Share

6. Erangan

Author: Miafily
last update Last Updated: 2020-09-16 15:53:44

Negeri Salju, itulah julukan negeri Rusia yang dikenal oleh dunia. Rusia yang terkenal sebagai salah satu destinasi favorit para turis. Namun, memilih waktu terbaik untuk mengunjungi negeri berjuluk Negeri Salju ini adalah hal yang terasa sangat sulit bagi sebagian besar orang. Hal itu terjadi, karena musim sering datang atau pergi tidak tepat dengan prediksi kalender musim yang sudah ditetapkan oleh instansi yang memiliki wewenang.

Hanya saja, bagi Luna yang tidak pernah berkunjung ke luar negeri, kapan pun waktunya itu tidak masalah. Saat ini saja, Luna terlihat begitu takjub dengan apa yang ia lihat. Karena membutuhkan waktu yang lama untuk menempuh perjalanan hingga tiba di negeri asing ini, Luna sama sekali tidak memiliki waktu untuk menikmati semua pemandangan indah yang tersaji di hadapan matanya. Luna terakhir kali memilih untuk beristirahat di kamar hotel yang sudah dipersiapkan.

Sebenarnya, sebelumnya Luna sudah bersiap dengan setumpuk umpatan karena merasa begitu membenci Dominik yang bertingkah seenaknya. Dominik seenaknya mengubah jadwal penerbangan yang sebelumnya sudah disepakati. Meskipun sebenarnya Luna sama sekali tidak perlu mengurus apa pun selain barang-barang yang akan ia bawa, tetapi tetap saja Luna merasa kesal.

Saat menggerutu di dalam pesawat mewah pribadi milik Dominik, si pria misterius bernetra biru tersebut malah berkata, “Paspor dan visamu sudah selesai diurus, lalu kenapa harus membuang waktu? Lebih baik berangkat secepatnya, bukan? Ah, jangan berpikiran aneh. Aku hanya tengah bersiaga. Takutnya, anak kucing yang sudah susah payah kutangkap melarikan diri karena aku terlalu melonggarkan pengawasan.”

“Menyebalkan. Jadi dia menganggapku seperti seekor anak kucing?” tanya Luna sembari menatap keindahan kota yang selama ini menjadi salah satu pusat dari wisata di negeri Rusia ini.

Saat Luna baru saja akan melemparkan makian pada sosok bos besar tersebut, Luna mendengar dering ponsel yang terdengar asing. Luna segera beranjak menuju ranjang dan melihat ponsel mewah di atas nakas berdering. Itu bukan ponsel milik Luna, tetapi ponsel yang diberikan oleh Dominik pada Luna untuk digunakan selama bekerja sebagai sekretaris Dominik. Itu berarti, Luna hanya perlu bertahan selama tiga bulan, sesuai dengan masa magangnya. Menurut kontrak, jika dirinya mengundurkan diri di luar masa magang, hal itu diperbolehkan. Luna akan memastikan ulang pada Dominik nanti, sekarang Luna harus mengangkat telepon dari Dominik lebih dulu.

“Halo,” sapa Luna dengan suaranya yang khas di telinga Dominik.

“Bersiaplah. Lima belas menit lagi Harry akan menjemputmu,” sahut Dominik di ujung sambungan telepon.

Luna yang mendengarnya tentu saja akan berdebat. Lima belas menit mana cukup untuk menyiapkan dirinya sebaik mungkin. Apalagi, Luna memang harus menyiapkan beberapa hal. Namun, Dominik sama sekali tidak memberi ruang bagi Luna untuk membantah apa yang sudah ia perintahkan. Dominik memutuskan sambungan telepon begitu saja dan membuat Luna menutup matanya karena rasa kesal yang.

Luna menipiskan bibirnya dan bergumam, “Sabar, Luna. Sabar. Ini baru hari pertama. Kendalikan dirimu. Ini hanya berlaku untuk tiga bulan.”

