Shakira menatap malas pesan dari ayahnya yang memintanya untuk datang ke istana. Ayahnya itu mengajak dirinya untuk makan malam bersama. Namun, tentu dia sangat malas, karena memang dia tak suka berada di istana. Menurutnya, istana bukan tempat yang cocok untuknya. “Aku tidak akan datang,” gumam Shakira yang memilih memasukan ponsel ke dalam tasnya. “Shakira,” panggil Filipa yang masuk ke dalam kamar Shakira. Shakira menoleh, menatap ibunya yang tiba-tiba muncul di hadapannya. “Mommy ke sini pasti karena Dad menghubungimu, mengatakan aku mengabaikan pesannya?” balasnya sudah bisa menebak situasi. Filipa mendesah panjang. “Sayang, kau jangan bersikap seperti itu. Daddy-mu kan bermaksud baik mengajakmu makan malam bersama di istana.” “Mom, selama nenek sihir dan anaknya itu berada di istana, tidak ada yang namanya maksud baik. Aku selalu malas bertemu dengan mereka,” ucap Shakira dengan nada sedikit menekankan. “Shakira, tapi—” “Mom, aku ingin ke toko buku. Jika Dad menghubungimu
“Mom, aku pulang.” Shakira tersenyum bahagia di kala memasuki rumah. Dia tampak berbeda dari biasanya. Bagaimana tidak? Dalam beberapa hari berturut-turut, Tuhan mengirimkan orang-orang yang baik untuk menjadi temannya. Padahal sebelumnya dia berpikir bahwa dirinya tak layak memiliki teman, tetapi ternyata di balik banyak orang yang menghinanya, ada yang tulus ingin menjadi temannya seperti Anja dan Savannah. “Sayang? Kau sudah pulang? Ayo makan, Mommy sudah membuatkan steak kesukaanmu,” kata Filipa hangat, menatap putri tunggalnya itu dengan tatapan penuh kasih sayang. “Oke, Mom! Aku juga sudah lapar.” Shakira meletakan tas di atas meja, dan bermaksud melangkah ke ruang makan, tetapi geraknya terhenti di kala dia melihat Raja Jokum ada di kursi meja makan. Tampak jelas raut wajahnya terkejut sekaligus tak menyangka ayahnya datang ke rumahnya. “Dad? K-kau—” Lidah Shakira sampai tak mampu berkata-kata, melihat kedatangan ayahnya. Bisa dikatakan memang, ayahnya jarang sekali datang k
Shakira menatap langit kamar seraya memeluk bantalnya. Beberapa kali, dia mengembuskan napas pelan, dan memejamkan mata sebentar guna menenangkan pikirannya yang sedang kurang baik. Ya, terlalu banyak hal berkecamuk di dalam pikirannya, membuat kedamaiannya seakan lenyap. Semua orang mungkin akan senang melihat keluarga berkumpul, seperti tadi ayahnya datang ke rumahnya, berkumpul dengannya dan ibunya meski hanya sebentar. Makan malam singkat, harusnya menjadi suatu momen yang indah, tetapi kenyataan yang dihadapi adalah membuatnya sangat kesal. Harapan Shakira adalah ingin menjadi seperti orang lain yang memiliki kehidupan normal, tetapi sepertinya semesta tidak berpihak padanya. Sejak di mana dirinya lahir ke dunia, takdir kerumitan selalu menghantam dirinya—dan itu membuatnya merasa tersiksa ada di dunia ini. Suara dering ponsel terdengar, membuat Shakira yang sedang melamun langsung mengalihkan pandangannya ke tempat di mana ponselnya berada, dia mengambil ponselnya itu—menatap
