—28—
Morgan kembali masuk ke dalam rumah setelah ia melihat Autumn menemui Chase di halaman belakang.
Usai menghubungi teman lamanya untuk meminta bantuannya, Morgan begitu semangat untuk memberitahukan kepada Eliora… bahwa ia sedang menyiapkan sebuah kejutan untuk wanita itu.
Saat masuk ke dalam ruangan… Dia melihat sang ibu yang sedang membicarakan menu makan siang dengan kepala koki mansion. Lalu Roseline menoleh kepadanya dan menghampiri Morgan yang juga mendekat ke arah ibunya.
"Kebetulan kau ke sini Morgan… Mom lupa menanyakan Eliora, apa dia memiliki riwayat alergi makanan?"
"Setahuku tidak, Mom," jawab Morgan.
"Baguslah… sepertinya kau sudah selesai bicara dengan ayahmu. Sekarang… ajaklah Eliora ke halaman belakang," pinta Roseline.
Morgan mengangguk dan melirik kepada suami dari bibinya yang melintas melewatinya hendak ke halaman belakang setelah membawa minuman
—29—Morgan kembali pulang bersama Eliora setelah dia mencecar habis-habisan suami dari bibinya. Bahkan di saat makan siang berlangsung…. dia terus memberikan tatapan tajam kepada Dean hingga membuat pria paruh baya itu menundukkan kepalanya begitu rendah. Bahkan Dean tak mendongakkan kepala di saat Miller menanyakan pekerjaannya.Sebuah intimidasi yang begitu kuat yang dilakukan oleh Morgan kepada Dean, hingga membuat Eliora tak mau bicara apapun sampai ia tiba di apartemen Morgan, sementara Chase dan Autumn menjemput Hazel di rumah Marcus.Segelas air bening berada di dalam genggaman tangan Morgan, dia membawanya dari lemari pendingin dan memberikannya kepada Eliora. Di Apartemen Morgan yang terlihat minimalis namun memiliki ruangan yang luas. Menjadi tempat berdiamnya Eliora yang duduk di sofa putih panjang. Morgan duduk di samping Eliora, menghadapkan tubuhnya menyamping agar bisa me
—30—Chase dan Autumn tiba di kediaman Garnel, menjemput Hazel yang harus kembali pulang setelah hari sabtu dan minggu dia berlibur bersama kakek dan neneknya.Mereka bertiga bergegas ke tempat Morgan, setelah mendapat kabar bahwa Lucas dan Rosella menghilang dari pengawasan polisi.Chase meminta Autumn untuk menghubungi Eliora yang berdiam di dalam apartemen Morgan untuk mengunci bagian rantai pengait pintu apartemen tersebut agar tak seorang-pun bisa masuk selain Chase dan Autumn yang memanggilnya.Karena Chase sudah mendapat pesan dari Morgan sebelum mereka pergi dari kediaman Dexter. Bahwa Dean telah mengancam Eliora. Dan meminta Chase untuk ikut membantu, mengawasi keadaan di sekitar Eliora, di saat dia tak bisa menemani wanita itu.Maka kekhawatiran itu muncul saat mendapat telepon dari Morgan yang memintanya untuk segera datang menemani Eliora."Naiklah dulu bersama Hazel, Autumn. aku menyusul setela
—31—Dua hari setelah kasus terjebaknya Autumn dan Hazel di dalam lift. Morgan menepati janjinya dengan membawa Eliora ke spesialis dokter mata.Ruangan bernuansa putih dan bau alkohol yang tercium serta udara dingin di ruangan tersebut terasa menerpa kulit Eliora. Hingga membuatnya gugup saat melakukan pemeriksaan.Setelah melakukan beberapa pemeriksaan dasar Eliora diminta menunggu selama bank mata membantu mencari pendonor yang cocok dengan kornea matanya.Dan saat ini, Morgan sedang menatap keindahan dari ciptaan Tuhan yang begitu indah. Memandang wajah tersenyum Eliora di saat lampu lalu lintas berwarna merah, menjadi kesenangan sendiri bagi Morgan.Setelah dua hari Eliora terlihat murung dan merasa khawatir dengan segala hal. Sekarang… wanita itu sudah bisa tersenyum setidaknya hal sederhana ini membuat Morgan lega.Bahkan dia sempat khawatir karena Eliora marah saat dia memutuskan pekerjaan Eliora s
