Share

We were choosing

Tiffany yang teringat dengan ucapan Salsha tadi sontak mencegah pria itu yang baru saja hendak duduk di kursinya.

"Maaf, Yah. Lebih baik kita mengecek kondisi kesehatan jantung Ayah lebih dulu sebelum lebih lama di sini. Bagaimana?"

"Ah, baiklah, baiklah. Kau memang gadis yang sangat pengertian, Tiff."

Tiffany hanya mengulum senyumnya lalu menuntun pria paruh baya itu menuju ke ruang Salsha, hingga menyisahkan Matthew dan asistennya saja di ruangan itu. Matthew yang dapat menangkap sinyal dari Tiffany hanya bisa tersenyum miris.

***

"Sekarang, Paman berbaring saja ya di sini. Aku akan memeriksa kesehatan Paman. Tiffany menunggu di luar."

Pria paruh baya itu hanya mengangguk, lalu ia membaringkan dirinya di ranjang sempit untuk pasien seraya memperhatikan Salsha yang tengah bergelut dengan perlengkapan dokternya.

"Paman masih ingat padaku?"

"Kau? Bukannya Salsha? Teman band-nya Matthew saat itu?"

Salsha yang mendengar itu sontak terkekeh, "Ya, aku Salsha, Paman. Sudah lama sekali kita
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status