Kondisi penginapan hari ini tampak ramai. Mereka kedatangan banyak pengunjung penting sejak pagi. Ini semua dikarenakan kabar mengenai rombongan Shi Jiu hendak meninggalkan kota. Mulai dari Zou Biya hingga Pemimpin Sekte, Xiang De dan murid tingkat akhir Lee Gai Bian datang untuk melepas kepergian. Shi Jiu turun dari lantai dua dan terkejut melihat banyak wajah-wajah tidak asing di lobi penginapan. “Sedang apa kalian semua di sini?” Nyatanya Jiu tidak tahu bahwa banyak orang yang ingin mengantar kepergiannya. Xiang De adalah yang pertama menyapa. “Selamat pagi, Nona Jiu. Kami sebagai perwakilan dari Kuil Hansan, ingin mengantar kepergian Anda pagi ini.”Sapaan pria paruh baya itu terlalu formal, membuat Jiu merasa tidak nyaman. Shenlong yang menyadari hal itu, segera mendekat dan berbisik. “Tidak usah merasa terbebani. Memang seharusnya ia bersikap seperti itu padamu sejak awal.”Kening Jiu terlipat mendengarnya. Sebenarnya ia ingin tanya alasannya pada Shenlong. Tapi Gai Bian lebih
Perjalanan menuju ke Kota Wuzhishan diperkirakan membutuhkan waktu tujuh hari. Jika tidak ada kendala selama perjalanan. Shi Jiu seperti biasa naik kuda sementara tiga naga lain berjalan kaki. Seperti yang sudah-sudah, setiap pagi adalah jadwal latihan Jiu. Mulai lari lari pagi 10 km sampai latihan dasar 100 sampai 200 kali. Sekarang gadis itu tidak mengalami kesulitan seperti di awal. Semua ia lakukan dengan mudah dan cepat.Jadwal latihan hari ini adalah latihan tanding dengan Long Wang. Shenlong ingin melihat hasil latihan Jiu setelah dibimbing oleh naga biru dan naga kuning. Sebelum gadis itu belajar teknik naga laut. Ya, selama ini Jiu belajar menguasai teknik-teknik milik Shenlong dan Huanglong sampai ke tahap batas kemampuannya. Meski ada beberapa teknik yang belum bisa diajarkan pun dikuasai sang gadis.Saat ini mereka ada di lapangan luas dengan rerumputan setinggi semata kaki. Semalam rombongan Jiu memilih untuk berkemah di sini. Lalu pagi ini, usai pemanasan adalah waktunya
Ruangan berukuran 6 x 6 m² itu memiliki pencahayaan minim dari lampu minyak. Dinding berwarna putih gading dengan jendela besar yang ditutup tirai kecoklatan. Membuat ruangan semakin memberikan kesan tertutup, bersifat pribadi, dan tidak bisa sembarangan orang bisa masuk. Di tengah ruangan terdapat meja persegi panjang terbuat dari pohon oak dan sembilan kursi dengan sandaran tinggi. Tujuh dari sembilan kursi sudah terisi. Semua mata memandang ke arah kursi tanpa tuan yang sudah beberapa kali pertemuan tidak kunjung datang. Suasana pertemuan kali ini cukup tegang dengan adanya konflik serta terjadinya perpecahan. Sejak beberapa bulan belakangan ini semenjak berita kesalahan informasi mengenai gadis dalam ramalan.Kuil Hansan lebih dulu menarik diri dari pertemuan bulanan. Bahkan keluar dari Badan Penanggulangan Bencana yang didirikan dari beberapa generasi sebelumnya. Mereka menyatakan keberatan dengan ide gila para pemimpin sekte dan memutuskan mencari solusi sendiri. Hanya sekali m
“Bagaimana kau tahu, kalau di kota Xiantao tidak mengalami bencana lagi?” Salah satu dari pemimpin sekte tiba-tiba bicara. Lelaki paruh baya dari sekte Gunung Kembar menatap ingin tahu pada Shi Kang.“Tidak seperti wilayah Lembah Suoxi yang terus-terusan mengalami gempa bumi dan tanah longsor. Letak masalah kota Xiantao adalah hasil alamnya. Naga laut Long Wang tidak membiarkan isi laut dikeruk manusia selain untuk waktu tertentu. Jika jawabanmu adalah akhir-akhir ini hasil tangkapan laut mereka meningkat, itu karena memang sedang waktunya.”Shi Kang mengangguk-angguk kepala. Ia membiarkan lelaki itu bicara sampai selesai sebelum menjawab. Matanya terlihat mengkilat, cukup membuat jantung Feng Ju mendadak mencelos. Berharap apa yang pemuda itu takutkan tidaklah terjadi. Sayang seribu sayang, kenyataan memang selalu berjalan tidak sesuai harapan. Organisasi rahasia bentukan Kuil Kuda Putih ternyata sudah menyebar sejak lama. Entah kapan pastinya, tetapi berkat itulah salah satu dari m