-32-Sidang kedua kasus pelecehan yang dilakukan Lucas kembali dimulai....Setelah dua hari pencarian yang dilakukan oleh tim kepolisian berhasil menangkap Lucas dan menyeretnya ke dalam sel karena berusaha melarikan diri dan memalsukan data kepergiannya hingga membuatnya dicurigai sebagai tersangka.Saat ini, dirinya tengah terdiam dan statusnya telah menjadi tersangka karena didapatinya sidik jari di beberapa tempat seperti knop pintu kamar Hazel.Salah satu alasan Morgan meminta seseorang untuk merenovasi kamar Hazel kemarin adalah untuk membongkar knop pintu Hazel dan memberikannya kepada tim penyelidik dan didapatkan beberapa sidik jari disana termasuk sidik jari milik Lucas juga."Jika yang tinggal di sana memiliki sidik jari di knop pintu kamar Hazel... Semua itu tampak wajar saja bagiku. Terdapat sidik jari Eliora... Selaku ibu dari Hazel, lalu Chase...." Morgan menoleh kepada Chase yang duduk di samping kursnya.Pen
—33—Setibanya di kediaman Garnel… Rumah minimalis yang terbilang cukup besar dan mewah yang masih terletak di kawasan Manhattan dan terbilang cukup elit bagi orang yang tinggal di dekat sana.Morgan menghentikan mobilnya di depan gerbang setelah meminta alamat rumah Marcus dan Debora kepada Chase yang kebetulan sedang berada di sana bersama Autumn.Untuk pertama kalinya bagi Eliora, setelah sekian lama menjadi menantu dari keluarga Garnel… Eliora mendapat sambutan yang cukup ramah dari Marcus dan Debora. Setelah membuka pintu rumahnya… Debora menggandeng lengan Eliora dan mengajaknya duduk di halaman belakang. Sementara Marcus mengajak Morgan dan Jasmine untuk ikut mengekor.Kedatangan mereka di sore hari membuat Debora menjamu tamunya untuk menikmati teh dan camilan.Autumn yang datang sejak pagi, untuk belajar membuat kue dengan Debora, ikut memberikan kue-
—34—“Apa ibumu tak mengajari sopan santun, jika ada orang yang bertamu. Harusnya kau mempersilahkan masuk. Bukan mencoba menutup pintunya lagi!”"Arrgghh!!! Pergi!"Dug dug dug!Brak!“Heh… aku tak masalah jika ibumu tak ada. Setidaknya kau cukup untuk kuajak bermain-main sebentar sebelum si tua itu pulang!”"Tidak! Pergi!"“Heh! Bocah sialan! Buka pintunya atau aku akan mendobraknya!”“Baiklah Nak! Kau memaksaku untuk membuka pintunya dengan paksa!”Bruk!Bruk!Braakk!!“Dimana kau bocah sialan?!”"Hiks…! Hiks!"Dug!Dug!Dug!Krieett…!"Hahh!! No! Please… hiks… huh… huh! Hu
-35-Satu bulan kemudian....Morgan berjalan tergesa mendatangi apartemen Eliora. Setelah mendapat kabar gembira dari dokter kenalannya. Akhirnya dia bisa membawa Eliora untuk melakukan operasi mata.Bahkan Morgan hampir menabrak beberapa mobil saat menuju ke apartemen wanita pujaannya. Sambil menghubungi Eliora untuk bersiap-siap.Morgan memasuki unit apartemen Eliora. Lalu memanggil wanita itu dengan antusias.“El... kau sudah siap?!" seru Morgan. Lalu melangkah menuju kamar Eliora.Eliora yang saat itu sudah siap dan hendak memakai sebuah mantel tebal, karena musim dingin mulai tiba. Terlihat begitu cantik dengan balutan tertutup tersebut.Morgan melangkah mendekat dan langsung mendaratkan sebuah ciuman lembut. Lalu melepaskannya dan menangkup kedua pipi Eliora."Sebentar lagi El... kau bisa melihat!" seru Morgan.Eliora tersenyum dan mengangguk."Iya... Semua berkatmu," ujar Eliora. Mera
-36-Keesokan paginya...Semua kembali berkumpul untuk melihat proses pembukaan perban di mata Eliora. Semua berharap dengan cemas. Namun tetap yakin hasilnya akan baik.Semua yang hadir tampak berdoa dalam hati. Terlihat Miller yang berdiri sambil merangkul bahu Roseline. Lalu Autumn bersama Chase yang juga melakukan hal yang sama dengan Hazel yang berada di depan mereka.Mereka merasa berdebar seperti sedang menunggu sebuah undian berhadiah. Terutama Morgan yang terlihat berdiri di ujung ranjang Eliora.Dokter Mike berada di sampingnya dan kedua perawat membantu melepaskan perban dengan perlahan, membuat keadaan menjadi semakin menegangkan.Hingga perban yang melilit di kepala Eliora telah habis, menyisakan dua penutup putih yang menempel di kedua mata Eliora. Mike turun tangan untuk membuka kedua penutup terakhir di mata Eliora."Tahan sebentar, jangan membuka matamu dulu," ujar Mike. Dia tersenyum menatap Morgan y
