Share

At Time

Author: willia ds
last update Last Updated: 2022-07-27 07:54:35

"Halo? Siapa ini?"

"Rosa? Ini aku Tiffany. Aku dapat nomor teleponmu dari Philip."

Lagi, emosi Rosa semakin memuncak, ia menggenggam tangannya kuat-kuat, menyalurkan emosinya yang terpendam.

"Oh, Tiffany! Ada apa?" Ia berusaha menjaga nada suaranya agar tidak mencurigakan.

"Aku ingin menanyakan keberadaan David padamu, apa kau tahu dimana dia sekarang?"

"Tadi, dia ketiduran di ruangannya, di kantor. Aku tidak tega membangunkannya, tidurnya sangat pulas." Rosa menyunggingkan senyumnya sinis mengingat apa yang sudah ia lakukan pada David.

"Lalu, dimana dia sekarang?"

"Aku tidak tahu, aku baru saja tiba di apartemenku." Sengaja, Rosa tidak memberitahu Tiffany jika David sedang menuju ke tempatnya. Biar saja, agar Tiffany merasa sendiri dan tidak bersama David.

"David?"

Rosa menegang saat ia mendengar suara David dari seberang sana, yang sialnya lagi-lagi membuat emosinya semakin meledak, seperti ada kobaran api yang membuncah di sana.

"Maafkan aku, Tiff. Aku ketiduran di ruang kerja da
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • The Calendula   It's Free

    Salsha menatap ponselnya yang baru saja ia putuskan secara sepihak panggilan itu. Sebenarnya, ia juga tidak tega pada Matthew yang pasti sedang dalam posisi bimbang, tapi ia juga sedang tidak bisa berpikir jernih. Maksud dari pria itu jelas-jelas hanya mementingkan dirinya sendiri. Ia seperti menjadi objek pengalihan perasaannya juga kemauan Ayahnya. Sebenarnya, Salsha tidaklah keberatan dengan kemauan Matthew itu, tapi mengingat pria itu yang masih berurusan dengan Tiffany membuatnya sedikit enggan."Aku tidak tahu apa yang aku rasakan, tapi aku merasa aku mulai nyaman denganmu, Matthew. Tapi, aku juga tidak terima jika kau hanya memanfaatkanku. Memang sudah seharusnya, kita tidak berpura-pura seperti ini." Setelahnya, kedua mata Salsha terpejam dengan bersamaan ponselnya berkedip, sebuah pesan masuk dari Matthew. 'Salsha, aku mohon, kau jangan berburuk sangka lebih dulu padaku. Aku tidak bermaksud untuk memanfaatkanmu dalam situasi ini. Tapi, aku benar-benar serius ingin menjalin

    Last Updated : 2022-07-27
  • The Calendula   Secret

    "Kau sudah sarapan?" Salsha lagi-lagi hanya mengangguk, gadis itu seperti enggan mengeluarkan suaranya."Sebenarnya, aku membeli ini untukmu, aku pikir kau belum sarapan. Tapi, aku rasa ini bisa juga dijadikan—"Kriuk! Kriuk!Perkataan Matthew terhenti saat mendengar suara yang bersumber dari perut Salsha. Sontak saja, ia terkekeh mendengar itu, Salsha memang tidak ditakdirkan untuk membohonginya. Sedangkan, gadis itu sedang memalingkan wajahnya seraya berkomat-kamit mengumpati dirinya sendiri. Jika boleh jujur, ia memang belum sarapan pagi ini, lebih tepatnya tidak sempat sarapan karena ia telat bangun."Makanlah. Aku tahu kau belum sarapan." Matthew menyodorkan sekotak makanan itu pada Salsha."Tidak perlu." Lagi, perut gadis itu berbunyi seolah tidak bisa diajak kerjasama dengan pikirannya. Matthew menyembunyikan kekehannya dengan cepat saat gadis itu meliriknya."Jangan ditahan, itu tidak baik. Makanlah, kau juga harus segera memeriksa pasien. Kau akan berkerja keras, tidak lucu j

