-32-
Sidang kedua kasus pelecehan yang dilakukan Lucas kembali dimulai....
Setelah dua hari pencarian yang dilakukan oleh tim kepolisian berhasil menangkap Lucas dan menyeretnya ke dalam sel karena berusaha melarikan diri dan memalsukan data kepergiannya hingga membuatnya dicurigai sebagai tersangka.
Saat ini, dirinya tengah terdiam dan statusnya telah menjadi tersangka karena didapatinya sidik jari di beberapa tempat seperti knop pintu kamar Hazel.
Salah satu alasan Morgan meminta seseorang untuk merenovasi kamar Hazel kemarin adalah untuk membongkar knop pintu Hazel dan memberikannya kepada tim penyelidik dan didapatkan beberapa sidik jari disana termasuk sidik jari milik Lucas juga.
"Jika yang tinggal di sana memiliki sidik jari di knop pintu kamar Hazel... Semua itu tampak wajar saja bagiku. Terdapat sidik jari Eliora... Selaku ibu dari Hazel, lalu Chase...." Morgan menoleh kepada Chase yang duduk di samping kursnya.
Pen
—33—Setibanya di kediaman Garnel… Rumah minimalis yang terbilang cukup besar dan mewah yang masih terletak di kawasan Manhattan dan terbilang cukup elit bagi orang yang tinggal di dekat sana.Morgan menghentikan mobilnya di depan gerbang setelah meminta alamat rumah Marcus dan Debora kepada Chase yang kebetulan sedang berada di sana bersama Autumn.Untuk pertama kalinya bagi Eliora, setelah sekian lama menjadi menantu dari keluarga Garnel… Eliora mendapat sambutan yang cukup ramah dari Marcus dan Debora. Setelah membuka pintu rumahnya… Debora menggandeng lengan Eliora dan mengajaknya duduk di halaman belakang. Sementara Marcus mengajak Morgan dan Jasmine untuk ikut mengekor.Kedatangan mereka di sore hari membuat Debora menjamu tamunya untuk menikmati teh dan camilan.Autumn yang datang sejak pagi, untuk belajar membuat kue dengan Debora, ikut memberikan kue-
—34—“Apa ibumu tak mengajari sopan santun, jika ada orang yang bertamu. Harusnya kau mempersilahkan masuk. Bukan mencoba menutup pintunya lagi!”"Arrgghh!!! Pergi!"Dug dug dug!Brak!“Heh… aku tak masalah jika ibumu tak ada. Setidaknya kau cukup untuk kuajak bermain-main sebentar sebelum si tua itu pulang!”"Tidak! Pergi!"“Heh! Bocah sialan! Buka pintunya atau aku akan mendobraknya!”“Baiklah Nak! Kau memaksaku untuk membuka pintunya dengan paksa!”Bruk!Bruk!Braakk!!“Dimana kau bocah sialan?!”"Hiks…! Hiks!"Dug!Dug!Dug!Krieett…!"Hahh!! No! Please… hiks… huh… huh! Hu
-35-Satu bulan kemudian....Morgan berjalan tergesa mendatangi apartemen Eliora. Setelah mendapat kabar gembira dari dokter kenalannya. Akhirnya dia bisa membawa Eliora untuk melakukan operasi mata.Bahkan Morgan hampir menabrak beberapa mobil saat menuju ke apartemen wanita pujaannya. Sambil menghubungi Eliora untuk bersiap-siap.Morgan memasuki unit apartemen Eliora. Lalu memanggil wanita itu dengan antusias.“El... kau sudah siap?!" seru Morgan. Lalu melangkah menuju kamar Eliora.Eliora yang saat itu sudah siap dan hendak memakai sebuah mantel tebal, karena musim dingin mulai tiba. Terlihat begitu cantik dengan balutan tertutup tersebut.Morgan melangkah mendekat dan langsung mendaratkan sebuah ciuman lembut. Lalu melepaskannya dan menangkup kedua pipi Eliora."Sebentar lagi El... kau bisa melihat!" seru Morgan.Eliora tersenyum dan mengangguk."Iya... Semua berkatmu," ujar Eliora. Mera
-36-Keesokan paginya...Semua kembali berkumpul untuk melihat proses pembukaan perban di mata Eliora. Semua berharap dengan cemas. Namun tetap yakin hasilnya akan baik.Semua yang hadir tampak berdoa dalam hati. Terlihat Miller yang berdiri sambil merangkul bahu Roseline. Lalu Autumn bersama Chase yang juga melakukan hal yang sama dengan Hazel yang berada di depan mereka.Mereka merasa berdebar seperti sedang menunggu sebuah undian berhadiah. Terutama Morgan yang terlihat berdiri di ujung ranjang Eliora.Dokter Mike berada di sampingnya dan kedua perawat membantu melepaskan perban dengan perlahan, membuat keadaan menjadi semakin menegangkan.Hingga perban yang melilit di kepala Eliora telah habis, menyisakan dua penutup putih yang menempel di kedua mata Eliora. Mike turun tangan untuk membuka kedua penutup terakhir di mata Eliora."Tahan sebentar, jangan membuka matamu dulu," ujar Mike. Dia tersenyum menatap Morgan y