-THE END-Eliora terlihat gugup dan memiliki firasat tak enak saat Morgan menunjukkan senyum mencurigakan.Di sepanjang perjalanannya... ia melirik Morgan yang terus menunjukkan senyuman yang bagi Eliora terlihat begitu aneh untuk terus menerus ditunjukan."Kenapa menatapku seperti itu,Sugar? Aku tahu... kadar ketampananku memang melebihi standar rata-rata. Tapi kau tak harus memperhatikannya seperti bukan kau pemilikku," ujar Morgan dengan tetap percaya diri. Yang sepertinya semakin meningkat setiap harinya.Eliora mengalihkan tatapannya menjadi malas. Dia cukup menyesal telah menatap Morgan begitu lekat. Hingga membuat prianya mengeluarkan kata-kata yang membuatnya mual seketika.Bahkan anak yang dikandung Eliora saja, merasa muak mendengar sang penabur benih begitu percaya diri.Morgan meraih tangan kanan Eliora. Dan membawanya ke rahang tegas yang memiliki bulu halus dengan tatanan yang begitu rap
—45—Satu minggu kemudian... setelah Eliora dinyatakan hamil... pemulihan pada memar di tubuhnya dilakukan begitu cepat karena Morgan tak ingin melihat wanitanya terlalu lama menderita.Dan kini... Morgan begitu gencar untuk membawa Eliora pergi ke suatu tempat untuk berlibur sebelum salju turun.Dia sudah mempersiapkan banyak hal untuk membuat wanitanya menikmati hidup yang sebenarnya dengan semua hasil kerja keras yang dikumpulkannya selama ini.Morgan menatap Eliora yang sedang berpamitan dengan Hazel. Anaknya kali ini lebih memilih pergi bersama Roseline dan Miller yang akan mengajaknya ke acara akhir tahun di disneyland.Tentu saja semua itu adalah ide Morgan yang meminta ayah dan ibunya untuk membantu membawa cucu mereka bermain demi melancarkan rencana Morgan membawa Eliora berlibur.Eliora menghampiri Morgan yang sudah siap menaiki pesawat pribadinya dan berniat terbang ke Eropa. Membawa wanita itu mengun
—44—"El, awas!" teriak Jasmine._____Eliora berbalik dan berniat melindungi diri namun tenaga pria itu jelas lebih kuat. Dengan cepat pria tersebut memukul wajah Eliora hingga membuat Eliora tersungkur ke lantai."Argh!" Eliora menyentuh sudut bibirnya yang terasa mengeluarkan darah.Eliora melihat darah yang diusapkan ke ibu jarinya... lalu ia juga melirik Jasmine yang kehilangan keseimbangannya."Apa yang kau lakukan padamy queen?!" tukas pria yang sempat dilihat oleh Eliora saat pesta pertunangannya berlangsung."Bukankah kau...." Eliora menjeda kalimatnya mengingat dengan siapa pria yang sedang mendekatinya itu duduk saat dipestanya tadi."El... pergi dari sini! Selamatkan dirimu!" teriak Jasmine.Kursi yang dijadikan pijakan oleh Jasmine seketika bergoyang, hampir membuat Jasmine kehilangan pijakannya.Hal tersebut membuat pria it
—43—Morgan mempercepat laju kendaraannya sambil sesekali terus menghubungi Jasmine, dan Mickael. Namun keduanya tak ada satupun yang menjawab panggilan teleponnya.Di sepanjang perjalanannya... Morgan terus merutuki dirinya yang menyikapi Barbara hanya sebagai gertakan. Namun dia sungguh tak memperhitungkan masalah itu membuat wanita seperti Barbara malah menggila.Hingga terjadi masalah saat dirinya selangkah lagi akan mendapatkan kebahagiaan bersama Eliora."Sial… Dimana Jasmine dan Mickael?! Disaat dibutuhkan seperti ini, mereka malah sulit dihubungi. Aku harus mencari tahu data Barbara dimana dia tinggal sekarang!" tukas Morgan.Morgan akhirnya membelokkan mobilnya untuk kembali ke mansion. Berharap Mickael belum membawa pulang Jasmine.Namun sebuah panggilan telepon masuk dan menampilkan nama Mickael di sana.Morgan menjawab panggilan tersebut."Hallo, Mick… apa Jasmine ada bersa
—42—"Mungkinkah?"______"Apa yang kalian bicarakan?" tanya Morgan.Membuat Eliora dan Autumn terkejut lalu menoleh secara perlahan."Katakan El... Apa yang kau ketahui?!" tukas Morgan menyelidik."Ehm, Morgan... aku akan bicarakan semuanya padamu nanti. Kita antar Hazel pulang dulu, agar dia bisa beristirahat," pinta Eliora.Dengan wajah panik Eliora mengusap lengan Morgan yang menatapnya tajam. Berusaha menenangkan prianya agar Hazel tak melihat kemarahannya.Namun Morgan terlalu emosi ketika mengetahui, Eliora menyembunyikan sesuatu darinya."Kau baru akan mengatakannya setelah aku mendengar sesuatu?! Apa yang kau sembunyikan, El?!" desis Morgan.Melangkah mendekati Eliora dengan tatapan yang begitu mengintimidasi."Morgan... Ada Hazel. Dia bisa—""Kenapa kau tak menceritakannya langsung? Apa kau akan tetap diam jika aku tak men