Ya, Luna mencoba untuk menyuntikkan semangat pada dirinya sendiri. Meskipun ini bukan posisi yang Luna inginkan, dan sebenarnya terlalu tinggi untuknya, tetap saja Luna harus mengerahkan semua kemampuannya. Luna tidak ingin membuat kesalahan yang bisa membuat Dominik mengikatnya lebih lama. Luna harus bekerja sebaik mungkin dalam tiga bulan, dan bisa mendapatkan kebebasannya lagi.

***

Luna berulang kali mengernyitkan keningnya karena mendengar bahasa Inggris yang beraksen unik, tetapi tetap masih bisa ia mengerti. Awalnya, Luna merasa khawatir karena dirinya tidak bisa bekerja dengan baik karena perbedaan bahasa. Luna berpikir, para pekerja lain akan menggunakan bahasa asli mereka, alih-alih menggunakan bahasa Inggris. Hal yang patut Luna sykuri karena dirinya bisa mengerti dengan baik, dan melaksanakan tugasnya dengan baik di hari pertamanya ini.

Kecemasan Luna tersebut berawal karena ternyata di hari pertama Dominik langsung mengajaknya untuk ikut serta dalam rapat mengenai masalah proyek yang akan dimulai akhir bulan nanti. Tentu saja, Luna harus mencatat begitu banyak hal, dan bahasa yang digunakan oleh orang-orang yang terlibat untuk mengemukakan pendapat atau ide mereka adalah bahasa Inggris, Luna setidaknya bisa menulis semua itu dengan tepat. Luna terlalu fokus dengan apa yang ia kerjakan, dan tidak menyadari jika saat ini Dominik tengah memperhatikannya dengan lekat.

Dominik merasa kagum pada Luna. Ia tahu, semua yang terjadi beberapa hari ke belakang pasti sangat mengejutkan untuk Luna. Lebih daripada itu, kini Luna harus beranjak dari rumahnya yang nyaman dan bekerja di negeri asing yang jelas tidak ia kenali. Namun sejauh ini, Dominik bisa menilai jika Luna cukup pandai dalam beradaptasi. Saat ini saja, Luna sudah larut dalam pekerjaannya dan tampak tidak merasa asing dengan lingkungan di sekitarnya yang jelas sangat berbeda daripada lingkungan yang selama ini ia tinggali.

Rapat itu pun selesai dengan cepat. Namun, Dominik, Luna dan Harry masih berada di ruang rapat. Harry dan Dominik tengah berdiskusi dengan bahasa ibu mereka, sementara Luna masih sibuk memindahkan catatan tangannya yang berantakan menjadi catatan digital pada laptop. Sayangnya, karena terlalu berkonsentrasi dengan tugasnya, Luna tidak menyadari jika kini Harry sudah beranjak dari ruangan tersebut dan meninggalkan dirinya dan Dominik di ruang rapat tersebut.

Namun, beberapa saat kemudian, karena dirinya merasa ruang tersebut terasa terlalu hening, Luna pun menghentikan jemarinya dan menatap sekeliling. Ternyata semua orang sudah pergi, tinggal Dominik yang duduk di kepala meja dengan karismanya sebagai seorang pemimpin. “Kenapa Tuan masih di sini?” tanya Luna membuat Dominik mengernyitkan keningnya.

“Apa aku tidak boleh berada di sini?” tanya bali Dominik membuat Luna ingin sekali mencubit bibir pria yang sungguh menyebalkan ini.

“Bukan seperti itu, tetapi bukannya Tuan harus kembali ke ruangan Anda dan mengerjakan tugas Anda?” Luna memperbaiki pertanyaan yang sebelumnya ia ajukan pada Dominik.

Dominik mengangguk-angguk seakan mengerti dengan apa yang ingin disampaikan oleh Luna padanya. Namun apa yang dikatakan Dominik selanjutnya malah membuat Luna ingin memukul Dominik menggunakan laptop yang berada di tangannya. Hanya saja, Luna masih memiliki akal sehat untuk tidak melakukan hal itu. “Aku tau. Pergilah dan buatkan aku kopi. Harry ada di depan pintu dan akan mebawamu ke pantry khusus yang hanya boleh digunakan olehku, olehmu dan Harry,” ucap Dominik.

