Di luar, sekumpulan polisi sedang mengepung penjara. Mereka menyinari dinding gedung dengan penerangan besarnya. Sementara polisi lain sedang mengarahkan pistol, dan sebagian lagi berjaga-jaga.
Hamzah mendatangi seorang polisi berpangkat kapten.
“Apa yang kita tunggu?”
“Bantuan.”
“Bantuan?”
“Caliph ada di sana, dan kita butuh Garda Nasional. Mereka sedang dalam perjalanan. Tapi jika kau ingin pergi, silakan.”
“Yah...jika memang Garda Nasional akan datang...”
Andrea Izmaylov turun dari mobilnya dan mendatangi kumpulan polisi di sekitar penjara.
“Aku mendengar beritanya dari radio. Apa yang sedang terjadi?” tanyanya kepada Hamzah.
“Ada sebuah situasi di dalam gedung penjara. Orang-orang mengatakan bahwa Caliph ada di sana.”
Andrea melewati Hamzah dan masuk melalui pintu gerbang besar penja
Awan menutupi cahaya bulan dan bergerak searah angin. Beberapa hewan malam juga nampak menutupi cahaya bulan. Itulah yang dilihat oleh Hamzah, makhluk-makhluk malam sedang berkeliaran. Ia dan sejumlah polisi melihat hal tersebut, lalu mengabaikannya.Memangnya apa yang mereka harapkan?Tempat semenyeramkan ini tidak heran jika ada hal seperti itu. Mungkin ratusan atau ribuan lagi akan datang, lalu benar-benar menutupi cahaya bulan. Mereka terbang mengelilingi bangunan dan entah bersarang di mana.“Itu mungkin perbuatannya.” Kata Hamzah kepada seorang kapten. “Tidak mungkin kebetulan, ratusan kelelawar datang seperti itu. Sebenarnya dia itu apa sih?”Di dalam gedung, sejumlah tembakan peluru menghantam dinding dan merepotkan tim GARDA NASIONAL di sana. Mereka yang sedang menaiki tangga berteriak saat tembakan-tembakan tersebut itu nyaris melukai wajahnya.Caliph berdiri di atas bangunan, melihat ke arah kota. Bayangan dirinya
Aisha membawa pesawatnya melewati jalanan, menyeberangi jembatan, semakin jauh dari penjara, dan melewati sejumlah kendaraan polisi.Jenna terbangun dan untuk beberapa saat mencoba menyadarkan dirinya. Ia mendapati tubuhnya berada di sebuah kendaraan, dan tangannya terikat di sebuah kursi.“Kau telah diracuni.” Kata Aisha. “Jadi ikatan itu untuk menenangkanmu.”Aisha menekan sebuah tombol dan tempat mereka berada menjadi terang. Jenna menjadi bisa melihat tombol-tombol di kendaraan tempatnya berada. Beberapa cukup jelas, beberapa lainnya membingungkan dirinya.“Itu untuk menunjukkan posisi kita.” Kata Aisha. “Juga memberitahu apakah ada yang menghalangi jalan.”Jenna menarik napas panjang.Ketika mereka melewati sebuah jalur bebas hambatan, sebuah helikopter polisi tampak di belakang pesawat Aisha. Sirinenya berbunyi diikuti cahaya merah. Aisha menekan sebuah tombol lain dan sesuatu yang terbua
Hamzah menghilang sejak kejadian di penjara sehingga Andrea harus mengawasi sendiri penyelidikan. Ia memeriksa dokumen-dokumen terkait penjara tersebut, serta memanggil tim ahli. Tidak luput, material-material yang berbahaya di ruangan hidroterapi juga menjadi incaran penyelidikannya. Selama berjam-jam, Andrea menginterogasi staf-staf di tempat itu dan mencatat setiap jawaban mereka. Lalu, setelah selesai dan mengirim mereka pulang, Andrea kembali ke ruangan hidroterapi. Beberapa investigator sedang berkeliling dan salah satunya yang mengenakan baju pelindung berada di tepi lubang sambil menyinari ke dalam lubang dengan senter.“Apakah mereka mencampurkan racun kimia?” tanya Andrea.“Ya, betul.” Kata si pria dengan pelindung sambil menunjukkan sebuah kantung.“Oke, beritahu pengawas perairan. Pasti ada cara untuk mengisolasi area.”“Anda belum paham. Mereka sudah menjalankan itu selama berminggu-minggu. Di tempat
Acara rapat umum pemegang saham sudah berjalan ketika Rais muncul di sana. Setidaknya hingga Greg mengingatkannya bahwa beberapa kancing bajunya masih terbuka, baru Rais menyadarinya. Ratusan orang berada di hall bercengkerama, berdiskusi, dan bersenang-senang sementara grup musik memainkan performa mereka. Beberapa orang bahkan nampak sudah berdansa.“Apakah Anda lelah, Dr. Hoetomo? Sepertinya Anda baru saja pergi menantang bahaya lagi.” Kata Greg.“Ah, tidak bebahaya.” Jawab Rais.Greg menunjukkan layar televisi yang menyiarkan sejumlah berita. Sebuah mobil yang beratraksi melewati sejumlah bangunan.“Jika demikian, maka apa itu?” tanya Greg.“Serial televisi?”“Cukup ajaib jika tidak ada seorang pun yang terluka.”“Aku tidak punya waktu untuk memperhatikan semua rambu.”“Kau tenggelam dalam ciptaanmu sendiri.”“Aku menggunakan ci
