Anna kehilangan keseimbangan dan terjatuh.
"Kakak!" teriak Bill.
Pria yang menembak Anna langsung kabur.
"Bill..." ucap Anna dengan nada bicara yang sudah tidak jelas.
Anna tertembak di bagian perut sebelah kiri. Kini, Anna yang tergeletak hanya berusaha menahan rasa sakit akibat peluru yang menembusnya. Dia sangat sulit sekali untuk berbicara dengan kondisi yang seperti ini, tapi dia terlihat ingin mengatakan sesuatu. Dalam hatinya, dia ingin sekali mengucapkan kalimat syahadat.
Akhirnya, ada satu kata yang bisa dia ucapkan oleh mulutnya. "Allah," itulah yang bisa dia ucapkannya. Tak lama setelah itu, Anna yang semula tangannya memegang pipi Bill pun kini tergeletak di bawah tanah. Tubuhnya mendingin, detak jantungnya sudah berhenti. Bill yang melihat hal ini hanya bisa menangis dan berteriak untuk meminta pertolongan.
Siang hari pukul 12:30 PM, Wilson dibuat terkejut dengan kabar duka dari keluarga White. Kabar duka
Menjelang sore, Wilson pun bermaksud untuk melaksanakan agenda kumpulan bersama YMC. Seperti biasa, Wilson selalu menggunakan sepeda gunung miliknya sebagai alat transportasi untuk pergi ke manapun. Beberapa menit kemudian, dia pun sampai di mesjid tempat biasa berkumpul dengan para YMC lainnya. Ada beberapa orang anggota YMC yang sudah tiba di mesjid ini. Diantaranya, ada Astra dan juga saudari kembarnya Astrid, Junie, Bobby dan Ali. "Assalamu'alaikum. Hei, kalian cepat sekali datang ke sini. Apa Syeikh Alim sudah datang?" tanya Wilson. "Wa'alaikum salam," jawab semua bersamaan. "Ya, aku datang ke sini lebih cepat karena di rumah tidak sedang ada kerjaan," kata Astra. "Iya, benar." Astrid mendukung ucapan Astra. "Kalian saudara kembar memang sangat kompak," kata Bobby. "Belum, Syeikh Alim belum datang," kata Ali. "Hei, lihat! itu McRossa dan juga Tamara," kata Astrid menunjuk ke arah mereka yang berboncengan dengan
Saat Wilson tiba di rumah, ibunya menyampaikan suatu pesan. "Wilson, tadi ada San Jacky datang ke sini," kata Mrs. Hana. "Oh, iya? tapi, dia tidak memberi tahuku lewat SMS terlebih," ujar Wilson. "Ibu tak tahu, tapi dia tadi datang kemari bersama adik perempuannya," jelas Mrs. Hana. "San Carina? apa mereka berdua membawa sepeda gunung?" tanya Wilson. "Iya, San Jacky membonceng adiknya," jawab Mrs. Hana. "Oh," kata Wilson. "Ya sudah, ayo cepat masuk!" ajak Mrs. Hana. Wilson baru ingat bahwa dia ingin menyampaikan sesuatu pada YMC. Dia sangat menyayangkan akan kelupaan yang dia lakukan. Hal yang dia ingin sampaikan berkaitan dengan kondisi New York sekarang ini. Luka duka atas kejadian tragedi kemarin mungkin masih terasa. Malam hari pada pukul 08:30 PM, Mrs. Hana sedang membereskan sesuatu. Dia melihat sebuah kotak yang tak asing baginya. Dia pun mengambil kotak itu dan kemudian membukanya. Isi dari kotak itu ada
"Apa?" Wilson agak terkejut. "Aku tak ingin bertemu dengan orang seperti kalian. Sebaiknya, kalian segera pergi dari sini!" tegas Dave seraya pergi. "Tunggu dulu, kenapa kau membenci kami?" tanya Junie. "Sudahlah, Junie. Biarkan dia pergi. Dia hanya seorang anak-anak," jelas Wilson. "Maaf atas perlakuannya. Aku tahu niat kalian datang ke sini itu baik. Tapi, sepertinya dia benar-benar tidak ingin bertemu kalian," ucap suster. "Tak apa, kami paham kenapa dia bisa begitu," kata Wilson. "Tapi, dengan kelembutan dan kasih sayang, mungkin kita bisa membuatnya berpikir bahwa kita tidak sejahat apa dikatakan orang-orang," kata Tamara. "Iya, kurasa itu benar," kata McRossa. Tamara memiliki gagasan untuk melakukan sesuatu, tapi hal tersebut dia simpan dalam benaknya. Sementara itu di Mesjid Ath-Thaharah. "Sangat disayangkan semua barang-barang itu harus diambil kembali," kata Yusuf. "Iya, padahal kita seb