“Enyah kau dari hadapanku! Kau tidak pernah diterima di sini! Kau bukan anggota Kerajaan! Ingat posisimu, kau hanya anak gundik!” Suara seorang wanita cantik, dengan aura wajah bangsawan tampak menunjukkan keangkuhan. Mahkota berlian di atas kepalanya menandakan bahwa dia adalah seorang putri Raja. Wanita cantik itu berbicara pada sosok wanita yang bahkan jauh lebih cantik darinya. Namun, sayang wanita yang berparas jauh lebih cantik itu hanya berasal dari kalangan rendah. “Aku ke sini, karena permintaan Dad! Minggir kau!” Wanita yang jauh lebih cantik itu bernama Shakira, paras perpaduan Amerika dan Eropa, membuatnya tampak elegan meski tanpa adanya mahkota berlian di atas kepalanya. Sang wanita cantik yang memakai mahkota Kerajaan itu bernama Shula, dan menyerukan suara yang lantang, “Dad sedang tidak ada! Pergi kau! Aku muak melihatmu berada di istana!” Shakira berdecih sinis mendengar ucapan Shula, kakak tirinya yang tak pernah sedikit pun menyukainya. “Kau bohong! Jika Dad ti
Pria tampan itu melukiskan senyuman di wajahnya di kala Shakira memuji dirinya. Dia membenarkan posisi berdiri Shakira, dan membuat Shakira sedikit salah tingkah tak menentu. Wanita itu malu, karena kelepasan bicara pada pria tampan di hadapannya. “Maaf, Tuan.” Shakira mundur beberapa langkah, menjauh dari pria tampan itu. Pria tampan itu tersenyum samar, mengamati paras Shakira yang sangat cantik. “Apa kita pernah bertemu sebelumnya?” tanyanya merasa tak asing melihat wajah Shakira. Shakira terdiam sebentar, berusaha mengingat-ingat. “Maaf, Tuan, sepertinya tidak,” jawabnya sedikit ragu. Wajah pria tampan di hadapannya ini sedikit mengingatkannya pada seseorang yang pernah dia temui lama, tapi dia khawatir dirinya salah. “Ya, mungkin aku salah,” jawab pria tampan itu. Shakira menganggukkan kepalanya. “Sekali lagi, maafkan saya, Tuan. Tadi, saya terburu-buru sampai tidak melihat jalan.” “Lupakan. Itu adalah sebuah kecelakaan. Ah, ya, apa kau anggota Kerajaan?” tanya pria tampan
Alunan musik menandakan bahwa anggota kerajaan diminta untuk berdansa. Sambutan hangat untuk kedatangan keluarga Geovan, diiringi dengan pesta megah dari kerajaan Denmark. Raja Jokum turun ke lantai dansa bersama dengan sang ratu. Pun William membawa istrinya turun ke lantai dansa. Demi menjalin hubungan baik, mereka menikmati pesta penyambutan dengan sangat hangat. Beberapa anggota kerajaan yang sudah berpasangan turut turun ke lantai dansa. Rencana perjodohan antara Tuan Putri dari Kerajaan Denmark, dan Stanley Geovan—yang merupakan keturunan berpengaruh dari keluarga Billionaire ternama di dunia, tentu menggeparkan seluruh penjuru negeri. “Stanley, ayo kita berdansa,” ajak Shula, tanpa rasa malu. Stanley menuruti keinginan Shula, karena ingin menghormati anggota kerajaan. Detik selanjutnya, pria tampan itu menyambut uluran tangan Shula, dan menuju lantai dansa untuk berbaur berdansa dengan yang lain. Saat semua orang berdansa, hanya Shakira duduk di kursinya. Wanita cantik it
Pertemuan pertama antara keluarga kerajaan Denmark, dan keluarga Geovan masih dalam tahap saling mengenal. Pembahasan ternyata belum terlalu dalam, karena kebetulan yang hadir hanya kakek dan nenek Stanley. Sementara kedua orang tua Stanley berhalangan hadir, dikarenakan ada urusan yang tak bisa ditinggal. Pesta penyambutan kehadiran keluarga Geovan terbilang cukup mewah. Memasuki masih tahap saling mengenal, tetap membuat sang raja berkuasa memberikan sambutan yang luar biasa pada keluarga yang memiliki pengaruh pada pusat bisnis dunia. “Shakira, ini sudah malam. Kau jangan pulang. Menginap saja di istana,” ucap Raja Jokum, meminta putri nomor duanya untuk menginap. Acara pengenalan telah usai. Keluarga Geovan telah meninggalkan istana. Waktu menunjukkan pukul dua belas malam, dan sang raja meminta Shakira untuk menginap di istana. Malam yang sudah larut, membuat sang raja khawatir pada putrinya. “Tidak usah, Dad. Aku ingin pulang. Mom sendirian. Aku tidak mau membuat Mom khawa
