Dengan gelang NSD yang menjadi panduannya, Lucius memulai pencarian menuju desa terdekat. Ia menelusuri jalanan hutan yang lebat dengan tekad untuk mendapatkan informasi lebih lanjut tentang dunia nyata yang sekarang menjadi kenyataannya.
Setelah berjalan beberapa waktu, Lucius akhirnya sampai di pinggiran sebuah desa yang tersembunyi di dalam pepohonan. Desa kecil ini memancarkan atmosfer hangat dan tradisional. Penduduk desa terkejut melihat kedatangan Lucius, karena penampilannya yang agak futuristik di dunia mereka yang sederhana.Dengan penuh keramahan, Lucius mencoba berkomunikasi dengan penduduk desa, menggunakan gelang NSD-nya sebagai alat translator dan media untuk berkomunikasi. Ia bertanya tentang keadaan dunia ini, menceritakan kisahnya, dan mencari petunjuk lebih lanjut tentang esensi kegelapan yang dicari.Penduduk desa memberikan informasi dengan ramah, memperkenalkan Lucius pada kehidupan dan budaya desa mereka. Dengan setiap percakapan, Lucius semakin memahami bahwa dunia ini tidak hanya tentang pencarian esensi kegelapan, tetapi juga tentang koneksi dengan masyarakatnya dan memahami keseimbangan antara kekuatan kuno dan kehidupan sehari-hari di dunia ini yang nyata.Desa tersebut dikenal sebagai Desa Elunara. Tersembunyi di dalam hutan yang rimbun, Elunara adalah tempat yang damai dan sederhana, dihuni oleh penduduk yang hidup harmonis dengan alam sekitarnya. Bangunan-bangunan kayu berjejer dengan apik, menciptakan pemandangan yang menggambarkan keindahan sederhana desa ini.Jalan-jalan desa diterangi oleh lampu-lampu kecil, menciptakan suasana hangat saat senja menjelang. Suara riuh rendah penduduk desa yang sibuk dengan kehidupan sehari-hari melengkapi atmosfer yang ramah dan bersahabat.Elunara memiliki lapangan hijau yang sering digunakan sebagai pusat kegiatan sosial, tempat berkumpulnya penduduk desa untuk berdiskusi, merayakan, atau bermain bersama. Desa ini mencirikan kehidupan yang tenang dan penuh kebersamaan, di mana nilai-nilai tradisional dijaga dengan cermat oleh penduduknya.Penduduk Desa Elunara yang awalnya hidup damai seketika menjadi gusar dan ketakutan saat satu rombongan keluarga bangsawan lewat. Suasana desa berubah, dan wajah-wajah cemas melintas di antara penduduk. Beberapa dari mereka mulai menarik diri ke dalam rumah mereka, merasa khawatir akan kemungkinan konfrontasi dengan rombongan tersebut.Rombongan bangsawan itu terdiri dari pakaian mewah dan kendaraan yang mewah, menciptakan kontras yang mencolok dengan sederhananya Desa Elunara. Penduduk desa yang mencoba menyembunyikan ketakutannya hanya menunjukkan bahwa rombongan ini membawa aura yang tidak menyenangkan.Lucius, yang melihat reaksi penduduk desa, mencoba untuk memahami lebih jauh mengenai rombongan bangsawan tersebut.Saat Lucius berusaha mencerna atmosfer yang tegang karena rombongan bangsawan, perhatiannya tiba-tiba teralihkan oleh kejadian mendesak. Di depannya, seorang anak kecil yang tidak menyadari bahaya, hampir tertabrak oleh kereta kuda yang melaju kencang.Tanpa berpikir panjang, naluri Lucius segera memimpinnya untuk bertindak. Dengan cepat, ia melangkah menuju anak kecil itu dan dengan gerakan cepat menariknya ke pinggir jalan. Kereta kuda melintas dengan cepat, dan Lucius berhasil menyelamatkan anak kecil dari bahaya yang hampir menimpanya."Hey, orang miskin, jangan menghalangi jalanku!" terdengar suara sombong dari dalam kereta bangsawan.Suara sombong dari dalam kereta bangsawan menggema di udara, menyuarakan ketidakpedulian dan sikap merendahkan terhadap penduduk desa. Sorot mata Lucius memendek, merasakan kemarahan yang berkobar di antara penduduk yang menjadi saksi ketidakadilan ini.Dalam keheningan yang tegang, penduduk desa menahan diri, tetapi rasa tidak puas dan keberatan tergambar