—27—
Morgan menitipkan Eliora kepada Ibu dan adiknya, selama dia menghampiri Miller yang berada di halaman belakang mansion. Setelah selesai menikmati sarapan, mereka melakukan kegiatan sehat di hari minggu yang cukup cerah untuk Miller menyempatkan diri bermain golf di halaman luas mansionnya.
Pukulan bola putih yang dipukul oleh tongkat golf milik Miller tepat memasuki lubang yang sudah di targetkannya. Giliran Morgan yang melakukan pukulan pada bolanya dan hasilnya sama. Mereka menyudahi permainan dan duduk di bangku berwarna putih dan terdapat meja bundar kecil di tengah yang memisahkan jarak duduk antara Miller dan Morgan.
Miller menyeruput kopinya lalu meletakannya kembali ke meja. Dia berdeham dan mulai membuka suaranya.
"Kupikir selama dua tahun pergi dari sini... kau sudah cukup memuaskan egomu dan membuktikan kepadaku akan kemampuanmu untuk hidup mandiri," ujarnya dingin. Namun terselip sebuah pujian dari ucapan Mill
—28—Morgan kembali masuk ke dalam rumah setelah ia melihat Autumn menemui Chase di halaman belakang.Usai menghubungi teman lamanya untuk meminta bantuannya, Morgan begitu semangat untuk memberitahukan kepada Eliora… bahwa ia sedang menyiapkan sebuah kejutan untuk wanita itu.Saat masuk ke dalam ruangan… Dia melihat sang ibu yang sedang membicarakan menu makan siang dengan kepala koki mansion. Lalu Roseline menoleh kepadanya dan menghampiri Morgan yang juga mendekat ke arah ibunya."Kebetulan kau ke sini Morgan… Mom lupa menanyakan Eliora, apa dia memiliki riwayat alergi makanan?""Setahuku tidak, Mom," jawab Morgan."Baguslah… sepertinya kau sudah selesai bicara dengan ayahmu. Sekarang… ajaklah Eliora ke halaman belakang," pinta Roseline.Morgan mengangguk dan melirik kepada suami dari bibinya yang melintas melewatinya hendak ke halaman belakang setelah membawa minuman
—29—Morgan kembali pulang bersama Eliora setelah dia mencecar habis-habisan suami dari bibinya. Bahkan di saat makan siang berlangsung…. dia terus memberikan tatapan tajam kepada Dean hingga membuat pria paruh baya itu menundukkan kepalanya begitu rendah. Bahkan Dean tak mendongakkan kepala di saat Miller menanyakan pekerjaannya.Sebuah intimidasi yang begitu kuat yang dilakukan oleh Morgan kepada Dean, hingga membuat Eliora tak mau bicara apapun sampai ia tiba di apartemen Morgan, sementara Chase dan Autumn menjemput Hazel di rumah Marcus.Segelas air bening berada di dalam genggaman tangan Morgan, dia membawanya dari lemari pendingin dan memberikannya kepada Eliora. Di Apartemen Morgan yang terlihat minimalis namun memiliki ruangan yang luas. Menjadi tempat berdiamnya Eliora yang duduk di sofa putih panjang. Morgan duduk di samping Eliora, menghadapkan tubuhnya menyamping agar bisa me
—30—Chase dan Autumn tiba di kediaman Garnel, menjemput Hazel yang harus kembali pulang setelah hari sabtu dan minggu dia berlibur bersama kakek dan neneknya.Mereka bertiga bergegas ke tempat Morgan, setelah mendapat kabar bahwa Lucas dan Rosella menghilang dari pengawasan polisi.Chase meminta Autumn untuk menghubungi Eliora yang berdiam di dalam apartemen Morgan untuk mengunci bagian rantai pengait pintu apartemen tersebut agar tak seorang-pun bisa masuk selain Chase dan Autumn yang memanggilnya.Karena Chase sudah mendapat pesan dari Morgan sebelum mereka pergi dari kediaman Dexter. Bahwa Dean telah mengancam Eliora. Dan meminta Chase untuk ikut membantu, mengawasi keadaan di sekitar Eliora, di saat dia tak bisa menemani wanita itu.Maka kekhawatiran itu muncul saat mendapat telepon dari Morgan yang memintanya untuk segera datang menemani Eliora."Naiklah dulu bersama Hazel, Autumn. aku menyusul setela