Kota Wuzhishan di malam hari cukup sepi, tidak seramai kota sebelumnya. Banyak toko yang tutup meski malam barulah tiba. Distrik-distrik kumuh juga lebih banyak tanpa ada niatan ditutup-tutupi. Udara di sini kering sehingga membuat angin malam semakin dingin menusuk tulang. Itulah kesan pertama begitu menjejakkan kaki di kota ini.Sebenarnya ada banyak penginapan di sini. Tetapi naga pengendali angin terlalu pilih-pilih. Ia menolak jika bangunannya terlalu tua. Tidak mau jika pengurus penginapannya adalah lelaki hidung belang—Shi Jiu sampai harus menyeret paksa ketika Shenlong mau mematahkan leher pemilik penginapan karena menggoda Shi Jiu. Pemuda itu juga menolak jika biaya penginapan dan uang makan terpisah. Shi Jiu hampir frustasi karena baru kali ini naga biru terlalu banyak mau. Sampai setelah beberapa kali bertanya pada warga sekitar, dan bolak-balik keluar penginapan. Akhirnya mereka tiba di tempat terakhir. Penginapan dengan bangunan baru dua lantai. Letaknya ada di bagian te
Setelah insiden kecil di malam hari, semua berjalan aman. Shenlong kembali ke kamarnya begitu Shi Jiu pulas tertidur. Kamar dua petiduran di mana Huanglong sudah nyenyak dengan posisi separuh badan di lantai dan kaki di atas. Naga biru sempat menatap sejenak sambil menatap heran. Melihat temannya ini masih belum juga menghilangkan kebiasaan jelek saat tidur. Shenlong segera naik ke atas kasur, menarik selimut setinggi dada dan memejamkan mata.Keesokan harinya, Long Wang adalah yang pertama bangun. Naga laut sudah bersiap mengetuk pintu kamar Shi Jiu. Tetapi daun pintu lebih dulu terbuka. Menampilkan sosok Jiu mengenakan hanfu berwarna hijau toska. Rambut panjangnya ia ikan setengah, lalu dicepol dengan hiasan rambut. Mata coklatnya tampak jernih serupa madu murni. Long Wang sesak napas sejenak, salang tingkah.“Selamat pagi, Jiu. Tidurmu semalam nyenyak?” sapa Long Wang sekedar basa-basi.“Sangat nyenyak sampai membuatku bangun kesiangan,” jawab Jiu seraya tersenyum malu dan kembali
Penjelasan singkat dari nenek penginapan semakin membuat Shi Jiu tertarik. Ia merasa akhirnya muncul kesempatan untuk melihat hasil latihannya. Tiga naga mengangguk-anggukan kepala mereka bahkan sebelum Jiu meminta izin. Terutama naga biru pengendali angin dan hujan. Bisa dibilang Shenlong sudah seperti mentor bagi Shi JIu. Mengingat sejak awal kedatangan gadis itu ke dunia ini. Shenlong sudah banyak membimbingnya hingga sampai Jiu berhasil menguasai beberapa teknik dari Shenlong dan Huanglong. Mereka berempat sepakat pergi ke alun-alun kota. Dari petunjuk brosur, lokasi tempat pendaftaran pertandingan diketahui. Terlebih menurut info dari pemilik selebaran yang Jiu dengar diam-diam. Hari ini adalah batas waktunya—sampai sore ini, itu artinya mereka harus secepatnya pergi ke sana. Alun-alun kota Wuzhishan terletak di tengah-tengah kota. Jika dilihat dari sudut pandang atas, maka tembok-tembok besar mengelilingi kota ini serupa lingkaran. Bagian atas merupakan wilayah para bangsawan,
Alun-alun kota di siang hari cukup ramai. Pedagang menjajakan dagangannya penuh semangat. Ada berbagai macam pernak-pernik khas kota, makanan pinggir jalan, dan musik jalanan. Manik coklat mengedar cepat, menikmati keramaian kota. Sesekali Shi Jiu berhenti di salah satu gerobak cemilan. Ia membeli dua tusuk sate ayam berbau rempah-rempah. Harga barang di sini bisa dibilang lebih murah beberapa yuan dari kota Xiantao. Mungkin akibat bencana musim kemarau, membuat perekonomian di kota ini lebih rendah.“Nona muda di sana!” seorang pedagang laki-laki memanggil Jiu. “Dari pakaianmu, sepertinya Nona adalah pengembara. Bagaimana, mau coba makanan ekstrim dari kota Wuzhishan?”Tertarik dengan tawaran pedagang makanan, Jiu menghampiri. Gerobak itu sepertinya menjual makanan sejenis gorengan. Bentuknya mirip ayam goreng khas Jepang, chicken karaage. Makanan yang bisa disajikan sebagai lauk maupun sekadar cemilan. Warnanya juga cantik, coklat keemasan. “Tidak ada yang aneh dari makanannya. Mem