Milly Berliana adalah wanita berusia dua puluh lima tahun yang harus menjalani profesi sebagai seorang wanita penghibur di sebuah hotel bintang lima yang dikelola oleh pria bengis dan kejam, Renzo Mendosa.
Milly harus menanggung hidup ayah dan adiknya. Ayahnya mengalami kecelakaan delapan tahun yang lalu dan menderita lumpuh dari pinggang hingga ke bawah. Setelah itu menyusul komplikasi pada ginjal juga jantungnya. Sementara itu, adik satu-satunya juga harus terus bersekolah.
Milly merelakan diri untuk keluar dari sekolah sewaktu berada di kelas dua SMA dan mulai menjalani profesi sebagai pemuas nafsu lelaki. Tidak ada pilihan lain karena biaya hidup sangat besar dan menjadi penjaga toko tidak akan mencukupi biaya tersebut.
Pertemuannya dengan Jetro, pria misterius yang memilih Milly malam itu, mengubah hidup wanita tersebut selamanya.
Jetro adalah pria angkuh dan arogan yang memiliki kepribadian sulit ditebak. Milly menjadi terbelenggu oleh hutang budi p
Dengan mata menerawang, Milly duduk di tepi pembaringan dan menatap lurus ke depan.Dalam hati nuraninya terus berkecamuk akan hal yang bertentangan.‘Apakah keputusan gila ini tepat?’ Pertanyaan itu terus terlontar dalam hatinya yang ragu.Hidupnya adalah kekacauan yang baru saja dibenahi. Setelah menempati kenyamanan terbebas dari ikatan Prana dan Jetro, kenapa Milly kini justru memilih untuk kembali menjerumuskan diri?‘Sial! Ini semua demi Jetro! Pria brengsek yang aku sendiri nggak bisa bilang nggak!’ keluh Milly dengan mata terpejam dan hati mulai cemas.Mendadak ia tidak siap menjalani semua kepalsuan ini. Apakah dirinya bisa menampilkan sikap munafik setiap saat?Dari awal ini sudah salah. Virgo meminta sesuatu yang Milly sendiri sebetulnya tidak ingin terlibat dengan urusan itu. Tapi kenapa dirinya begitu ceroboh dan terlalu cepat mengatakan iya?Ponselnya berbunyi dan Milly melihat dua pesan masuk. Sa
Piring terakhir yang Milly rapikan masuk ke dalam rak dan ia menutup dengan pelan. Setelah sarapan, Prana pamit untuk pergi dan berjanji akan pulang sebelum makan malam.Milly ditinggal sendiri dan hanya bersama tiga pegawai rumahnya yang sibuk dengan pekerjaan mereka. Made, wanita yang membersihkan rumah dan merapikan kamar mereka. Gede, pria yang membersihkan kolam dan juga mengatur taman untuk tetap terpotong rapi, dan Komang, pemuda yang mengurus beberapa hal teknis seperti kondisi bangunan dan juga wifi.Semua terlibat dalam pekerjaan, meninggalkan Milly sendiri tanpa kegiatan. Merasa bosan, Milly akhirnya masuk ke sebuah ruangan yang terlihat sangat penuh dengan rak buku.Ada pilihan beberapa buku novel, tapi kebanyakan adalah buku mengenai ilmu kedokteran yang tidak menarik minatnya sama sekali.Dengan kecewa, Milly menarik salah satu novel tua karangan Ahmad Tohari, judulnya Ronggeng Dukuh Paruk. Setelah mendapat posisi nyaman di sofa, Milly mulai
Virgo mengamati semuanya dengan seksama dari kejauhan. Milly menjalankan perannya dengan baik sejauh ini. Hanya satu yang ia butuhkan, mengetahui andil Prana yang terlibat dalam konspirasi perebutan Blood Diamond dari jantung Jetro.Hingga saat ini, mereka belum bisa menemukan siapa yang menyimpan benda tersebut. Lancey tidak ditemukan jejaknya dan raib seperti tertelan oleh bumi. Pengakuan Lancey yang mengatakan jika mereka bersengkokol ingin menundukkan Jetro Six, tidak bisa begitu saja dipercaya. Melihat kondisi Milly yang baik-baik saja, Virgo memutuskan kembali ke pulau pribadi. Masih ada satu urusan lagi yang harus ia tangani, menghadapi Jetro yang makin kehilangan jati dirinya.Baru saja helikopter mendarat, Minerva menyambutnya dengan wajah tegang.“Dia kembali lagi! Aku tidak tahu dari mana hantu itu menyelusup, tapi berhasil mengirimkan ini!” Minerva mengulurkan sebuah kertas kumal pada Virgo.Tidak ada yang istimewa, hanya bar