Dengan mengetatkan rahangnya karena kecamuk emosinya, Luna pun berkata, “Baik, Tuan.”

Luna segera beranjak pergi. Perempuan satu itu tampak berbeda dengan setelan formal berupa rok span, dan kemeja panjang berwarna kuning segar. Jangan lupakan sepatu berhak lima sentimeter yang melengkapi tampilannya. Karena bantuan Harry, Luna bisa membuat kopi yang sesuai dengan selera Dominik dengan cepat dan bisa kembali ke ruang rapat tampa menghabiskan waktu yang terlalu lama.

Luna meletakkan nampan di atas meja di hadapan Dominik, dan berkata, “Silakan kopinya. Jika tidak ada yang Anda butuhkan lagi, saya pamit lebih dulu.”

“Memangnya kata siapa jika tidak ada lagi yang aku butuhkan?” tanya Dominik membuat Luna yang sedang membereskan barang-barangnya untuk kembali ke ruang kerjanya, segera menghentikan tangannya dan menatap Dominik dalam diam.

“Lalu, apa yang Tuan butuhkan sekarang?” tanya Luna dengan nada mendesak. Sungguh, Luna sangat sebal saat Dominik sudah bertingkah seperti ini.

“Kemarilah,” ucap Dominik meminta Luna untuk mendekat padanya. Tanpa berpikir, Luna pun melangkah mendekat pada Dominik yang masih duduk di kepala meja.

Sayangnya, apa yang dilakukan oleh Luna tersebut membuat Luna menyesal pada akhirnya. Hal itu terjadi karena ternyata Dominik menarik Luna hingga berakhir duduk menyamping di atas pangkuan Dominik. Tentu saja hal itu membuat Luna kesal bukan main. Luna berusaha untuk bangkit, tetapi Dominik menahannya dan membuat Luna semakin kesal saja. “Tolong jangan bertingkah seperti bajingan, Tuan,” ucap Luna dengan nada penuh peringatan.

Dominik yang mendengar perkataan tersebut terlihat tertarik untuk semakin bermain dan menggoda gadis yang berada di atas pangkuannya ini. Dominik menyeringai dan berkata, “Sepertinya aku perlu menunjukkan bagaimana bajingan yang sesungguhnya.”

Dominik mencium Luna dengan cepat. Tidak sampai di sana saja, Dominik juga melarikan salah satu tangannya untuk menyusuri paha Luna dengan gerakan sensual. Luna yang berontak dengan liar membuat cangkir kopi tersenggol dan terjatuh di atas lantai. Namun, karena ruangan yang dibuat kedap suara, Harry tidak mendengarnya dan masuk untuk menggaggu. Dominik saat ini malah menggendong Luna lalu membaringkannya di atas meja rapat yang luas. Dominik setengah menindih Luna yang melotot penuh kebencian padanya. “Dasar Bajingan!” maki Luna.

“Ya, aku memang bajingan. Karena itulah, izinkan Bajingan ini untuk melanjutkan kegiatannya,” ucap Dominik lalu menghisap kuat-kuat leher Luna yang terpampang jelas, dan membuat Luna tanpa sadar mengeluarkan erangan sensual yang membuat Dominik semakin bersemangat.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Rosmah Asrul
kasian kau luna
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • The Hottest CEO (Bahasa Indonesia)   7. Hujan Peluru

    Luna tampak berbeda dengan sebuah syal tipis cantik yang menghiasi lehernya. Gadis satu itu tampak sesekali membenarkan letak syal tersebut, seakan-akan dirinya sangat enggan jika syal cantik tersebut berpindah letak sedikit saja. Sepertinya, Luna tengah menyembunyikan sesuatu di balik syal yang ia gunakan tersebut. Luna mendengkus kesal, lalu kembali melanjutkan pekerjaannya. Luna sama sekali tidak berusaha untuk menyembunyikan ekspresi kesal yang menghiasi wajah cantiknya yang membawa kecantikan gadis Nusantara yang begitu kental. Suasana hati Luna memang sangat buruk, dan ia tidak berniat untuk menyembunyikan suasana hatinya yang buruk tersebut.Luna larut dalam pekerjaannya, sesekali ia mendapatkan tel