    Last Updated : 2022-07-27
  • The Calendula   Embrace

    "Bagaimana kantor? Apakah berjalan lancar?"David mengangguk antusias, "Kantor sangat berjalan sangat lancar. Kau tahu? Rosa berhasil meyakinkan vendor-vendor yang datang itu hingga mereka mau berperan andil dalam proyekku.""Aish, kau ini berlebihan sekali. Aku hanya bicara sebentar saja pada mereka.""Tapi, tetap saja! Kau sangat keren, Rosa. Aku saja awalnya sudah menyerah dengan mereka yang terus-menerus memojokkanku.""Aish, lagi-lagi kau berlebihan. Tidak usah dipercaya, Tiffany. Dia memang selalu seperti itu.""Tidak, tidak. Ini serius mengatakannya. Satu hal lagi, kau tau, Tiff? Rosa juga berhasil mendapatkan tiga investor sekaligus agar menyimpan sahamnya di proyek kali ini. Wah, aku tidak bisa berkata-kata lagi.""Aku kan sudah mengatakannya padamu jika sebelumnya aku sudah jauh-jauh hari menawarkan ini pada mereka dan baru hari ini mereka memberikan keputusan mereka.""Ya, pada intinya kau benar-benar hebat. Aku beruntung bisa mengandalkanmu dalam hal ini." Tiffany hanya m

    Last Updated : 2022-07-28
  • The Calendula   Insting

    "Terima kasih.""Salsha." Salsha yang hendak keluar dari mobil itu terhenti saat Matthew menyuarakan namanya."Ada apa?""Malam ini, aku manggung di tempat biasa, jika kau luang, aku harap kau bisa datang."Salsha mengangguk, "Ya.""Tunggu sebentar." Salsha kembali menjatuhkan bokongnya, ia kembali menoleh pada Matthew."Ada apa lagi?""Ini." Matthew menyodorkan jus buah naga pada Salsha. "Aku tidak tahu kau suka jus apa, setelah aku cari tahu, jus buah naga salah satu jus yang bagus untuk penderita diabetes. Jadi, aku membuatnya untukmu. Aku harap kau suka."Salsha memandang jus itu lumayan lama, hatinya menghangat dengan perilaku Matthew yang manis. "Kau membuatnya?"Matthew mengangguk seraya terkekeh, "Ya sebenarnya, tidak seratus persen aku yang buat, aku dibantu oleh Bi Arum."Salsha terkekeh, "Baiklah, terima kasih. Aku terima, ya."Matthew mengangguk dan Salsha berpamitan dan segera keluar. "Aku tunggu di kafe biasa." Matthew menyembulkan kepalanya dari jendela mobil pada Sals

    Last Updated : 2022-07-28
  • The Calendula   Wrong

    "Jika, kau tidak keberatan dan ingin memilki teman untuk bercerita, aku siap mendengarkan."Tiffany terdiam mendengar penuturan Philip. Ia tidak mungkin menceritakan semuanya tentang dugaannya terhadap David dan Rosa. Bahkan, jika ia pikir-pikir itu adalah hal yang memalukan juga, jelas-jelas jika David dan Rosa adalah sahabatan dari kecil, jadi wajar saja jika mereka sangat dekat seperti ini. Agaknya, ia memang tidak perlu menceritakan soal ini pada siapapun. Toh, ini juga belum terbukti benar atau salah. Ini hanyalah dugaannya yang masih di awang-awang."Tidak, ini hanya urusan biasa saja. Aku hanya meluruskannya sedikit."Philp mengangguk paham lalu menyesap kopinya, "Aku pikir masalah mengenai David."Tiffany secara refleks menoleh pada Philip. Astaga, mengapa Philip mengatakan hal yang seperti itu? Sialnya, omongan Philip tepat sasaran. "Aku tahu jika kau dan David sedang dalam masalah. Tidak, bukan David, tapi ada padamu."Tiffany terdiam mendengar itu, pikirannya kembali berla