jelas di wajah mereka. Lucius, meski bukan bagian dari desa ini sejak lama, merasakan keinginan kuat untuk melindungi kehormatan dan martabat Desa Elunara dari sikap sombong dan tidak adil.Setelah rombongan bangsawan menjauh, merasa ingin memahami lebih lanjut mengapa penduduk desa tidak merespon penindasan tersebut. Dengan penuh keingintahuan dan keprihatinan, ia bertanya kepada penduduk desa, "Mengapa kalian tidak berusaha melawan penindasan ini? Apa yang membuat kalian takut?"Namun, tak satu pun dari mereka yang memberikan jawaban. Wajah mereka tampak terhalang oleh rasa ketakutan yang mendalam. Ada ketidakberdayaan yang terpahat di mata mereka, seolah-olah ada sesuatu yang lebih besar dan menakutkan yang mereka takuti.Lucius merasa bahwa di balik keheningan ini, ada rahasia yang disembunyikan oleh penduduk desa.Tak lama setelah insiden dengan rombongan bangsawan, seorang kakek muncul di antara penduduk desa. Lucius, yang masih mencoba memahami ketidakberdayaan penduduk desa, melihat kedatangan kakek tersebut bersama cucunya yang sebelumnya hampir tertabrak oleh kereta kuda.Kakek itu dengan penuh rasa terima kasih menghampiri Lucius, "Terima kasih, pahlawan yang tidak dikenal. Kamu telah menyelamatkan cucuku dari bahaya yang nyata."Lucius tersenyum dan mengangguk, "Tidak perlu berterima kasih. Saya hanya melakukan apa yang seharusnya dilakukan."Kakek itu kemudian memperkenalkan diri, "Saya adalah Kakek Arion, dan ini cucuku, Mia. Kami sangat berterima kasih atas keberanianmu."Dengan ramah, Kakek Arion mengundang Lucius untuk pergi ke rumahnya. "Pahlawan yang baik hati, mengapa tidak bergabung dengan kami di rumah? Kamu bisa tinggal bersama kami, setidaknya selama kamu berada di Desa Elunara. Kami senang bisa memberimu tempat tinggal."Lucius, yang juga menyadari bahwa dia tidak memiliki tempat tinggal di dunia ini, merasa bersyukur atas undangan tersebut. "Terima kasih, Kakek Arion.Saya dengan senang hati menerima undanganmu. Semoga saya dapat memberikan bantuan sebanyak yang saya terima."Mereka berjalan bersama menuju rumah Kakek Arion, membuka bab baru dalam petualangan Lucius di Desa Elunara. Rumah itu menjadi tempat bertemunya dua dunia, dunia nyata dan dunia kuno yang dipenuhi dengan kekuatan kultivasi dan esensi kegelapan. Dalam lingkungan baru ini, Lucius berharap dapat menemukan jawaban atas misteri yang melibatkan penduduk desa dan perjalanan kultivasi yang menjadi takdirnya di Dunia Elunara.Setelah sampai di rumah Kakek Arion, suasana hangat dan penuh keramahan menyambut Lucius. Mereka duduk bersama di ruang tamu yang sederhana, dan Kakek Arion memulai ceritanya."Para bangsawan itu berasal dari Kerajaan Akashia," ucap Kakek Arion dengan serius. "Mereka memiliki kekuatan dan pengaruh yang besar di dunia ini. Namun, kebaikan dan keadilan bukanlah prioritas utama mereka. Mereka sering menggunakan kekuasaan mereka untuk menindas dan mengambil keuntungan dari masyarakat yang lebih lemah, seperti Desa Elunara."Kakek Arion melanjutkan menjelaskan sejarah kerajaan tersebut, bagaimana mereka telah lama memanipulasi kekuatan kuno untuk tujuan mereka sendiri. Dia menceritakan tentang penderitaan yang dialami oleh masyarakat di bawah kekuasaan bangsawan, yang sering kali tidak bisa melawan atas penindasan tersebut."Kami, penduduk Desa Elunara, hidup dalam rahasia dan ketakutan," ujar Kakek Arion dengan nada penuh keprihatinan. "Menghadapi bangsawan Akashia adalah sesuatu yang sangat berbahaya. Tapi dengan keberanianmu, mungkin ada harapan untuk mengubah nasib kami."Lucius mendengarkan dengan serius, menyadari bahwa perjuangan di dunia ini tidak hanya terbatas pada tindakan kultivasi, tetapi juga melibatkan konflik sosial dan keadilan.Lucius, dengan rasa ingin tahu menggebu-gebu, bertanya