    Last Updated : 2020-09-16
  • The Hottest CEO (Bahasa Indonesia)   8. Tenanglah

    Luna mengurut pelipisnya yang terasa begitu tegang. Ia bangkit dari posisinya dan menyadari jika ini bukanlah kamar apartemen yang disediakan oleh Dominik untuk Luna tinggali selama dirinya tinggal di Rusia. Luna memang tidak tahu dirinya ada di mana saat ini, tetapi Luna yakin jika ini adalah ruangan milik Dominik. Selain dari kemewahan yang tampak jelas di setiap sudut ruangan yang didominasi warna gelap ini, Luna juga bisa mencium aroma khas Dominik yang pekat.Luna menunduk dan menyadari jika dirinya sudah menggunakan gaun tidur asing. Ia tidak panik dan berpikir jika Dominik yang menggantikan pakaiannya. Meskipun Dominik kurang ajar, tetapi ia yakin jika CEO panas satu itu

    Last Updated : 2020-09-16
  • The Hottest CEO (Bahasa Indonesia)   9. Aku Setuju

    Luna mengamati pemandangan yang berkabut dalam diam. Di tangannya ada sebuah cangkir teh hangat yang rupanya masih mengepulkan hawa panasnya. Gadis itu menghela napas. Baru saja beberapa hari dirinya berada di Rusia, dan dirinya sudah hampir mati sebanyak dua kali. Ya, selama dua kali Luna berada di tengah-tengah area yang dihujani peluru. Sungguh gila, dan hingga saat ini Luna masih merasakan tensi ketegangannya.Padahal ini sudah pagi, sudah berjam-jam lamanya kejadian itu berlalu, tetapi Luna masih merasakan aura mencekam yang membuatnya sesak. Luna menghela napas panjang. Beruntunglah karena Dominik memberikannya libur setelah dirinya melalui berbagai kejadian mengerikan tersebut. Tentu saja, siapa pun

    Last Updated : 2020-09-16
  • The Hottest CEO (Bahasa Indonesia)   10. Taruhan

    “Jangan marah seperti itu, Luna. Jika aku menolaknya, kau malah akan berada dalam situasi yang lebih berbahaya,” bisik Dominik pada Luna saat mereka melangkah menuju ruang VIP yang memang disediakan untuk para pelanggan yang rela menghabiskan jutaan dolar hanya untuk memenuhi hasrat berjudi mereka. Menang atau kalah adalah masalah nanti. Hal yang terpenting adalah, dahaga mereka bisa terpenuhi saat itu juga.Untuk meladeni tantangan Ignor, Dominik harus mengadakan sebuah permainan kartu yang diselenggarakan di ruangan terbaik yang ia miliki. Ini bukan hanya masalah gengsi, tetapi juga masalah keamanan. Semakin terbatas ruangan, dan semakin terbatang siapa pun yang bisa berkunjung pada ruangan t

    Last Updated : 2020-09-16
  • The Hottest CEO (Bahasa Indonesia)   11. Mencintaimu

    Luna terlihat benar-benar gelisah. Seolah-olah dirinya memiliki firasat buruk jika ada hal merugikan yang akan ia hadapi. Hal ini tidak terlepas dengan apa yang sudah Dominik katakan tadi siang di kantor. Setelah mengatakan hal tersebut, Dominik melepaskannya dan mengerjakan pekerjaannya seolah-olah tidak ada hal yang terjadi. Namun, hal itu berbeda dengan apa yang dirasakan oleh Luna. Perempuan itu tidak bisa berkonsentrasi dengan pekerjannya, hingga dirinya berkali-kali mendapatkan teguran dari Harry yang memang masih bertugas untuk mengawasi kinerjanya.Luna menatap langit yang sudah menggelap. Udara dingin juga berembus dingin, mulai menyusuo dan menggigit tulang Luna hingga menyisakan ngilu dipermukaa

