Milly masih termenung sendiri di kamar. Malam sudah larut, tapi sulit memejamkan mata saat pikirannya belum juga tenang.
Ini saatnya ia mengakhiri semua kepura-puraan yang ia ciptakan. Prana tidak pantas menerima semua yang rencanakan.
‘Persetan dengan semua andil Prana!’ teriak Milly dalam hati.
‘Jetro juga bukan pria baik yang layak dibela!’ protesnya lagi, mulai menilai.
Mungkin inilah yang dimaksud oleh Maxer.
Milly akan menemukan sendiri alasan atas semua tindakannya nanti. Tapi ketika semua sudah ada dalam benak dan pegetahuannya, Milly jadi bimbang dan menganggap tidak pantas menyakiti Prana.
Sementara masih dipenuhi dengan pikiran yang rumit, Milly akan mengambil waktu dua, tiga hari lagi sebelum akhirnya memutuskan pergi.
Berusaha menentramkan diri, Milly masih tidak bisa tidur lelap malam itu.
***
“Pagi!!” sapa Prana yang sibuk memotong buah.
“Kamu nggak pergi ha
You don't have to say a wordYou don't even have to speakI can see pain in your eyesThe sorrow that you keep(Kau tak harus katakan sepatah kataKau pun tak harus berbicaraKudapat melihat luka di matamuKesengsaraan yang kau simpan)You think that no one noticesThe sadness that you hideBut I can see straight through your maskThose lonely nights you cried(Kau pikir tiada orang yang memperhatikanKesedihan yang kau sembunyikanTapi aku bisa melihat dengan jelas dari topengmuMalam-malam sunyi sepi yang kau tangisi)I know that painful way you smileWhen you're dying alone insideLaughing, joking all the whileI can see how hard you've tried(Kutahu kau seolah tersenyum untuk kepedihanSaat jiwamu sekarat sendirianTertawa, bercanda sementara
You Are My Everything |Kau Segalakuby MagnusYou are my everythingMy heart and soulI thought I had dug my graveBut you pulled me out of that holeWhen I am lost in the darkYou are my shinning lightYou chase away the darknessThat haunts my dreams at nightYou are my strengthThat carries me to another tomorrowYou are my hopeThat replaced my everlasting sorrowYou are my healerThat healed all my scarsYou are my angelSent from the brightest of starsWhen I thought there was nothing moreAnd my life was at an endYou came into my lifeAnd my heart you did mendYou are my joyThat filled my empty heartYou made my life wholeWhen it was torn apartWhen I found youI was free from all tormentYou are my angelThat was heaven sentYou mean
Maxer meninggalkan Milly tanpa kalimat perpisahan dan itu menyakitkan dirinya.Pria itu alasan Milly selalu bertahan dan menjalani hidup yang lebih baik.Mengupayakan yang terbaik bagi Maxer, termasuk mengiyakan permintaan Jetro yang memintanya untuk melindungi mereka.Inikah rasanya ditinggalkan oleh seseorang yang ia percayai?Esok hari, Gen datang dan menanyakan tentang Maxer.“Dia tidak akan kembali, Gen,” sahut Milly dengan datar.Wanita yang selama ini cukup dekat dengan Maxer tersebut terkesima.“Kalian bisa menutup bistro ini atau justru mau lanjut, terserah. Aku tidak punya pendapat yang lebih baik,” sambung Milly tanpa semangat.Banu yang sedari tadi hanya mendengar, segera menentang habis-habisan.“Pemasukan resto kita bagus sekali, kenapa harus tutup?”“Terserah kalian. Aku akan mengikuti keputusan kalian semua,” balas Milly dengan lirih mengulang kembali
Banu menyodorkan laporan keuangan bulanan pada Milly dan wanita itu hanya menatap lajur dan kolom dengan pandangan tidak mengerti.Dengan sabar dan hati-hati, Banu menjelaskan pada Milly.“Sejauh ini, ada yang belum paham?” tanya Banu.Milly menggigit bibirnya dan menoleh pada Banu.“Bersabarlah sedikit, Gus. Aku tidak bisa menangkap dengan cepat,” jawab Milly dengan sungkan.“Akan lebih baik lagi jika kamu langsung melihat apa saja yang menjadi tiap faktor penjualan dan pengeluaran, Mill. Supaya ada pemahaman, kenapa pemasukan tidak hanya dipotong dengan modal yang keluar.” Banu kembali menjelaskan dengan teliti dan terperinci.“Jadi, setiap proses mengolah makanan yang dibuang, kulit kentang contohnya, juga termasuk pengeluaran?” tanya Milly.Banu membenarkan.“Itu sebutannya wastage. Termasuk cost dalam makanan yang kita jual juga,” sahut Banu mulai antusias. &ldquo
