Sudah beberapa hari Beatrice tidak keluar kamar, dia tidak enak badan, dan diharuskan untuk beristirahat di dalam kamar tidur saja. Tidak boleh ke mana-mana, bahkan untuk belajar bersama Alexant. Mereka tidak mau mengambil risiko Alexant akan tertular, padahal dia hanya kurang enak badan saja, bukan sakit yang parah. Orang-orang di sekeliling Alexant terlalu melebih-lebihkan seolah dirinya penyebar penyakit saja. Hari ini dia sudah bisa keluar lagi, Suhu tubuhnya sudah kembali normal. Beatrice langsung menuju taman tempat di mana Alexant biasa menghabiskan waktunya. Entah itu menunggu gurunya datang ataupun melepaskan lelah setelah belajar. Dari dulu sampai sekarang tetap saja pelajaran yang paling sulit menurutnya adalah etika dan tata krama, padahal Bibi Fasha juga sudah mengajarinya setelah makan malam sebelum tidur, tetapi tetap saja dia tidak pernah menyukainya. Terlalu sukar baginya yang terbiasa melakukan sesuatu dengan cepat dan bebas. Kepala pirang Beatrice menoleh ke kanan
"Aku juga mencintaimu." Pipi gadisnya memerah mendengarnya mengatakan itu. Alexant menatapnya lekat. Tak akan ia bosan, pemandangan yang tersaji di depannya adalah yang tercantik yang pernah dilihatnya. "Seharusnya kau membalas perkataanku dengan kalimat itu."Crystal semakin merasakan pipinya memanas. Kata-kata Alexant membakar, mengalahkan sinar matahari yang terik di atas kepala mereka. Crystal bersyukur tidak ada Chloe dan Neil. Kedua sahabatnya itu jari ini tidak ke sini, mereka ada urusan dengan keluarganya. Jika dia tidak salah dengar, Neil pergi ke desa sebelah untuk membantu persiapan sepupunya yang akan menikah. Lalu Chloe, membantu mamanya mempersiapkan ulang tahun sederhana adiknya yang jatuh pada hari ini. Kata Chloe, keluarganya akan makan malam bersama dengan menu berbeda dari biasanya. Kedengarannya sangat menyenangkan, seandainya diperbolehkan dia ingin hadir karena Chloe sudah mengundangnya. Namun, tidak bisa. Papa tidak akan membiarkannya keluar rumah pada malam
Elsa Madeline Baige turun dengan anggun dari kereta kudanya. Dia dibantu oleh seorang pelayan perempuan berusia lima tahun lebih tua darinya. Langkahnya terarah memasuki istana, hari ini merupakan hari kunjungannya. Entah sejak kapan, yang pasti ada satu hari setiap minggunya dia harus mengunjungi istana. Wajib! Dia tidak tahu apakah gadis-gadis bangsawan lainnya juga diwajibkan seperti dirinya karena dia tidak melihat ada gadis bangsawan yang lainnya di istana hari ini selain dirinya. Mungkin saja mereka memiliki hari kunjungan wajib yang berbeda. Dia tidak peduli. Sebenarnya dia sangat malas mengunjungi istana setiap minggunya. Meskipun tidak setiap hari, kegiatan ini tetap saja mengganggu aktivitas rutin yang biasa dilakukannya setiap hari. Memang bukan sesuatu yang penting, Elsa bahkan merasa aktivitasnya monoton, selalu sama setiap harinya, tetapi satu hal yang pasti dia tidak akan bertemu dengan gadis putri pelayan yang sombong itu. Beatrice Llyod tidak menyadari siapa diriny
Jangan bertanya kenapa Elsa selalu membandingkan dirinya sendiri dengan gadis jelata itu karena jawabannya sangat mudah dan sederhana. Elsa tidak suka pada Beatrice yang selalu merasa dirinya lebih tinggi dari siapa pun. Kepercayaan diri yang sesat dari seorang gadis yang sangat terlihat menyukai Pangeran Alexant. Beatrice sepertinya tidak tahu tentang peraturan istana dan kerajaan yang tidak bisa diubah sejak dulu. Tidak ada satu pun anak pelayan –anak pengasuh– yang menjadi ratu. Lagi pula, Alexant tidak akan memilihnya, dia sudah memiliki calon istri. Gadis bangsawan yang tinggal di desa yang katanya jauh dari istana. Tidak ada yang dapat mengubah pendirian dan perasaan Alexant, tidak juga dengan kehadiran seorang Beatrice Llyod. Dia tahu semuanya, tentu saja karena George yang memberitahunya. Entah kenapa George memberitahukan hal tidak berguna itu kepadanya. Jika George berpikir dengan semua informasi itu akan membuatnya mengurungkan niat untuk menjadi ratu Namira, seratus per