    Last Updated : 2020-09-16
  • The Hottest CEO (Bahasa Indonesia)   12. Sisi Baru

    “Apa kau gila?!” tanya Luna dengan nada tinggi.Luna sama sekali tidak mempertahankan sikap profesionalnya di hadapan sang bos besar, walauapun saat ini dirinya dan Dominik masih berada di perusahaan dan masih dalam jam kerja. Luna terlihat begitu marah dengan napas yang terengah-engah. Dominik sendiri duduk bersandar pada meja kerjanya yang kokoh dan tampak menikmati ekspresi kemarahan yang saat ini tengah Luna tampilkan di hadapannya. Dominik bahkan terlihat tidak ragu menampilkan ekspresi senang yang tentu saja membuat Luna semakin marah saja.“Apa kau tidak ingin menjelaskan apa pun dengan ap

    Last Updated : 2020-09-16
  • The Hottest CEO (Bahasa Indonesia)   13. Rasa Penasaran

    Luna menggigiti kuku ibu jarinya. Ia benar-benar bingung dengan apa yang tengah terjadi saat ini. Dominik menyatakan cintanya, itu sangat mengejutkan. Dan jangan pikir jika Luna tidak merasa tersentuh dengan perasaan yang diungkapkan oleh Dominik itu. Namun, Luna tidak berpikir jika dirinya harus memberikan jawaban atas lamaran yang sudah diajukan oleh Dominik. Apa lagi, saat ini Dominik sudah menekan Luna untuk segera memberikan jawaban atas lamarannya.Luna menghela napas panjang. Ia benar-benar tidak bisa berpikir jernih, apalagi saat ini dirinya tengah harus menyelesaikan setumpuk pekerjaan yang menunggunya. Kepala Luna terasa pening. Apa yang harus ia katakan pada Dominik? Tentu saja akal sehat Luna m

    Last Updated : 2020-09-16
  • The Hottest CEO (Bahasa Indonesia)   14. Sangat Menggemaskan (21+)

    Luna menepuk-nepuk rambutnya yang basah. Ia memang baru saja selesai mandi keramas demi menghilangkan semua hairspray yang membuat rambutnya kaku, dan terasa tidak nyaman. Saat ini, Luna hanya mengenakan sebuah kimono handuk, karena pakaiannya masih berada di atas ranjang. Namun, begitu ke luar dari kamar mandi, Luna terkejut dengan Dominik yang tengah duduk bertelanjang dada di tepi ranjang.Bukan, bukan keberadaan Dominik yang setengah telanjang yang membuat Luna merasa terkejut. Namun, apa yang tengah dilakukan oleh CEO hot itu saat ini. Dominik tengah mengangkat celana dalam dan bra milik Luna ke udara, dengan kedua netra yang tertuju pada kedua benda tersebut. Dominik menampilkan ekspresi yang s

    Last Updated : 2020-09-16

Latest chapter

  • The Hottest CEO (Bahasa Indonesia)   Ekstra Part 2 (END) : Penantian Panjang

    Bertahun-tahun lamanya, Dominik mencari keberadanaan Luna. Mencari sebagian hatinya. Namun, usahanya sia-sia. Ia tidak bisa menemukan Luna, bahkan setelah menggunakan semua kemampuan serta koneksinya. Seakan-akan Luna memang menghilang begitu saja, dan selama ini tidak pernah ada di dunia ini."Tuan, apa Anda masih akan melanjutkan pencarian ini?" tanya Harry. Pertanyaan ini wajar, mengingat Dominik melakukan pencarian ini sudah hampir dua puluh tahun lamanya. Namun semua pencarian ini tidak membuahkan hasil. Rasanya, sudah saatnya Dominik berhenti dan melanjutkan kehidupannya tanpa melihat masa lalunya.Sayangnya, pemikiran Harry berbeda dengan Dominik. Mengingat Dominik masih ingin mencari Luna. Jika memang Luna sudah meninggal, maka ia ingin menemulan makam dan melihat kerangkanya. Namun jika Luna masih hidup, maka ia ingin membawanya kembali. Dominik ingin kembali membawa Luna ke dalam pelukannya. Sebab sepeninggal Luna, semuanya terasa hampa."Tidak. Tetap lanjutkan semuanya seper

