Home / Romansa / The Devil CEO / Menaklukan Wanita Jenius

Share

Menaklukan Wanita Jenius

Author: Kakarllak
last update Last Updated: 2022-04-02 08:48:44

Sejak kembali dari kafe Janasses Ethand hanya terdiam dan enggan berbicara. Berbeda dengan Ryan yang sejak tadi merona karena bahagia. Sesekali ia menengok ke belakang namun Ethand tidak menanggapinya. Ryan hanya bisa ikut terdiam tanpa bertanya pada lelaki dingin itu.

Sesampainya di Eves The Hill Vunia Ethand turun dari mobil dan langsung menuju ke private lift. Ryan hanya bisa memaklumi atasannya.

“Apakah dia lagi kesal?” Ryan pun melepaskan sabuk pengaman dan menyusul atasannya ke penthouse. Seorang diri di dalam private lift membuat Ryan mengantuk apalagi kekenyangan karena baru usai makan siang.

“Di manakah dia?” Ryan menjelajahi ke seluruh ruangan dan mencari keberadaan Ethand namun tidak menemukan keberadaannya. “Apakah dia langsung ke kamar?” Ryan hanya bisa menghela napas kesal dan mendaratkan bokongnya di sofa panjang ruang tamu.

Di dalam kamar bernuansa monokrom, Ethand duduk di side chair seraya memegang seg

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • The Devil CEO   Tanpa Kabar

    Hari ini adalah hari senin. Sudah hampir sebulan Emma bekerja di Alves Corp. hari ini pula akan dilakukan uji coba terhadap program yang ia dan Sobig kerjakan. Semalam Emma sudah melakukan uji coba sendiri di rumahnya. Semua berjalan sesuai dengan logaritma rancangannya. Yang dikerjakan oleh Sobig juga sesuai dengan apa yang diharapkannya.“Makan dulu, Emma.” Suara Ester setelah membuka pintu kamar Emma tanpa mengetuknya terlebih dahulu. Ia tahu jika Emma sudah selesai mempersiapkan diri setelah melihat jam di dinding.“Iya, Bu.” Emma sudah rapi dengan kemeja berwarna putih dengan motif garis yang terkesan santai dan sensual. Kancing bagian atas sengaja di copotnya agar terkesan lebih sensual namun masih sopan dan juga celana palazzo sebagai paduannya. Lengkungan tubuhnya yang ramping terlihat jelas hal itu membuat Ester berpikir sejenak.“Kenakanlah blazer untuk berjaga-jaga, Emma,” ucap Ester.Emma yang sedang memasuk

    Last Updated : 2022-04-02
  • The Devil CEO   Kuatmu Adalah Dirinya

    Ethand bukan tidak ingin bertemu dengan Emma namun ia harus membatasi diri agar jangan sering muncul di hadapan wanita itu. Bahkan dengan berat hati ia mengabaikan Emma. Tanpa menyapa dan berbincang hanya ekor matanya yang diam-diam memperhatikan wanita itu.Setelah seminggu lamanya mengabaikan Emma, hari ini dirinya harus menelan kekesalan lantaran Emma yang mengabaikannya. Baru di rasakannya jika diabaikan ternyata sangat menjengkelkan.“Selamat pagi, Pak.” Ryan yang sudah menunggu di depan ruangan Ethand bersiap dengan berkas untuk ditandatangani. Ryan mengernyit kala melihat raut wajah suram dari atasannya itu. Padahal masih pagi namun Ryan tidak menemukan semangat dalam raut wajah lelaki itu. Ia segera membuka pintu ruangan untuk Ethand.“Pagi ini akan diadakan uji coba program baru dengan tim IT, Pak.” Ryan memberikan berkas pada Ethand. Lelaki itu menerima tanpa bersuara. Ia hanya melihat cover depan laporan itu lalu diletakannya d

    Last Updated : 2022-04-02
  • The Devil CEO   Hari Uji Coba

    Emma menajamkan penglihatannya pada layar ponsel sembari kembali membaca isi pesan itu. Untuk memastikan pesan tersebut, Emma memberanikan diri melihat ke arah lelaki yang ditakutinya kini. Ia segera berpaling kala netra tajam lelaki itu juga sedang menatap ke arahnya. Tangannya langsung meraih blazer hitamnya dan memakainya. Sudah dua kali Ethand mengharuskannya memakai blazer dan tidak tampil sensual. Ada apa dengan lelaki ini?“Saya persilahkan kepada NN untuk melakukan uji coba dan mempresentasikan hasil program.” Suara Mac menyadarkan Emma dari pikirannya. Ia segera berdiri dan mengambil mikrofon dari Mac.Emma menarik napas dalam lalu dihembuskannya perlahan. Ia mulai membuka hasil program yang dikerjakannya bersama dengan Sobig. Desain Front-end sangat bagus. Emma mulai mnjelaskan cara mengoperasikannya.“Selain di enkripsi, program ini juga dapat mendeteksi posisi peretas. Selain itu juga, kita memasukan alert ke dalam aplikasi ini agar