kepada Kakek Arion, "Apakah di desa ini ada Guild petualang?"Namun, Kakek Arion terlihat bingung dengan pertanyaan tersebut. "Guild petualang?" gumamnya, mencoba memahami istilah yang tidak familiar baginya. "Maafkan aku, Lucius, kami di Desa Elunara mungkin tidak terlalu akrab dengan istilah seperti itu. Apakah itu sesuatu yang umum di dunia asalmu?"Lucius menyadari bahwa istilah-istilah dari dunianya yang sebelumnya mungkin tidak sepenuhnya relevan di Dunia Elunara. Dengan penuh pengertian, ia menjelaskan, "Guild petualang adalah sebuah kelompok di dunia saya yang membantu satu sama lain dalam menjalani petualangan. Mereka biasanya memiliki tujuan bersama dan sumber daya yang saling dibagi."Kakek Arion, meski belum sepenuhnya memahami konsep tersebut, merasa penasaran dan berpikir bagaimana hal itu dapat berguna bagi Desa Elunara. "Mungkin ini adalah sesuatu yang dapat membantu kita di tengah-tengah tantangan yang kami hadapi," ucapnya sambil merenung.Ketika Lucius menyebut istilah "Guild petualang," Kakek Arion memperhatikan dan mencoba mencari titik hubung antara konsep itu dengan kehidupan mereka di Desa Elunara."Ah, Sekte Nightmare," ucap Kakek Arion sambil mengangguk. "Mereka adalah kelompok yang memiliki keahlian khusus dan tinggal di pegunungan desa ini. Meskipun kami tidak terlalu sering berhubungan dengan mereka, namun mereka dihormati atas kemampuan kultivasi dan perlindungan yang mereka tawarkan."Lucius merasa tertarik dan bertanya lebih lanjut, "Bagaimana kita bisa berhubungan dengan Sekte Nightmare? Mungkin mereka dapat membantu Desa Elunara menghadapi ancaman yang lebih besar."Kakek Arion memberi senyuman dan menjelaskan, "Untuk berhubungan dengan mereka, kita perlu pergi ke wilayah pegunungan dan mencari pintu gerbang Sekte Nightmare. Meskipun tidak selalu mudah, namun jika kita berhasil membina hubungan, mungkin kita bisa mendapatkan bantuan mereka."Ya, menurut pemahaman Kakek Arion, konsep Guild yang diutarakan oleh Lucius memiliki kemiripan dengan apa yang mereka kenal sebagai "Sekte." Dalam konteks Desa Elunara, Sekte mungkin merupakan bentuk organisasi atau kelompok yang memiliki keahlian khusus, terutama terkait dengan kultivasi dan perlindungan.Pemahaman ini mencerminkan perbedaan budaya dan istilah antara dunia asal Lucius dan Dunia Elunara.Kakek Arion kembali bertanya "Apa tingkat kultivasi mu saat ini?"Lucius menjawab dengan tulus, "Saat ini, tingkat kultivasi ku masih dalam tahap Awakened. Aku masih belajar dan mencari cara untuk mengembangkan kemampuan kultivasi ini lebih lanjut di Dunia Elunara."Kakek Arion melihat dengan heran dan mengangguk, "Sungguh luar biasa, Lucius. Dengan usiamu yang sudah 25 tahun, biasanya tingkat kultivasi paling rendah seharusnya sudah mencapai setidaknya tingkat 3. Mungkin ada sesuatu yang unik dalam perjalanan kultivasi mu."Lucius merenung sejenak, menyadari bahwa mungkin proses kultivasinya memiliki dinamika yang berbeda dari dunianya sebelumnya. "Mungkin saja ada aspek unik di dunia ini yang memengaruhi perjalanan kultivasi ku," katanya dengan penuh pertimbangan. "Aku berharap dapat memahami lebih dalam dan mengatasi setiap tantangan yang muncul."Kakek Arion menjawab dengan penuh kebijaksanaan, "Tentu saja, Lucius. Berkultivasi di Dunia Elunara memerlukan pemahaman mendalam tentang energi esensi yang ada di sekitar kita. Pertama-tama, fokuslah pada meditasi untuk membuka mata rohmu dan meresapi energi kekuatan yang mengelilingi kita."Dengan ramah, Kakek Arion melanjutkan, "Setelah itu, latih tubuh dan jiwa untuk beresonansi dengan energi itu. Perlahan-lahan, tingkatkan pemahamanmu tentang elemen-elemen energi yang ada di dunia ini. Selalu ingat, kultivasi adalah perjalanan panjang yang memerlukan kesabaran dan ketekunan."Dengan bijaksana, Kakek