  • The Hottest CEO (Bahasa Indonesia)   Ekstra Part 1 : Sama-Sama Berusaha

    “Wah cantiknya, sudah berapa bulan?” tanya seorang nenek pada Edelia yang tengah mengajak putrinya berjalan-jalan pagi. Edelia menggendong putrinya dengan kain gendongan khusus.“Usianya baru dua bulan,” jawab Edelia dengan kebahagiaan yang tampak begitu jelas pada wajahnya yang cantik.“Pasti berat harus merawat anak sendiri. Jangan ragu untuk meminta bant

  • The Hottest CEO (Bahasa Indonesia)   35. Memulai Hidup Baru (END)

    Meskipun dengan saluran pernapasannya yang hampir terputus karena Dominik yang masih mencekiknya, Ignor sama sekali tidak merasa terintimidasi. Ia menyeringai dan sedetik kemudian tertawa dengan keras dengan pertanyaan yang diajukan oleh Dominik. “Kenapa kau bertanya mengenai keberadaan Luna? Apa kau akan membawanya kembali? Untuk apa? Apa untuk menjadikannya sebagai boneka hidup pengganti Eleanor?” tanya Ignor tajam, sembari berusaha untuk melepaskan cekikan Dominik.Sayangnya, apa yang dikatakan oleh Ignor malah membuat Dominik semakin marah. Ignor sudah mengatakan sesuatu yang jelas menghabiskan seluruh stok kesabaran yang ia miliki. Dengan wajah memerah, Dominik berkata, “Kau mengatakan omong kosong. Kau tidak mengetahui apa pun, tetapi berlagak dengan betindak seolah-olah mengetahui

  • The Hottest CEO (Bahasa Indonesia)   34. Lepas Kendali

    Setelah mengatakan hal apa yang ia perlukan, Luna pun segera mematikan sambungan telepon dan kembali menatap Dominik yang tengah terlelap dengan nyenyaknya. Luna menatap Dominik dengan sendu. Mungkin, sebelum kejadian penculikan dan mengetahui rahasia dari Ignor, Luna belum menyadari apa yang ia rasakan. Ah, bukan. Bukan belum menyadari. Luna jelas sudah menyadari hal itu sejak lama, bahwa hatinya sudah jatuh untuk pria ini. Namun, sebelumnya Luna terus menekan perasaannya karena merasa takut. Sayangnya, saat ini Luna sudah bertemu dengan ketakuta yang menjadi nyata. Pada akhirnya, Luna pun tidak lagi bisa membendung perasaannya.Luna membiarkan perasaan itu meluap begitu saja. Benar, Luna membiarkan semua

  • The Hottest CEO (Bahasa Indonesia)   33. Untuk Terakhir Kali (21+)

    Dominik mengusap pipi Luna yang terasa dingin. Setelah Dominik menemukan Luna di tepi jalan, Luna segera dibawa oleh Dominik kembali ke kediaman Yakov. Tentu saja, Dominik sudah memanggil orang yang kompeten untuk memastikan jika kondisi Luna baik-baik saja. Dominik jelas merasa sangat cemas, apalagi dengan kondisi Luna saat dirinya ditemukan. Luna mengenakan pakaian yang rusak parah, dengan jas milik pria yang melindungi pakaiannya tersebut. Tentunya, Dominik harus memastikan jika Luna belum disentuh oleh pria mana pun. Jika hal itu terjadi, tentu saja Dominik harus menangani kondisi Luna yang pastinya memburuk, baik itu fisiknya, maupun mentalnya.Namun syukurlah, Luna tidak mengalami luka selain pada wa