    Last Updated : 2022-04-02
  • The Devil CEO   Nasihat Ibu Yang Terbaik

    Hari yang sungguh melelahkan bagi Emma. Padahal hari ini ia berhasil mempresentasikan program yang dibuatnya. Entah mengapa hati dan tubuhnya seperti bekerja sama menggerogotinya dengan rasa lelah kali ini. Dengan lunglai ia keluar dari gedung Alves Corp. Matahari hampir terbenam di ufuk barat. Jalanan semakin ramai karena waktunya para pekerja pulang ke rumah.“Emma Liandra…” Suara seorang lelaki membuat langkah Emma terhenti. Untuk menoleh ke arah sumber suara pun ia tidak sanggup. Alhasil, terdengar langkah kaki seseorang menghampirinya. Tidak lama kemudian lengannya di pegang oleh lelaki yang belum diketahuinya itu. “Mengapa kamu seperti manusia tanpa jiwa, Emma? Mati enggan hidup pun tak mau.”“Jenaver?” Emma perlahan melepaskan genggaman tangan lelaki itu dilengannya. Bukan tidak nyaman namun ia menyadari siapa Jenaver sebenarnya. “Ngapain kamu di sini?” tanya Emma mengingat status Jenaver adalah putra Prima.

    Last Updated : 2022-04-02
  • The Devil CEO   Segelas Absinth

    Sudah pukul 7 malam. Emma sudah rapi dan bersiap untuk menghadiri acara makan malam. Gaun sequin yang dikenakannya memiliki efek gemerlap dengan aksen ruffles dan drapery, sungguh memikat hati bagi mata siapa saja yang memandangnya.Taksi sudah di pesannya. Emma duduk di ruang tamu sembari memainkan ponselnya. Di grup chat tim IT sangat heboh karena saling bertanya posisi masing-masing. Hanya Emma lah yang tidak memberitahukan posisinya sehingga membuat para pria itu terus menanyakannya. Emma hanya menahan senyumnya kala membaca chat dari Json.“Apakah mereka pikir aku tidak datang?” Emma hendak membalas namun diurungkannya. Ia membiarkan mereka penasaran.Lima belas menit kemudian, taksi pun datang. Emma segera berpamitan pada Ester dan segera berangkat menuju restoran Qnita.Ketika membaca nama restoran, Emma kembali teringat pada peristiwa beberapa minggu yang lalu. Di mana ia kehujanan dan Ethand hadir membawa payung dan memakaikan j

    Last Updated : 2022-04-02
  • The Devil CEO   Isi Hati Seorang Wanita Mabuk

    Perkataan Emma membuat lidah Ethand kelu. Sepertinya wanita di hadapannya yang sedang menatapnya lekat memang menyimpan luka jauh di lubuk hatinya. Pada kenyataannya, dirinyalah menambah luka pada hati wanita yang masih rapuh itu.“Jika aku memperlakukanmu sama seperti caramu memperlakukanku, aku pastikan kamu akan membenciku.” Emma tertunduk sejenak. Ia seperti merasa muak menatap manik hitam tajam namun teduh baginya. Sobig dibelakangnya berusaha menarik Emma menjauhi atasan mereka. “Lepaskan! Aku harus membinanya.” Emma kemudian berdiri dan dengan jari telunjuk mengarah pada Ethand. Semua yang hadir hanya memelotot dengan mulut membentuk huruf ‘o’.“Jangan bertingkah seolah-olah kamu mencintaiku namun di sisi lain malah bertingkah sebaliknya. Aku hukk…” Emma tersedak dan matanya segera mencari air. “Air..,” pintanya sembari mengguncang lengan Ethand.Ryan segera mengambil sebotol air yang ada