    Last Updated : 2022-07-29
  • The Calendula   barrier

    Kring!Tiffany terkejut saat ponselnya berbunyi. Ia dapat mendengar gadis itu mengumpat lalu pergi meninggalkan toilet, sepertinya ia tidak menduga jika ada orang lain selain dirinya. "Halo, David?""Kau sedang apa? Kenapa napasmu seperti itu?""Ah, tidak. Aku hanya habis dari toilet, aku kebelet." alibi Tiffany seraya keluar dari biliknya. Benar, gadis itu sudah menghilang."Pulang nanti, aku ingin mengajakmu ke suatu tempat. Kau mau?""Kemana?"David terkekeh, "Jika, aku kasih tau sekarang, itu tidak surprise.""Aish, kau ini. Baiklah, jemput aku di jam seperti biasa, ya?""Ya, kau tinggal kabari aku saja.""Baiklah. Bagaimana pekerjaanmu?""Berjalan lancar seperti biasa. Kau bagaimana?""Ya, sama sepertimu, hanya saja tadi aku harus mengecek keadaan pasien Philip, dia meminta bantuanku karena dia ada urusan mendadak.""Philip?"Tiffany mengangguk seraya menyadarkan tubuhnya di dinding wastafel, "Ya.""Baiklah, semoga pekerjaanmu berjalan lancar.""Ya, aku juga.""Kalau begitu, aku

    Last Updated : 2022-07-29
  • The Calendula   Kind of Guy

    "Kalian pasti tahu jika Rosa sangat menyukai David."Andre mengangguk, "Jelas sekali terlihat sejak dulu.""Memangnya ada apa?""Akhir-akhir ini, aku sering memperhatikan Tiffany yang mendadak murung di rumah sakit. Tadi siang, aku menebaknya mengenai masalah hubungannya dan sepertinya benar, ada yang sedang tidak beres dengan mereka. Aku hanya takut jika ada sesuatu yang dilakukan Rosa.""Aku juga menyadari sejak kemarin. Rosa seolah sengaja memasak makanan kesukaan David. Padahal, kalian tahu sendiri jika Rosa tidak terlalu suka dengan Ayam Betutu, diantara kita juga tidak terlalu menyukainya. Daripada ayam betutu, kita semua lebih memilih Tum Ayam, lebih praktis.""Benar. Kehadiran Tiffany pasti benar-benar membuat Rosa terpukul.""Maka dari itu, aku hanya takut Rosa melakukan hal yang tidak-tidak pada mereka.""Tapi, yang aku lihat juga David sangat mencintai Tiffany.""Ya, kau benar. Tapi, tidak menutup kemungkinan hubungan mereka hancur karena Rosa. Apalagi, Rosa dan David sanga

    Last Updated : 2022-07-29
  • The Calendula   Just

    "Aku tidak tahu harus bagaimana untuk kelanjutannya. Seperti yang sudah-sudah, Ayahnya Matthew sangat menaruh harapan besar padaku. Aku juga takut jika suatu hari nanti mengecewakannya.""Kau tidak berniat untuk menjelaskan semuanya sekarang?""Aku ingin, tapi aku rasa belum saatnya. Kondisi Ayahnya Matthew sedang dalam keadaan tidak baik.""Ini terlalu sulit. Konteksnya sama saja seperti aku, hanya mengulang kejadian yang sama.""Makanya itu, bahkan ayahnya Matthew menyuruhku untuk memanggil ayah mulai sekarang. Aku harus bagaimana setelah ini?""Benarkah?"Salsha mengangguk, "Ya. Menurutmu apa yang harus aku lakukan?""Hm. Memangnya, kau sama sekali tidak ingin menjalin hubungan yang sesungguhnya dengan Matthew? Toh, kalian juga telah lama mengenal.""Tidak semudah itu, Tiff. Banyak sekali yang harus dikorbankan setelahnya. Apalagi, harus mengorbankan perasaan. Kau tahu? Matthew masih menyukaimu."Tidak ada jawaban, Tiffany sepertinya sedang terdiam tidak tahu harus menjawab apa men

