“Tuan Long Wang, Anda salah paham.” Gai Bian maju ke hadapan naga lautan yang tengah memeluk Jiu dengan erat. “Kami memang mengenal, Nona Ying Er. Tetapi hanya sebatas pembeli dan penjual. Sama sekali tidak ada niatan atau pun konspirasi untuk melawan, Tuan.” Melihat tatapan dari Long Wang masih penuh curiga. Gai Bian merapatkan rahang, hampir kehabisan akal. Sampai akhirnya ia menarik pedang dan mengarahkannya pada Zou Biya. Gadis itu tersentak, menyeret pantatnya untuk mundur. “Ini semua karena ulahmu, Nona Ying Er. Hanya karena warga Xiantao memujimu sebagai gadis baik dan mirip seperti mendiang kekasih Tuan Long Wang. Kau jadi lupa daratan, bersikap sombong hingga mengira mampu mengambil hati naga yang kami hormati. Bahkan akibat dari hati busukmu, kau tidak segan mencelakai Nona Jiu yang ternyata kekasih sejati dari Tuan Long Wang.” Seluruh badan Zou Biya gemetar hebat, kepalanya sudah tidak bisa berpikir jernih. Ia tidak mengerti mengapa dirinya bisa dalam kondisi seperti ini
Langit kelabu perlahan kembali cerah. Tekanan yang diberikan Long Wang berangsur-angsur menghilang. Mereka yang berhasil mempertahankan kesadaran, menghela napas lega. Orang-orang sontak mengangkat wajah, melihat pemandangan agung di depan mata. Sosok Jiu dan Long Wang turun perlahan menginjak tanah. “Hi–hidup, Tuan Long Wang dan Nona Jiu!” seseorang berseru. “Hidup Naga Lautan dan Nona Pendeta!” “Hidup Naga Lautan dan Nona Pendeta!” “Hidup, Tuan Long Wang dan Nona Jiu!” Alun-alun kota Xiantao begitu ramai. Menyerukan nama Long Wang dan Jiu bersama-sama. Tetapi dari sorot mata coklat itu tidak nampak rasa senang. Justru gurat kesedihan terpancar jelas. Shi Jiu melepaskan pelukan Long Wang dan maju dua langkah. Keramaian perlahan redup, berganti akan perasaan was-was menunggu Jiu berbicara. “Aku sudah mengingat semua perbuatan para leluhur Kota Xiantao. Mereka menuduhku tanpa bukti konkret, menjatuhkanku di depan Long Wang.” Nada suara Shi Jiu tidak terlalu tinggi maupun rendah.
Acara makan bersama masih berlangsung sampai malam. Jiu menghabiskan waktu bertukar cerita dengan Zou Biya. Huanglong sesekali ikut menimpali, kemudian berakhir adu mulut dengan Jiu. Di tengah keramaian itu, terdapat dua kursi kosong di sana. Dua naga yang mewakilkan angin dan laut, tengah berada di luar penginapan. Shenlong lebih dulu menarik diri, mencari angin. Sampai Long Wang menyusul untuk membicarakan sesuatu.“Melihat dari sikapnya, sepertinya kau belum menceritakan semuanya ke Jiu. Mengenai arti dari keberadaannya.”Shenlong tertawa pendek. “Tanpa basa-basi seperti biasa.”Mata emas dari naga laut melirik sekilas, lalu ikut menatap bulan. “Aku asumsikan, si naga lembah pun belum mengingat Jiu seutuhnya. Mengapa kau berbeda, Shenlong? Mungkinkah… karena kau yang terakhir?”Lengang sejenak. Seakan naga angin enggan menjawab. Ataukah ia masih mencari jawaban yang tepat atas pertanyaan Long Wang.“Apa kau akan bergabung dengan kami?” Alih-alih menjawab, Shenlong balik bertanya de
Kondisi penginapan hari ini tampak ramai. Mereka kedatangan banyak pengunjung penting sejak pagi. Ini semua dikarenakan kabar mengenai rombongan Shi Jiu hendak meninggalkan kota. Mulai dari Zou Biya hingga Pemimpin Sekte, Xiang De dan murid tingkat akhir Lee Gai Bian datang untuk melepas kepergian. Shi Jiu turun dari lantai dua dan terkejut melihat banyak wajah-wajah tidak asing di lobi penginapan. “Sedang apa kalian semua di sini?” Nyatanya Jiu tidak tahu bahwa banyak orang yang ingin mengantar kepergiannya. Xiang De adalah yang pertama menyapa. “Selamat pagi, Nona Jiu. Kami sebagai perwakilan dari Kuil Hansan, ingin mengantar kepergian Anda pagi ini.”Sapaan pria paruh baya itu terlalu formal, membuat Jiu merasa tidak nyaman. Shenlong yang menyadari hal itu, segera mendekat dan berbisik. “Tidak usah merasa terbebani. Memang seharusnya ia bersikap seperti itu padamu sejak awal.”Kening Jiu terlipat mendengarnya. Sebenarnya ia ingin tanya alasannya pada Shenlong. Tapi Gai Bian lebih