Pertandingan pun dimulai, para partisipan mendayuh sepeda gunungnya masing-masing. Dengan penuh tenaga Stuart pun melaju cepat di depan para peserta yang lain. Melihat hal ini, San Jacky pun segera menambahkan kecepatan dayuhan kakinya. Tanpa disangka oleh San Jacky, Wilson ternyata sudah berada di sampingnya. Wilson memberi isyarat kepada San Jacky bahwa dia juga takkan mengalah begitu saja. "Ya aksi saling salip telah dimulai. Untuk sementara ini, Stuart tampak sedang memimpin," ucap komentator. "Ayo, Stuart pertahankan posisimu," sorak Felicia. "Ya, ini dia Snake Twist, sebuah lintasan yang penuh tikungan yang berbelit-belit. Mari kita lihat sekuat apa kemampuan para peserta untuk melewati rintangan ini." Komentator kembali berbicara. "Ini dia," kata Stuart dengan penuh percaya diri. Stuart tampaknya bisa mentolelir lintasan tersebut karena sudah terbiasa. "Apa ini? Aaaa..." San Jacky kehilangan keseimbangan dan hampir terjatuh.
Stuart terus melaju untuk menyalip Wilson lagi. 'Pembalap rendahan sepertimu takkan bisa lebih unggul dariku, Strongheart,' ucap Stuart. "Ya, sebentar lagi para peserta harus melewati lintasan yang bernama Rock & Death path," kata komentator. Ada beberapa orang yang tampaknya tak sanggup untuk melewati lintasan ini. Mereka terjatuh dari sepeda yang mereka kendarai yang menyebabkan kecelakaan beruntun.Karena kecelakaan ini, delapan orang peserta keluar dari arena balap. Tapi, sebagian para peserta lainnya yang masih bertahan. "Ya, tersisa 12 orang mampu bertahan masih berusaha untuk bisa melewati lintasan Rock & Death. Apakah 12 riders ini mampu bertahan hingga akhir? mari, kita lihat," kata komentator. Wilson terlihat masih bersusah payah untuk bisa melewati lintasan Rock & Death. 'Ini memang tak mudah, tapi aku harus bisa bertahan hingga bisa mencapai garis finish,' kata Wilson. Di depan Wilson
Empat hari setelah pertandingan...Tampaknya Stuart masih kesal dengan kekalahannya tempo hari. Stuart berhasil dikalahkan oleh Wilson dalam pertandingan. Terlebih lagi, Stuart selalu mendapat hujatan dari beberapa pihak akibat kekalahan yang dia terima. Beberapa penggemar berat Stuart pun kini justru menjadi pembencinya.***Di kediaman keluarga Strongheart... "Assalamu'alaikum," ucap Wilson saat memasuki ruangan rumah."Wa'alaikumussalam," jawab Mrs. Hana dan Mr. Joe"Nah, akhirnya kau datang. Ada sesuatu yang ingin kutunjukkan padamu di garasi, Wilson," kata Mr. Joe"Ada apa?" Wilson penasaran"Sudah, ayo ikuti saja ayahmu ke garasi rumah," kata Mrs. Hana sambil tersenyum."Baiklah," kata WilsonWilson dan Mr. Joe pun pergi ke garasi."Coba kau buka tikar itu," kata Mr. Joe"Baiklah." Wilson membuka tikar yang dimaksudTernyata yang ditutupi tikar itu adalah MTB berjeni
"Nurul, setelah kita beli gantungan kunci kita bakal langsung pulang," kata Aizha. "Yah, Kak. Padahal Nurul mau jajan dulu," kata Nurul dengan raut muka agak sedih. "Mau jajan apa lagi? ya udah, boleh. Tapi, habis itu kita langsung ke tempat Kak Ai, abi sama ummi," kata Aizha yang mengalah. "Yes." Nurul kelihatan girang.
