Kata sahabat yang keluar dari mulut Alexant terdengar sedikit mengganggu bagi Beatrice, tetapi dia tetap mengangguk membenarkan. Kedua anak laki-laki ini adalah dua orang yang selalu menolongnya, selalu memberikan perlindungan yang dibutuhkannya. George juga sama seperti Alexant. Beberapa kali George membantunya terlepas dari hukuman yang ingin diberikan oleh Lady Elsa Baige padanya. Lady Elsa seusia dengannya, dan tidak menyukainya. Oleh sebab itu, Lady Elsa selalu mencari kesalahannya agar dapat memberikan hukuman. Jangan bertanya kenapa seorang putri perdana menteri juga bisa menghukumnya. Semua itu tentu saja karena peraturan kerajaan. Baik itu kerajaan Namira maupun kerajaan lainnya, setiap bangsawan diperbolehkan memberikan hukuman kepada siapa pun itu asal berkedudukan lebih rendah dari mereka. Entah apa yang menyebabkan Lady Elsa tidak pernah menyukainya. Seingatnya, dia tidak pernah bersinggungan dengannya, tidak pernah membuat masalah dengannya. Namun, Lady Elsa selalu in
Dua tahun berlalu, dan semua berjalan seperti biasa. Tak ada yang berubah bagi Alexant selain usianya yang bertambah. Meskipun begitu, ayahnya masih melarangnya untuk pergi terlalu jauh dari istana. Dulu, ia berpikir jika sudah menginjak empat belas tahun, tak akan ada lagi larangan keluar jauh dari istana. Kenyataannya, bahkan setelah usia lima belas pun larangan tetap ada. Ada saja alasan bagi ayahnya untuk tidak membolehkannya keluar. Yang paling sering digunakan dan terbukti paling manjur dapat menahan keinginannya adalah berita mengenai Crystal, berita yang paling ditunggunya setiap minggu. Para prajurit yang ditugaskan mengawasi kediaman keluarga Mars bergantian melaporkan tugas mereka. Menurut mereka, Crystal baik-baik saja. Gadis kerinduannya sudah tumbuh menjadi seorang gadis remaja. Jika ia tidak salah ingat Crystal berusia dua belas tahun sekarang –Crystal tiga tahun di bawah Alexant. Dua orang prajurit yang berlutut di depan mereka, salah satunya berdiri setelah diminta
Kata-kata dukungan Jenderal Wallace membuat semangat Alexant kembali berkobar. Ia yakin jika Crystal memang ditakdirkan untuknya, dan mereka pasti akan bertemu suatu hari nanti. Kemudian menikah dan bersama selamanya sampai maut memisahkan mereka. Alexant tersenyum. Rasanya sangat lega sekarang, bebannya seolah sudah terangkat. Ia dapat berkonsentrasi pada latihannya lagi. "Terima kasih, Jenderal. Kupikir aku memang membutuhkan dukungan seperti ini, bukan hanya alasan agar tetap mengurungku di istana."Jenderal Wallace mengangguk. "Saya akan selalu mendukung Anda dan Raja Henry. Namira tidak perlu meragukan kesetiaan keluarga Byrne."Alexant menurunkan pedangnya, sedikit membungkukkan tubuh memberi hormat pada Jenderal Wallace. Bukan saja karena ikrar kesetiaannya berserta keluarganya, melainkan juga karena jenderal' Wallace berusia jauh lebih tua darinya. Selain itu juga Jenderal Wallace selalu berkata-kata dan menasihatinya dengan bijak. Jenderal Wallace juga melakukan hal yang s
"Biarkan saja Alexant pergi!" Beatrice langsung diam mendengar suara Jenderal Wallace memotong seruannya yang ingin menghentikan Alexant. Dia ingin meminta Alexant agar menunggunya. Namun, Jenderal Wallace memotongnya dengan seruan juga yang lebih tajam. Jenderal Wallace memang tidak seperti yang lainnya, sikapnya lebih ramah. Meskipun begitu, pada saat-saat tertentu dia juga menunjukkan ketegasannya. Seperti saat ini. Raut wajahnya tak terbantahkan, bahkan oleh putranya sekalipun. "Pangeran Alexant perlu waktu untuk sendiri. Tidak selamanya dia harus bersamamu, Nona Llyod." Jenderal Wallace menekankan kata-kata dalam kalimat terakhirnya. Ia ingin Beatrice menyadari posisinya di istana ini. Bukannya memandang rendah pada Beatrice, ia bukan seseorang yang seperti itu. Baginya semua manusia itu sama, tidak ada bedanya. Masalah kedudukan dan status sosial yang tinggi hanyalah sebagai faktor keberuntungan saja. Ia hanya tak ingin Beatrice memiliki perasaan berlebih terhadap Alexant ya