    Last Updated : 2022-04-02
  • The Devil CEO   Mawar Putih untuk Kakek

    Emma menggeliat. Cahaya sinar matahari yang menerobos masuk di sela-sela gordennya menampar wajahnya. Dengan wajah memelas, Emma mencoba kembali terlelap. Namun matanya tiba-tiba terbuka.“Jam berapa ini?” Emma sontak bangkit dari tidurnya. Matanya sibuk mencari benda segi empat yang selalu menemaninya. Ia menggaruk kepalanya karena tidak menemukan benda itu. “Dimana ponselku?” Emma beranjak turun dari ranjangnya dan segera menuju ke kamar mandi. Langkahnya terhenti di depan cermin dan menyadari jika gaunnya masih melekat di tubuh rampingnya.“Apa yang terjadi semalam yah?” Dahinya mengernyit sembari berusaha mengingat apa yang sudah terjadi. Hal terakhir yang diingatnya adalah Ethand memberikan udang padanya. Samar-samar ia mengingat kalimat yang dilontarkannya pada lelaki itu.“Mampus…” Emma memegang pelipisnya. Bagaimana bertemu atasannya hari ini? Emma menyandarkan badannya di dinding. Kepalanya dibentur

    Last Updated : 2022-04-02
  • The Devil CEO   Wood's Camelian Cafe

    Bunga Camelia sedang berbunga dengan indahnya. Sebagian bunganya jatuh ke tanah dan menampakkan pemandangan yang memanjakan mata. Sebuah kursi kayu panjang terletak di bawah Camelia. Akan sangat menyenangkan jika duduk di bawahnya.Jane melangkahkan kaki menuju ke sana. Setelah seharian mengalami writer block, ia memutuskan untuk mencari inspirasi dengan datang ke taman Camelia itu. Taman Camelia adalah satu taman terindah di Vunia. Aroma Camelia tercium di hidungnya. Sungguh menenangkan. Jane mendaratkan bokongnya di kursi kayu itu.Untuk sesaat ia memejamkan mata dan berusaha menenangkan pikirannya. “Karena sudah mendapat kenyamanan dan keindahan ini, hari ini harus menebus dengan menulis sepuluh ribu kata,” ucap Jane dengan tekad menaklukan dirinya sendiri.“Apakah kamu tertidur?” Suara seorang lelaki membuat Jane terkejut dan segera membuka matanya. Betapa terkejutnya ia kala seorang lelaki dengan wajah yang berjarak sepuluh senti saj

    Last Updated : 2022-04-02

Latest chapter

  • The Devil CEO   CINTA

    Setelah kejadian di menara jam Ester selalu setia menemani Darek di rumah. Merawat dan menjaga suaminya dengan penuh kasih. Seminggu sekali mereka berdua akan pergi mengunjungi Emma di rumah sakit.Sudah sebulan Emma belum sadarkan diri. Selama itu pula Ethand selalu setia mendapinginya. Setiap hari ia akan membacakan berbagai cerita novel dan juga mendengarka musik bersama. Ia akan bergantian bersama Alin dan Jane untuk menjaga wanitanya itu.Seperti hari ini, Ethand kembali membacakan sebuah novel romantic pada Emma. Perlahan Emma menggerakan jari telunjuknya. Hal itu tidak disadari Ethand. Lelaki itu dengan ekspresi mendalami cerita tersebut terus membaca novel pada kekasihnya. Sampai pada cerita itu selesai, Ethand meneteskan air matanya karena kisah dalam cerita novel itu sungguh bahagia berbeda dengan kisah cintanya bersama Emma. Sampai saat ini, Emma belum sadarkan diri.Ethand menangis tersedu-sedu sambil menggenggam tangan Emma. Ethand merasa nyaman ketika menggenggam tangan

  • The Devil CEO   Permintaan Ethand

    Emma baru saja selesai mandi dan berniat untuk istirahat namun ponselnya terus berdering. Ia segera mengambil ponselnya. Matanya membelalak kaget ketika membaca isi pesan dari Johan Prima. Lelaki itu mengirim gambar wajah Darek yang sudah membiru.Tanpa pikir panjang Emma langsung mencari koordinat telepon Johan. Setelah mendapatkannya Emma langsung keluar dari rumah Caroline. Namun naas, ketika sampai di depan Wilobi mall, Emma sudah dibekap oleh sebuah sapu tangan yang berisi bius. Tidak lama kemudian wanita itu tidak sadarkan diri.Emma hanya bisa mendengar suara samar-samar para lelaki disekelilingnya. Kepalanya terasa berat dan pusing. Setelah itu Emma tidak mendengar apa-apa lagi dan gelap sepenuhnya.***Rasanya baru terlelap namun kini hawa dingin menerpa tubuh Emma. Ia perlahan membuka matanya. Kepalanya masih terasa berat namun karena pandangan di depannya terlihat asing ia berusaha sadar sepenuhnya. Ia sangat terkejut ketika melihat siapa lelaki yang duduk di depannya.Bar

