mungkin belum mencapai usia delapan belas tahun tersebut dalam tekanan yang sangat berat.***Nina mengumpulkan memori yang penyihir tua berikan padanya dua hari lalu. Bulan purnama tinggal dua belas hari saja. Jika ia tidak berhasil menemukan tempat tersebut, maka tig
Nina mengantarkan gadis berambut merah yang bernama Magda tersebut pada ibunya. Setelah berhasil mendapatkan anaknya, penyihir tua itu mulai memberitahu namanya pada Nina.“Amorosa, itu namaku. Pergunakan sebaik-baiknya, karena saat kau tahu siapa namaku, kau bisa memanggilku kapan saja kau mau,” cetus Amorosa dengan hati-hati.Nina mengernyitkan keningnya dan menggelengkan kepala.“Aku tidak pernah berniat untuk mengetahui namamu atau mempergunakan demi kepentingan pribadi, Amorosa! Aku sudah mendapatkan semua tujuanku dan janjiku telah terpenuhi. Setelah ini, antara kita tidak ada urusan apa pun!” tandas Nina menyangkal semua yang Amorosa duga selama ini pada dirinya.Penyihir tua itu terkejut. Tidak menyangka menemui manusia yang seperti Nina.“Jangan terkejut! Aku hanya ingin kau mendapatkan putrimu kembali, dan remaja lelaki itu juga perlu bertemu dengan keluarganya, bukan?” tanya Nina kemudian.&ldqu
Sambil mengendap dengan pelan, Roth melihat suasana cukup sepi dan kesempatannya untuk membebaskan Elba terbuka. Dengan keberanian yang besar, Roth mendekat dan akhirnya berdiri di depan sel labirin.“Elba!” panggil Roth setengah berbisik.Elba terbangun dan memandang Roth dengan lemah.“Roth, apa yang kau lakukan di sini?” tanya Elba pelan. Suaranya kadang hilang.“Aku tidak bisa membiarkan kau sendirian, Bodoh!” balas Roth dengan mata merebak.Elba kembali terkulai. Roth mengerahkan segenap kekuatannya untuk menghancurkan sel tersebut. Setelah beberapa kali, akhirnya jeruji itu hancur. Roth melesak ke dalam dan meraih tubuh Elba sembari membuka portal dan melompat ke dalamnya.Sayangnya, sebelum ia berhasil sepenuhnya masuk ke dalam portal, salah satu iblis berhasil mengenai jiwa Roth yang membuatnya mengalami luka yang cukup serius!Roth kembali ke tubuhnya sementara Elba terlempar dan terguling
Kemungkinan yang terbaik untuk mereka menuntaskan semua penyelidikan adalah dengan membagi dalam beberapa tim. Demi mengetahui seberapa jauh pengaruh Belial hingga detik ini, Elba sepakati dengan Nina untuk memecah menjadi lima grup.Maxer akan memimpin setengah dari grupnya menelisik wilayah Inggris secara keseluruhan. Sementara setengahnya lagi akan dipimpin oleh Bergen Monterey.“Aku? Bisakah aku mendapatkan setengah pasukan dari Morret. Kaum gipsi cukup sulit untuk diatur, tolong jangan tersinggung,” protes Bergen sembari melontarkan permohonan maaf pada Maxer, yang mulai tampak geram dengan semua permintaan maaf manusia yang ada bersamanya saat ini.“Morret akan membagi dua pasukannya untuk ke dataran Irlandia dan Perancis, Bergen,” tukas Elba dengan sabar.Bergen tidak bisa membantah dan hanya menggerutu pelan.Roth dan Coque akan memimpin pasukan di Norwegia bersama Asmund.“Akhirnya, aku bisa bertugas bersamamu, Roth!” pekik Coque de
Keduanya masih memandang wanita aneh dengan sayap mirip kelewar tersebut. Setelah sadar akan penampilannya yang cukup mengganggu sebagian orang, ia memutar tubuh dan dalam sekejap ia berwujud menjadi manusia biasa dengan tubuh telanjang.“Tunggu,” pintanya sambil menutupi tubuhnya dengan tangan dan berlari ke balik pohon yang memiliki buah aneh.Setelah menunggu dengan sabar dan bertumpuk pertanyaan, wanita itu muncul dengan celana jeans dan kaos juga jaket! Tidak ada lagi penampilan janggal, kini ia mirip wanita biasa di pertengahan tiga puluhan.“Perkenalkan namaku Antira, dan aku adalah manusia setengah kelelawar yang sudah berusia, hmm … sekitar empat ratus tahun jika tidak salah ingat. Itu sudah lama sekali dan aku suka lupa.” Wanita itu menjabat tangan Roth dan Coque masing-masing dengan goncangan kuat.“Hai, Antira. Aku Roth dan dia Coque,” sahut Roth dengan senyum kikuk.“Aku akan menjelaskan
Douglas mengajak mereka untuk kembali ke apartemen yang ada di seberang kantornya. Tempat tinggal pria tambun tersebut sangat mewah dan modern. Dari pintu otomatis hingga lampu sensor gerak yang menyala jika ada pergerakan makhluk hidup.“Semua ini kau dapatkan dari Belial?” tanya Roth. Douglas mengangguk.Sepertinya pria itu mudah gugup dan walaupun cerdas, terlalu cepat mengambil keputusan.“Berapa lama Belial menjanjikan semua kemewahan ini?” tanya Coque sembari melihat semua fasilitas apartemennya yang futuristic tersebut.“Selama dua puluh tahun,” jawab Douglas sembari menuangkan whisky terbaiknya untuk mereka.“Kau tidak akan hidup selama itu untuk menikmati semuanya, Doug!” cibir Antira masih kecewa karena batal membunuh pria yang menjadi target mereka.“Aku tidak tahu jika dia adalah iblis incaran yang sedang mengancam dunia,” keluh Douglas dengan lemah.“Sudah