"Don, bilangin ke yang lain besok kita gak usah berangkat," kata Jaki. "Oke, siap," kata Doni. "Gue tadi gagal," ungkap Jaki. "Lagian loe frontal banget. Coba gunain strategi. Kejahatan sekalipun harus rapi dan terencana," kata Doni. "Ya, besok gue bakal gunain strategi," kata Jaki. Tunggu dulu, semua itu dimulai dari pagi tadi. “Hei, hati-hati ntar jatuh!” teriak Zein dari kejauhan saat melihat Rina berlari. “Zein, emang loe tahu siapa dia?” tanya Philip. “Ya tahu lah, dia itu kan...” ucapan Zein terpotong. Roy menutup mulut Zein. “Ada apa ini?” tanya Philip keheranan. “Nggak ada apa-apa, ayo lanjut,” kata Roy yang ingin menutupi sesuatu. Rina yang terus berlari kini tiba di asrama. Dia bergegas masuk ke kamar dan mencari buku yang ia tinggalkan. Saat sedang dia sibuk mencari buku yang dimaksud, Ai ikut membantunya yang terlihat begitu cemas. Buku yang dimaksud baru ditemukan beberapa me
Empat hari setelah pertandingan...Tampaknya Stuart masih kesal dengan kekalahannya tempo hari. Stuart berhasil dikalahkan oleh Wilson dalam pertandingan. Terlebih lagi, Stuart selalu mendapat hujatan dari beberapa pihak akibat kekalahan yang dia terima. Beberapa penggemar berat Stuart pun kini justru menjadi pembencinya.***Di kediaman keluarga Strongheart... "Assalamu'alaikum," ucap Wilson saat memasuki ruangan rumah."Wa'alaikumussalam," jawab Mrs. Hana dan Mr. Joe"Nah, akhirnya kau datang. Ada sesuatu yang ingin kutunjukkan padamu di garasi, Wilson," kata Mr. Joe"Ada apa?" Wilson penasaran"Sudah, ayo ikuti saja ayahmu ke garasi rumah," kata Mrs. Hana sambil tersenyum."Baiklah," kata WilsonWilson dan Mr. Joe pun pergi ke garasi."Coba kau buka tikar itu," kata Mr. Joe"Baiklah." Wilson membuka tikar yang dimaksudTernyata yang ditutupi tikar itu adalah MTB berjeni
Stuart terus melaju untuk menyalip Wilson lagi. 'Pembalap rendahan sepertimu takkan bisa lebih unggul dariku, Strongheart,' ucap Stuart. "Ya, sebentar lagi para peserta harus melewati lintasan yang bernama Rock & Death path," kata komentator. Ada beberapa orang yang tampaknya tak sanggup untuk melewati lintasan ini. Mereka terjatuh dari sepeda yang mereka kendarai yang menyebabkan kecelakaan beruntun.Karena kecelakaan ini, delapan orang peserta keluar dari arena balap. Tapi, sebagian para peserta lainnya yang masih bertahan. "Ya, tersisa 12 orang mampu bertahan masih berusaha untuk bisa melewati lintasan Rock & Death. Apakah 12 riders ini mampu bertahan hingga akhir? mari, kita lihat," kata komentator. Wilson terlihat masih bersusah payah untuk bisa melewati lintasan Rock & Death. 'Ini memang tak mudah, tapi aku harus bisa bertahan hingga bisa mencapai garis finish,' kata Wilson. Di depan Wilson
Pertandingan pun dimulai, para partisipan mendayuh sepeda gunungnya masing-masing. Dengan penuh tenaga Stuart pun melaju cepat di depan para peserta yang lain. Melihat hal ini, San Jacky pun segera menambahkan kecepatan dayuhan kakinya. Tanpa disangka oleh San Jacky, Wilson ternyata sudah berada di sampingnya. Wilson memberi isyarat kepada San Jacky bahwa dia juga takkan mengalah begitu saja. "Ya aksi saling salip telah dimulai. Untuk sementara ini, Stuart tampak sedang memimpin," ucap komentator. "Ayo, Stuart pertahankan posisimu," sorak Felicia. "Ya, ini dia Snake Twist, sebuah lintasan yang penuh tikungan yang berbelit-belit. Mari kita lihat sekuat apa kemampuan para peserta untuk melewati rintangan ini." Komentator kembali berbicara. "Ini dia," kata Stuart dengan penuh percaya diri. Stuart tampaknya bisa mentolelir lintasan tersebut karena sudah terbiasa. "Apa ini? Aaaa..." San Jacky kehilangan keseimbangan dan hampir terjatuh.