Perjalanan menuju ke Kota Wuzhishan diperkirakan membutuhkan waktu tujuh hari. Jika tidak ada kendala selama perjalanan. Shi Jiu seperti biasa naik kuda sementara tiga naga lain berjalan kaki. Seperti yang sudah-sudah, setiap pagi adalah jadwal latihan Jiu. Mulai lari lari pagi 10 km sampai latihan dasar 100 sampai 200 kali. Sekarang gadis itu tidak mengalami kesulitan seperti di awal. Semua ia lakukan dengan mudah dan cepat.Jadwal latihan hari ini adalah latihan tanding dengan Long Wang. Shenlong ingin melihat hasil latihan Jiu setelah dibimbing oleh naga biru dan naga kuning. Sebelum gadis itu belajar teknik naga laut. Ya, selama ini Jiu belajar menguasai teknik-teknik milik Shenlong dan Huanglong sampai ke tahap batas kemampuannya. Meski ada beberapa teknik yang belum bisa diajarkan pun dikuasai sang gadis.Saat ini mereka ada di lapangan luas dengan rerumputan setinggi semata kaki. Semalam rombongan Jiu memilih untuk berkemah di sini. Lalu pagi ini, usai pemanasan adalah waktunya
Ruangan berukuran 6 x 6 m² itu memiliki pencahayaan minim dari lampu minyak. Dinding berwarna putih gading dengan jendela besar yang ditutup tirai kecoklatan. Membuat ruangan semakin memberikan kesan tertutup, bersifat pribadi, dan tidak bisa sembarangan orang bisa masuk. Di tengah ruangan terdapat meja persegi panjang terbuat dari pohon oak dan sembilan kursi dengan sandaran tinggi. Tujuh dari sembilan kursi sudah terisi. Semua mata memandang ke arah kursi tanpa tuan yang sudah beberapa kali pertemuan tidak kunjung datang. Suasana pertemuan kali ini cukup tegang dengan adanya konflik serta terjadinya perpecahan. Sejak beberapa bulan belakangan ini semenjak berita kesalahan informasi mengenai gadis dalam ramalan.Kuil Hansan lebih dulu menarik diri dari pertemuan bulanan. Bahkan keluar dari Badan Penanggulangan Bencana yang didirikan dari beberapa generasi sebelumnya. Mereka menyatakan keberatan dengan ide gila para pemimpin sekte dan memutuskan mencari solusi sendiri. Hanya sekali m
“Bagaimana kau tahu, kalau di kota Xiantao tidak mengalami bencana lagi?” Salah satu dari pemimpin sekte tiba-tiba bicara. Lelaki paruh baya dari sekte Gunung Kembar menatap ingin tahu pada Shi Kang.“Tidak seperti wilayah Lembah Suoxi yang terus-terusan mengalami gempa bumi dan tanah longsor. Letak masalah kota Xiantao adalah hasil alamnya. Naga laut Long Wang tidak membiarkan isi laut dikeruk manusia selain untuk waktu tertentu. Jika jawabanmu adalah akhir-akhir ini hasil tangkapan laut mereka meningkat, itu karena memang sedang waktunya.”Shi Kang mengangguk-angguk kepala. Ia membiarkan lelaki itu bicara sampai selesai sebelum menjawab. Matanya terlihat mengkilat, cukup membuat jantung Feng Ju mendadak mencelos. Berharap apa yang pemuda itu takutkan tidaklah terjadi. Sayang seribu sayang, kenyataan memang selalu berjalan tidak sesuai harapan. Organisasi rahasia bentukan Kuil Kuda Putih ternyata sudah menyebar sejak lama. Entah kapan pastinya, tetapi berkat itulah salah satu dari m
Kota Wuzhishan di malam hari cukup sepi, tidak seramai kota sebelumnya. Banyak toko yang tutup meski malam barulah tiba. Distrik-distrik kumuh juga lebih banyak tanpa ada niatan ditutup-tutupi. Udara di sini kering sehingga membuat angin malam semakin dingin menusuk tulang. Itulah kesan pertama begitu menjejakkan kaki di kota ini.Sebenarnya ada banyak penginapan di sini. Tetapi naga pengendali angin terlalu pilih-pilih. Ia menolak jika bangunannya terlalu tua. Tidak mau jika pengurus penginapannya adalah lelaki hidung belang—Shi Jiu sampai harus menyeret paksa ketika Shenlong mau mematahkan leher pemilik penginapan karena menggoda Shi Jiu. Pemuda itu juga menolak jika biaya penginapan dan uang makan terpisah. Shi Jiu hampir frustasi karena baru kali ini naga biru terlalu banyak mau. Sampai setelah beberapa kali bertanya pada warga sekitar, dan bolak-balik keluar penginapan. Akhirnya mereka tiba di tempat terakhir. Penginapan dengan bangunan baru dua lantai. Letaknya ada di bagian te