    Last Updated : 2022-07-30

Latest chapter

  • The Calendula   End

    Menunggu sekitar lima belas menit, akhirnya dokter yang menangani Rosa keluar. "Bagaimana keadaannya, Dok?""Rosa baik-baik saja, dia hanya kelelahan saja. Bayinya juga baik-baik saja. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan."Gilang yang mendengar itu, tanpa basa-basi lagi langsung menyerobot masuk ke dalam, ia ingin melihat keadaan Rosa secara langsung. Rupanya, gadis itu sudah sadar, tatapannya nampak kosong, ia hanya menatap datar ke arah Gilang yang kini sedang menatapnya sendu."Aku akan menikahimu, Rosa. Jadi, aku mohon, jangan melakukan hal yang tidak-tidak padanya, dia tidak salah apapun. Bagaimanapun aku ini ayahnya, aku ingin membesarkannya."Samar-samar, Rosa mendengar suara David yang sangat perhatian pada Tiffany, penuh kasih sayang dan sangat lembut. Rosa hanya tersenyum kecil, sedetik kemudian, ia merasa tubuhnya hangat dalam dekapan Gilang.***Satu bulan kemudian...Tiffany sedang menatap hamparan laut biru depannya, sepanjang mata memandang hanya ada keindahan air yang

  • The Calendula   The Truth

    Gilang yang sedang memainkan ponselnya, menanyakan bagaimana kabar Rosa sekarang. Namun, sudah dari setengah jam yang lalu, gadis itu tak kunjung membalas. Detik berikutnya, David kembali ke dalam mobil. Wajahnya kali ini nampak lebih segar dari sebelumnya, dapat ditebak jika sesuatu yang baik baru saja terjadi."Ey, ada apa, nih? Wajahmu sumringah seperti itu. Bagaimana dengan Tiffany tadi?""Tiffany akhirnya percaya padaku, tapi aku harus membuktikan semuanya.""Ya, kau memang harus melakukannya. Kebenaran yang ditutupi juga tidak akan berkunjung baik.""Jadi, apa rencanamu, David?""Aku akan melakukan tes DNA besok. Gilang, kau tolong sampaikan ini pada Rosa."***Saat ini, mereka semua berada di dalam sebuah ruangan VIP yang memang telah disediakan khusus, menunggu hasil pemeriksaan test DNA keluar. Tiffany, David, Zelo, Andre, Mario, Philip, Gilang, dan Rosa tidak ada yang bersuara. Ruangan itu nampak senyap, hanya terdengar suara jarum jam yang beputar. Dari sudut pandangnya,

  • The Calendula   DNA

    "Rosa? Apa ini Rosa?" gumamnya pelan, ia sontak mengeluarkan ponselnya, meyakinkan asumsinya bahwa itu benar Rosa melalui nomor ponsel yang terdaftar di sana, ia ingin mencocokannya.Sedetik kemudian, Tiffany terkejut bukan main bahwa itu benar Rosa, sahabat David yang ia kenal selama ini. Jadi, Rosa hamil? Dengan siapa?Masih terkejut, Tiffany malah mendapati sebuah pesan email masuk dari orang yang tidak ia kenal. Ia mengklik sebuah dokumen di sana. Lagi, napasnya seperti tercekat, pasokan udara terasa menipis di dadanya. Lututnya kembali lemas dan ia terjatuh begitu saja. Ia sungguh terkejut melihat foto David dan Rosa yang berbaring tanpa busana. Jadi, mungkinkah anak yang dikandung Rosa anaknya David?"Tiffany!"Itu, suara Philip. Pria itu berlari mendekat dan mengambil posisi di samping Tiffany. Dari raut wajahnya, jelas memperlihatkan jika gadis itu sudah mengetahuinya."Tiff, kau baik-baik saja?"Tiffany menggeleng, wajahnya pucat pasi. "Philip, apa benar Rosa hamil anaknya Da