"Apa?" Wilson agak terkejut. "Aku tak ingin bertemu dengan orang seperti kalian. Sebaiknya, kalian segera pergi dari sini!" tegas Dave seraya pergi. "Tunggu dulu, kenapa kau membenci kami?" tanya Junie. "Sudahlah, Junie. Biarkan dia pergi. Dia hanya seorang anak-anak," jelas Wilson. "Maaf atas perlakuannya. Aku tahu niat kalian datang ke sini itu baik. Tapi, sepertinya dia benar-benar tidak ingin bertemu kalian," ucap suster. "Tak apa, kami paham kenapa dia bisa begitu," kata Wilson. "Tapi, dengan kelembutan dan kasih sayang, mungkin kita bisa membuatnya berpikir bahwa kita tidak sejahat apa dikatakan orang-orang," kata Tamara. "Iya, kurasa itu benar," kata McRossa. Tamara memiliki gagasan untuk melakukan sesuatu, tapi hal tersebut dia simpan dalam benaknya. Sementara itu di Mesjid Ath-Thaharah. "Sangat disayangkan semua barang-barang itu harus diambil kembali," kata Yusuf. "Iya, padahal kita seb
Saat Wilson tiba di rumah, ibunya menyampaikan suatu pesan. "Wilson, tadi ada San Jacky datang ke sini," kata Mrs. Hana. "Oh, iya? tapi, dia tidak memberi tahuku lewat SMS terlebih," ujar Wilson. "Ibu tak tahu, tapi dia tadi datang kemari bersama adik perempuannya," jelas Mrs. Hana. "San Carina? apa mereka berdua membawa sepeda gunung?" tanya Wilson. "Iya, San Jacky membonceng adiknya," jawab Mrs. Hana. "Oh," kata Wilson. "Ya sudah, ayo cepat masuk!" ajak Mrs. Hana. Wilson baru ingat bahwa dia ingin menyampaikan sesuatu pada YMC. Dia sangat menyayangkan akan kelupaan yang dia lakukan. Hal yang dia ingin sampaikan berkaitan dengan kondisi New York sekarang ini. Luka duka atas kejadian tragedi kemarin mungkin masih terasa. Malam hari pada pukul 08:30 PM, Mrs. Hana sedang membereskan sesuatu. Dia melihat sebuah kotak yang tak asing baginya. Dia pun mengambil kotak itu dan kemudian membukanya. Isi dari kotak itu ada
Menjelang sore, Wilson pun bermaksud untuk melaksanakan agenda kumpulan bersama YMC. Seperti biasa, Wilson selalu menggunakan sepeda gunung miliknya sebagai alat transportasi untuk pergi ke manapun. Beberapa menit kemudian, dia pun sampai di mesjid tempat biasa berkumpul dengan para YMC lainnya. Ada beberapa orang anggota YMC yang sudah tiba di mesjid ini. Diantaranya, ada Astra dan juga saudari kembarnya Astrid, Junie, Bobby dan Ali. "Assalamu'alaikum. Hei, kalian cepat sekali datang ke sini. Apa Syeikh Alim sudah datang?" tanya Wilson. "Wa'alaikum salam," jawab semua bersamaan. "Ya, aku datang ke sini lebih cepat karena di rumah tidak sedang ada kerjaan," kata Astra. "Iya, benar." Astrid mendukung ucapan Astra. "Kalian saudara kembar memang sangat kompak," kata Bobby. "Belum, Syeikh Alim belum datang," kata Ali. "Hei, lihat! itu McRossa dan juga Tamara," kata Astrid menunjuk ke arah mereka yang berboncengan dengan