Suasana pagi di istana megah menunjukkan jelas kemewahaan. Hidup di istana tentunya tertata dengan sempurna. Para pelayan sejak tadi sibuk mondar-mandir mengantarkan makanan lezat ke meja makan. Meski yang ada di meja makan itu hanya empat orang, tetapi sarapan yang terhidang untuk anggota kerajaan tentunya sangat sempurna. “Shakira, hari Shula memiliki jadwal berlatih berkuda. Kau ikut dengan Shula dulu sebelum pulang. Nanti sopir akan mengantarmu,” ucap Raja Jokum pada Shakira. “Dad, aku tidak suka diganggu saat latihan berkuda. Hadirnya Shakira hanya menggangguku,” kata Shula menolak tegas Shakira ikut latihan berkuda dengannya. Shakira menghela napas dalam, dan memutar bola mata malas. “Aku tidak tertarik berlatih berkuda bersama Shula. Putri kesayanganmu itu pasti akan mengamuk tidak jelas saat kalah dariku.” Ini merupakan sebuah fakta. Setiap kali Shakira berlatih berkuda dengan Shula, dan Shakira menang maka pasti Shula akan marah besar. Hal itu yang membuat Shakira malas
Shakira menatap langit kamar seraya memeluk bantalnya. Beberapa kali, dia mengembuskan napas pelan, dan memejamkan mata sebentar guna menenangkan pikirannya yang sedang kurang baik. Ya, terlalu banyak hal berkecamuk di dalam pikirannya, membuat kedamaiannya seakan lenyap. Semua orang mungkin akan senang melihat keluarga berkumpul, seperti tadi ayahnya datang ke rumahnya, berkumpul dengannya dan ibunya meski hanya sebentar. Makan malam singkat, harusnya menjadi suatu momen yang indah, tetapi kenyataan yang dihadapi adalah membuatnya sangat kesal. Harapan Shakira adalah ingin menjadi seperti orang lain yang memiliki kehidupan normal, tetapi sepertinya semesta tidak berpihak padanya. Sejak di mana dirinya lahir ke dunia, takdir kerumitan selalu menghantam dirinya—dan itu membuatnya merasa tersiksa ada di dunia ini. Suara dering ponsel terdengar, membuat Shakira yang sedang melamun langsung mengalihkan pandangannya ke tempat di mana ponselnya berada, dia mengambil ponselnya itu—menatap
“Mom, aku pulang.” Shakira tersenyum bahagia di kala memasuki rumah. Dia tampak berbeda dari biasanya. Bagaimana tidak? Dalam beberapa hari berturut-turut, Tuhan mengirimkan orang-orang yang baik untuk menjadi temannya. Padahal sebelumnya dia berpikir bahwa dirinya tak layak memiliki teman, tetapi ternyata di balik banyak orang yang menghinanya, ada yang tulus ingin menjadi temannya seperti Anja dan Savannah. “Sayang? Kau sudah pulang? Ayo makan, Mommy sudah membuatkan steak kesukaanmu,” kata Filipa hangat, menatap putri tunggalnya itu dengan tatapan penuh kasih sayang. “Oke, Mom! Aku juga sudah lapar.” Shakira meletakan tas di atas meja, dan bermaksud melangkah ke ruang makan, tetapi geraknya terhenti di kala dia melihat Raja Jokum ada di kursi meja makan. Tampak jelas raut wajahnya terkejut sekaligus tak menyangka ayahnya datang ke rumahnya. “Dad? K-kau—” Lidah Shakira sampai tak mampu berkata-kata, melihat kedatangan ayahnya. Bisa dikatakan memang, ayahnya jarang sekali datang k