Arion menambahkan, "Harap diingat, Lucius, bahwa orang-orang pada umumnya memerlukan waktu bertahun-tahun hanya untuk meningkatkan satu tingkat kultivasi. Proses ini tidak dapat dikejar terlalu cepat. Kesabaran dan ketekunan adalah kunci utama untuk berhasil dalam berkultivasi."Dengan penuh introspeksi, Lucius menyadari bahwa meskipun telah memasuki dunia kultivasi, dirinya masih jauh dari tingkat kekuatan yang diharapkan. Rasa lemahnya membuatnya merasa setara dengan seorang anak berumur 10 tahun di Dunia Elunara ini.Dengan tekad untuk meningkatkan tingkat kultivasinya, Lucius memutuskan untuk mencari informasi tambahan melalui tampilan gelang NSD-nya. Dalam keheningan dan kesendirian, dia membuka jendela gelang tanpa diketahui oleh siapapun di sekitarnya.Metode singkat yang di saran oleh gelang itu adalah dengan cara Top Up,hampir sama seperti pada game online pada umumnya. Namun yang jadi masalah kali ini, bagaimana caranya dia mendapatkan 5000 koin emas di dunia ini.Keesokan harinya, setelah menggali informasi tentang kultivasi dari Kakek Arion, Lucius merasa semakin termotivasi untuk meningkatkan level kultivasinya. Namun, ketika melihat opsi Top Up yang menawarkan cara instan untuk mendapatkan kekuatan, dia pun mencoba menanyakan kepada Kakek Arion, "Apakah kamu memiliki 5000 koin emas?"Kakek Arion terbatuk dengan tidak terduga setelah mendengar pertanyaan itu. Wajahnya mencerminkan kebingungan dan kecemasan. Setelah mengambil napas dalam, Kakek Arion menjelaskan dengan jujur, "Maafkan aku, Lucius. Desa Elunara ini tidak memiliki kekayaan yang melimpah. Hasil penjualan sayuran kami sebulan hanya cukup untuk menyokong kebutuhan dasar, dan itu pun hanya menghasilkan sekitar 10 koin emas."Dengan rasa terkejut, Lucius menggelengkan kepala dan gumam, "Bukankah gelang ini benar-benar gila," setelah mengetahui harga Top Up yang tertera. Dia merenung sejenak, menyadari bahwa jalur instan untuk meningkatkan kekuatannya memang memiliki harga yang cukup tinggi.Dengan pikiran seorang gamer yang masih ingin mencari cara instan untuk meningkatkan tahap kultivasinya, Lucius mulai memikirkan strategi yang lebih efektif. Namun, Kakek Arion memberikan saran yang bijaksana, "Jika kamu ingin mendapatkan banyak koin emas dengan cepat, pertimbangkan untuk membunuh beberapa monster dan menjual hasilnya. Mereka sering kali memiliki barang berharga atau esensi yang dapat dijual dengan harga tinggi."Lucius, dengan rasa penasaran dan semangat baru, menyadari bahwa ini bisa menjadi cara yang lebih efisien untuk mengumpulkan koin emas. Dia bersiap untuk memulai petualangan berbahaya, menantang makhluk-makhluk di sekitar Desa Elunara untuk mendapatkan sumber daya berharga dan mencapai tujuan kultivasinya dengan cara yang lebih cepat.Menghadapi kendala baru, yaitu kebutuhan akan senjata untuk berburu monster, Lucius merenung sejenak. Dia tahu bahwa tanpa alat yang sesuai, tugasnya akan menjadi jauh lebih sulit. Dengan tekad yang kuat, dia mengajukan pertanyaan kepada Kakek Arion, "Kakek, apakah ada tempat di desa ini di mana saya bisa mendapatkan atau membeli senjata untuk berburu monster?"Kakek Arion berpikir sejenak sebelum menjawab, "Kami memang tidak memiliki toko senjata di Desa Elunara ini, tetapi mungkin ada orang-orang yang memiliki senjata tambahan yang dapat kamu pinjam atau beli. Mungkin kamu bisa bertanya kepada para petualang atau penduduk yang memiliki pengalaman di luar desa."Dengan langkah hati-hati, Lucius mendekati pandai besi di Desa Elunara. Di tengah peralatan berkilau dan senjata yang terpajang, matanya tertuju pada sebuah pedang yang terlihat sederhana namun kokoh. Harganya tercantum dengan jelas: 10 koin emas.Namun, dengan keadaan keuangannya yang saat ini kosong, Lucius merasa tertekan.