  • The Devil CEO   Berita Heboh

    Tujuan Emma dan Caroline datang ke Nuni’s Club dan bertemu Johan adalah untuk mendapatkan sidik jari lelaki tersebut. Database prima corp di setting menggunak sidik jari Johan sendiri. Sehingga Emma dan Caroline untuk bertemu dengan lelaki kejam itu.“Jadi bagaimana apakah kamu bisa masuk ke dalam database mereka?” tanya Caroline yang sudah tidak sabar.“Tentu saja, Carol. Lihatlah…” Emma mempersilahkan Carol melihat semua data penting yang disembunyikan Johan begitu rapat. Betapa kagetnya ia ketika melihat data kepemilikan Prima Corp adalah orang tua kandungnya.“Dasar brengsek!” Caroline mengepal kedua tangannya. Wajahnya memerah karena menahan marah. Ia boleh mengemis pada pamannya itu ternyata malah sebaliknya. Sungguh kejam Johan pada orang tuanya. “Aku tidak ingin menunggu sampai besok, malam ini juga dunia harus tahu betapa kejam dan tidak punya perasaan lelaki bernama Johan tersebut.Emma segera menuruti perkataan Caroline. Ternyata Prima Corp adalah miliki wanita yang menolon

  • The Devil CEO   Jebakan

    Suasana Nuni’s Club malam ini mengingatkan Emma pada kejadian lampau. Dimana ia dipukul oleh Daniel Jiani dan diselamatkan oleh Ethand. Dimana ia diselamatkan kedua kalinya di hari yang sama. Hari terpuruk dan terendah dirinya.Emma mengenakan sebuah dress yang sedikit ketat dan menampakkan tubuhnya yang ramping. Rambutnya yang sebahu dibiarkan terurai. Wajahnya sedikit dipolesi riasan.Sedangkan Caroline memakai pakaian yang kurang kain. Bagian dadanya terbuka lebar dan dress di atas lutut. Di tambah dengan high heels yang membuatnya terlihat tinggi dan juga cantik. Apalagi dia lama hidup di Spanyol.Kedua wanita itu melangkah masuk ke dalam Nuni’s Club. Caroline memakai wig dan menambahkan sebuah tahi lalat di atas bibirnya. Sedangkan Emma tampil apa adanya. Hanya sedkit riasan yang membuatnya terlihat berbeda. Ia terlihat seperti wanita karir dengan uang melimpah.“Di mana ruangan mereka?” tanya Emma. Kedua kalinya ia ke tempat ini dan tidak mengetahui ruangan di klub malam tersebu

  • The Devil CEO   Perihal Wanita

    Setelah mendengar Emma berada di Bank Central Vunia, Ethand dan Ryan langsung menuju ke bank tersebut. Namun ia sedikit terlambat, Emma sudah pergi dari tempat itu.“Bolehkah saya melihat rekaman cctvnya?” tanya Ethand pada Ryan.“Ini, Pak.”Ethand segera melihat rekaman cctv tersebut. “Carol?” ucap Ethand. Ia ingat pakaian yang dikenakan mantan kekasihnya pagi ini. Ethand lebih terkejut lagi ketika melihat Emma dengan busana yang sangat berbeda dari biasanya. Ternyata punggung wanita familiar yang dilihatnya sebelumnya adalah Emma. Ethand membanting ponsel Ryan begitu saja dan menimbulkan suara gaduh di dalam mobil. Ryan yang duduk di kursi kemudia hanya bisa terdiam. Ethand sedang marah dan kesal.“Bagaimana bisa aku tidak menahannya pagi tadi?” Suara berat Ethand diiringi dengan hembusan napas kasar membuat Ryan memberanikan diri melihat atasannya lewat kaca spion di depannya. Ethand terlihat berantakan dan juga wajahnya sangat muram.“Apakah kamu bertemu mereka sebelumnya?” tanya