  • The Calendula   She Knows

    David mengkliknya dan sontak ia membulatkan kedua matanya. Ia tidak percaya dengan apa yang ia lihat sekarang, di sana terdapat banyak sekali foto yang menampilkan dirinya dengan Rosa yang sedang berbaring tanpa busana. David jelas tahu dimana tempat itu, di sebuah ruangan kecil yang memang ia sediakam untuk beristirahat. Dalam hati, ia meronta-ronta. Sungguh, ia berani bersumpah bahwa ia tidak yakin pernah berbuat sejauh ini dengan gadis itu. Yang ia ingat, ia hanya tertidur di ruangan itu, tidak lebih. Bahkan, ia juga ingat betul jika dirinya sangat bugar dan segar saat bangun, tidak seperti orang yang baru saja mengeluarkan tenaga banyak. Lagipula, ia tidak mengingat apapun. Sekalipun mabuk, ia yakin seratus persen jika ia tidak meminum jenis alkohol apapun saat ini. "David? Kau sudah melihatnya?""Tidak, aku tidak melakukannya. Sungguh, aku tidak pernah melakukannya. Aku harus meluruskannya langsung dengan Rosa.""Kau jangan gegabah. Aku dan yang lainnya sedang menuju ke tempatm

  • The Calendula   File

    Baru saja, saat Tiffany ingin membuka ujung antiseptik, Philip dengan cepat menahan lengannya hingga pergerakannya terhenti secara tiba-tiba."Biar aku saja yang obati." ucap pria itu seraya mengambil alih lagi antiseptik itu. Ia meneteskan antiseptik pada kapas yang sudah dibalut kain kasa."Jangan diulangi lagi, aku tidak mau kau terluka."''Tidak perlu cemas, ini hanyalah luka kecil. Tidak seberapa."Philip tidak menggubris. Ia fokus mengobati bibir tipis Tiffany. Ia terdiam mengamati pemandangan dihadapannya. Bibir merah ranum itu lebih menggiurkan ketika dilihat dengan jarak dekat. Ya, seperti buah persik, atau mungkin rasanya juga sama. Pikir Philip. Ia semakingugup sekarang ketika membayangkan bagaimana tekstur dan rasanya. Namun, dengan cepat ia menepis semua pikiran jeleknya."Sudah. Jangan diulangi lagi."Tiffany tersenyum kecil, "Terima kasih."Tidak sengaja, saat ia hendak membereskan kotak P3K, matanya tidak sengaja melirik ke arah benda pipih yang tergeletak begitu saja

  • The Calendula   Chaotic

    Di dalam mobil, Tiffany tentu mendengar teriakan itu. Ia hanya bisa diam dan sesekali melihat ke arah kaca spion yang masih menampilkan David hingga mereka berbelok di perempatan."Kau sebaiknya beristirahat malam ini. Kau tidak usah masuk dulu besok, aku akan memberitahu staff rumah sakit."Tak ada sahutan, Tiffany hanya diam saja seraya menatap lurus ke luar jendela. Ia sudah tidak menangis lagi, tenaganya sudah habis terkuras tadi. Yang tersisa hanya jejak air mata yang mengering di wajahnya. Philip memaklumi, ia tidak akan banyak omong.***Esok paginya, Tiffany terbangun dengan tubuhnya yang masih terasa lemas, juga wajahnya yang membengkak akibat menangis. Ia berada di apartemennya. Sebenarnya, ia sudah bangun sejak dua jam yang lalu, tapi rasanya ia sangat malas beranjak dari atas kasur. Waktu sudah menunjukkan pukul setengah dua belas siang. Tidak ada yang ingin ia lakukan hari ini, apalagi mengingat kejadian semalam. Rasanya, seperti mimpi. Ia tidak pernah menyangka jika hub