Anna kehilangan keseimbangan dan terjatuh. "Kakak!" teriak Bill. Pria yang menembak Anna langsung kabur. "Bill..." ucap Anna dengan nada bicara yang sudah tidak jelas. Anna tertembak di bagian perut sebelah kiri. Kini, Anna yang tergeletak hanya berusaha menahan rasa sakit akibat peluru yang menembusnya. Dia sangat sulit sekali untuk berbicara dengan kondisi yang seperti ini, tapi dia terlihat ingin mengatakan sesuatu. Dalam hatinya, dia ingin sekali mengucapkan kalimat syahadat. Akhirnya, ada satu kata yang bisa dia ucapkan oleh mulutnya. "Allah," itulah yang bisa dia ucapkannya. Tak lama setelah itu, Anna yang semula tangannya memegang pipi Bill pun kini tergeletak di bawah tanah. Tubuhnya mendingin, detak jantungnya sudah berhenti. Bill yang melihat hal ini hanya bisa menangis dan berteriak untuk meminta pertolongan. Siang hari pukul 12:30 PM, Wilson dibuat terkejut dengan kabar duka dari keluarga White. Kabar duka
Tak terasa waktu istirahat telah usai, semua mahasiswa di kampus pun kembali memasuki kelasnya masing-masing. Wilson segera kembali ke kelasnya untuk melaksanakan kegiatan perkuliahan di mata kuliah keduanya pada hari ini. Tak lama setelah Wilson tiba di kelas, datanglah dosen yang khendak mengajar di kelasnya. Sementara itu, Syeikh Alim yang sudah selesai mengurusi usulannya terkait perizinanYMC ke Departemen Keagamaan segera kembali ke kediamannya. Tadi, usulan dari Syeikh Alim direspon dengan baik oleh pihak Departemen Keagamaan. Pihak Departemen Keagamaan akan mempertimbangkan usulan dari Syeikh Alim. Segera setelah itu, mungkin YMC akan menjadi organisasi yang berada di bawah naungan Departemen Keagamaan. Di sore hari, kawan-kawan yang satu kelompok dengan Wilson mulai berdatangan ke kediaman keluarga Strongheart. Yang pertama kali tiba di kediaman keluarga Strongheart adalah Felicia. Felicia adalah seorang perempuan yang berasal dari Manhattan. Manhattan
Syeikh Alim segera berangkat menuju mesjid saat waktu maghrib hampir tiba.Dia pun ditemani ajudan yang setia kepadanya. Dalam perjalanan menuju mesjid, mereka berdua berpapasan dengan Ali. Lantas, Ali pun bersalaman dengan mereka berdua. Setelah itu, mereka pun bersama-sama melangkahkan kaki menuju mesjid. Kali ini, Junie mulai terbiasa dengan tugasnya sebagai muadzin. Dia secara inisiatif mengumandangkan adzan saat waktu maghrib tiba. Dari kejauhan, Syeikh Alim mendengar dengan jelas suaranya yang tengah melantunan adzan. Syeikh Alim merasa senang dengan apa yang dilakukannya sekarang. Esok pagi masih hari libur bagi Wilson. Di hari ini, Wilson mengajak Junie, Yusuf dan Ali untuk menyebarkan pamflet ke sekitaran wilayah The Bronx yang tidak terlalu jauh dari tinggal mereka. Mereka datang ke tempat yang memang ditempati oleh orang-orang muslim. Mereka menyebar pamflet tersebut dengan harapan ada banyak orang yang akan bergabung dengan komunitas bentukan mereka.