Gelang NSD memberikan saran bijak kepada Lucius, menyarankan untuk berburu Goblin dengan kekuatannya saat ini. Layar gelang menyala, memberikan informasi tambahan tentang kelemahan dan kekuatan Goblin, serta potensi hadiah yang bisa didapatkan.Dengan pedoman ini, Lucius melibatkan dirinya dalam pertempuran melawan Goblin. Mandau Blade bersinar, memotong udara dengan ketajaman yang memukau. Dengan ketrampilan bertarung dan strategi yang baik, dia berhasil mengatasi Goblin-goblin itu satu per satu.Lucius, meskipun berusaha keras dalam pertempuran melawan Goblin, merasa kecewa dengan hasil yang dia peroleh. Hanya mendapatkan 10 koin emas setelah mengalahkan 10 Goblin tentu tidak sesuai dengan harapan dan usahanya yang telah dikeluarkan.Dalam kekecewaannya, dia memandang Mandau Blade di tangannya, menyadari bahwa untuk mencapai tujuannya, mungkin diperlukan strategi baru atau pertarungan yang lebih sulit. Dengan keputusan yang tegas, Lucius memutuskan untuk mencari monster yang lebih
Mata-mata merah yang misterius mengintai dari kegelapan malam, menyala dengan cahaya yang tidak wajar, menambah aura misteri di sekitar hutan. Sumber mata-mata tersebut tidak terlihat, tetapi kedua mata merah itu seperti bintang kecil yang menembus kegelapan.Lucius merasa kehadiran mata-mata ini tidak biasa dan merasakan aura aneh yang menyertainya. Kepala mereka seakan-akan mengikuti setiap gerakan yang dilakukannya. Rasa waspada pun semakin berkembang di benak Lucius.Darkwood Spiders adalah laba-laba besar yang mendiami hutan yang gelap. Mereka memiliki tubuh yang besar, sekitar dua kali lipat ukuran laba-laba biasa, dan ciri khas hitam pekat pada bulu-bulu mereka. Kaki-kaki mereka kuat dan dilengkapi dengan cakar yang tajam, memungkinkan mereka untuk bergerak dengan cepat dan merayap di antara pepohonan dengan keahlian yang luar biasa.Laba-laba ini membuat sarang di antara ranting-ranting pohon, menciptakan jaring yang halus tetapi sangat kuat. Jaring-jaring ini digunakan untuk
Saat Lucius tengah berkunjung di pegunungan yang penuh misteri, gelang NSD-nya memberikan notifikasi yang menarik. Gelang itu menemukan keberadaan tumbuhan langka yang bernama Daun Permata Biru. Daun ini terkenal karena memiliki sifat penyembuhan dan khasiat yang luar biasa di dunia Donghua.Lucius yang cerdas langsung mengumpulkan beberapa daun permata biru dengan hati-hati. Dia menyadari bahwa tumbuhan ini dapat menjadi sumber daya berharga, baik untuk pengobatan maupun untuk perdagangan di desa atau kota berikutnya yang mungkin dia kunjungi.Keberuntungan terus menyertai petualangan Lucius, dan Daun Permata Biru ini menjadi tambahan berharga dalam koleksi sumber daya yang dia bawa dari perjalanannya.Gelang itu pun menawarkan untuk menukar gelang itu dengan peningkatan kultivasi.Tentunya Lucius langsung menyetujui hal itu.Dengan antusiasme, Lucius setuju untuk menukar gelang NSD-nya dengan peningkatan kultivasi. Gelang itu memberikan kilatan cahaya dan meresapi energi ke dalam tu
Sosok misterius itu menyerang dengan menggunakan sabit dan rantai.Senjata yang digunakan oleh sosok misterius itu adalah "Shadow Crescent," sebuah sabit yang memiliki bulan sabit hitam sebagai bagian mata pisau. Rantai yang terhubung dengannya memberikan fleksibilitas ekstra, memungkinkan penyerang untuk melancarkan serangan dari jarak yang aman sambil mempertahankan kecepatan dan kelincahan. Shadow Crescent bukan hanya senjata yang mematikan tetapi juga menciptakan ilusi kegelapan yang melingkupi setiap gerakan penyerang, membuatnya semakin sulit diidentifikasi oleh lawan.Dengan gerakan yang gesit, sosok misterius memutar-mutar rantai Shadow Crescent, menciptakan pola yang sulit diprediksi. Tanpa kata-kata, dia melancarkan serangan tiba-tiba, sabitnya berputar dalam gerakan melingkar yang membingungkan.Lucius, dengan refleks yang cepat, menghindarinya dengan melompat ke belakang. Namun, penyerang misterius tetap tak henti-hentinya mengejar, rantai yang terus berputar seolah memil