Milly masih termenung sendiri di kamar. Malam sudah larut, tapi sulit memejamkan mata saat pikirannya belum juga tenang.Ini saatnya ia mengakhiri semua kepura-puraan yang ia ciptakan. Prana tidak pantas menerima semua yang rencanakan.‘Persetan dengan semua andil Prana!’ teriak Milly dalam hati.‘Jetro juga bukan pria baik yang layak dibela!’ protesnya lagi, mulai menilai.Mungkin inilah yang dimaksud oleh Maxer.Milly akan menemukan sendiri alasan atas semua tindakannya nanti. Tapi ketika semua sudah ada dalam benak dan pegetahuannya, Milly jadi bimbang dan menganggap tidak pantas menyakiti Prana.Sementara masih dipenuhi dengan pikiran yang rumit, Milly akan mengambil waktu dua, tiga hari lagi sebelum akhirnya memutuskan pergi.Berusaha menentramkan diri, Milly masih tidak bisa tidur lelap malam itu.***“Pagi!!” sapa Prana yang sibuk memotong buah.“Kamu nggak pergi ha
You don't have to say a wordYou don't even have to speakI can see pain in your eyesThe sorrow that you keep(Kau tak harus katakan sepatah kataKau pun tak harus berbicaraKudapat melihat luka di matamuKesengsaraan yang kau simpan)You think that no one noticesThe sadness that you hideBut I can see straight through your maskThose lonely nights you cried(Kau pikir tiada orang yang memperhatikanKesedihan yang kau sembunyikanTapi aku bisa melihat dengan jelas dari topengmuMalam-malam sunyi sepi yang kau tangisi)I know that painful way you smileWhen you're dying alone insideLaughing, joking all the whileI can see how hard you've tried(Kutahu kau seolah tersenyum untuk kepedihanSaat jiwamu sekarat sendirianTertawa, bercanda sementara
You Are My Everything |Kau Segalakuby MagnusYou are my everythingMy heart and soulI thought I had dug my graveBut you pulled me out of that holeWhen I am lost in the darkYou are my shinning lightYou chase away the darknessThat haunts my dreams at nightYou are my strengthThat carries me to another tomorrowYou are my hopeThat replaced my everlasting sorrowYou are my healerThat healed all my scarsYou are my angelSent from the brightest of starsWhen I thought there was nothing moreAnd my life was at an endYou came into my lifeAnd my heart you did mendYou are my joyThat filled my empty heartYou made my life wholeWhen it was torn apartWhen I found youI was free from all tormentYou are my angelThat was heaven sentYou mean
Maxer meninggalkan Milly tanpa kalimat perpisahan dan itu menyakitkan dirinya.Pria itu alasan Milly selalu bertahan dan menjalani hidup yang lebih baik.Mengupayakan yang terbaik bagi Maxer, termasuk mengiyakan permintaan Jetro yang memintanya untuk melindungi mereka.Inikah rasanya ditinggalkan oleh seseorang yang ia percayai?Esok hari, Gen datang dan menanyakan tentang Maxer.“Dia tidak akan kembali, Gen,” sahut Milly dengan datar.Wanita yang selama ini cukup dekat dengan Maxer tersebut terkesima.“Kalian bisa menutup bistro ini atau justru mau lanjut, terserah. Aku tidak punya pendapat yang lebih baik,” sambung Milly tanpa semangat.Banu yang sedari tadi hanya mendengar, segera menentang habis-habisan.“Pemasukan resto kita bagus sekali, kenapa harus tutup?”“Terserah kalian. Aku akan mengikuti keputusan kalian semua,” balas Milly dengan lirih mengulang kembali
Banu menyodorkan laporan keuangan bulanan pada Milly dan wanita itu hanya menatap lajur dan kolom dengan pandangan tidak mengerti.Dengan sabar dan hati-hati, Banu menjelaskan pada Milly.“Sejauh ini, ada yang belum paham?” tanya Banu.Milly menggigit bibirnya dan menoleh pada Banu.“Bersabarlah sedikit, Gus. Aku tidak bisa menangkap dengan cepat,” jawab Milly dengan sungkan.“Akan lebih baik lagi jika kamu langsung melihat apa saja yang menjadi tiap faktor penjualan dan pengeluaran, Mill. Supaya ada pemahaman, kenapa pemasukan tidak hanya dipotong dengan modal yang keluar.” Banu kembali menjelaskan dengan teliti dan terperinci.“Jadi, setiap proses mengolah makanan yang dibuang, kulit kentang contohnya, juga termasuk pengeluaran?” tanya Milly.Banu membenarkan.“Itu sebutannya wastage. Termasuk cost dalam makanan yang kita jual juga,” sahut Banu mulai antusias. &ldquo