  • The Hottest CEO (Bahasa Indonesia)   32. Kenyataan

    Lalu tubuh yang menimpa Luna disingkirkan dengan mudah. Mayat itu kini tergeletak di atas lantai dengan kepala hancur dan darah yang tercecer di mana-mana. Luna yang awalnya berpikir seseorang yang menolongnya itu adalah Dominik, seketika terkejut saat menyadari pemikirannya yang salah. Luna segera menutupi dadanya dan memanggil orang itu dengan bibir bergetar, “Ignor.”Ignor yang mendengar Luna memanggilnya dengan lirih, mau tidak mau menyeringai pad

  • The Hottest CEO (Bahasa Indonesia)   31. Ignor

    Luna terbangun dan sadar jika dirinya tengah dalam penyandraan. Dengan kondisi kaki dan tangan yang terikat dan mulut yang dilakban, siapa pun pasti bisa menyimpulkan hal itu dengan mudah, bukan? Meskipun ini bukanlah situasi yang baik-baik saja, tetapi Luna berusaha untuk menenangkan diri. Setidaknya, Luna tidak boleh terlihat seperti orang yang ketakutan, karena ketakutannya nanti pasti dengan mudah dimanfaatkan oleh orang yang sudah menculiknya ini. Luna merasa jika keadaan selalu tidak pernah berpihak padanya. Bahkan, saat Luna menjalankan kesehariannya seperti orang normal saja, Luna tetap terseret dalam masalah seperti ini. Luna menggerakkan sedikit tubuhnya yang memang terikat erat pada kursi yang ia tempati. Luna memang belum bisa menebak siapa yang sudah menculik dan menyekapnya ini, tetap

  • The Hottest CEO (Bahasa Indonesia)   30. Nyonya Menghilang

    Hingga malam, Luna sama sekali tidak bisa beristirahat. Padahal, tubuhnya sendiri sudah menjerit meminta untuk istirahat. Namun, otak Luna terus mengulang kejadian mengerikan di mana dirinya melukai seseorang bahkan membuat orang itu mati. Luna melirik kotak berisi pisau berlumur darah kering yang ia simpan di atas nakas. Semuanya bagai mimpi buruk bagi Luna. Sejak awal, keputusan Luna untuk ikut ke Rusia. Seharusnya, Luna mendengarkan suara hatinya dan mengikuti firasatnya. Jika dirinya tidak terjebak dalam tipu muslihat Dominik, Luna tidak mungkin sampai berada di titik ini. Luna tidak mungkin terbawa arus dan menjadi seorang penjahat sama halnya dengan Dominik.Luna mendengar deru mobil, lalu melirik jam dinding. Ini jam satu pagi, dan Dominik baru kembali dari urusan pe

  • The Hottest CEO (Bahasa Indonesia)   29. Dimulai

    Setelah hampir dua minggu menghabiskan waktu bulan madu berkeliling dari satu negara ke negara lainnya, tibalah saat di mana Dominik dan Luna kembali ke Rusia. Ternyata, ada beberapa hal yang terjadi di Rusia, dan mendesak Dominik untuk segera kembali ke negerinya itu. Walaupun enggan mengakhiri acara bulan madunya secepat itu, tetapi Dominik tidak memiliki pilihan lain, selain melakukannya, karena ia tidak bisa mengabaikan pekerjaannya lebih lama daripada itu. Luna sendiri sama sekali tidak keberatan harus menyelesaikan rangkaian bulan madu mendadaknya. Ia merasa lelah dengan perjalanan tidak berujung itu, dan memilih untuk kembali dengan pekerjaannya sebagai sekretaris Dominik.Setelah tiga hari beristirahat, saat ini Luna sudah kembali aktif bekerja di perusahaan, dan menyadari jika selama ini Harry yang men

DMCA.com Protection Status