Pintu gerbang Sekte Nightmare menghadap pada sebuah struktur megah yang penuh dengan ornamen mistis. Gerbang itu sendiri tampak kuat dan dihiasi dengan simbol-simbol yang tidak dikenal. Lucius, meski penuh dengan keingintahuan, merasa ada aura misterius yang menyelimutinya saat berdiri di depan gerbang tersebut.Seorang penjaga gerbang, berpakaian serba hitam dan membawa senjata yang terkesan mistis, muncul dari kegelapan. Dia menatap Lucius tajam dan berkata, "Hentikan. Hanya yang pantas yang bisa memasuki Sekte Nightmare."Wanita misterius itu muncul lagi di pintu gerbang, matanya yang tajam menatap Lucius. "Biarkan dia masuk," perintahnya pada penjaga gerbang.Penjaga itu menuruti perintah tanpa sepatah kata, membuka jalan bagi Lucius untuk melangkah lebih dalam ke dalam Sekte Nightmare. Wanita misterius itu kemudian menghampiri Lucius, "Kau lebih kuat dari yang kubayangkan. Tapi apakah kekuatanmu cukup untuk menghadapi ujian yang ada di dalam sini?"Lucius mengangguk dengan tekad,
Setelah berhasil mempelajari Skill Shadow Mastery,Hanzo memberikan misi kepada Lucius, yang akan mengirimkannya ke suatu tempat."Saat ini aku percaya kau telah membuktikan kemampuanmu dengan berhasil menguasai Skill Shadow Mastery." Ucap HanzoLucius mengangguk "Terima kasih, Ketua. Aku berusaha yang terbaik.""Kini saatnya bagimu untuk membuktikan dirimu dalam suatu misi yang sangat penting. Kau akan pergi ke kerajaan musuh yang konon memiliki Esensi Kegelapan.""Esensi Kegelapan? Apakah itu benar-benar ada?"Hanzo menatap Lucius dengan serius, "Aku yakin,Esensi Kegelapan memiliki kekuatan luar biasa. Namun, harus kau pahami bahwa misi ini penuh risiko. Musuh di sana sangat kuat.""Aku akan berusaha menghadapi risiko itu. Bagaimana aku bisa mendapatkan Esensi Kegelapan?"Hanzo memberikan gulungan" Aku memberimu teknik baru, Pedang Kegelapan. Dengan teknik ini, kau akan dapat mengekstrak kegelapan dari musuh dan tempat-tempat tertentu."Lucius menerima gulungan "Aku akan melakukan ya
Di dalam rumah Maestro Elarian, mereka duduk di ruang tamu yang hangat. Lucius dan Asuna mulai menjelaskan tujuan mereka untuk mencari Esensi Kegelapan.Maestro Elarian mendengarkan dengan serius, "Esensi Kegelapan, eh? Itu bukan hal yang mudah dicari. Namun, saya memiliki beberapa informasi yang mungkin dapat membantu. Kabarnya, Esensi Kegelapan tersembunyi di dalam Caverna Obscurum, gua yang penuh misteri dan bahaya."Lucius bertanya, "Bagaimana kita bisa mencapai Caverna Obscurum, Maestro?"Maestro Elarian tersenyum bijaksana, "Perjalanan ke sana tidak mudah. Kamu harus melewati Hutan Kelam dan melintasi Sungai Gelap. Namun, hati-hati, banyak makhluk yang tidak ramah di sepanjang jalan."Asuna menambahkan, "Apakah Anda tahu mengapa Esensi Kegelapan menjadi begitu penting, Maestro?"Maestro Elarian mengangguk, "Esensi Kegelapan memiliki kekuatan yang sangat besar, tetapi juga sangat berbahaya. Jika jatuh ke tangan yang salah, bisa menimbulkan bencana. Kalian berdua harus berhati-hati
Abadon, monster misterius, melontarkan serangan mengerikan yang menciptakan gempa di tanah. Lucius dan Asuna dengan sigap bergerak untuk menghindari serangan tersebut. Mereka saling beradu serangan dengan Abadon, berusaha menemukan celah untuk melumpuhkan monster yang kuat itu.Abadon mengeluarkan aura kegelapan yang membuat sekitarnya gelap gulita. Asuna menggunakan Rantai Bulan Sabitnya untuk menciptakan putaran cahaya yang menerangi area sekitar, sementara Lucius memanfaatkan Shadow Mastery untuk menyelinap di balik bayangan dan menyerang dari arah yang tak terduga.Pertarungan semakin sengit ketika Abadon merubah bentuknya, menyesuaikan diri dengan serangan-serangan musuhnya. Serangan magis dan fisik terus bergulir, menciptakan visual pertempuran yang memukau.Abadon, dengan kekuatannya yang luar biasa, mulai memancarkan aura kegelapan yang mengancam melibas segala yang ada di sekitarnya. Lucius dan Asuna, meskipun berjuang dengan keberanian, menyadari bahwa pertarungan ini jauh l