-37-Satu bulan kemudian setelah Eliora mendapatkan penglihatannya kembali...Mereka -Eliora dan Hazel- dibawa ke kediaman Dexter. Tepat saat Hazel mendapat liburan musim dingin. Hal tersebut membuat Morgan merutuk kesal walau dirinya memang tak bisa berbuat banyak. Demi keamanan Eliora dan juga Hazel.Sementara dia kembali melakukan aktifitasnya untuk menyelesaikan kasus perceraian bibinya -Merlin- dengan Dean -pria yang telah berani mengancam Eliora- setelah itu Dean juga mendapatkan hukuman pidana pencucian uang di perusahaan Dexter hingga membuat pria tersebut harus mengganti rugi dan tertahan di dalam sel selama enam bulan.Lalu beberapa kasus yang masuk akhirnya diselesaikan oleh Morgan sebelum musim gugur berakhir di bulan itu.Morgan memang sengaja menyibukkan dirinya untuk sementara waktu demi memenuhi syaratlaknatyang diberikan Mike kepadanya.Mengingat operasi mata Eliora yang masih sangat bar
—38—Suara ambulan terdengar samar-samar di pendengaran Morgan. Walau matanya masih terpejam, dan kesadarannya sempat hilang.Namun ia kembali berusaha untuk terjaga, sekalipun matanya sulit untuk terbuka. Dan kepalanya yang masih terasa pusing mendominasi keadaannya saat ini.Morgan bahkan masih mendengar suara Chase yang memberikan keterangan terhadap kecelakaan tersebut. Lalu tersaruh suara dari kejauhan wanita yang dirindukannya.El… kaukah itu?benaknya bertanya.Namun lambat laun kesadarannya semakin hilang dan dia benar-benar tak tahu lagi apa yang terjadi selanjutnya.***Sebuah ruangan di rumah sakit yang terasa sunyi… terdapat seorang wanita yang duduk memandangi seorang pria yang terbaring dengan perban yang dililit di kepalanya. Dan beberapa luka gores terlihat sudah tertutupi dengan rapi.Ruangan yang terlalu besar untuk dihuni oleh satu pasien itu terl
—39—Keesokan harinya…. Morgan pulang dengan keadaan yang sudah sangat baik di bagian hatinya.Bagaimana tidak? Mendapat jawabanyesdari Eliora, yang dikatakannya sebagai obat termanjur untuk menyembuhkan semua lukanya. Rasanya tak sia-sia dia terluka demi menyelamatkan si tuan santa.Menggunakan limosin berwarna hitam yang dikirim oleh Miller untuk menjemput mereka di rumah sakit. Mereka -Morgan dan Eliora- bersama Chase dan Autumn yang akhirnya menyusul datang pada malam hari bersama ibunya dan uncle Matthew serta Hazel. Autumn berkeras untuk bermalam di rumah sakit menemani Chase yang juga mendapat perawatan.Morgan yang sempat mendapat ejekan dari Chase mengenai boneka santa tersebut, memamerkan kepada Chase, tulisan yang terdapat di dalamnya.Seperti kembali kepada masa kecilnya, ia seolah sedang memamerkan mainan baru kepada teman yang sempat mengejeknya.Chase hanya terkekeh saat
-40-Autumn menutup mulutnya saat melihat surat ancaman tersebut. Dia hendak merebut surat ancaman itu, namun dengan sigap Eliora menjauhkannya dari Autumn."Kau harus mengatakannya kepada Morgan, El!" seru Autumn setelah gagal merebut surat ancaman dari tangan Eliora."Tidak, Autumn... Kumohon, aku tak ingin merusak kebahagiaannya saat ini. Apa kau tak melihat betapa bahagianya kakakmu? Selama ini dia sudah cukup memikirkan banyak kasus," sanggah Eliora.Tak ingin membuat Morgan semakin pusing dengan keadaan saat ini. Eliora hanya tak ingin merusak moment yang dinantikan Morgan cukup lama. Dan dia akan berusaha menyelesaikan kasus surat ancaman tersebut tanpa bantuan Morgan.Bukankah sudah cukup semua perlakuan Morgan selama ia tak bisa melihat. Pria itu mengusir semua peneror yang datang ke apartemennya. Dan bahkan sampai melakukan konferensi pers karena kasus tersebut tak ingin diperpanjang Morgan.Dan jika kasus serupa i