—31—Dua hari setelah kasus terjebaknya Autumn dan Hazel di dalam lift. Morgan menepati janjinya dengan membawa Eliora ke spesialis dokter mata.Ruangan bernuansa putih dan bau alkohol yang tercium serta udara dingin di ruangan tersebut terasa menerpa kulit Eliora. Hingga membuatnya gugup saat melakukan pemeriksaan.Setelah melakukan beberapa pemeriksaan dasar Eliora diminta menunggu selama bank mata membantu mencari pendonor yang cocok dengan kornea matanya.Dan saat ini, Morgan sedang menatap keindahan dari ciptaan Tuhan yang begitu indah. Memandang wajah tersenyum Eliora di saat lampu lalu lintas berwarna merah, menjadi kesenangan sendiri bagi Morgan.Setelah dua hari Eliora terlihat murung dan merasa khawatir dengan segala hal. Sekarang… wanita itu sudah bisa tersenyum setidaknya hal sederhana ini membuat Morgan lega.Bahkan dia sempat khawatir karena Eliora marah saat dia memutuskan pekerjaan Eliora s
-32-Sidang kedua kasus pelecehan yang dilakukan Lucas kembali dimulai....Setelah dua hari pencarian yang dilakukan oleh tim kepolisian berhasil menangkap Lucas dan menyeretnya ke dalam sel karena berusaha melarikan diri dan memalsukan data kepergiannya hingga membuatnya dicurigai sebagai tersangka.Saat ini, dirinya tengah terdiam dan statusnya telah menjadi tersangka karena didapatinya sidik jari di beberapa tempat seperti knop pintu kamar Hazel.Salah satu alasan Morgan meminta seseorang untuk merenovasi kamar Hazel kemarin adalah untuk membongkar knop pintu Hazel dan memberikannya kepada tim penyelidik dan didapatkan beberapa sidik jari disana termasuk sidik jari milik Lucas juga."Jika yang tinggal di sana memiliki sidik jari di knop pintu kamar Hazel... Semua itu tampak wajar saja bagiku. Terdapat sidik jari Eliora... Selaku ibu dari Hazel, lalu Chase...." Morgan menoleh kepada Chase yang duduk di samping kursnya.Pen
—33—Setibanya di kediaman Garnel… Rumah minimalis yang terbilang cukup besar dan mewah yang masih terletak di kawasan Manhattan dan terbilang cukup elit bagi orang yang tinggal di dekat sana.Morgan menghentikan mobilnya di depan gerbang setelah meminta alamat rumah Marcus dan Debora kepada Chase yang kebetulan sedang berada di sana bersama Autumn.Untuk pertama kalinya bagi Eliora, setelah sekian lama menjadi menantu dari keluarga Garnel… Eliora mendapat sambutan yang cukup ramah dari Marcus dan Debora. Setelah membuka pintu rumahnya… Debora menggandeng lengan Eliora dan mengajaknya duduk di halaman belakang. Sementara Marcus mengajak Morgan dan Jasmine untuk ikut mengekor.Kedatangan mereka di sore hari membuat Debora menjamu tamunya untuk menikmati teh dan camilan.Autumn yang datang sejak pagi, untuk belajar membuat kue dengan Debora, ikut memberikan kue-
—34—“Apa ibumu tak mengajari sopan santun, jika ada orang yang bertamu. Harusnya kau mempersilahkan masuk. Bukan mencoba menutup pintunya lagi!”"Arrgghh!!! Pergi!"Dug dug dug!Brak!“Heh… aku tak masalah jika ibumu tak ada. Setidaknya kau cukup untuk kuajak bermain-main sebentar sebelum si tua itu pulang!”"Tidak! Pergi!"“Heh! Bocah sialan! Buka pintunya atau aku akan mendobraknya!”“Baiklah Nak! Kau memaksaku untuk membuka pintunya dengan paksa!”Bruk!Bruk!Braakk!!“Dimana kau bocah sialan?!”"Hiks…! Hiks!"Dug!Dug!Dug!Krieett…!"Hahh!! No! Please… hiks… huh… huh! Hu
-35-Satu bulan kemudian....Morgan berjalan tergesa mendatangi apartemen Eliora. Setelah mendapat kabar gembira dari dokter kenalannya. Akhirnya dia bisa membawa Eliora untuk melakukan operasi mata.Bahkan Morgan hampir menabrak beberapa mobil saat menuju ke apartemen wanita pujaannya. Sambil menghubungi Eliora untuk bersiap-siap.Morgan memasuki unit apartemen Eliora. Lalu memanggil wanita itu dengan antusias.“El... kau sudah siap?!" seru Morgan. Lalu melangkah menuju kamar Eliora.Eliora yang saat itu sudah siap dan hendak memakai sebuah mantel tebal, karena musim dingin mulai tiba. Terlihat begitu cantik dengan balutan tertutup tersebut.Morgan melangkah mendekat dan langsung mendaratkan sebuah ciuman lembut. Lalu melepaskannya dan menangkup kedua pipi Eliora."Sebentar lagi El... kau bisa melihat!" seru Morgan.Eliora tersenyum dan mengangguk."Iya... Semua berkatmu," ujar Eliora. Mera