Saat Asuna dan Lucius merencanakan serangan berikutnya, mereka memperhatikan gerakan Baphomet dengan cermat. Mereka mencari pola, mencoba memahami kelemahan monster itu. Dengan penuh perhitungan, mereka menyinkronkan serangan mereka dengan presisi yang lebih tinggi.Asuna, dengan Rantai Bulan Sabitnya, mencoba mengikat Baphomet dan membatasi pergerakannya, sementara Lucius, dengan Mandau Blade-nya, berusaha menemukan celah untuk menyerang titik lemah monster tersebut. Meskipun awalnya tampak sulit, kolaborasi mereka mulai menunjukkan hasil.Baphomet mulai merasakan tekanan yang lebih besar dari serangan mereka yang terkoordinasi. Namun, monster itu tidak menyerah begitu saja. Dengan kekuatan magis yang kuat, Baphomet menciptakan kilatan energi gelap di sekitarnya, melepaskan serangan balik yang mampu mengguncang kedua kultivator tersebut.Pertempuran mencapai puncaknya saat Asuna dan Lucius bersatu untuk menghadapi serangan pamungkas Baphomet. Dengan kekuatan gabungan mereka, mereka b
Asuna dan Lucius menghadapi Baphomet, mahluk misterius berkepala kambing dengan tubuh manusia yang telah mencapai Vanguard level 5. Hutan Terkutuk bergemuruh dengan kehadiran makhluk ini, dan aura magis semakin intens.Baphomet melangkah maju, dan dengan sigap, Lucius menggenggam Mandau Blade sementara Asuna menyiapkan Rantai Bulan Sabit dan Kapak Darah Baphomet bersinar di tengah kegelapan. Percikan api hitam muncul di sekeliling Baphomet saat dia memulai serangannya. Dengan cepat, mahluk itu meluncurkan serangan-serangan magis dan fisik yang sangat kuat.Asuna bergerak dengan kecepatan yang mengagumkan, mengelak dan membalas serangan Baphomet dengan ketangkasan yang luar biasa. Sementara itu, Lucius menggunakan Shadow Mastery untuk menghindari serangan dan mencari celah untuk menyerang.Pertarungan sengit berlangsung di antara ketiga pihak, dan hutan menjadi saksi dari kekuatan dan keterampilan mereka. Aura gelap dan magis saling berkecamuk, menciptakan suasana yang sangat tegang di
Di dalam rumah Maestro Elarian, mereka duduk di ruang tamu yang hangat. Lucius dan Asuna mulai menjelaskan tujuan mereka untuk mencari Esensi Kegelapan.Maestro Elarian mendengarkan dengan serius, "Esensi Kegelapan, eh? Itu bukan hal yang mudah dicari. Namun, saya memiliki beberapa informasi yang mungkin dapat membantu. Kabarnya, Esensi Kegelapan tersembunyi di dalam Caverna Obscurum, gua yang penuh misteri dan bahaya."Lucius bertanya, "Bagaimana kita bisa mencapai Caverna Obscurum, Maestro?"Maestro Elarian tersenyum bijaksana, "Perjalanan ke sana tidak mudah. Kamu harus melewati Hutan Kelam dan melintasi Sungai Gelap. Namun, hati-hati, banyak makhluk yang tidak ramah di sepanjang jalan."Asuna menambahkan, "Apakah Anda tahu mengapa Esensi Kegelapan menjadi begitu penting, Maestro?"Maestro Elarian mengangguk, "Esensi Kegelapan memiliki kekuatan yang sangat besar, tetapi juga sangat berbahaya. Jika jatuh ke tangan yang salah, bisa menimbulkan bencana. Kalian berdua harus berhati-hati
Setelah berhasil mempelajari Skill Shadow Mastery,Hanzo memberikan misi kepada Lucius, yang akan mengirimkannya ke suatu tempat."Saat ini aku percaya kau telah membuktikan kemampuanmu dengan berhasil menguasai Skill Shadow Mastery." Ucap HanzoLucius mengangguk "Terima kasih, Ketua. Aku berusaha yang terbaik.""Kini saatnya bagimu untuk membuktikan dirimu dalam suatu misi yang sangat penting. Kau akan pergi ke kerajaan musuh yang konon memiliki Esensi Kegelapan.""Esensi Kegelapan? Apakah itu benar-benar ada?"Hanzo menatap Lucius dengan serius, "Aku yakin,Esensi Kegelapan memiliki kekuatan luar biasa. Namun, harus kau pahami bahwa misi ini penuh risiko. Musuh di sana sangat kuat.""Aku akan berusaha menghadapi risiko itu. Bagaimana aku bisa mendapatkan Esensi Kegelapan?"Hanzo memberikan gulungan" Aku memberimu teknik baru, Pedang Kegelapan. Dengan teknik ini, kau akan dapat mengekstrak kegelapan dari musuh dan tempat-tempat tertentu."Lucius menerima gulungan "Aku akan melakukan ya