  • The Devil CEO   Rumah Baru

    Black Card sudah diterima Emma. Setelah urusan di bank usai, Emma dan Caroline segera keluar dari tempat itu. Emma berulang kali melirik ke arah cctv. Ia segera mempercepat langkahnya. Carolina juga demikian.“Aku lupa mengenakan masker. Sepertinya kita harus segera berangkat.” Emma dengan nada serius. Ia segera memasang sabuk pengamannya.“Bukankah itu adalah mobil Ethand?” tanya Caroline. Ia segera menghidupkan mesin mobilnya dan meninggalkan bank itu.Emma melihat dari kaca spion di depannya. Ia masih bisa melihat lelaki itu keluar dengan terburu-buru dari dalam mobilnya. Wanita itu langsung membuang tatapannya ke tempat lain dengan tatapan sendu menatap pada jalanan yang tampak ramai oleh kendaraan.“Apakah kamu baik-baik saja?” tanya Caroline.“Aku baik-baik saja,” balas Emma. Untuk membalas Prima ia harus bisa dan menahan rasa rindunya. Emma juga harus bisa membuktikan bahwa ayahnya sepenuhnya tidak bersalah. Semuanya karena perbuatan Johan Prima.Jika cinta merupakan penyakit m

  • The Devil CEO   Kota Lama

    Alves Corp hari ini digemparkan dengan adanya kunjungan tiba-tiba dari Johan Prima bersama putranya. Ethand yang mendengar kabar it uterus berdiam di dalam ruangannya. Ia membiarkan Ryan yang menemui mereka.“Selamat datang di Alves Corp, Pak Johan,” ucap Ryan dengan ramah. Dalam hatinya menahan kesal sekaligus marah ketika melihat senyum dari lelaki perusak Alves Corp tersebut.“Apakah atasan kalian begitu sibuk sampai memerintahkan sekretarisnya untuk menyambutku?” Johan dengan nada serius namun sekelebat senyum terukir di bibirnya. Jenaver yang berdiri di sampingnya hanya terdiam.“Setelah mendapat kunjungan dari investor Jerman, pak Ethand merasa lelah dan kini sedang beristirahat di ruangannya,” jawab Ryan sengaja membawa nama investor yang telah memutuskan kerja sama dengan Prima tersebut. Sontak raut wajah Johan terlihat kesal.“Saya ingin bertemu dengan atasanmu.” Nada suara Johan terdengar serius. Ryan melayangkan senyumnya pada lelaki itu.“Atasan kami tidak akan bertemu den

  • The Devil CEO   Bank Central Vunia

    Fashion Ghotic style yang identik dengan warna gelap terutama hitam dan abu-abu kini dikenakan oleh Emma. Ia berubah sepenuhnya seperti wanita kelas atas yang cantik dan memesona. Wajahnya tetap memakai masker dan kacamata hitam yang menutupi hodeed eyes miliknya. Di tangannya tergantung sebuah tas merek chanel.Di samping Emma berjalan seorang wanita dengan dress yang lumayan ketat dan dipadukan dengan long coat abu-abu dan tidak lupa pula kacamata hitam yang selalu bertengger di hidungnya.Ketika mendekati lift, Emma merasa gugup jika kembali bertemu Jane atau pun yang lainnya. Apalagi lelaki yang dirindukannya semalaman. Caroline melihat kegugupannya dan tersenyum.“Kamu tidak jauh berbeda dengan kayu kering, Emma,” ucap wanita itu.“Aku takut ketahuan,” balas Emma.“Aku saja hampir tidak mengenalimu, apa lagi mereka.” Caroline berusaha menenangkan Emma.Emma mengambil napas dalam lalu dihembuskannya perlahan. Ia terus mengulanginya sampai ahtinya sedikit tenang.Ting!Lift terbuka

  • The Devil CEO   Kembali Dingin

    Ryan dan Jane sudah kembali setelah seharian mencari keberadaan Emma. Mereka bahkan mencari sampai di rumah lama Emma namun tidak menemukannya. Jane terlihat sedih begitu pula Ryan. Sepasang kekasih itu memutuskan untuk kembali.“Kamu temani ibu Emma dan adiknya. Aku harus menghibur Ethand.” Ryan yang membuka sabuk pengamannya dengan lemah. Sepertinya hari ini ia sudah banyak mengeluarkan tenaganya.“Baiklah. Kamu ingat istirahat, Sayang.” Jane dengan lembut memperlakukan Ryan. Walaupun hatinya sedang sedih.Ryan menganggukkan kepalanya lalu keluar dari mobil. Jane menunggu kekasihnya agar melangkah bersama menuju lift.“Padahal Ethand sudah berniat melamarnya.” Ryan dengan nada sedih. Jane di sampingnya seketika berhenti melangkah.“Be-benarkah?” tanya Jane.“Benar, Sayang,” jawab Ryan. Jane mendesah kesal dan merasa iba pada Ethand.“Emma juga sudah lama menantikannya. Namun, kenyataan membuat keduanya malah menjauh.”“Karena itu aku membelikan ini untukmu sebagai hadiah. Tunggu aku

DMCA.com Protection Status