Tidak ada yang menyenangkan di saat hatimu berduka karena ternyata orang yang kau cintai pergi tanpa memberitahumu, entah ke mana tidak ada yang memberitahumu. Sementara itu, dirimu untuk bertanya lebih lanjut juga tidak mungkin. Kalian tidak memiliki hubungan apa-apa, dan kau bukan siapa-siapa. Tidak ada yang memandang anak seorang pengasuh, di istana ini kau tidak terlihat. Ditambah dengan kehadiran gadis dengan derajat yang lebih tinggi, yang kau anggap dia sebagai rival utamamu dalam mendapatkan pemuda impianmu. Lady Elsa Baige memang sempurna dalam segala hal, dan itu membuatnya sakit hati. Sejak awal melihatnya, Beatrice sangat ingin berteman dengan Lady Baige, sayangnya ternyata dia gadis yang angkuh. Tingkah dan sikapnya sama saja dengan gadis-gadis bangsawan yang dulu dikenalnya di desa. Lady Baige tidak pernah menghiraukannya, sikapnya memusuhi. Yang paling buruk dari semua itu adalah ternyata Lady Baige menjadi kandidat utama calon permaisuri Alexant. Sungguh, rasanya san
"Apa yang kau buat, Alexant?" Crystal berusaha mencuri lihat ke arah tangan Alexant yang sejak beberapa menit yang lalu terlihat sangat sibuk. Namun, Alexant kembali menyembunyikannya, membuatnya berdecak kesal. Bukit di belakang kastil keluarga Mars memang selalu menghadirkan pemandangan indah. Tidak akan terlihat buruk hanya karena seorang George Bryne yang terlihat melamun. Sudah beberapa kali Crystal mengagetinya, tetapi George kembali melamun jika dia meninggalkannya. Dia tak ingin mengageti George lagi, rasa penasarannya akan apa yang dikerjakan Alexant membuatnya merasa tidak berminat lagi melihat reaksi George yang lucu saat terkejut. Jam makan siang sudah lewat. Mereka bertiga sudah makan siang dengan bekal yang dibawanya dari rumah. Dia menyiapkan bekal itu sendiri, membuat roti isi bukan pekerjaan yang sulit, dia sering membantu Mama dan koki di kediaman mereka memasak sehingga kegiatan itu cukup akrab dengannya. Dia bisa membuat beberapa hidangan sederhana, roti lapis is
Semua tidak sama tanpa ada Alexant. Istana ini rasanya seperti bukan istana, rasanya dia berada di tempat asing dan sendirian. Setelah Lady Baige pulang, Beatrice memilih untuk kembali ke kamar tidurnya. Tidak ada juga yang bisa dia lakukan di luar sini. Dia tidak memilki teman. Di istana ini, gadis-gadis sebayanya bekerja sebagai pelayan, sementara dirinya tidak. Gadis-gadis pelayan itu tidak mau berteman dengannya. Mereka semua mengatakan dirinya sombong dan tidak tahu diri, padahal dia tidak seperti itu, Dia tidak pernah memilih dalam berteman karena dia tahu siapa dirinya yang sebenarnya, tidak seperti yang mereka tuduhkan. Dia justru ingin berteman dengan mereka, mereka berasal dari golongan yang sama. Meskipun dia bukan pelayan, tetapi dia anak seorang pengasuh yang derajatnya sama sepert pelayan di istana ini. Sayangnya, gadis-gadis pelayan seusianya tidak mau beteman dengannya. Sama seperti para gadis bangsawan, gadis-gadis pelayan juga memusuhinya. Mereka menganggapnya lup
"Bibi tidak tahu ke mana perginya Pangeran Alexant, Beatrice." Fasha menggelengkan kepala. "Tidak ada yang tahu kecuali Raja Henry dan Jenderal Wallace, dan mereka tentu tidak akan memberi tahu ke mana tujuan Pangeran Alexant. Pelayan seperti kita tidak penting, tidak ada gunanya memberitahukan apa pun pada kita. Tugas kita hanya melayani mereka, bukan untuk ikut campur urusan mereka." Sengaja Fasha mengatakan seperti ini. Dia hanya ingin Beatrice sadar kedudukannya di istana ini. Dia ingin Beatrice melupakan mimpinya untuk bisa berdampingan dengan Alexant sebagai suami istri. Mereka hanyalah pelayan, para bangsawan itu mengingat nama mereka saja sudah merupakan sebuah keberuntungan yang sangat langka bagi mereka. Beatrice menggigit bibir. Air matanya jatuh lagi mendengar jawaban Fasha. Kali ini dia tidak mengusapnya, Dibiarkannya air matanya jatuh melewati dagu dan menetes ke lutut, kemudian diserap oleh gaun yang menutupi lututnya. Kata-kata panjang lebar Fasha menamparnya, mencub