Alastoire merupakan kerajaan yang dingin, hampir sepanjang tahun selalu diliputi salju. Matahari hanya beberapa bulan saja mau menampakkan diri di Alastoire, seolah takut pada kerajaan besar itu. Musim dingin yang berkepanjangan membuat Alastoire seakan beku, tetapi terlihat sangat cantik. Alastoire terlihat seperti istana perak.Gadis berambut pirang itu memandangi hamparan danau beku di depannya. Setiap kali dia mengunjungi Alastoire, tidak pernah dia melihat danau ini mencair. Padahal sekarang adalah musim panas, tetapi Alastore tetap ditutupi salju. Sengaja dia kembali setahun sekali setiap mendekati hari ulang tahunnya, tetap saja dia tak pernah melihat hamparan danau ataupun air sungai. Semuanya membeku karena cuaca ekstrem yang berkepanjangan. "Berhenti memandanginya karena ia tidak akan mencair meskipun kau menatapnya seumur hidupmu." Tidak ada respons. Lance Loire berdecak, ternyata cuaca hangat Namira tidak dapat mencairkan sikap dingin putrinya. Beberapa menit ia menunggu
Sudah beberapa hari Crystal tidak terlihat bermain di atas bukit di belakang kastil keluarga Mars seperti biasanya. Itu yang dilaporkan prajurit ynag diberi tugas mengawasi Rainbow Hill. Raja Henry dan beberapa orang kepercayaannya berusaha sedapat mungkin menyimpan informasi ini dari Alexant. Ia tidak ingin putranya khawatir dan panik kemudian memaksa untuk melihat sendiri keadaan di Rainbow Hill. Bagaimanapun, Alexant tidak boleh keluar dari istana, belum saatnya. "Apa kau yakin dengan laporanmu?" Raja Henry bertanya sekali lagi pada prajurit yang tadi memberitahunya tentang keadaan Rainbow Hill."Saya sangat yakin, Yang Mulia." Prajurit tersebut mengangguk mengiakan. "Tak hanya Lady Mars yang tidak terlihat, tetapi juga Duke dan Dutchess Mars."Raja Henry tidak menanggapi, ia hanya menopang dagu dengan tangan kiri, menumpukan siku kirinya pada tangan singgasananya. "Ampuni saya yang telah lalai, Yang Mulia! Saya bersalah! Saya tidak melihat kapan mereka keluar dari kastil.""Itu
Jarak dari istana ke Rainbow Hill biasanya ditempuh para prajurit dalam tiga hari, tetapi kali ini hanya dalam kurun waktu dua hari mereka sudah tiba. Alexant meminta mereka untuk tidak berhenti, istirahat mereka hanyalah saat makan. Tidak ada waktu untuk tidur, rasa cemas dan takut jika terjadi sesuatu pada Crystal membuat Alexant mampu menempuh perjalanan jauh tanpa tidur sedetik pun. Warna hijau dan udara sejuk khas pedesaan menyambut mereka begitu memasuki daerah Rainbow Hill. Pohon-pohon besar yang berjejer di sepanjang jalan membuat perjalanan mereka terasa lebih segar. Alexant beberapa kali menarik napas panjang, kemudian membuangnya melalui mulut. Rasa lega karena sudah tiba di tempat tujuan. Mungkin mereka akan beristirahat begitu tiba di kediaman para prajurit ini, tetapi setelah ia melihat Crystal-nya. Ia harus memastikan dengan mata kepalanya sendiri jika Crystal-nya baik-baik saja. Dari kejauhan, kastil keluarga bangsawan Mars berdiri dengan gagah. Kastil itu terlihat
Angin bertiup sedikit lebih kencang di atas dini, menggoyangkan rumput-rumput liar setinggi lutut anak kecil. Beberapa batang pohon pun ikut menggoyangkan dahannya. Pohon-pohon besar itu menaungi beberapa bagian padang bunga di atas bukit ini. Berbagai warna bunga menghiasi padang, jenisnya beraneka ragam. Di bagian barat bukit, hutan kecil menutupi bayangan matahari, membuat bagian bukit yang berada di sekitarnya tampak lebih gelap. Satu kata untuk pemandangan ini, menakjubkan. Sepertinya inilah alasan kenapa tempat ini dinamakan Rainbow Hill. Bunga yang berwarna-warni di atas bukit tampak seperti pelangi. Dua orang gadis dengan warna rambut berbeda tengah membungkukkan badannya di padang bunga. Punggung mereka bergerak-gerak seiring dengan gerakan tangan mereka yang memetik bunga. Salah seorang gadis itu berambut pirang, Alexant tidak dapat memastikan apakah gadis itu adalah Crystal atau bukan karena dia memunggunginya, wajahnya tak terlihat. Meskipun jarak mereka cukup jauh, ia m