—41—Morgan yang hendak menyusul Eliora dengan sedikit tertatih, harus terhenti saat sebuah panggilan menyapanya begitu akrab."Morgan…," sapa Mickael.Ia menoleh dan mendapati sepupunya Mickael bersama seorang wanita yang selama ini cukup dekat dengannya dalam urusan pekerjaan."Hai Mick and… Jasmine?" Morgan menyapa sambil mengerutkan keningnya."Iya ini aku, Morgan. Apa kau tak mengingat asistenmu sendiri?" sapa Jasmine bergurau.Bukan Morgan tak mengingat asisten handalnya itu… namun gestur tubuh sepupunya kepada sang asisten begitu….Dekat.Tangan Mickael yang melingkar sempurna di pinggang Jasmine seolah menandakan ada sesuatu antara mereka. Hal tersebutlah yang membuat Morgan mengerutkan keningnya cukup dalam.Walau dia turut senang melihat Jasmine akhirnya mau menjalin hubungan serius dengan seorang pria. Dan pria yang dipilihnya adalah sepupunya sen
-40-Autumn menutup mulutnya saat melihat surat ancaman tersebut. Dia hendak merebut surat ancaman itu, namun dengan sigap Eliora menjauhkannya dari Autumn."Kau harus mengatakannya kepada Morgan, El!" seru Autumn setelah gagal merebut surat ancaman dari tangan Eliora."Tidak, Autumn... Kumohon, aku tak ingin merusak kebahagiaannya saat ini. Apa kau tak melihat betapa bahagianya kakakmu? Selama ini dia sudah cukup memikirkan banyak kasus," sanggah Eliora.Tak ingin membuat Morgan semakin pusing dengan keadaan saat ini. Eliora hanya tak ingin merusak moment yang dinantikan Morgan cukup lama. Dan dia akan berusaha menyelesaikan kasus surat ancaman tersebut tanpa bantuan Morgan.Bukankah sudah cukup semua perlakuan Morgan selama ia tak bisa melihat. Pria itu mengusir semua peneror yang datang ke apartemennya. Dan bahkan sampai melakukan konferensi pers karena kasus tersebut tak ingin diperpanjang Morgan.Dan jika kasus serupa i
—39—Keesokan harinya…. Morgan pulang dengan keadaan yang sudah sangat baik di bagian hatinya.Bagaimana tidak? Mendapat jawabanyesdari Eliora, yang dikatakannya sebagai obat termanjur untuk menyembuhkan semua lukanya. Rasanya tak sia-sia dia terluka demi menyelamatkan si tuan santa.Menggunakan limosin berwarna hitam yang dikirim oleh Miller untuk menjemput mereka di rumah sakit. Mereka -Morgan dan Eliora- bersama Chase dan Autumn yang akhirnya menyusul datang pada malam hari bersama ibunya dan uncle Matthew serta Hazel. Autumn berkeras untuk bermalam di rumah sakit menemani Chase yang juga mendapat perawatan.Morgan yang sempat mendapat ejekan dari Chase mengenai boneka santa tersebut, memamerkan kepada Chase, tulisan yang terdapat di dalamnya.Seperti kembali kepada masa kecilnya, ia seolah sedang memamerkan mainan baru kepada teman yang sempat mengejeknya.Chase hanya terkekeh saat
—38—Suara ambulan terdengar samar-samar di pendengaran Morgan. Walau matanya masih terpejam, dan kesadarannya sempat hilang.Namun ia kembali berusaha untuk terjaga, sekalipun matanya sulit untuk terbuka. Dan kepalanya yang masih terasa pusing mendominasi keadaannya saat ini.Morgan bahkan masih mendengar suara Chase yang memberikan keterangan terhadap kecelakaan tersebut. Lalu tersaruh suara dari kejauhan wanita yang dirindukannya.El… kaukah itu?benaknya bertanya.Namun lambat laun kesadarannya semakin hilang dan dia benar-benar tak tahu lagi apa yang terjadi selanjutnya.***Sebuah ruangan di rumah sakit yang terasa sunyi… terdapat seorang wanita yang duduk memandangi seorang pria yang terbaring dengan perban yang dililit di kepalanya. Dan beberapa luka gores terlihat sudah tertutupi dengan rapi.Ruangan yang terlalu besar untuk dihuni oleh satu pasien itu terl