Share

17. Rasa Bersalah

Lilya menggandeng tangan Tamara, membimbingnya dengan langkah-langkah tenang menyusuri jalan setapak yang mengarah ke pantai. Sinar matahari yang mulai meredup memberi kilauan lembut pada ombak yang perlahan-lahan menyapu pasir.

Tamara tidak tahu ke mana Lilya akan membawanya, namun hatinya dipenuhi rasa penasaran. Mereka berjalan tak jauh dari penginapan, dan suara deburan ombak semakin terdengar jelas di telinga.

Setelah beberapa saat, mereka tiba di sebuah tempat yang tak disangka-sangka oleh Tamara. Di hadapannya terbentang pemandangan yang menakjubkan.

Di bibir pantai, tepat di bawah naungan pohon kelapa yang rindang, berdiri sebuah meja yang telah dihiasi dengan sangat indah. Meja itu ditata rapi dengan taplak putih yang anggun, lilin-lilin kecil yang disusun dengan begitu rapi, serta rangkaian bunga mawar merah yang segar. Kursi-kursi di sekelilingnya dilapisi kain sutra, memberikan sentuhan romantis yang sempurna.

Tamara terdiam, matanya terpaku pada pemandangan itu. Ia tidak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status