Share

117. HARI TERAKHIR

"... Bukan besar ketulusan yang memicu pengkhianatan tapi rumitnya keadaan ..."

~ Aru ~

.

.

Setelah berhasil menenangkan Ara yang menangis sedih sebab mengira aku pergi, padahal hanya mencari makan sebentar. Dia akhirnya  tertidur. Dan aku juga.

Tapi suara berisik membangunkan tidur kami. Membuat kami saling  menatap dalam linglung. 

"Tamu?" duganya.

"Telpon Ra!" kataku.

"Buka pintunya. Aku akan terima ini"

Aku membukakan pintu, dan langsung disambut cengkraman tangan ayah Ara. Tatapannya tak bersahabat padaku.

"O-om...??" aku sesak nafas.

"Apa yang kau lakukan disini? Mana Tia?"

Aku menunjuk atas.

"Cek Ma!" ibunya mematikan telpon.

"Apa yang KAU LAKUKAN pada ANAKKU? JAWAB!!"

"O..om... A...aku... han...han" aku berjuang untuk tetap bernafas. Tak bisa melawan karena masih shock, juga karena baru bangun tidur.

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status