Pintu gerbang Sekte Nightmare menghadap pada sebuah struktur megah yang penuh dengan ornamen mistis. Gerbang itu sendiri tampak kuat dan dihiasi dengan simbol-simbol yang tidak dikenal. Lucius, meski penuh dengan keingintahuan, merasa ada aura misterius yang menyelimutinya saat berdiri di depan gerbang tersebut.Seorang penjaga gerbang, berpakaian serba hitam dan membawa senjata yang terkesan mistis, muncul dari kegelapan. Dia menatap Lucius tajam dan berkata, "Hentikan. Hanya yang pantas yang bisa memasuki Sekte Nightmare."Wanita misterius itu muncul lagi di pintu gerbang, matanya yang tajam menatap Lucius. "Biarkan dia masuk," perintahnya pada penjaga gerbang.Penjaga itu menuruti perintah tanpa sepatah kata, membuka jalan bagi Lucius untuk melangkah lebih dalam ke dalam Sekte Nightmare. Wanita misterius itu kemudian menghampiri Lucius, "Kau lebih kuat dari yang kubayangkan. Tapi apakah kekuatanmu cukup untuk menghadapi ujian yang ada di dalam sini?"Lucius mengangguk dengan tekad,
Sosok misterius itu menyerang dengan menggunakan sabit dan rantai.Senjata yang digunakan oleh sosok misterius itu adalah "Shadow Crescent," sebuah sabit yang memiliki bulan sabit hitam sebagai bagian mata pisau. Rantai yang terhubung dengannya memberikan fleksibilitas ekstra, memungkinkan penyerang untuk melancarkan serangan dari jarak yang aman sambil mempertahankan kecepatan dan kelincahan. Shadow Crescent bukan hanya senjata yang mematikan tetapi juga menciptakan ilusi kegelapan yang melingkupi setiap gerakan penyerang, membuatnya semakin sulit diidentifikasi oleh lawan.Dengan gerakan yang gesit, sosok misterius memutar-mutar rantai Shadow Crescent, menciptakan pola yang sulit diprediksi. Tanpa kata-kata, dia melancarkan serangan tiba-tiba, sabitnya berputar dalam gerakan melingkar yang membingungkan.Lucius, dengan refleks yang cepat, menghindarinya dengan melompat ke belakang. Namun, penyerang misterius tetap tak henti-hentinya mengejar, rantai yang terus berputar seolah memil
Saat Lucius tengah berkunjung di pegunungan yang penuh misteri, gelang NSD-nya memberikan notifikasi yang menarik. Gelang itu menemukan keberadaan tumbuhan langka yang bernama Daun Permata Biru. Daun ini terkenal karena memiliki sifat penyembuhan dan khasiat yang luar biasa di dunia Donghua.Lucius yang cerdas langsung mengumpulkan beberapa daun permata biru dengan hati-hati. Dia menyadari bahwa tumbuhan ini dapat menjadi sumber daya berharga, baik untuk pengobatan maupun untuk perdagangan di desa atau kota berikutnya yang mungkin dia kunjungi.Keberuntungan terus menyertai petualangan Lucius, dan Daun Permata Biru ini menjadi tambahan berharga dalam koleksi sumber daya yang dia bawa dari perjalanannya.Gelang itu pun menawarkan untuk menukar gelang itu dengan peningkatan kultivasi.Tentunya Lucius langsung menyetujui hal itu.Dengan antusiasme, Lucius setuju untuk menukar gelang NSD-nya dengan peningkatan kultivasi. Gelang itu memberikan kilatan cahaya dan meresapi energi ke dalam tu
Mata-mata merah yang misterius mengintai dari kegelapan malam, menyala dengan cahaya yang tidak wajar, menambah aura misteri di sekitar hutan. Sumber mata-mata tersebut tidak terlihat, tetapi kedua mata merah itu seperti bintang kecil yang menembus kegelapan.Lucius merasa kehadiran mata-mata ini tidak biasa dan merasakan aura aneh yang menyertainya. Kepala mereka seakan-akan mengikuti setiap gerakan yang dilakukannya. Rasa waspada pun semakin berkembang di benak Lucius.Darkwood Spiders adalah laba-laba besar yang mendiami hutan yang gelap. Mereka memiliki tubuh yang besar, sekitar dua kali lipat ukuran laba-laba biasa, dan ciri khas hitam pekat pada bulu-bulu mereka. Kaki-kaki mereka kuat dan dilengkapi dengan cakar yang tajam, memungkinkan mereka untuk bergerak dengan cepat dan merayap di antara pepohonan dengan keahlian yang luar biasa.Laba-laba ini membuat sarang di antara ranting-ranting pohon, menciptakan jaring yang halus tetapi sangat kuat. Jaring-jaring ini digunakan untuk