  • The Calendula   Cheat On Me

    "Tiffany, kau ingin keluar? Aku tidak nyaman berada di tengah-tengah mereka." "Baiklah. Sepertinya, udara di luar lebih sejuk." Tiffany merasakan hal yang sama, bau ruangan itu sudah bukan lagi aroma lezat makanan tapi sudah didominasi aroma minuman alkohol, ia tidak menyukainya.Tanpa berpamitan lagi pada David, Tiffany segera menyusul Rosa yang sudah lebih dulu keluar. Pemandangan pertama yang ia lihat adalah sebuah danau kecil dengan beberapa pohon rindang di pinggirnya, gemerlap lampu yang temaram membuat suasana semakin nyaman dinikmati.Kedua gadis itu terus berjalan hingga mereka akhirnya tiba di sebuah jembatan kecil yang digunakan untuk menyebrangi sungai. Memang, di seberang sana ada kandang kuda dan juga lapangan golf. Besar sekali memang rumah Zelo. "Aroma parfummu sama sepertiku." Tiffany menyeletuk saat ia tidak sengaja mencium bau badan Rosa."Benarkah? Aku memakai parfum Channel no 5.""Benar! Aku juga memakainya, pemberian dari David."Rosa terkekeh, "Sepertinya, it

  • The Calendula   Hair

    "Kau tidak ikut bermain?"Tiffany menoleh, Rosa sudah di sampingnya sedang mengikat rambut. "Tidak, aku tidak bisa bermain baseball.""Oh, benarkah? Padahal, David sangat menyukai permainan olahraga ini. Dari kecil, dia sudah sangat jago dan berlatih setelah pulang sekolah. Aku juga bisa bermain baseball karena David." Rosa berkata dengan senyumannya."Lebih menyenangkan jika kau bisa bermain baseball dengan seseorang yang kau sayangi, bukan?" Rosa melanjutkan dengan nada yang sedikit berbeda, seolah menyudutkan Tiffany.Tidak ada respon apapun yang diberikan Tiffany, ia hanya diam seraya memperhatikan Rosa yang tengah tersenyum miring ke arahnya seraya berjalan menuju sekumpulan pria itu. Di tempatnya, Tiffany hanya bisa memperhatikan mereka yang sedang asik bermain. Meski pandangannya tertuju pada lapangan juga David, tapi pikirannya sedang mengambang, ia kembali mengingat kejadian semalam dengan Salsha. Bukan hal yang tidak mungkin jika Rosa menaruh perasaan pada David, mereka sud

  • The Calendula   Copy

    "Kau masih ingat bagaimana prianya?"Salsha mencoba mengingat kembali, "Sedikit. Aku ingat rambutnya."Tiffany dengan segera mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan sebuah foto yang berisi enam pria yang sedang tersenyum lebar di tengah-tengah lapangan baseball, lengkap dengan pakaian juga sebuah piala di sana."Apa ada di salah satu pria ini?"Salsha mengamatinya dengan teliti hingga ia merasa familiar dengan seorang pria di tengah-tengah, "Ini! Dia orangnya."Itu, Gilang.Setelahnya, Tiffany tidak banyak bicara, ia hanya diam mencoba mencerna apa yang terjadi selama ini. Mendapati hal ini, rasa curiga yang tadi sempat terpendam kini muncul kembali, ia menggali ingatannya dengan beberapa kejadian yang melibat Rosa belakangan ini. Gadis itu memang selalu hadir menjadi topik pertengkaran ia dan David hingga berujung salah paham."Tiffany, jika aku boleh menyarankan, kau harus berhati-hati dengan dia. Kau jangan terlalu percaya padanya. Dia memang sahabat David, tapi dia tetap orang asin

DMCA.com Protection Status