Shakira menatap malas pesan dari ayahnya yang memintanya untuk datang ke istana. Ayahnya itu mengajak dirinya untuk makan malam bersama. Namun, tentu dia sangat malas, karena memang dia tak suka berada di istana. Menurutnya, istana bukan tempat yang cocok untuknya. “Aku tidak akan datang,” gumam Shakira yang memilih memasukan ponsel ke dalam tasnya. “Shakira,” panggil Filipa yang masuk ke dalam kamar Shakira. Shakira menoleh, menatap ibunya yang tiba-tiba muncul di hadapannya. “Mommy ke sini pasti karena Dad menghubungimu, mengatakan aku mengabaikan pesannya?” balasnya sudah bisa menebak situasi. Filipa mendesah panjang. “Sayang, kau jangan bersikap seperti itu. Daddy-mu kan bermaksud baik mengajakmu makan malam bersama di istana.” “Mom, selama nenek sihir dan anaknya itu berada di istana, tidak ada yang namanya maksud baik. Aku selalu malas bertemu dengan mereka,” ucap Shakira dengan nada sedikit menekankan. “Shakira, tapi—” “Mom, aku ingin ke toko buku. Jika Dad menghubungimu
“Turunkan aku di sini saja. Jangan di depan rumahku.” Shakira meminta Stanley berhenti melajukan mobilnya, tepat di sekitar tiga rumah dari rumah miliknya. Tentu, dia memiliki alasan khusus tak mau Stanley menurunkannya di depan rumahnya. Alasan khusus yaitu Shakira tak ingin ibunya berpikir macam-macam. Stanley menuruti keinginan Shakira. Pria tampan itu menghentikan laju mobilnya sesuai yang diinginkan oleh Shakira. “Kau yakin ingin turun di sini saja?” tanyanya memastikan. Shakira mengangguk. “Ya, aku tidak mau ibuku berpikir macam-macam.” Stanley tak ingin berdebat, dia memilih mengangguk menuruti keinginan Shakira. “Baiklah, jika itu tang kau inginkan, maka aku tidak akan memaksa.” Shakira melepaskan seat belt-nya, dan menoleh menatap Stanley. “Terima kasih kau sudah mengantarku ke rumah Anja. Meski aku tidak meminta, tapi aku tetap menghargai niat baikmu. Terima kasih juga sudah mentraktirku makan di tempat mahal. Aku harap, setelah ini kita tidak perlu banyak berinteraksi.
Shakira tak menyangka Stanley akan mengajaknya ke Geranium restoran yang ada di Kopenhagen. Salah satu restoran mewah yang dikenal dengan suasana yang elegan dan perhatian terhadap detail. Restoran ini menawarkan pengalaman bersantap yang luar biasa dengan pemandangan kota yang menakjubkan. Geranium terletak di lantai delapan sebuah gedung yang menghadap ke taman Fælledparken di pusat kota Kopenhagen. Lokasinya yang tinggi memberikan pemandangan indah berupa kanopi pohon, atap hijau kota, dan bahkan kincir angin Oeresund. Pemandangan ini menambah kesan natural sekaligus urban yang menjadi visi utama restoran ini yaitu menjembatani antara alam dan kehidupan perkotaan.Interior Geranium didesain dengan sangat elegan, tetapi tetap terasa ringan dan terbuka. Ruang makan utama memiliki pencahayaan alami yang lembut dari jendela besar, menciptakan suasana hangat tapi modern. Pun warna-warna interior cenderung netral dengan sentuhan minimalis khas Skandinavia, sehingga fokus pengunjung lebi
Mobil sport Stanley tiba di alamat yang telah dia lihat di pesan Shakira. Pria tampan itu berhenti tidak tepat di rumah Anja. Dia tidak ingin sampai ada orang yang melihat, jadi dia sengaja menjaga jarak guna mencari aman. “Ini rumah Anja?” tanya Shakira sambil menoleh ke arah Stanley, untuk memastikan. Stanley mengangguk. “Titik maps di ini. Apa kau sudah janjian dengannya?” “Sudah, sebelum aku jalan ke sini, aku sudah kirim pesan ke Anja.” “Kalau begitu, coba kau hubungi dia. Kau bilang sudah di dekat rumahnya.” Shakira menuruti perkataan Stanley, dia hendak menghubungi Anja, tetapi tatapannya tak sengaja melihat anak kecil keluar dari rumah dengan pakaian berwarna merah muda. Detik itu, senyuman di wajah Shakira terlukis. “Stanley, itu Anja,” kata Shakira sambil menunjuk Anja yang baru keluar rumah. Stanley mengalihkan pandangannya, menyipitkan mata, dan mengangguk menanggapi ucapan Shakira. Tepat di kala dia mengangguk, Shakira langsung turun dari mobil—dan berjalan cepat