Andrea Izmaylov tidak ingat bahwa dirinya pernah begitu khawatir, bahkan saat keluarganya membawa mereka pergi dari Soviet. Ia benar-benar ingin segera pulang dan melihat keadaan adiknya yang sedang tidur dengan damai. Tapi ia tidak bisa, belum bisa. Ada tugas lain yang masih menggantung dan harus diselesaikannya, hingga ia bisa mengatakan semuanya baik-baik saja.Ia membuka pintu sel dan menemui Dr. Niles di sana. Niles berada dalam keadaan terborgol di sebuah kursi.“Apa rencanamu, Niles? Bagaimana kau akan memasukkan racun ke udara?”Niles sepertinya tidak mendengar pertanyaan Andrea. Ia hanya duduk diam sambil memandang dinding dan bergumam. “Al Mahdi...Al Mahdi...” tanpa henti.“Kau bekerja untuk siapa?” Andrea kini duduk bersandar.Niles mengabaikan Andrea. Ia tetap bergumam “Al Mahdi” tanpa henti.Andrea tahu bahwa ada kemungkinan Niles sedang berpura-pura. Namun ia sendiri tidak yakin.
Beberapa saat telah berlalu sejak Rais memanggil Bashar dengan nama aslinya, dan tidak ada di ruangan itu yang berubah. Orang-orang masih bercengkerama.“Kurasa orang yang menghabiskan sebagian waktunya dengan terbang di atas kota pada malam hari tidak akan aneh dengan identitas ganda?” kata Bashar.“Aku menyelamatkan hidupmu.”“Dan aku sudah memperingatkanmu akan iman, kan?”Rais memperhatikan ruangan tempat mereka berada. Ia menemukan sejumlah anggota Al Qaeda berada di sana, membaur dengan tamu lain, dan mereka semua bisa dikenalinya. Sementara tamu-tamu masih bercengkerama. Mereka tidak menyadari bahaya yang sedang mengintai. Rais tahu bahwa ia harus berbuat sesuatu.“Urusanmu denganku. Biarkan orang-orang ini pergi.” Kata Rais.“Silakan, kau yang menentukan caranya.” Balas Bashar.Rais mencoba menangkap ekspresi dari Bashar.Kesenangan?Ya, mungkin.
Frasier Niles merasakan sesuatu jatuh di pangkuannya. Ia melihatnya dan langsung mengenali benda tersebut: topengnya. Ia merasa sangat senang dan segera memakainya. Dilihatnya sekeliling untuk mencari orang yang memberikannya. Dua orang berseragam masuk ke sel Niles.“Waktunya bermain.” Kata salah satu dari mereka.Niles (yang kini menyebut dirinya Al Mahdi) berjalan di koridor mengikuti dua orang tadi. Bunyi langkahnya menimbulkan suara di setiap pintu sel yang mereka lewati. Para penghuni lain menatap Niles dengan bola mata yang membesar. Mereka ada yang berkelompok, ada juga yang sendirian. Tapi yang pasti masing-masing memiliki percakapannya sendiri.“Apa yang kita tunggu?” tanya Al Mahdi.Tidak ada seorang pun yang menjawab.Orang-orang berseragam meninggalkan Niles dan segera menuju van mereka. Ada sejumlah karung berisi bahan peledak yang telah mereka tempatkan di sejumlah sudut bangunan.
Malikha menemukan kunci apartemen Jenna di tas perempuan tersebut. Apartemen Jenna adalah apartemen tua yang tidak memiliki penjaga pintu, sehingga Malikha dapat dengan mudah memasukinya. Ia mengangkut Jenna menaiki tangga, memasuki apartemennya, dan membaringkannya di ranjang.Perempuan itu melalui perjalanan mereka dengan tetap tertidur dan tidak sesaat pun terbangun. Malikha berpikir untuk meninggalkan catatan untuk dibaca oleh Jenna saat bangun, namun akhirnya memutuskan bahwa itu tidak penting. Ia juga tidak tahu apa hubungan perempuan ini dengan Rais, dan tidak tahu cara menanyakannya. Pada akhirnya, Malikha kembali ke mobil untuk pergi ke tempat Rais.Jalanan sangat lancar hingga satu mil terakhir. Malikha menemukan sebuah kemacetan yang tidak wajar. Lalu lintas benar-benar berhenti, dan mobil sama sekali tidak ada yang bergerak.Ia berpikir bahwa pasti ada yang tidak beres. Mungkin terjadi sebuah kekacauan di gedung pesta, atau apa pun. Yang pasti, sesua