Musik dengan irama yang menghentak terdengar cukup keras dari apartemen tersebut. Jetro menuang whiskey ke dalam gelas kristalnya dan meneguk dengan cepat disertai kecapan puas. Seorang perempuan yang hanya mengenakan g-string melangkah keluar dari kamar mandi dan mendekatkan tubuhnya dengan menggoda.Dua bulatan kenyal hasil dari meja operasi menempel di lutut Jetro dan Bella, nama perempuan itu, mulai merayu Jetro dengan kata-kata kotor dan mesum.Jetro membiarkan mulut perempuan itu menelusuri tubuhnya dan akhirnya mengulum kejantanannya dengan penuh nafsu. Bunyi kecipak mulut yang sedang maju mundur di tubuh bagian bawahnya membuat sensasi tersendiri.Hasrat Jetro untuk membuat permainan lebih panas pun bangkit.Jetro meraba tubuh wanita itu dan dengan kasar lalu mendorongnya ke sofa. Bella memekik kesenangan. Tangan Jetro merenggut satu-satu penutup tubuh Bella dan kini wanita itu telentang di sofa tanpa sehelai pakaian pun.Tanpa risih, ia me
Milly masih memikirkan kalimat Lika yang mengatakan mengenai Jetro telah bersama wanita lain. Ada sebersit rasa yang membuatnya tidak nyaman dan Milly tidak menyukai itu. Seharusnya dia sudah melupakan Jetro dan menjalani hidup dengan tenang tanpa bayangan pria tersebut. Namun begitu mendengar berita tersebut, hati Milly kembali terguncang dan dia tidak ingin itu terus terjadi dalam hidupnya. “Konyol! Ini tidak seharusnya aku rasain!” keluhnya dengan kalut. Dengan setengah mendongkol Milly mencari cara supaya melupakan Jetro untuk selamanya! “Mustahil! Seperti ini nggak mungkin. Oh Tuhan, apa yang harus aku lakukan?” Tidak ada jalan untuk Milly menepis bayangan Jetro bersama wanita lain. Pintu kamarnya diketuk dan Milly bergegas bangun dan membukanya. “Aku ada perlu keluar sebentar. Mau nitip?” Gen tampak bersiap pergi. Sejak Maxer tidak ada lagi, Milly meminta Gen untuk tinggal bersamanya. “Aku butuh tequila!” sahut Mi
Awal mulanya menjadi wanita Jetro terasa menyakitkan. Perkawinan kontrak yang tidak pernah ia inginkan terjadi dan Milly mencoba mengadaptasi semua kehidupan bersama Jetro Six. Setiap mereka bercinta, wanita itu mencoba untuk tidak terlena dalam pesona sentuhannya. Milly mencoba menghindar dari perasaan yang tumbuh dalam hatinya untuk Jetro.Namun, lambat laun cinta itu menguasainya. Milly semakin melihat pria yang tadinya ia anggap brengsek itu dari sisi lain.Sayangnya, semua harus berakhir kembali menjadi rasa yang menyakitkan jiwanya.Jetro mendorongnya untuk menjauh dan menyangkal bahwa Milly adalah wanita yang istimewa untuknya.Kini, secara terang-terangan di depan umum Jetro memamerkan kemesraan dengan perempuan lain. Milly tidak mampu menahan diri dan akhirnya secara memalukan melakukan hal paling frontal selama hidupnya sebagai perempuan.Melabrak Jetro!“Aku nggak pernah nyangka kamu bakal merendahkan diri di depan Jetro dan
Semua hal yang bisa Jetro ingat dan rasakan adalah penyesalan yang berbalut gengsi.Terlalu besar rasa enggan dalam dirinya untuk mengakui bahwa sesungguhnya hatinya memang memilih Milly Berliana.Bahkan ketika dunia memberi julukan pada Milly sebagai ‘Nyonya Sang Iblis’ pun, Jetro masih belum mengakui hal tersebut.Apakah seangkuh itu seorang Jetro Six?“Ada apa denganmu, Jetro?!” pekik Bella yang mulai kesal karena Jetro menolak untuk bersenang-senang dengannya.Anne yang sudah mengetahui jika ini semua dipicu oleh pertemuan dengan Milly, memilih menyingkir dan tidak lagi berharap lebih. Wanita itu pergi tadi pagi tanpa berpikir panjang. Hanya Bella yang masih bertahan dan ingin terus mendapatkan perhatian Jetro, serta berharap jika pria yang menjadi idaman para wanita tersebut masih membuka hati untuknya.“Sudah kubilang jangan ganggu aku, Bellarine!” teriak Jetro dengan suara keras.Bella mengat