“Stanley, kau sudah pulang.” Stella menatap hangat putranya yang baru saja pulang. Wanita paruh baya yang masih sangat cantik itu sedang duduk di ruang tengah bersama dengan ibu mertuanya. Stanley menghentikan langkahnya, menatap ibu dan neneknya yang duduk di ruang tengah, dengan senyuman di wajahnya. “Ya, aku sudah pulang.” “Apa kau baru saja bertemu dengan Shula?” tanya Marsha penasaran, karena dia melihat jelas aura wajah bahagia di wajah Stanley yang sebelumnya sangat jarang dilihatnya. “Kenapa Grandma berpikir aku bertemu Shula?” balas Stanley tenang, pada sang nenek. Marsha tersenyum. “Kau terlihat bahagia. Jadi, Grandma pikir kau bertemu dengan Shula.” Stanley terdiam sebentar, tampak tertarik akan pertanyaan dari neneknya itu. “Sayangnya, aku tidak bertemu dengan Shula. Aku tadi mampir ke ke kafe. Ada kafe kecil yang sengaja aku kunjungi, karena aku ingin mencoba kopi di sana.” “Kau hanya sendirian?” sambung Stella. “Aku datang ke kafe itu sendiri,” jawab Stanley datar
Berita pertunangan Stanley dan Shula telah menggemparkan media Amerika, dan Eropa. Tentu sosok Stanley yang merupakan keturunan billionaire berpengaruh dunia, menjadi sorotan. Terlebih apalagi sosok yang menikah dengan Stanley adalah Shula—yang merupakan calon ratu Denmark. Setiap hari, seluruh media selalu membicarakan rencana pertunangan Stanley dan Shula. Seakan media tidak bosan membahas pasangan itu. Selalu ada saja yang menjadi topik hangat yang diperbincangkan, mulai dari awal mula kisah Stanley dan Shula, hingga media juga sempat berpikir perjodohan bisnis antara Stanley dan Shula. Ya, berita tentang pertunangan Stanley dan Shula, telah membuat saham Geovan Group di pasar saham naik cukup tajam. Pun popularitas Shula sebagai calon ratu Denmark semakin disorot. Setiap kali hal yang dilakukan Shula seakan dianggap bagaikan dewi. Hal yang membuat publik menganggap Shula bagaikan seorang dewi, karena Shula kerap menyumbangkan uang ke Yayasan kanker, panti asuhan, dan bahkan ter
Hal yang dilakukan Shakira di kala pagi telah menyapa adalah bersiap untuk pulang. Wanita cantik itu tak ingin berlama-lama berada di istana. Sebab, menurutnya ini bukanlah tempatnya. Meski anak dari seorang raja berkuasa di Denmark, tetapi dia sangat tahu posisi di mana dirinya berasal. Shakira melirik jam dinding, dia segera mengemasi barang pribadinya. Dia tak membawa banyak barang. Hanya beberapa alat make up pribadi, dompet, dan ponsel. Semua barang-barang mewah seperti gaun dan perhiasan dia tinggalkan di kamarnya yang ada di istana. Raja Jokum memberikan kamar khusus untuk Shakira di istana. Kamar yang memang hanya bisa Shakira yang gunakan. Bisa dikatakan kamar megah itu sangat jarang Shakira tempati. Sebab, Shakira lebih menyukai tinggal di rumahnya dengan ibunya daripada harus tinggal di istana megah. “Nona Shakira?” sapa seorang pelayan tepat di kala Shakira melangkah keluar dari kamar. Shakira menghentikan langkahnya, dan menatap sang pelayan dengan lekat. “Ya? Ada a